Anda di halaman 1dari 4

Pendahuluan

pH Tanah
pH tertentu yang terukur pada tanah ditentukan oleh seperangkat Iaktor kimia tertentu. oleh karena itu,
penentuan pH tanah adalah sebuah satu uji yang paling penting yang dapat digunakan untuk mendiagnosa
masalah pertumbuhan tanaman. Biasanya tanah pada daerah basah bersiIat masam dan tanah pada daerah
kering bersiIat basa (alkali).
Nilai pH berkisar antara 0-14. Makin tinggi kepekatan / konsentrasi (H) dalam tanah, makin rendah pH
tanah dan sebaliknya, makin rendah konsentrasi (H) maka makin tinggi pH tanah. Sehubungan dengan
nilai pH dijumpai 3 kemungkinan, yaitu : masam, netral dan basa (alkali).
Kemasaman tanah dibedakan atas kemasaman aktiI dan kemasaman potensial. Kemasaman aktiI
disababkan oleh ion H dan Al3 yang terjerap pada kompleks jerapan.
Reaksi tanah yang penting adalah masam, netral, atau alkalin. Pernyataan ini didasarkan pada jumlah ion
H dan OH dalam larutan tanah, bila dalam tanah ditemukan ion H lebih banyak dari OH, maka disebut
masam. Bila ion H sama dengan OH disebut netral, dan bila ion OH lebih banyak dari pada ion H disebut
ion alkalin.
Peranan pH tanah meliputi:
a. Mempengaruhi ketersediaan unsur hara tanaman.
b. Mempengaruhi nilai kapasitas tukar kation (KTK), terutama kejenuhan basa (KB) suatu tanah.
c. Mempengaruhi keterikatan unsur P.
d. Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme.
e. Mempengaruhi perubahan muatan listrik pada permukaan kompleks liat atau humus.

Daya Hantar Listrik
Dalam anah terdapat garam-garam terlarut yang dapat berIungsi sebagai penghantar listrik. Jumlah daya
elektron sebanding dengan garam yang ada. Pengukuran hambatan listrik tersebut merupakan indikasi
konsentrasi senyawa-senyawa yang terionisasi dengan tingkat ketelitian tinggi.

Tinjauan pustaka
pH Tanah
Air bersiIat netral karena konsentrasi H

dan OH

yang sama. Pada keadaan nbetral, pH


adalah 7. Suatu ukuran skala pH digunakan untuk memudahkan menyatakan konsentrasi H

yang
sangat kecil di dalam air maupun di dalam berbagai system hayati penting. Kation-kation yang
dapat dipertukarkan terserap dengan tenaga yang cukup besar untuk memperlambat
pencuciannya dari tanah, tetapi sejumlah kation yang cukup besar mengalami disosiasi dari
permukaan perukaran kation yang terdapat dalam larutan dimana kation itu siap untuk digunakan
tanaman. Pada disosiasi, basa yang dapat dipertukarkan menyebabkan terjadinya hidrolisis
sehingga dihasilkan ion-ion OH
-
(Foth, 1994).
Pengukuran pH tanah di lapangan dengan prinsip kalori meter dengan menggunakan
indicator (larutan, kertas lakmus), yang menunjukkan warna tertentu pada pH berbeda.
Kesalahan pengukuran dapat terjadi antara 0,1 0,5 unit pH atau bahkan lebih besar karena
pengaruh pengenceran dan Iaktor-Iaktor lain. Untuk mengukur pH basa kuat di lapangan,
indikator Ienolptalin yang tidak berwarna sangat bermanIaat karena akan berubah menjadi ungu
sampai merah pada pH 8,3 10. Kondisi yang sama pada pengukuran pH di lapangan pada
kondisi luar biasa asam dihunakan indikator Brom Cresol Green (0,1 gram dilarutkan pada 250
ml 0,006N NaOH) yang berubah dari hijau sampai kuning pada pH 5,3 dan yang lebih rendah
dari pada 3,8. Untuk mengetahui pH tanah di lapangan, secara umum dapat digunakan indikator
universal / campuran (Mohr, 1972).
Reaksi tanah menunjukkan siIat kemasaman atau alkalis tanah yang dinyatakan dengan
nilai pH. Nilai pH menunjukan banyaknya konsentrasi ion hydrogen H

di dalam tanah. Makin


tinggi kadar ion H

di dalam tanah, maka semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain
H

dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH


-
, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan oin
H

. pada tanah-tanah yang masam ion H

lebih tinggi daripada OH


-
, sedangkan pada tanah
alkalis kandungan ion OH
-
lebih tinggi daripada ion H

. bila kandungan H

sama dengan OH
-
maka tanah bersiIat netral yaitu mempunyai nilai pH 7. Kemasaman tanah terdapat pada daerah
dengan curah hujan tinggi, sedangkan pengaruhnya sangat besar dapa tanaman, sehingga
kemasaman tanah harus diperhatikan karena merupakan siIat tanah yang sangat penting
(SyaiIuddin SyarieI H.F, 1998).
SiIat kemasaman tanah ada dua jenis, yaitu kemasaman aktiI dan memasaman potensial.
Reaksi kemasaman aktiI ialah yang diukurnya konsentrasi ion H yang terdapat pada pemakaian
sehari-hari. Reaksi tanah potensial ialah banyaknya kadar hidrogen dapat ditukar baik yang
terjerap olehn kompleks koloid tanah maupun yang terdapat dalam larutan. Sejumlah senyawa
menyumbang pada pengembangan reaksi tanah yang asam ataupun basa. Asam-asam organik
dan anorganik, yang dihasilkan oleh penguraian bahan organic tanah. Menentukan kemasaman
tanah ada beberapa alat ukur reaksi tanah yang dapat digunakan. Alat yang murah ialah kertas
lakmus yang bentuknya berupa gulungan kertas kecil memanjang. Alat lain yang harganya
sedikit mahal tetapi dapat dipakai berulang-ulang dengan hasil pengukuran lebih akurat adalah
pH tester dan soil tester (Hardjowigeno S, 1987).

DHL
Ada suatu prosedur ilmiah untuk mengukur daya hantar listrik (DHL) dalam tanah, tapi
prosedur berikut ini dapat digunakan secara praktis untuk mengestimasi garam di lapangan.
Campurkan 1 porsi (berat) tanah dan 5 porsi air destilasi (sebagai gantinya dapat digunakan air
mineral, tapi bukan air sumur). Kocok selama 1 menit dan diamkan campuran tersebut selama
beberapa menit (biasanya selama 30 menit, tetapi sesungguhnya tidak menyebabkan perbedaan
yang signiIikan) sebelum mencelupkan sebuah electrode yang telah dikalibrasi ke dalam larutan
tanah tersebut dan baca nilainya.




DaItar Pustaka
Henry, 1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Erlangga: Jakarta.
Hardjowigeno, 1987. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo: Jakarta.
Mohr. 1972. Tropical Soils. Net Herlands. Geuze Dordrecht
SyarieI h.F, SyariIudin. 1998. Fisika Kimia Tanah Pertanian. Bandung : Pustaka Buana
Anonim, 2005. 20 hal yang perlu diketahui tentang dampak air laut. Universitas Sumatera Utara: Medan.










Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah. Istilah tekstur menyiratkan hal yang
kualitatiI dan kuantitatiI. Secara kualitatiI, tekstur menyatakan rasa dari bahan tanah, apakah kasar dan
terasa berpasir atau halus dan lembut. Sedangkan dalam arti yang lebih kuantitatiI, istilah tekstur tanah
menyatakan distribusi ukuran partikel yang terdapat pada suatu tanah. Metode tradisional pencirian
ukuran partikel tanah adalah membagi susunan ukuran partikel menjadi tiga kisaran bahan tunggal yaitu
pasir, debu dan liat. Pemisahan tanah biasanya dikelompokkan menjadi partikel-partikel mineral dengan
ukuran yang lebih kecil dari kerikil (diameter kurang dari 2 milimeter) (Anonim, 2008).
Tanah lapisan atas bertekstur lempung, dengan kandungan liat dan pasir cukup tinggi. Tanah tanah
semacam ini umumnya mempunyai siIat peralihan, tidak terlalu lekat dan keras, mempunyai kemampuan
menahan air dan hara serta pergerakan (Manik, K. E. S., dkk, 1998).

Anda mungkin juga menyukai