Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Rabu/26 oktober dan 2 November 2011
Mikrobiologi Waktu : 10.00-11.40 WIB
Kelompok : 1 (satu) Asisten : Muhammad Bagja : Genny Anjelia Zusapa PJP : Emil Wahdi ,S.si
U1I KUALITAS AIR
Disusun oleh:
Romaela aprilla (J3L110004)
PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 Pendahuluan Semua organisme selalu membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya. Hal ini disebabkan semua reaksi biologis yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup berlangsung dalam medium air. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa tidak mungkin ada kehidupan tanpa adanya air. Air memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Tetapi sering sekali terjadi pengotoran dan pencemaran air dengan kotoran-kotoran dan sampah. Oleh karena itu air dapat menjadi sumber atau perantara berbagai penyakit seperti tipus, desentri, dan kolera. Bakteri-bakteri yang dapat menyebabkan penyakit tersebut adalahSalmonella typhosa, Shigella dysenteriae,dan Vibrio koma (Soetarto 2008). Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, karena makhluk hidup memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara umum Iungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa organik, menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler (Campbell dkk., 2002). Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatiI maupun kuantitatiI dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran (Ramona dkk., 2007). Pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya ditunjukkan dengan kehadiran bakteri indikator seperti coliIorm dan Iecal coli (Ramona dkk., 2007). Ciri-ciri coliIorm yaitu bentuk batang, merupakan bakteri gram negatiI, tidak membentuk spora, aerobik atau anaerobik IakultatiI yang memIermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam dan suhu 350 C (Pelczar dan Chan., 2006). Adanya bakteri coliIorm didalam makanan atau minuman menunjukkan adanya mikroba yang bersiIat enteropatogenik yang berbahaya bagi kesehatan (Dwijoseputro., 2005). Bakteri coliIorm dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu coliIorm Iecal misalnya Escherichia coli dan coliIorm nonIecal misalnya Enterobacter aerogenes. E. Coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia, sedangkan E. aerogenes ditemukan pada hewan atau tumbuhan yang telah mati. Adanya E.coli pada air minum menandakan air tersebut telah terkontaminasi Ieses manusia dan mungkin juga mengandung patogen usus (Dwijoseputro., 2005). Uji kualitatiI coliIorm secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji dugaan (Presumtive test), uji penetapan (conIirmed test), dan uji pelengkap (completed test) (Ramona dkk., 2007).
Tujuan Praktikum bertujuan menguji adanya Bakteri didalam air seperti air limbah, air mineral, air sungai, air selokan ,dan air kran dan mengitung atau memperkirakan jumlah bakteri berdasarkan jumlah gelambung yang di hasilkan. Alat dan Bahan Alat- alat yang digunakan ialah, botol semprot, pembakar bunsen, kawat inokulasi, cawan porselin, mikropipet, bulb, tabung durham, dan tabung kultur. Bahan- bahan yang digunakan yaitu , air limbah, air mineral, air sungai, air comberan, air kran, laktosa, EMBA dan alkohol 95 . Prosedur Kerja Tangan, alat- alat, dan tempat yang akan digunakan, disterilisasi terlebih dahulu dengan alcohol , kemudian pembakar bunsen dinyalakan , setelah itu sampel air 10 mL dimasukkan kedalam tabung kultur yang didalamnya terdapat tabung durham, yang berisi laktosa, 10 mL, 1 mL, dan 0,1 mL, dan diinkubasi selama 24 jam. Tabung durham dilihat dan diperhatikan , terdapat gelembung atau tidak, jika terdapat gelembung berarti terdapat bakteri dalam air sampel, kemudian dipilih yang gelembungnya paling banyak.Kawat inokulasi dimasukkan kedalam tabung kultur, kemudian digoreskan kedalam cawan porselin yang berisi EMBA (eosin metilen blue agar).
Data dan Hasil Pengamatan Tabel 1 Indeks MPN tiap 100 mL untuk kombinasi uji penduga positiI dengan tiap 5 tabung yang diinokulasi 10 mL, 1 mL, dan 0,1 mL contoh air. Sampel air 10 mL 1 mL 0,1 mL Indeks MPN per 100 mL Air limbah 5 4 1 170 Air kran 1 1 2 6 Air selokan 2 4 4 11 Air kali 5 5 5 _ 2400 Air mineral 2 1 1 9
Pembahasan Pemeriksaan kualitas air dilakukan untuk mengetahui apakah air tersebut layak digunakan sebagai air minum atau digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menguji lima sampel air yang berasal dari air limbah, air mineral, air sungai, air comberan, air kran. Pengujian derajat pencemaran air secara mikrobiologi ditunjukkan dengan adanya bakeri indikator (coliIorm dan Iecal coliIorm) dengan menggunakan tiga tahapan pengujian yaitu uji penduga, uji penguat , dan uji pelengkap. Air yang mengandung kurang dari 1 coliIorm per 100 ml merupakan golongan kelas I yang berarti air tersebut sangat baik untuk dikonsumsi. Nilai coliIorm 1-2 per 100 ml digolongkan pada kelas II yang berarti air tersebut baik dikonsumsi. Air dengan jumlah coliIorm 3-10 merupakan golongan air yang termasuk kelas III dan tidak baik dikonsumsi. Sedangkan jika nilai coliIorm lebih dari 10 per 100 ml, maka air tersebut sudah tidak boleh dikonsumsi lagi (Suriaman dan Juwita., 2008).Pengamatan terhadap air menunjukkan hasil positiI dalam uji dugaan coliIorm yang ditandai dengan adanya kekeruhan dan gas dalam semua tabung durham oleh karena di dalam medium tersebut terdapat mikroba pembentuk gas (Fardiaz S., 1992) Tabung dengan volume 10 ml sebanyak 15 tabung menunjukkan hasil positiI, pada tabung dengan volume 1 ml sebanyak 15 tabung, dan pada tabung dengan volume 0,1 ml sebanyak 13 tabung. Berdasarkan pencocokan seri tabung yang positiI mengandung coliIorm dengan tabel MPN seri 43 tabung. Banyaknya coliIorm dalam air yang diuji dapat disebabkan adanya bakteri yang dapat memIermentasi laktosa dengan membentuk gas, seperti bakteri asam laktat dan beberapa khamir tertentu (Fardiaz S., 1992). Proses pengolahan air yang kurang sempurna menyebabkan air terkontaminasi dengan bakteri. Uji dilanjutkan dengan uji penetapan untuk melihat adanya bakteri E. coli dalam sampel. Dari hasil uji ini tidak ada yang menunjukkan hasil positiI dalam medium EMBA yang ditandai dengan tidak adanya koloni yang berwarna hijau metalik. Penggunaan medium EMBA sebagai medium pertumbuhan adalah karena Eosin Metilen Blue Agar mencegah pertumbuhan bakteri gram positiI sedangkan E.coli sendiri merupakan bakteri gram negatiI sehingga hanya E. coli yang akan tumbuh dalam medium. Dalam kondisi asam, EMBA ini akan diabsorpsi oleh koloni gram negatiI seperti E. coli. Pengamatan terhadap air mineral memberikan hasil positiI pada uji dugaan coliIorm yang ditandai dengan adanya kekeruhan dan gelembung gas pada 2 tabung volume 10 ml dan 1 tabung volume 1 ml dan 1 tabung volume 0,1 ml. Terbentuknya gelembung gas dalam tabung durham disebabkan karena adanya mikroba pembentuk gas (Fardiaz S., 1992). Berdasarkan pencocokan seri tabung yang positiI mengandung coliIorm dengan tabel MPN tabung, didapatkan hasil bahwa jumlah bakteri coliIorm pada air mineral per 100 ml adalah sebanyak 9 (9 MPN/100ml). Hasil ini jika dibandingkan dengan pustaka maka bisa dikatakan bahwa air isi ulang layak dikonsumsi karena mengandung coliIorm kurang dari 10 per 100 ml (Suriaman dan Juwita., 2008). Proses pemurnian air yang meliputi sedimentasi, Iiltrasi, dan klorinasi kurang sempurna menyebabkan air terkontaminasi dengan bakteri (Lim., 1998). Tingginya angka bakteri coliIorm ini kemungkinan disebabkan selain karena sejak awal air tersebut telah mengandung bakteri coliIorm, adalah karena botol yang digunakan untuk menampung air ini kurang steril sehingga air menjadi terkontaminasi. Dalam uji penetapan, sampel air isi ulang ini menunjukkan hasil negatiI terhadap adanya E. coli yang dapat diliat dengan tidak adanya koloni bakteri yang berwarna hijau metalik. Pengamatan terhadap air kali menunjukkan hasil positiI dalam uji dugaan coliIorm. Hal ini ditandai dengan adanya kekeruhan dan gelembung gas dalam tabung durham pada seluruh tabung dari semua seri pengenceran. Timbulnya gas ini disebabkan karena kemampuan bakteri coliIorm yang terdapat pada sampel air dalam memIermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam dan pada suhu 350 C (Pelczar dan Chan., 2006) Berdasarkan pencocokan seri tabung yang positiI mengandung coliIorm dengan tabel MPN tabung, didapatkan hasil bahwa jumlah bakteri coliIorm pada air mineral per 100 ml adalah lenih besar dari 2400 (2400 MPN/100ml). Hasil ini jika dibandingkan dengan pustaka maka bisa dikatakan bahwa air kali tidak layak digunakan dalam kehidupan sehari-hari karena mengandung coliIorm lebih banyak dari 10 per 100 ml (Suriaman dan Juwita., 2008). Tingginya angka bakteri coliIorm ini kemungkinan disebabkan selain karena sejak awal air tersebut telah mengandung bakteri coliIorm.Dalam uji penetapan, sampel air kali ini menunjukkan hasil negatiI terhadap adanya E. coli yang dapat diliat dengan tidak adanya koloni bakteri yang berwarna hijau metalik namun seharusnya menunjukkan hasil negatiI hal ini disebabkan saat pemindahan kedalam EMBA kawat ose yang digunakan terlalu panas sehingga bakteri E.coli sudah mati. . Air limbah termasuk air dimana banyak jenis air yang sudah bersatu didalamnya. Dengan demikian besar kemungkinan bahwa air tersebut banyak mengandung bakteri atau mikroorganisme (Pelczar dan Chan., 2006). Akan tetapi, hasil dari pengamatan dalam praktikum ternyata memberikan hasil yang berbeda dimana setelah dicocokkan didapatkan hasil bahwa jumlah bakteri coliIorm pada air limbah per 100 ml adalah lebih dari 170 (170 MPN/100ml). Adanya bakteri coliIorm sebanyak lebih dari 170 MPN per 100 ml ini merupakan jumlah yang cukup banyak dan bila dikaitkan dengan pustakan adalah tidak bagus untuk digunakan. Banyaknya jumlah bakteri coliIorm kemungkinan disebabkan karena air limbah mengandung zat-zat organik yang merupakan tempat baik bagi kehidupan organisme (Dwidjoseputro., 2005). Dalam uji penetapan didapatkan hasil negatiI terhadap adanya bakteri golongan coli. Tidak terdapatnya E. coli pada air limbah disebabkan saat pemindahan kedalam EMBA kawat ose yang digunakan terlalu panas sehingga bakteri E.coli sudah mati. Pengamatan terhadap air selokan menunjukkan hasil positiI dalam uji dugaan coliIorm yang ditandai dengan adanya kekeruhan dan gelembung gas dalam semua tabung seri pengenceran. Timbulnya gas ini disebabkan karena kemampuan bakteri coliIorm yang terdapat pada sampel air dalam memIermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam dan pada suhu 350 C (Pelczar dan Chan., 2006). Setelah dilakukan pencocokan tabung yang mengandung coliIorm dengan tabel MPN ,didapatkan hasil bahwa jumlah bakteri coliIorm pada air sungai per 100 ml adalah 11( 11 MPN/100ml). Apabila hasil ini dikaitkan dengan pustaka maka air sungai ini berbahaya pabila dikonsumsi sebab mengandung coliIorm lebih dari 10 per 100 ml (Suriaman dan Juwita., 2008). Dari hasil uji penetapan, tidak ditemukan adanya bakteri E. coli yang dilihat dari tidak adanya koloni bakteri yang berwarna hijau metalik. Pada sampel air selokan seharusnya bakteri kontaminan relatiI banyak sebab air mengalir tidak terlalu deras dan tidak bergolak baik bagi kehidupan bakteri (Dwidjoseputro., 2005). Banyaknya bakteri coliIorm ini kemungkinan disebabkan karena adanya pencemaran akibat pembuangan limbah ke selokan . Akan tetapi dalam air selokan ini tidak terdapat E. coli yang seharusnya memiliki E.coli hal ini disebabkan saat pemindahan kedalam EMBA kawat ose yang digunakan terlalu panas sehingga bakteri E.coli sudah mati. Air selokan merupakan air yang permukaan yang paling rentan terhadap pencemaran berkala oleh mikroorganisme dari atmosIer maupun limbah domestik (Pelczar dan Chan., 2006). Sehingga jumlah mikroba air permukaan lebih banyak jika dibandingkan dengan air tanah (Black., 1999). Pengamatan terhadap air kran yang berasal dari sumber mata air menunjukkan hasil positiI dalam uji dugaan coliIorm yang ditandai dengan terbentuknya gelembung gas dan kekeruhan yang disebabkan oleh adanya mikroba pembentuk gas dalam seluruh tabung semua seri pengenceran (Fardiaz S., 1992). Setelah dilakukan pencocokan tabung yang mengandung coliIorm dengan tabel MPN didapatkan hasil bahwa jumlah bakteri coliIorm pada sumber mata air per 100 ml adalah 6 (6 MPN/100ml). Apabila hasil ini dikaitkan dengan pustaka maka sumber mata air ini layak digunakan sebab tidak mengandung coliIorm lebih dari 10 per 100 ml (Suriaman dan Juwita., 2008). Dalam uji penetapan didapatkan hasil negatiI terhadap adanya bakteri golongan coli. Air kran semestinya tidak mengandung bakteri apapun karena belum terkontaminasi. Hal ini berarti sumber mata air kran ini telah terkontaminasi bakteri atau karena terjadi kontaminasi dalam pengambilan air dari sumber mata air ini. Akan tetapi, dalam uji penetapan mendapatkan hasil negatiI terhadap adanya bakteri golongan coli. Hal ini terjadi karena sumber air ini letaknya jauh dari daerah septic tank sehingga tidak tercemar dari tinja. Simpulan Berdasarkan praktikum dapat disimpulkan bahwa nilai MPN /100 ml yang di peroleh ialah air limbah ialah 170/100 ml , air mineral 9/100 ml, air kali lebih besar 2400/100 ml, air selokan 11/100 ml ,dan air kran .6/100 ml
Daftar Pustaka Black, J.G. 1999. Microbiology Principles and Exploration 4th Edition. Prentice-Hall Inc. New Jersey.
Campbell, N. A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. 2002. Biologi Jilid 2 edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi Cetakan ke-13. Percetakan Imagraph. Jakarta.
Fardiaz, S. Mikrobiologi Pangan 1. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Lim, D. 1998. Microbiology 2nd Edition. McGraw Hill. United States oI America.
Pelczar, Michael J, dan Chan,E.C.S.2005.Dasar dasar Mikrobiologi.Ratna Siri, dkk. Penerjemah.Jakarta:UI-Press.Terjemahan dari:Elements oI Microbiology.
Ramona, Y., R. Kawuri, I.B.G. Darmayasa. 2007. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Umum Untuk Program Studi Farmasi FMIPA UNUD. Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Udayana. Bukit Jimbaran.
Soetarto, E.S.,Suharni.T.T,Nastiti.S.YdanSembiring,L.2008.Mikrobiologi Untuk Mahasiswa Fakultas Biologi Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Biologi .Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta