Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Lingkungan kerja pastinya tidak lepas dari faktor bahaya baik berupa bahaya-bahaya fisik, kimia, maupun biologis. Untuk itu perlu pengendalian yang sedemikian rupa agar tercipta suatu lingkungan kerja yang sehat, aman, dan nyaman. Berbagai cara pengendalian dapat dilakukan untuk menanggulangi bahaya-bahaya lingkungan kerja, namun pengendalian secara teknis teknologis pada sumber bahaya itu sendiri dinilai paling efektif dan merupakan alternatif pertama yang dianjurkan. Pekerjaan angkat angkut merupakan salah satu contoh dari sekian banyak kondisi kerja yang masih perlu mendapatkan perhatian. Seperti kita ketahui bahwa jenis pekerjaan angkat angkut merupakan salah satu aktifitas tertua dan kegiatan manusia sehari-hari. Kegiatan mengangkat mengangkut banyak terdapat dalam lingkungan pabrik-pabrik, pelabuhan-pelabuhan, perhubungan darat, pertanian, perkebunan, kehutanan, dan sektor kegiatan ekonomi lain. Tenaga kerja merupakan faktor strategis dalam mendukung melesatnya perkembangan industri dan usaha serta pembangunan secara menyeluruh. Interaksi antara tenaga kerja dengan tugas pekerjaannya dan peralatan produksi yang semakin canggih, Meningkatkan pemaparan terhadap resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Sri Mardiman, 2001 : 3). Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban yang dimaksud adalah fisik, mental atau sosial. Seorang pekerja, seperti pekerja-pekerja bongkar muat barang pelabuhan, memikul lebih banyak beban fisik daripada beban mental atau sosial (SumamurP.K, 1967 : 48). Beban fisik ditemukan pada saat melakukan pekerjaan yang menggunakan fisik sebagai alat utama seperti pekerjaan memindahkan beban. Berat beban yang diangkat serta frekuensi mengangkat yang sering dapat mempengaruhi kesehatan pekerja berupa kecelakaan kerja/timbulnya penyakit

akibat kerja. Salah satu penyakit yang timbul dari proses kerja mengangkat adalah timbulnya rasa nyeri pada bagian pinggang akibat penekanan beban pada tubuh terutama tubuh bagian belakang. Hasil sebuah penelitian di Swedia menyatakan bahwa 4,5 juta orang pekerja kehilangan hari kerja sebesar 10 hari per tahun karena sakit, 60% dari sakit yang di derita adalah karena nyeri pinggang (low back pain) dan 75% dari penderita nyeri pinggang tersebut antara 30 - 59 tahun yang merupakan usia produktif. Gangguan nyeri pinggang ini sangat mempengaruhi produktifitas penderita. Menurut Mc. Kenzie dan Kirwan serangan nyeri pinggang dimulai pada usia 25 tahun dan paling banyak dijumpai pada usia 40 - 45 tahun. Nyeri pinggang merupakan penyebab tersering diantara semua kelainan kronis dan menduduki peringkat ketiga setelah penyakit jantung dan arthritis. WHO menyatakan bahwa 2% - 5% dari karyawan industri tiap tahun mengalami nyeri pinggang dan 15% dari industri baja serta 4% di perusahaan dagang disebabkan oleh nyeri pinggang (Seanin, S, 2002 : 2). Prevalensi nyeri pinggang pada pekerja di Indonesia sampai saat ini belum pernah dilaporkan secara keseluruhan. Dari data mengenai pasien yang berobat ke klinik Neurologi RSPI Jakarta menunjukkan bahwa jumlah pasien yang dating dengan keluhan nyeri pinggang. Prevalensi kejadian pada masyarakat Indonesia 18,2% terjadi pada laki-laki dan 13,6% pada perempuan. (Seanin, S, 2002 : 2). Buruh angkut merupakan salah satu bagian dari masyarakat pekerja perlu mendapat perhatian karena proses kerja yang mereka lakukan banyak mengandung risiko terhadap kesehatan. Buruh angkut adalah pekerjaan yang bekerja dengan menjual jasa angkutan barang atau material dari satu tempat ke tempat lain. Pada umumnya pekerja tersebut menggunakan tubuh sebagai alat angkut seperti memikul, menjinjing maupun memanggul. Jarak angkut yang di tempuh dalam mengangkat tergantung dari lokasi awal barang ke tempat yang dituju. (Sumamur P.K, 1967 : 49).

Dalam pekerjaan mengangkat dan mengangkut secara manual, bagian tubuh yang dapat terkena kelainan terutama pada bagian tulang belakang (kifosa dan lordosa).

B. Tujuan
1.

Menganalisa kategori berat beban yang boleh diangkut dan Menganalisa cara mengangkat dan mengangkut secara manual Menganalisa akibat dari teknik mengangkat dan mengangkut yang Menganalisa hubungan antara berat beban, frekuensi, dan jarak

diangkat secara manual.


2.

yang benar.
3.

salah. 4. angkut.

C. Manfaat
1.

Bagi Praktikan
a. Mengetahui kategori berat beban yang boleh diangkut dan diangkat

secara manual.
b. Mengetahui cara mengangkat dan mengangkut secara manual yang

benar.
c. Mengetahui akibat dari teknik mengangkat dan mengangkut yang

salah. d. Mengetahui hubungan antara berat beban, frekuensi, dan jarak angkut.
2.

Bagi program D.IV Kesehatan Kerja a. Menciptakan


b. Menambah

mahasiswa

yang

mampu

menentukan

teknik

mengangkat dan mengangkut yang benar. kepustakaan dan referensi bagi program D.IV Kesehatan Kerja.
c. Mengetahui kekurangan dari praktikum-praktikum sebelumnya.

d. Mengetahui sejauh mana mahasiswa menguasai materi tentang

angkat dan angkut.

Anda mungkin juga menyukai