Anda di halaman 1dari 2

Kajian teori yang akan diuraikan berikut bertujuan untuk menghasilkan bekal

pengetahuan di dalam memahami kejadian di lapangan yang diamati. Dengan kata lain,
bekal pengetahuan tersebut merupakan struktur pola berpikir peneliti di dalam melihat
suatu Ienomena di lapangan, pada aspek-aspek yang diteli, maka bekal
pengetahuan teoritik yang perlu diketahui untuk melakukan penelitian tersebut meliputi
kajian teori terkait : 1) pengetahuan masyarakat (persepsi, perilaku, pendapat, aspirasi,
dan preIerensi); dan 2) sanitasi berbasis masyarakat (sanimas). Sanitasi berbasis
masyarakat dapat diuraikan lagi menjadi 2 kata kunci, yaitu 1) sanitasi; dan 2)
(pembangunan) berbasis masyarakat. Sanitasi itu sendiri merupakan bagian dari
prasarana perkotaan. Disamping kajian teori tersebut, untuk memperluas khasanah
pengetahuan tentang topik penelitian yang diambil, maka pada bagian ini juga diuraikan
beberapa pelajaran yang bisa dipetik (lesson learn) penerapan program sanitasi berbasis
masyarakat di beberapa tempat.

Gibson dalam Suwarto (1999) mendeIinisikan persepsi sebagai proses kognitiI
yang digunakan oleh seseorang untuk menaIsirkan dan memahami dunia sekitarnya.

Allison mengatakan bahwa persepsi adalah lensa konseptual` (conceptual lens) yang
pada diri individu berIungsi sebagai kerangka analisis untuk memahami suatu masalah
(Wahab. SA, 1997). Akibat dipengaruhi oleh daya persepsi inilah, maka pemahaman dan
perumusan atas suatu isu sesungguhnya amat bersiIat subjektiI. Persepsi ini pada
gilirannya juga akan mempengaruhi terhadap penilaian mengenai status peringkat yang
terkait pada suatu isu.
Persepsi mempunyai peran penting dalam pengambilan keputusan. Persepsi
diartikan sebagai Iungsi psikologis yang membuat individu mampu mengamati
rangsangan inderawi dan mengubahnya menjadi perjalanan yang berkaitan secara tertata.
(Daldjoeni, 1997).

Respon manusia terhadap lingkungannya tergantung pada bagaimana individu
tersebut mempersepsikan lingkungannya (Sarwono, 1992). Persepsi terhadap lingkungan
mempengaruhi hubungan individu dengan lingkungannya. Menurut Walgito (1999 : 23),
sikap individu terhadap lingkungannya dapat berupa (1) Individu menolak
lingkungannya, yaitu bila individu tidak sesuai dengan keadaan lingkungannya (2)
Individu menerima lingkungan, yaitu bila keadaan lingkungan cocok dengan keadaan
individu (3) Individu bersikap netral atau status quo, apabila individu tidak mendapat
kecocokan dengan keadaan lingkungan, tetapi dalam hal ini individu tidak mengambil
Pengorgani
langkah-langkah yang lebih lanjut yaitu bagaimana sebaiknya bersikap.

Anda mungkin juga menyukai