Anda di halaman 1dari 9

1

2

PENDAHULUAN
Terima kasih kasih kami panjatkan kehadirat Allah swt. Karena atas nikmat-Nya lah
kami dapat menyelesaikan tugas makalah 'Arti, Macam-Macam, dan Tujuan Ibadah Puasa ini.
Serta kepada junjungan kami Rasulullah saw. Yang telah membawa kami dari tempat yang gelap
gulita tanpa adanya ilmu ke tempat yang terang benderang.
Kami dari kelompok empat mempersembahkan sebuah makalah ilmu Iiqih yang berjudul
'Arti, Macam-Macam, dan Tujuan Ibadah Puasa sebagai ringkasan bahan pembelajaran yang
kiranya dapat bermanIaat bagi banyak orang.
Saran dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian atas masih adanya kekurangan
yang terdapat di dalam makalah ini, dengan senang hati akan kami terima. Selamat belajar!


Penulis.

3

DAFTAR ISI
Pendahuluan ............................................................................ 1
DaItar Isi.................................................................................. 2
Pengertian Puasa ...................................................................... 3
Macam-Macam Puasa.............................................................. 3
1)Puasa Wajib .................................................................... 3
2)Puasa Sunnah .................................................................. 5
3)Puasa Makruh ................................................................. 5
4)Puasa Haram ................................................................... 6
Tujuan/Hikmah Puasa.............................................................. 6
DaItar Pustaka ......................................................................... 7
4

ARTI, MACAM-MACAM, dan TU1UAN IBADAH PUASA
A. Pengertian Puasa
Menurut bahasa puasa berarti 'menahan diri. Menurut syara` ialah : 'menahan diri dari
segala sesuatu yang membatalkannya dari mulai terbit Iajar hingga terbenam matahari karena
perintah Allah semata-mata dengan disertai niat dan syarat-syarat tertentu. Firman Allah swt.
Dalam QS. Al-Baqarah ; 183 :
- ~ - ~ ' _ = ' ~ ' - -' - = ' -~ - ~ ' ' + - ' -
Artinya :
'Hai orang-orang yang beriman telah diwafibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwafibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kalian bertaqwa`. (QS. Al-Baqarah , 183)
B. Macam-Macam Puasa
1) Puasa Wajib
Puasa wajib atau puasa Iardhu adalah puasa yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
syariat Islam. Yang termasuk puasa Iardhu antara lain :
a. Puasa Ramadhan, puasa yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan selama 29 atau 30
hari. Puasa ini ditetapkan sejak tahun ke-2 Hijriyah dan hukumnya wajib. Puasa
Ramadhan dimulai dengan salah satu sebab sebagai berikut :
Melihat bulan Ramadhan setelah terbenam matahari pada tanggal 29 (akhir)
Sya`ban.
Penetapan hakim Syar`I akan awal bulan Ramadhan berdasarkan keterangan
saksi, sekurang-kurangnya seorang laki-laki, bahwa ia melihat bulan.
Penetapan awal bulan Ramadhan dengan perhitungan ahli hisab (perhitungan)
:
O Apabila bulan tidak terlihat, maka bulan Sya`ban disempurnakan 30
hari.
3

O Keteranga orang yang dapat dipercaya kebenarannya oleh orang
penerima berita, bahwa ia melihat bulan Ramadhan walaupun ia
perempuan, orang Iasik atau anak-anak.
Dengan hisab sebagaimana Iirman Allah SWT dalam (QS. Yunus ; 5)
b. Puasa KaIarat, puasa sebagai penebusan yang dikarenakan pelanggaran terhadap
suatu hukum atau kelalaian dalam melaksanakan suatu kewajiban, sehingga
mengharuskan seorang mukmin mengerjakannya supaya dosanya dihapuskan, bentuk
pelanggaran kaIaratnya antara lain :
Apabila seorang melanggar sumpahnya dan ia tidak mampu memberi makan
dan pakaian kepada sepuluh orang miskin atau membebaskan seorang
roqobah, maka ia harus malaksanakan puasa selama tiga hari.
Apabila seorang sengaja membunuh seorang mukmin sedang ia tidak sanggup
membayar uang darah (tebusan) atau memerdekan roqobah, maka ia harus
berpuasa dua bulan berturut-turut. (An- Nisa ; 94)
Apabila dengan sengaja membatalkan puasanya dalam bulan Ramadhan tanpa
ada halangan yang telah ditetapkan, ia harus membayar kaIarat dengan
berpuasa lagi sampai genap 60 hari.
Barangsiapa yang melaksanakan ibadah haji bersama-sama dengan umrah,
lalu tidak mendapatkan binatang kurban maka ia harus melakukan puasa tiga
hari di Mekkah dan tujuh hari sesudah ia kembali ke rumah. Demikian pula,
apabila dikarenakan suatu mudharat (alasan kesehatan dan sebagainya) maka
berpangkas rambut (tahallul) ia harus berpuasa tiga hari.
Menurut Imam SyaIi`I, Maliki dan HanaIi :
Orang yang berpuasa berturut-turut karena kaIarat, yang disebabkan berbuka puasa
pada bulan Ramadhan, ia tidak boleh berbuka walau hanya satu hari di tengah-tengah
dua bulan tersebut, karena kalau berbuka berarti ia telah memutuskan kelangsungan
yang berturut-turut itu. Apabila ia berbuka, baik karena uzur atau tidak, ia wajib
memulai puasa dari awal lagi selama dua bulan berturut-turut.
c. Puasa Nadzar, puasa yang tidak diwajibkan oleh Allah SWT, dan juga tidak
disunahkan oleh Rasulullah SAW, melainkan manusia sendiri yang telah
6

menetapkannya bagi dirinya sendiri untuk membersihkan(Tazkiyatun NaIs) atau
mengadakan janji pada dirinya sendiri bahwa apabila Tuhan telah menganugerahkan
keberhasilan dalam suatu pekerjaan, maka ia akan berpuasa sekian hari.
2) Puasa Sunnah
Puasa sunnah adalah puasa yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila
ditinggalkan tidak berdosa. Yang termasuk puasa sunnah antara lain:
a. Puasa enam hari di bulan Syawal, dari Abu Ayyub Al Anshori, Rasulullah SAW
bersabda, 'Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di
bulan Syawal maka dia seperti berpuasa setahun penuh. (HR. Muslim no.1164)
b. Puasa AraIah (9 Dzulhijjah), diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW
bersabda, 'Berpuasa di hari AraIah (9 Dzulhijjah) menghapuskan dosa tahun lalu dan
dosa tahun yang akan datang.
c. Puasa Senin Kamis, diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW
bersabda, 'Amal-amal itu diperlihatkan pada hari Senin dan Kamis, maka aku senang
jika amalku ditampakkan pada saat aku sedang berpuasa. (HR. at-Tirmidzi)
d. Puasa tengah bulan di tiap-tiap bulan Qamariyah, dari Abu Dzar, Rasulullah
bersabda, 'Hai Abu Dzar, apabila engkau hendak berpuasa hanya tiga hari dalam satu
bulan, hendaklah engkau puasa tanggal 13, 14, dan 15. (HR. Ahmad dan Nasa`I)
e. Puasa Asyura (9-10 Muharram), Rasulullah bersabda, 'Puasa hari Asyura itu
menghapuskan dosa satu tahun yag lalu. (HR. Muslim)
I. Puasa Nabi Daud, Rasulullah bersabda, 'Puasa yang lebih disukai Allah adalah Puasa
Daud, dan Shalat yang lebih disukai adalah Shalat Daud. Ia tidur seperdua malam,
lalu tidur seperenamnya dan dia berpuasa sehari, lalu berbuka sehari. (HR. Bukhari)
g. Puasa di bulan Rajab, Sya`ban dan bulan-bulan suci lainnya, dari Aisyah r.a berkata :
Rasulullah SAW berpuasa sehingga kami mengatakan : beliau tidak berbuka. Dan
beliau berbuka sehingga kami mengatakan : beliau tidak berpuasa. Saya tidaklah
melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa sebulan kecuali bulan Ramadhan.
Dan saya tidak melihat beliau berpuasa lebih banyak di bulan lain daripada puasa di
bulan Sya`ban.
3) Puasa Makruh
7

a. Puasa pada hari Jum`at secara tersendiri, berpuasa pada hari jum`at hukumnya
makruh apabila puasa itu dilakukan secara mandiri. Artinya, haya mengkhususkan
hari jum`at untuk berpuasa. Dari Abu Hurairah r.a berkata : 'Saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda : 'Janganlah kamu berpuasa pada hari jum`at, melainkan
bersama satu hari sebelumnya atau sesudahnya.
b. Puasa sehari atau dua hari sebelum Ramadhan, dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah
SAW bersabda, 'Janganlah salah seorang dari kamu mendahului bulan Ramadhan
dengan puasa sehari atau dua hari, kecuali seseorang yang biasa berpuasa maka,
berpuasalah pada hari itu.
c. Puasa pada hari syak (meragukan), dari Shilah bin ZuIar berkata : Kami berada di sisi
Amar pada hari yang diragukan Ramadhan-nya, lalu didatangkan seekor kambing,
maka sebagian kaum menjauh. Maka Ammar berkata : Barangsiapa yang berpuasa
hari ini maka berarti dia mendurhakai Abal Qasim SAW.
d. Puasa setahun penuh (puasa dahr)
e. Puasa wishal, puasa yang tidak memakai sahur dan buka.
4) Puasa Haram
a. Puasa dua hari raya (1 Syawal dan 10 Dzulhijjah)
b. Puasa hari Tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah)
c. Puasa seorang istri tanpa izin suami

C. Tujuan/Hikmah Puasa
Puasa merupakan ajaran agama yang mempunyai hikmah sangat banyak. Puasa ialah
ibadat badaniyah, dan tindakan serentak yang bertalian antara perasaan jiwa dan perasaan badan
dan kerja yang menghubungkan lagsung antara lahir dan bathin. Dalam berpuasa, seseorang
dapat mengontrol anggota badannya hingga gerak-gerik jiwa dan bathinnya dan ucapan
mulutnya. Kesucian yang ditimbulkan dari akibat puasa adalah kesucian 'ma`nawi. Bukan
hanya kesucian lahir semata-mata yang mungkin dapat dibersihkan dengan air, juga kesucian
bathin dapat dibersihkan dengan latihan jiwa dan perbuatan kalbu.
1. Mendidik para mu`min supaya berperangai luhur dan dapat mengontrol naIsu.
2. Mendidik jiwa agar biasa dan dapat menguasai diri, sehingga mudah menjalankan
semua kebaikan dan meninggalkan segala larangan.
8

3. Membiasakan orang yang berpuasa dan tahan uji.
4. Mendidik jiwa agar dapat memegang amanat sebaik-baiknya, karena orang berpuasa
itu sebagai seseorang yang mendapat amanat untuk tidak makan dan minum atau hal-
hal yang membatalkannya.
5. Untuk mendidik manusia agar jangan mudah lekas dipengaruhi oleh benda, sekalipun
ia dalam keadaan sengsara/kelaparan, dapat mempertahankan pribadinya dan pribadi
islam hingga tidak lekas terjerumus ke jurang ma`siat dan sebagainya.
6. Ditinjau dari segi kesehatan, puasa sangat berguna untuk menjaga dan memperbaiki
kesehatan.
7. Untuk menyuburkan rasa syukur kepada Allah.
8. Menanamkan 'rasa cinta kasih sesama manusia, terutama terhadap orang-orang
miskin, orang-orang yang menderita kelaparan dan kesengsaraan.

9

DAFTAR PUSTAKA
hLLp//shalawaLkuwordpresscom/
hLLp//lsamu[ahldwordpresscom/2008/09/03/macammacampuasa/

Anda mungkin juga menyukai