Anda di halaman 1dari 4

1 BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Masalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi panas dari steam untuk memutar turbin sehingga dapat digunakan untuk membangkitkan energi listrik melalui generator. Steam yang dibangkitkan ini berasal dari perubahan fase air yang berada pada boiler akibat mendapatkan energi panas dari hasil pembakaran bahan bakar. Secara garis besar sistem pembangkit listrik tenaga uap terdiri dari beberapa peralatan utama diantaranya: boiler, turbin, generator, dan kondensor. Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan bakar. (UNEP, 2008) Air adalah media yang dipakai pada proses bertemperatur tinggi ataupun untuk perubahan parsial menjadi energi mekanis didalam sebuah turbin. Seperti halnya boiler unit 3 PLTU Perak juga menggunakan fluida kerja berupa air umpan yang berasal dari pengolahan air laut. Dalam beroperasinya boiler unit 3 menggunakan bahan bakar jenis residu (main fuel oil). Residu termasuk salah satu jenis produk dari minyak bumi. Seperti kita ketahui pada kondisi sekarang menunjukkan harga minyak bumi dunia sudah pada level tinggi, juga semakin menipisnya ketersediaan minyak bumi karena bahan bakar jenis ini bersifat tidak dapat diperbaruhi. Dengan kondisi seperti ini, sehingga memaksa penggunanya termasuk perusahaan pembangkit listrik dalam menggunakan minyak bumi harus seefisien mungkin agar energi yang dihasilkan bisa maksimal. PLTU Perak unit 3 beroperasi dari tahun 1978. Unit ini tergolong tua sehingga unjuk kerja dari unit ini sudah mengalami

2 banyak penurunan, salah satunya adalah boiler. Turunnya unjuk kerja boiler disebabkan antara lain: buruknya pembakaran, kotornya permukaan penukar panas, buruknya operasi dan pemeliharaan.(UNEP, 2008) Dengan turunnya unjuk kerja boiler akan memberi dampak terhadap penurunan efisiensi keseluruhan unit 3 yang tidak mampu lagi menghasilkan daya sebesar pada saat komisioning. Dengan kondisi ini perlu adanya pengkajian dan penanganan tentang studi dan analisis unjuk kerja boiler. Dari hasil analisa yang didapat nantinya diharapkan dapat dilakukan tindak lanjut yang berdampak pada peningkatan unjuk kerja boiler dan otomatis peningkatan keseluruhan unit 3 di PLTU Indonesia Power, unit bisnis pembangkitan Perak. 1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana menganalisa unjuk kerja boiler terhadap penurunan daya pada PLTU PT. Indonesia Power UBP Perak. Adapun detail permasalahannya adalah : Kerugian panas apa saja yang menyebabkan penurunan unjuk kerja boiler unit 3. Berapakah besarnya performance boiler unit 3 pada kondisi komisioning, dan kondisi sekarang. Faktor apa saja yang mempengaruhi penurunan unjuk kerja boiler unit 3. 1.3 Batasan Masalah Pada penelitian ini perlu dibatasi ruang lingkup pembahasan supaya mengenai sasaran secara jelas. Batasanbatasan permasalahannya adalah sebagai berikut: Boiler yang dihitung efisiensinya adalah boiler di PLTU PT. Indonesia Power, unit bisnis pembangkitan Perak, unit 3. Analisa berdasarkan data operasi yang diperoleh dari PLTU Perak

3 1.4 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah : Mendapatkan nilai penurunan performance boiler unit 3. Mendapatkan kerugian panas yang terjadi pada boiler unit 3. 1.5 Manfaat Penulisan Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan tugas akhir ini diantaranya : Mengetahui cara perhitungan unjuk kerja boiler. Mengetahui unjuk kerja boiler unit 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan dalam melakukan tindak lanjut dalam menekan kerugian-kerugian yang terjadi.

Halaman ini sengaja dikosongkan

Anda mungkin juga menyukai