Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN AKIBAT YANG TIMBUL, SERTA ANSIPASI, DAN ALTERNATIF MENGATASI MASUK DAN BERKEMBANGNYA PAHAM MUSYABBIHAH ( MUJASSIMAH )
A. Akibat Yang Ditimbulkan Dari Kaum Musyabbihah ( Mujassimah )
Kaum musyabbihah merupakan kaum yang dianggap sesat oleh kaum Aswaja, terbukti dari pokok-pokok ajaran dan paham yang mereka anut. Mengartikan ayat-ayat Quran dengan mentah-mentah, tanpa melalui proses pemahaman yang baik. Terlebih kaum ini menyerupakan Tuhan Allah setara dengan mahluknya, inilah yang menjadi dasar mengapa kaum ini disebut kaum musyabbihah atau kaum yang menyerupakan. Tegasnya bahwa pokok dari kesalahan kaum musyabbihah ialah karena mereka mengartikan ayat-ayat mitasyabih dalam Al-Quran menurut lahirnya saja atau secara tersurat saja. Kalau tersebut bertangan ya bertangan, kalau disebutkan bermuka ya bermuka, kalau tersebut bersela ya bersela. Dsb.. inilah pokok yang menyesatkan mereka. Mereka boleh juga disebut kaum Zhahiriyah dalam itiqad. Inilah paham yang sangat sesat, lagi menyesatkan menurut Aswaja dan sangat merisaukan umat islam saat itu. Adapun akibat yang ditimbulkan dari adanya paham Musyabbihah ini diantaranya adalah : a. Ketika dalam dunia Islam sedang terjadi koyak politik dan munculnya pahampaham baru, kaum Musyabbihah tampil sebagai paham yang baru yang terlibat didalamnya. b. Munculnya aliran baru yang dinamakan Musyabbihah dengan membawa itiqad baru yaitu menyerupakan Tuhan dengan mahluknya. Yakni kaum yang menumbuhkan, karena mereka menumbuhkan Tuhan, mengatakan Tuhan bertubuh
1

yang terdiri dari darah daging, bermuka, bertangan, berkaki, dan berkelamin itu

laki-laki, serta diiringi dengan itiqad-itiqad lainnya.


13. 4

Itiqad Ahlussunnah Wal Jamah,K.H. Siradjudin Abbas. Hal. 288-295 . Lihat W.w.w Google.com, Aliran Musyabbihah. Republika Online

c. Tidak sedikit umat islam yang terjerumus masuk mengikuti kesesatan lairan musyabbihah ini, sehingga menambah panjang perpecahan perpecahan di dalam tubuh umat islam. d. Terlebih banyaknya buku buku karangan yang merupakan fatwa fatwa yang di keluarkan dari tokoh tokoh Musyabbihah yang cacat pemahaman. Sehingga kesalahan dari fatwa fatwa itu di cap tidak dapat dibersihkan oleh air sebnyak iar laut sekalipun oleh ulama islam pada waktu itu e. Adanya kaum Musyabbihah telebih dengan itiqad-itiqadnya yang salah dalam mengartikan Quran dan mengartikan Al-Quran secara mentahnya saja, maka kaum ini sangat ditentang Aswaja, sehingga ulama-ulama Aswaja berusaha gigih mengembalikan pemahaman yang sebenarnya kepada umat. f. Kemunduran umat islam sangat dirasakan dimasa masa genting itu karena banyaknya aliran-aliran baru yang menyesatkan umat, terlebih sampai timbunya konflik dan banyak perdebatan yang terjadi diantara sesama umat islam itu sendiri.

B.

Antisipasi Dan Alternatif Mengatasi Masuk Dan Berkembangnya Paham Musabbihah ( Mujassimah )
Keberadaan Kaum yang bernama Musyabbihah ( Mujassimah ) yang dianggap

menyimpang dan bahkan sesat oleh Kaum Ahlussunnah Wal Jamaah karena itiqad itiqadnya yang menyimpang dari koridor Islam yang sebenarnya. Membuat Para ulama khususnya Ahlussunah Wal Jamaah selalu gigih dalam memurnikan kembali ajaran Islam yang sebenarnaya bahkan hingga saat ini. Dari realita tersebut maka langkah Ansipasi dan alternatif mencegah masuk dan berkembanya paham Musyabbihah dapat diuraikan sebagai berikut : a. Seorang ulama islam dari kaum Ahlussunnah Wal Jamaah bernama Jamaluddin Ibnu al Jazi al Hambal, telah mengarang sebuah kitab untuk menolak paham kaum Musyabbihah ini yang diberinama Dafu Syubahit Tasybith war rad alal
2

mujassimah ( Penolak syubdhat tasybih dan penentang kaum Mujassimah ).

Sebagai rangkaian awal penolakan penyebaran paham musyabbihah.

25.

Itiqad Ahlussunnah Wal Jamah,K.H. Siradjudin Abbas. Hal. 288-295

b. Dengan adanya itiqad itiqad yang diterapkan musyabbihah maka kaum Ahlussunnah Wal Jamah memurnikan Islam dengan membandingkan itiqad yang dibawa musyabbihah dengan itiqad yang dianut Alussunnah Wal Jamaah. Dengan hal itu maka akan secara terang terlihat apa yang menjadi kesesatan itiqad mereka dengan membandingkan pada itiqad yang benar ( Ahlussunnah Wal Jamaah ). c. Umat Islam diharapkan tekun dalam mempelajari Islam secara Kaffah ( Keseluruhan ) dan rajin membaca buku-buku Islam, supaya dapat membandingkan mana yang benar dan mana yang tidak benar. d. Sebagai upaya yang kongrit, Umat islam harus meneliti dan menelaah secara mendalam akan ketika terdapat suatu aliran-aliran baru terlebih paham Musyabbihah yang masuk dalam ruang lingkup kehidupan bermasyarakat. Bila paham itu tidak sesuai dengan Al-Quran dan Hadits, maka jangan diikuti. e. Ulama, PAKEM ( pengurus Aliran Kepercayaan Masyarakat ), dan Pemerintah harus berperan aktif dan selalu peka terhadap indikasi akan adanya suatu aliran yang dapat menyesatkan umat, terlebih adanya paham Musyabbihah ini. f. Senantiasa berlindung kepada Allah agar selalu diberikan petunjuk dalam rel yang benar dan membentengi diri dari segala promosi-promosi aliran/paham sesat, dalam menghadapi setiap bentuk perongrongan iman, baik yang datang dari dalam maupun dari luar. g. Diadakan penerbitan buku buku Islam, yang diantaranya yaitu : 1. Buku Itiqad Ahlussunnah Wal Jamaah karangan K. H. Sirajuddin Abbas 2. Ensiklopedi Islam, Cril Glasse 3. Sejarah Hukum Islam Dari Kawasan Timur Tengah Sampai Indonesia, karangan Munim A. Sirry, dedy Supriady

h. Sebagai bentuk sedia payung sebelum hujan mencegah penyebaran paham-paham yang sesat, khususnya Musyabbihah. Maka kita pedomani hadits nabi di bawah ini :

Artinya : demi Tuhan yang memegang jiwa Muhammad di tangaNya, akan berfirkah umatku sebanyak 73 firqah yang satu masuk surga dan yang lain masuk neraka. Bertanya para sahabat : Siapakah Firqah ( Yang tidak masuk neraka ) itu, Ya Rasulullah ? Nabi menjawab : Ahlussunnah Wal Jamaah ( H. R Imam Thabrani ) i. Khusus untuk diri kita pribadi untuk selalu berdoa dan memohon perlindungan Allah supaya kita selalu diberikan petunjuk kepada jalan yang benar dan dapat membentengi diri dari segala tipu daya aliran aliran sesat baik yang datang dari dalam maupun dari luar.

BAB III

KESIMPULAN
Dari makalah yang saya susun ini dapat ditarik kesimpulan : Akibat yang ditimbulkan dari aliran Musyabbihah/Mujassimah : a. Ketika dalam dunia Islam sedang terjadi koyak politik dan munculnya pahampaham baru, kaum musyabihah tampil sebagai paham yang baru yang terlibat didalamnya. b. Munculnya aliran baru yang dinamakan Musyabbihah dengan membawa itiqad baru yaitu menyerupakan Tuhan dengan mahluknya. c. Adanya kaum musyabbihah telebih dengan itiqad-itiqadnya yang salah dalam mengartikan Quran, maka kaum ini sangat ditentang Aswaja, sehingga ulamaulama Aswaja berusaha gigih mengembalikan pemahaman yang sebenarnya kepada umat. d. Kemunduran umat islam sangat dirasakan saat itu karena banyaknya aliranaliran baru yang menyesatkan umat, terlebih sampai timbunya konflik diantara mereka. Dan alternatif serta antisipasi perkembangan aliran Musyabbihah/Mujassimah ini diantaranya ialah : a. Dengan adanya itiqad itiqad yang diterapkan musyabbihah maka kaum Ahlussunnah Wal Jamah memurnikan Islam dengan membandingkan itiqad yang dibawa musyabbihah dengan itiqad yang dianut Alussunnah Wal Jamaah. Dengan hal itu maka akan secara terang terlihat apa yang menjadi kesesatan itiqad mereka dengan membandingkan pada itiqad yang benar ( Ahlussunnah Wal Jamaah ). b. Sebagai upaya yang kongrit, Umat islam harus meneliti dan menelaah secara mendalam akan ketika terdapat suatu aliran-aliran baru terlebih paham Musyabbihah yang masuk dalam ruang lingkup kehidupan bermasyarakat. Bila paham itu tidak sesuai dengan Al-Quran dan Hadits, maka jangan diikuti. Dsb.

PENUTUP

Perlunya pembacaan yang cukup cermat atas realitas umat islam saat ini, saat dicuplik kembali hadis nabi yang mengatakan bahwa islam akan pecah menjadi lebih dari 70 macam kelompok, tentu akan menjadi teropong umat islam itu sendiri akan melangkah dalam wadah yang hak dan yang telah di syriatkan. Kaum Musyabbihah merupakan salah satu kaum yang dianggap menyimpang dari ajaran islam yang sesungguhnya. Dari akumulasi berbagai persoalan tersebut, kaum Musyabbihah memiliki pokok-pokok pikiran dan ajaran yang ia anut sejak dari masa Munculnya kaum Syiah, mutajilah dan Aswaja. Cukup sekian penyusunan makalah ini, semoga bermanfaat bagi kita semua, mohon maaf atas segala kekurangan dan penyusun ucapkan terima kasih

Metro, 21 Maret 2011

Penyusun

DAFTAR PUSTAKA

Munim A. Sirry, dedy Supriady. Sejarah Hukum Islam Dari Kawasan Timur Tengah Sampai Indonesia. Pustaka Setia, Bandung. 2007 W.w.w. google.com. Aliran Aliran Sesat. Metro, 2011 K. H. Sirajddin Abbas. Itiqad - Itiqad Ahlussunnah Wal-Jamaah. Pustaka Tarbiyah, Jakarta. 2006

Anda mungkin juga menyukai