Anda di halaman 1dari 13

I|tok|m|a aLau kadang dlsebuL f|tonutr|en dalam arLl luas adalah segala [enls zaL klmla aLau nuLrlen

yang dlLurunkan darl sumber Lumbuhan Lermasuk sayuran dan buahbuahan ualam penggunaan
umum flLoklmla memlllkl deflnlsl yang leblh semplL llLoklmla blasanya dlgunakan unLuk meru[uk pada
senyawa yang dlLemukan pada Lumbuhan yang Lldak dlbuLuhkan unLuk fungsl normal Lubuh Lapl
memlllkl efek yang mengunLungkan bagl kesehaLan aLau memlllkl peran akLlf bagl pencegahan penyaklL
karenanya zaLzaL lnl berbeda dengan apa yang dllsLllahkan sebagal nuLrlen dalam pengerLlan
Lradlslonal yalLu bahwa mereka bukanlah suaLu kebuLuhan bagl meLabollsme normal dan keLladaan
zaLzaL lnl Lldak akan mengaklbaLkan penyaklL deflslensl pallng Lldak Lldak dalam [angka wakLu yang
normal unLuk deflslensl LersebuL

Uji Fitokimia

I. Tujuan dan Prinsip Percobaan
A. Tujuan Praktikum

Suatu pendekatan untuk mengetahui golongan kelompok senyawa (alkaloid, triterpenoid, steroid,
saponin, Ilavonoid, tannin, poliIenol dan kuinon) yang terkandung pada bagian-bagian tumbuhan
(akar, batang, ranting, daun, bunga, biji dan buah).

B. Prinsip Percobaan
Adapun prinsip dari percobaan ini berdasarkan komposisi kandungan tumbuhan yang dimiliki
oleh senyawa target yang akan dianalisis. Analisis ini bersiIat kulitatiI sehingga data yang
dihasilkan adalah data kualitatiI. Oleh karena itu dengan metode Iitokimia dapat diketahui secara
kualitatiI kandungan kimia, dalam jenis tumbuhan.

II. Teori
Dari hasil penelitian sebelumnya telah dipublikasikan senyawa saponin yang pertamadari daun
andong. Jenis saponin yang dikandungnya adalah saponin steroid yang merupakan senyawa
mayor ditinjau dari kestabilan busa yang terbentuk (Bogoriani,2001) dan senyawa saponin
steroid spirostananol dengan berat 7,5 mg berdasarkan datakromatogram kromatograIi cair
kinerja tinggi dengan struktur pada atom C25 dan C27 merupakan suatu ikatan rangkap dua
(gugus elesometilin) yang mempunyai berat molekul 866 dan golongan senyawa ini mempunyai
siIat oksik terhadap Larva Udang (Artenia salina Lich) yang diidentiIikasikan berkorelasi positiI
terhadap senyawa antitumor (Bogoriani, et al., 2007). Saponin merupakan golongan senyawa
alam yang rumit, yang mempunyai masa molekul besar, dan kegunaannya luas (Konoshima, et
al., 1995; Nakanishi, 1974; Agrawal, 992; Burger, et al., 1998). Pada penelitian ini akan
dilakukan isolasi dan identiIikasi saponin steroid yang lain dari daun andong (Bogoriani, 2008)

Piperine adalah suatu senyawa alkaloid yang banyak ditemukan pada tanaman diantanya adalah
piper ningrum atau black pepper dan piper longum atau long pepper. Piperine adalah trans-trans
stereoisomer dari 1-piperoylpiperidine atau disebut juga (E, E)-1-piperoylpiperidine dan (E, E)-
1-|5-(1, 3-benzodioxol-5-y1)-1-oxo-2, 4-pentdienyl| piperidine. Senyawa turunan piperine biasa
digunakan sebagai obat antiepilepsirine. BioaktiIitas Piperine telah dilaporkan sebagai anti-
inIlammatory, antioxidant dan inhibit lipid peroxidation. Senyawa piperine bersiIat carcinogenic
dan cytotoxic dan dapat mempengaruhi proses reproductive dan memberikan eIek negative pada
sperma. Senyawa piperine berpotensi sebagai antimicrobial, antiprotozoal, antihelmintic,
antihistaminic, non-steroidal anti-inIlammatory, muscle-relaxant dan anticancer (Rustanto,
2007)

Flavonoid mengandung sistem aromatik yang terkonjugasi dan karena itu menunjukkan pita
serapan kuat pada daerah spektrum UV dan spektrum tampak. Akhirnya Ilavonoid umumnya
terdapat pada tumbuhan , terikat pada gula sebagai glikosida dan aglikon Ilavonoid yang mana
pun mungkin saja terdapat dalam satu tumbuhan dalam beberapa bentuk kombinasi glikosida.
Karena alasan itu, maka dalam menganalisis Flavonoid biasanya lebih baik bila kita memeriksa
aglikon yang terdapat dalam ekstrak tumbuhan yang telah dihidrolisis sebelum memperhatikan
kerumitan glikosida yang mungkin terdapat dalam ekstrak asal (Harborne, 1967).
Pada tahun 1896, Meyer-Lexikon memberikan batasan alkaloid sebagai berikut : ' Alkaloid
terjadi secara karakteristik dalam tumbuhan dan sering dikenal karena aktiIitas Iisiologisnya.
Alkaloid mengandung karbon, hidrogen dan nitrogen, dan pada umumnya mengandung ataom
oksigen. Dalam banyak hal, mereka mirip alkali. Walaupun banyak alkaloid yang merupakan
pengecualian dari deIinisi tersebut, terutama setelah berkembangnya penelitian tentang alkaloid,
deIinisi tersebut masih dapat digunakan (Sastrohamidjojo, 1996).
Menurut Harborne (1987 dalam Abraham 2009:13) Iitokimia adalah suatu tehnis analisis
kandungan kimia didalam tumbuhan. Analisis ini bersiIat kualitatiI sehingga data yang
dihasilkan adalah data kualitatiI. Oleh karena itu dengan metode Iitokimia dapat diketahui secara
kualitatiI kandungan kimia tumbuh dalam suatu jenis tumbuhan. Secara umum kandungan kimia
tumbuhan dapat dikelompokan kedalam golongan senyawa alkaloid, saponin, Ilavanoid, tannin,
poliIenol dan kuinon. Senyawa-senyawa tersebut tersebar luas didalam tumbuhan. Untuk
menentukan senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan pereaksi-pereaksi khusus dan spesiIik,
misalnyaa pereaksi dragendorI, meyer, Wegner, asam pikrat dan pereaksi asam tannat untuk
alkaloid. Pereaksi liebermenn-burehard untuk terpenoid, FeCl2 untuk mengidentiIikasi Ilavanoid
dan larutan gelatin untuk senyawa tannin. Selama dasawarsa terakhir penelitian mengenai
kandungan kimia semakin pesat sehingga manIaat ujiIitokimia semakin sangat dibutuhkan dan
memberi sumbangan yang sangat bermakna (Abraham, 2010).

III. Metode Praktikum
A. Alat dan bahan yang digunakan
Alat alat yang digunakan pada praktikum ini adalah
a. Pemanas
b. Tabung reaksi
c. Penjepit tabung reaksi
d. Lumpang
e. Corong pisah
I. Corong
g. Gelas kimia
h. Neraca
Bahan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
a. Aquades
b. Air
c. N-heksan
d. Etil asetat
e. Metanol
I. Etanol
g. Asam sulIat
h. Asam klorida
i. Asam asetat
j. KloroIorm
k. Eter
l. Amoniak 10
m. Pereaksi uji Iitokimia (HgCl2, KI, Bi(NO3)3, HNO3, logam Mg, Larutan FeCl3, gelatin 10)
n. Bahan sampel tumbuhan














C. Pembahasan
Fitokimia atau kadang disebut Iitonutrien, dalam arti luas adalah segala jenis zat kimia atau
nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan. Dalam
penggunaan umum, Iitokimia memiliki deIinisi yang lebih sempit. Fitokimia biasanya digunakan
untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk
Iungsi normal tubuh, tapi memiliki eIek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki
peran aktiI bagi pencegahan penyakit. Karenanya, zat-zat ini berbeda dengan apa yang
diistilahkan sebagai nutrien dalam pengertian tradisional, yaitu bahwa mereka bukanlah suatu
kebutuhan bagi metabolisme normal, dan ketiadaan zat-zat ini tidak akan mengakibatkan
penyakit deIisiensi, paling tidak, tidak dalam jangka waktu yang normal untuk deIisiensi
tersebut.

Indonesia merupakan salah satu Negara yang paling kaya akan keanekaragaman hayati dan
sumber daya alam dengan beberapa jenis spesies tumbuhan yang dapat dimanIaatkan sebagai
sumber obat-obatan dan insektisida. Sumber daya alam hayati dapat berasal dari Ilora, Iauna dan
mikroorganisme. Salah satu sumbangan penting dari kekayaan alam Ilora Indonesia adalah
tersedianya senyawa-senyawa bioaktiI. Metode yang dapat dipergunakan untuk mencari dan
menemukan senyawa bioaktiI adalah pendekatan IitoIarkologi (Phytopharmacologic approaches)
dan pendekatan skrining Iitokimia (Phytopharmacologic screening approaches)(Linskens, 1963
dalam Abraham 2007:13).

Pada percobaan ini, uji-uji yang dilakukan yaitu uji alkaloid, uji steroid, triterpenoid, saponin, uji
Ilavanoid dan uji tannin/poliIenol. Untuk Uji Tanin dan poliIenol, yang digunakan sebagai bahan
uji adalah Daun pepaya, Kunyit, dan Daun pecah beling. Sedangkan untuk uji Flavonoid dan uji
alkaloid hanya digunakan daun pecah beling. Uji ini dilakukan untuk mencari tahu isi kandungan
dari suatu bagian-bagian tubuh tumbuhan yang dapat dimanIaatkan untuk sebagai obat alternatiI.

Pada uji yang pertama yakni uji tannin dan poliIenol. Sudah dikatakan sebelumnya, uji tanin dan
poliIenol dilakukan pada sample Daun pepaya, Kunyit, dan daun pecah beling. Untuk menguji
keberadaan suatu tannin dan poliIenol maka terlebih dahulu sampel dihaluskan. Hal ini bertujuan
untuk mnghancurkan dinding sel yang siIatnya kaku sehingga senyawa target (metabolic
sekunder) yang berada dalam vakuola mudah diambil. Kemudian sample diekstraksi dengan
aquadest dengan bantuan pemanasan untuk melarutkan tannin/poliIenol agar terpisah dari bagian
tubuh tumbuhan sampel, kemudian disaring. Filtrat yang diperoleh dibagi dalam dua tabung.
Tabung reaksi pertama ditambahkan larutan FeCl3 menghasilkan warna hitam yang menandakan
() tannin/poliIenol. Untuk daun pepaya yang telah digerus kemudian ditambahkan dengan
larutan FeCl3 2-3 tetes. Setelah penambahan larutan tersebut, warna sampel daun pepaya
berubah warna menjadi warna hitam. Hal ini menandakan bahwa dalam dau pepaya terdapat atau
terhadap tanin dan poliIenol. Sama halnya dengan sampel Kunyit, Setelah sampel dihaluskan
dan di tambahkan dengan larutan FeCl3 maka larutan berubah menjadi warna hitam. Hal ini
menandakan bahwa dalam kunyit mengandung tanin dan poliIenol. Lain halnya dengan Daun
pecah beling, Setelah sampel dihaluskan dan ditambahkan dengan larutan FeCl3 maka larutan
berubah warna menjadi warna coklat. Ini membuktikan bahwa dalam Daun pecah beling tidak
terdapat senyawa tanin dan poliIenol.

Pada uji Ilavanoid, sampleyang digunakan hanya daun pecah beling. Daun pecah beling
dihaluskan dengan tujuan untuk menghancurkan dinding sel yang siIatnya kaku sehingga
senyawa targetnya (metabolic sekunder) yang berada dalam vakuola mudah diambil. Sampel
diekstraksi dengan methanol kemudian larutan disaring untuk memisahkan Iiltrate dan residunya.
Filtratnya diuapkan sehingga Iiltratnya menjadi pekat. Setelah diuapkan, Iiltrate diekstraksi lagi
dengan n-heksan agar senyawa-senyawa non polar dibawa ke n-heksan, kemudian disaring untuk
memisahkan Iiltrate dan residunya. Residu diekstraksi dengan etanol 80 dan ditambahkan
Logam Mg dan dibagi kedalam dua tabung, tabung pertama ditambahkan 0,5 ml HCl untuk
mendeteksi adanya senyawa Ilavanoid akan bereaksi dengan Mg,setelah penambahan HCl, maka
daun pecah beling berubah warna menjadi warna merah muda. Hal ini menandakan bahwa dalam
daun pecah beling terdapat senyawa Ilavonoid.

Pada uji alkaloid ini sample digerus atau dihaluskan tujuannya untuk menghancurkan dinding sel
yang siIatnya kaku sehingga senyawa target (metabolit sekunder) yang berada dalam vakuola
mudah diambil. Kemudian sample diekstraksi dengan penambahan kloroIorm dan diaduk
perlahan-lahan. Ekstraksi dengan penambahan kloroIorm bertujuan untuk memutuskan ikatan
antara asam tannin dan alkaloid yang terikat secara ionic dimana atom N dari alkaloid berikatan
saling stabil dengan gugus hidroksil genolik dari asam tannin. Dengan terputusnya ikatan ini
alkaloid akan bebas, sedangkan asam tannin akan terikat oleh kloroIorm. Sedangkan pengadukan
bertujuan untuk memperbanyak kontak yang terjadi antara kloroIorm dengan bubur target
semakin banyak. Hal ini memungkinkan ikatan antara asam tannin dan alkaloid semakin banyak
sehingga alkaloid bebas semakin banyak yang terekstraksi. Setelah diekstraksi, larutan ini
disaring dan larutannya ditambahkan asam sulIat 2N dan dikocok kuat-kuat. Penambahan asam
sulIat 2N ini berIungsi untuk mengikat kembali alkaloid menjadi garam alkaloid agar dapat
bereaksi dengan pereaksi-pereaksi logam berat yaitu spesiIik untuk alkaloid yang menghasilkan
kompleks garam anorganik yang tidak larut sehingga terpisah dengan metabolic sekundernya.
Penambahan asam sulIat 2N menyakibatkan larutan terbentuk menjadi dua Iase karena adanya
perbedaan tingkat kepolaran antara Iase aqueous yang polar dan kloroIorm yang relative kurang
polar. Garam alkaloid akan larut pada lapisan atas, sedangkan lapisan kloroIorm berada pada
lapisan paling bawah karena memiliki massa jenis yang lebih besar. Sedangkan pengocokan
dengan kuat bertujuan untuk melarutkan senyawa-senyawa pada tiap-tiap lapisan secara tepat
dan sempurna. Lapisan atas (lapisan atas sulIat) diuji dengan pereaksi meyer dan pereaksi
dragendorI. Pada uji dengan peeaksi meyer larutan menghasilkan endapan putih yang
menandakan () alkaloid. Pereaksi meyer bertujuan untuk mendeteksi alkaloid, dimana pereaksi
ini berikatan dengan alkaloid melalui ikatan koordinasi antara atom N alkaloid dan Hg pereaksi
meyer sehingga menghasilkan senyawa kompleks merkuri yang nonpolar mengendap berwarna
putih. Reaksi pada uji alkaloid ini dengan pereaksi meyer adalah :
N KHgI4 Hg-N Putih
Atom N menyumbangkan pasangan electron bebas dan atom Hg sehingga membentuk senyawa
kompleks yang mengandung atom N sebagai ligannya.Setelah pengujian dilakukan, pengujian
alkaloid ini tidak berhasil. Mungkin dikarenakan oleh larutan asam sulIat yang digunakan
merupakan larutan asam sulIat tehnik dan larutan yang seharusnya digunakan adalah larutan
kloroIorm amoniakal akan tetapi pada percobaan ini hanya digunakan larutan kloroIorm.

V. Simpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, bahwa pada uji Tanin dan PoliIenol untuk
bahan uji Daun pepaya, Kunyit, dan daun pecah beling, yang positiI terhadap senyawa tanin dan
poliIenol adalah Daun pepaya dan Kunyit sedangkan Daun pecah beling negatiI. Untuk Uji
Ilavonoid, Daun pecah beling PositiI mengandung senyawa Ilavonoid. Dan untuk uji senyawa
alkaloid, Daun pecah beling negatiI terhadap senyawa alkaloid.

DaItar Pustaka

Abraham. 2010.Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Universitas Haluoleo. Kendari
Bogoriani, N.W.2008.Isolasi dan IdentiIikasi Glikosida Steroid Dari Daun Andong (Cordyline
terminalis Kunth). Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran
Harborne, J.B.1967. Metode Fitokimia. ITB. Bandung
Rusnato.2007. isolasi dan Karakterisasi Senyawa BioaktiI Tanaman Ceraken (Croton tiglium
L)Sebagai Larvasida Pencegah Demam Berdarah Dengue. Fakultas Teknik Untirta

Sastrohamdjojo, H. 1996. Sintesis Bahan Alam. UGM. Yogyakarta.


Tugas Setelah Praktikum
1. Tuliskan reaksi umum yang terjadi pada:
a. Uji alkaloid
b. Uji steroid
c. Uji Ilavonoid
d. Uji tannin dan poliIenol
2. Pada uji alkaloid, kesimpilan yang akan saudara berikan () atau (-). Jika uji dengan pereaksi
meyer () sementara uji dengan dragendorI (-) ?
Jawab:
1. a. Reaksi umum pada uji alkaloid





2. Pada uji alkaloid dengan menggunakan uji pereaksi meyer (kalium tetraiodo merkurat) dan
pereaksi gragendorI (kalium tetraiodo bismulat).
a. Pada uji pereaksi meyer dihasilkan () alkaloid, apabila terbentuk endapan putih. Dimana
pereaksi meyer bersiIat elektroIilik (Hg2), mengadisi atom C no 2, dimana terlebuh dahulu
K2HgI4 terlarut dalam air secara reversibel dengan mensorvasi asam iodida KI HgO. Hg2
dari HgO membentuk kompleks dengan dua molekul kolid sebagai endapan putih.
b. Menggunakan pereaksi dragendroI (kalium tertaiodo bismutat) hasilnya () alkaloid apabila
terbentuk endapan hijau atau hitam.

Anda mungkin juga menyukai