Katarak

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

KATARAK









DOKTER PEMBIMBING :
dr. H. Agam Gambiro, Sp. M

OLEH :
1essie Widyasari
(2005730037)


BAGIAN MATA RSUD CIAN1UR
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 1AKARTA
2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan yang berjudul Katarak.
Ucapan terima kasih tak lupa penulis ucapkan kepada dr. H. Agam Gambiro, Sp. M,
selaku konsulen di bagian Mata di RSUD Cianjur dan rekan-rekan yang telah membantu
penulis dalam pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak terdapat
kesalahan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersiIat membangun sangat penulis harapkan
guna perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua, khususnya bagi para pembaca.





Cianjur, Agustus 2010

Penulis,

BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Katarak adalah perubahan lensa mata yang semula jernih dan tembus
cahaya menjadi keruh, sehingga cahaya sulit mencapai retina akibatnya
penglihatan menjadi kabur. Katarak terjadi secara perlahan-lahan sehingga
penglihatan penderita terganggu secara berangsur. Katarak tidak menular dari
satu mata ke mata lain, tetapi katarak dapat terjadi pada kedua mata pada waktu
yang tidak bersamaan.Perubahan ini dapat terjadi karena proses degenerasi atau
ketuaan (jenis katarak ini paling sering dijumpai), trauma mata, inIeksi penyakit
tertentu (Diabetes Mellitus).Katarak dapat terjadi pula sejak lahir (cacat bawaan),
karena itu katarak dapat dijumpai pada usia anak-anak maupun dewasa.
Data badan kesehatan PBB (WHO) menyebutkan penderita kebutaan di
dunia mencapai 38 juta orang, 48 di antaranya disebabkan katarak. Untuk
Indonesia, survei pada 1995/1996 menunjukkan prevalensi kebutaan mencapai
1,5 dengan 0,78 di antaranya disebabkan oleh katarak , dan yang terbesar
karena katarak senilis/ ketuaan.
Selain penglihatan yang semakin kabur dan tidak jelas, tanda-tanda awal
terjadinya katarak antara lain merasa silau terhadap cahaya matahari, perubahan
dalam persepsi warna, dan daya penglihatan berkurang hingga kebutaan. Katarak
biasanya terjadi dengan perlahan dalam waktu beberapa bulan. Daya penglihatan
yang menurun mungkin tidak disadari karena merupakan perubahan yang
berperingkat (progresiI). Menurut Istiantoro, katarak hampir tidak bisa dicegah
karena merupakan proses penuaan sel.
Meskipun tergolong penyakit menakutkan, operasi katarak membutuhkan
waktu relatiI singkat yaitu 30-40 menit saja. Bahkan, teknologi kedokteran
terbaru memungkinkan pembiusan dilakukan melalui tetes mata saja. \"Sehingga
banyak orang keliru menganggap katarak bisa diobati hanya menggunakan obat
tetes mata.
Operasi katarak merupakan operasi yang mudah dan aman bagi kebanyakan
orang. Namun, sama seperti operasi lain, operasi katarak dapat menimbulkan
komplikasi seperti pendarahan dan kerusakan pada kornea atau retina yang
memerlukan pembedahan lebih lanjut.

II. Tujuan
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan dapat mengetahui tinjauan
pustaka dari penyakit Katarak sehingga nantinya jika menemui kasus di tempat
praktek dapat melakukan tata laksana yang baik mengenai penyakit tersebut dan
penyakit mata lainnya.















BAB II
PEMBAHASAN

I. Anatomi dan Fisiologi
1. Kornea
Merupakan jendela paling depan dari mata dimana sinar masuk dan
diIokuskan ke dalam pupil . Bentuk kornea cembung dengan siIat yang
transparan dimana kekuatan pembiasan sinar yang masuk 80 atau 40
dioptri ,dengan indeks bias 1, 38 .
2. Iris
Iris merupakan bagian yang memberi warna pada mata, warna coklat pada iris
yang akan menghalangi sinar masuk kedalam mata,iris juga mengatur jumlah
sinar yang masuk kedalam pupil melalui besarnya pupil.
3. Pupil
Pupil berwarna hitam pekat yang mengatur jumlah sinar masuk kedalam bola
mata. Pada pupil terdapat m.sIinger pupil yang bila berkontraksi akan
mengakibatkan mengecilnya pupil (miosis) dan m.dilatator pupil yang bila
berkontriksi akan mengakibatkan membesarnya pupil (midriasis)

. Corpus siliaris
Berperan untuk akomodasi dan menghasilkan humor aquaeus
5. Lensa
ensa dapat membiaskan sinar 20 atau 10 dioptri dan berperan pada saat
akomodasi. 65 lensa mengandung air dan 35 protein
. Retina
Retina akan meneruskan rangsangan yang diterimanya berupa bayangan benda
sebagai rangsangan elektrik ke otak sebagai bayangan yang dikenal. Pada
Retina terdapat sel batang sebagai sel pengenal sinar dan sel kerucut yang
mengenal Irekuensi sinar.
7. Nervus Optikus
SaraI penglihatan yang meneruskan rangsangan listrik dari mata ke korteks
visual untuk dikenali bayangannya

II. Tinjauan Pustaka

1. Definisi
Katarak adalah Kelainan pada lensa berupa kekeruhan lensa yang
menyebabkan tajam penglihatan penderita berkurang. Kata katarak berasal
dari Yunani 'katarraktes` (air terjun) karena pada awalnya katarak dipikirkan
sebagai cairan yang mengalir dari otak ke depan lensa.

2. Etiologi
a. Penyebab paling banyak adalah akibat proses lanjut usia/ degenerasi, yang
mengakibatkan lensa mata menjadi keras dan keruh (Katarak Senilis)
b. Dipercepat oleh Iaktor lingkungan, seperti merokok, sinar ultraviolet,
alkohol, kurang vitamin E,radang menahun dalam bola mata, polusi asap
motor/pabrik karena mengandung timbal
c. Cedera mata, misalnya pukulan keras, tusukan benda, panas yang tinggi,
bahan kimia yang merusak lensa (Katarak Traumatik)
d. Peradangan/inIeksi pada saat hamil, penyakit yang diturunkan (Katarak
Kongenital)
e. Penyakit inIeksi tertentu dan penyakit metabolik misalnya diabetes
mellitus (Katarak komplikata)
I. Obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid, klorokuin , klorpromazin,
ergotamine, pilokarpin)

3. Patofisiologi
Dengan bertambah lanjut usia seseorang maka nucleus lensa mata akan
menjadi lebih padat dan berkurang kandungan airnya, lensa akan menjadi
keras pada bagian tengahnya 45tic :43e) sehingga kemampuan memIokuskan
benda berkurang.
Dengan bertambah usia lensa juga mulai berkurang kebeningannya. (Katarak
Senilis)
Penderita kencing manis (diabetes mellitus) yang gagal merawat penyakitnya
akan mengakibatkan Kandungan gula dalam darah menjadikan lensa kurang
kenyal dan bisa menimbulkan katarak (Katarak Komplikata)

. Klasifikasi
a. Katarak Perkembangan/pertumbuhan
Katarak Kongenital dan juvenil disebut juga katarak
perkembangan/pertumbuhan karena secara biologik serat lensa masih
dalam perkembangannya. Kekeruhan sebagian pada lensa yang sudah
didapatkan pada waktu lahir umumnya tidak meluas dan jarang sekali
mengakibatkan keruhnya seluruh lensa. etak kekeruhan tergantung pada
saat mana terjadi gangguan pada kehidupan janin.
Katarak kongenital tersbut dapat dalam bentuk katarak lamelar atau
zonular, katrak polaris posterior (piramidalis posterior, kutub posterior),
polaris anterior (piramidalis anterior, kutub anterior), katrak inti (katarak
nuklearis), dan katrak sutural.
O Katarak Lamelar atau Zonular
Di dalam perkembangan embriologik permulaan terdapat
perkembangan serat lensa maka akan terlihat bagian lensa sentral yang
lebih jernih. Kemudian terdapat serat lensa keruh dalam kapsul lensa.
Kekeruhan berbatas tegas dengan bagian periIer tetap bening. Katarak
lamelar ini mempunyai siIat herediter dan ditransmisi secara dominan,
katarak biasanya bilateral.
Katarak zonular terlihat segera sesudah bayi lahir. Kekeruhan dapat
menutupi seluruh celah pupil, bila tidak dilakukan dilatasi pupil sering
dapat mengganggu penglihatan.
Gangguan penglihatan pada katarak zonular tergantung pada derajat
kekeruhan lensa. Bila kekeruhan sangat tebal sehingga Iundus tidak
dapat terlihat pada pemeriksaan oItalmoskopi maka perlu dilakukan
aspirasi dan irigasi lensa.
O Katarak Polaris Posterior
Katarak polaris posterior disebabkan menetapnya selubung vaskular
lensa. Kadang-kadang terdapat arteri hialoid yang menetap sehingga
mengakibatkan kekeruhan pada lensa bagian belakang. Pengobatannya
dengan melakukan pembedahan lensa.
O Katarak Polaris Anterior
Gangguan terjadi pada saat kornea belum seluruhnya melepaskan lensa
dalam perkembangan embrional. Hal ini juga mengakibatkan
terlambatnya pembentukan bilik mata depan pada perkembangan
embrional. Pada kelainan yang terdapat di dalam bilik mata depan
yang menuju kornea sehingga memperlihatkan bentuk kekeruhan
seperti piramid. Katarak polaris anterior berjalan tidak progresiI.
Pengobatan sangat tergantung keadaan kelainan. Bila sangat
mengganggu tajam penglihatan atau tidak terlihatnya Iundus pada
pemeriksaan oItalmoskopi maka dilakukan pembedahan.
O Katarak Nuklear
Katarak semacam ini jarang ditemukan dan tampak sebagai bunga
karang. Kekeruhan terletak di daerah nukleus lensa. Sering hanya
merupakan kekeruhan berbentuk titik-titik.
Gangguan terjadi pada waktu kehamilan 3 bulan pertama. Biasanya
bilateral dan berjalan tidak progresiI, biasanya herediter dan bersiIat
dominan. Tidak mengganggu tajam penglihatan.
Pengobatan, bila tidak mengganggu tajam penglihatan maka tidak
memerlukan tindakan.


O Katarak Sutural
Katarak sutural merupakan kekeruhan lensa pada daerah sutura Ietal,
bersiIat statis, terjadi bilateral dan Iamilial.
Karena letak kekeruhan ini tidak tepat mengenai media penglihatan
maka ia tidak akan mengganggu penglihatan. Biasanya tidak dilakukan
tindakan.
b. Katarak 1uvenil
Katarak juvenil merupakan katarak yang terjadi pada anak-anak sesudah
lahir yaitu kekeruhan lensa yang terjadi pada saat masih terjadi
perkembangan serat-serat lensa sehingga biasanya konsistensinya lembek
seperti bubur dan disebut sebagai soIt cataract. Biasanya katarak juvenil
merupakan bagian dari suatu gejala penyakit keturunan lain.
Pembedahan dilakukan bila kataraknya diperkirakan akan menimbulkan
ambliopia.
Tindakan untuk memperbaiki tajam penglihatan ialah pembedahan.
Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan seduah mengganggu
pekerjaan sehari-hari. Hasil tindakan pembedahan sangat bergantung pada
usia penderita, bentuk katarak apakah mengenai seluruh lensa atau
sebagian lensa apakah disertai kelainan lain pada saat timbulnya katarak,
makin lama lensa menutupi media penglihatan menambah kemungkinan
ambliopia.
.. Katarak Senil
Perubahan yang tampak ialah bertambah tebalnya nukleus dengan
berkembangnya lapisan korteks lensa. Secara klinis, proses ketuaan lensa
sudah tampak sejak terjadi pengurangan kekuatan akomodasi lensa akibat
mulai terjadinya sklerosis lensa yang timbul pada usia dekade 4 dalam
benuk keluhan presbiopia.
Dikenal 3 bentuk katarak senil, yaitu katarak nuklear, kortikal, dan
kupuliIorm.
O Katarak Nuklear
Inti lensa dewasa selama hidup bertambah besar dan menjadi sklerotik.
ama kelamaan inti lensa yang mulanya menjadi putih kekuningan
menjadi cokelat dan kemudian menjadi kehitaman. Keadaan ini disebut
katarak brunesen atau nigra.
O Katarak Kortikal
Pada katarak kortikal terjadi penyerapan air sehingga lensa menjadi
cembung dan terjadi miopisasi akibat perubahan indeks reIraksi lensa.
Pada keadaan ini penderita seakan-akan mendapatkan kekuatan baru
untuk melihat dekat pada usia yang bertambah.
O Katarak Kupuliform
Katarak kupuliIorm dapat terlihat pada stadium dini katarak kortikal
atau nuklear. Kekeruhan dapat terlihat di lapis korteks posterior dan
dapat memberikan gambaran piring. Makin dekat letaknya terhadap
kapsul makin cepat bertambahnya katarak. Katarak ini sering sukar
dibedakan dengan katarak komplikata.
Katarak Senil dapat dibagai atas 4 Stadium
1) Katarak Insipien
Kekeruhan yang tidak teratur seperti bercak-bercak yang
membentuk gerigi dasar di periIer dan daerah
jernih membentuk gerigi dengan dasar di periIer
dan daerah jernih di antaranya. Kekeruhan
biasanya teletak di korteks anterior atau posterior.
Kekeruhan ini pada umumnya hanya tampak bila
pupil dilebarkan.
Pada stadium ini terdapat keluhan poliopia karena indeks reIraksi
yang tidak sama pada semua bagian lensa. Bila dilakukan uji
bayangan iris akan positiI.
2) Katarak Imatur
Pada stadium yang lebih lanjut, terjadi kekeruhan yang lebih tebal
tetapi tidak atau belum mengenai seluruh lensa
sehingga masih terdapat bagian-bagian yang jernih
pada lensa.
Pada stadium ini terjadi hidrasi korteks yang
mengakibatkan lensa menjadi bertambah cembung.
Pencembungan lensa ini akan memberikan perubahan indeks
reIraksi dimana mata akan menjadi miopik. Kecembungan ini akan
mengakibatkan pendorongan iris ke depan sehingga bilik mata
depan akan lebih sempit.
Pada stadium intumensen ini akan mudah terjadi penyulit
glaukoma. Uji bayangan iris pada keadaan ini positiI.
3) Katarak Matur
Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi
pengeluaran air bersama-sama hasil
disintegrasi melalui kapsul. Di dalam
stadium ini lensa akan berukuran normal. Iris
tidak terdorong ke depan dan bilik mata
depan akan mempunyai kedalaman normal
kembali. Kadang pada stadium ini terlihat lensa berwarna sangat
putih akibat perkapuran menyeluruh karena deposit kalsium. Bila
dilakukan uji bayangan iris akan terlihat negatiI.
) Katarak Hipermatur
Marupakan proses degenerasi lanjut lensa
sehingga korteks mengkerut dan berwarna
kuning. Akibat pengeriputan lensa dan
mencairnya korteks, nukleus lensa
tenggelam ke arah bawah (katarak
morgagni). ensa yang mengecil akan mengakibatkan bilik mata
menjadi dalam. Uji bayangan iris memberikan gambaran
pseudopositiI.
Akibat masa lensa yang keluar melalui kapsul lensa dapat
menimbulkan penyulit berupa uveitis Iakotoksik atau glaukom
Iakolitik.




Perbedaan Stadium Katarak Senilis
Insipien Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh MasiI
Cairan Lensa Normal Bertambah Normal Berkurang
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik Mata Depan Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut Bilik Mata Normal Sempit Normal Terbuka
Shadow Test NegatiI PositiI NegatiI PseudopositiI
Penyulit - Glaukoma - Uveitis Glaukoma

d. Katarak Komplikata
Penyakit intraokular atau penyakit di bagian tubuh yang lain dapat
menimbulkan katarak komplikata. Penyakit intraokular yang sering
menyebabkan kekeruhan pada lensa ialah iridosiklitis, glukoma, ablasi
retina, miopia tinggi dan lain-lain. Biasanya kelainan terdapat pada satu
mata.
Pada uveitis, katarak timbul pada subkapsul posterior akibat gangguan
metabolisme lensa bagian belakang. Kekeruhan juga dapat terjadi pada
tempat iris melekat dengan lensa (sinekia posterior) yang dapat
berkembang mengenai seluruh lensa.
Glaukoma pada saat serangan akut dapat mengakibatkan gangguan
keseimbangan cairan lensa subkapsul anterior. Bentuk kekeruhan ini
berupa titik-titik yang tersebar sehingga dinamakan katarak pungtata
subkapsular diseminata anterior atau dapat disebut menurut penemunya
katarak Vogt. Katarak ini bersiIat reversibel dan dapat hilang bila tekanan
bola mata sudah terkontrol.
Ablasio dan miopia tinggi juga dapat menimbulkan katarak komplikata.
Pada katarak komplikata yang mengenai satu mata dilakukan tindakan
bedah bila kekeruhannya sudah mengenai seluruh bagian lensa atau bila
penderita memerlukan penglihatan binokular atau kosmetik.
Jenis tindakan yang dilakukan ekstraksi linear atau ekstraksi lensa
ekstrakapsular.
Iridektomi total lebih baik dilakukan dari pada iridektomi periIer.
Katarak yang berhubungan dengan penyakit umum mengenai kedua mata,
walaupun kadang-kadang tidak bersamaan. Katrak ini biasanya btimbul
pada usia yang lebih muda. Kelainan umum yang dapat menimbulkan
katarak adalah diabetes melitus, hipoparatiroid, miotonia distroIia, tetani
inIantil dan lain-lain.
Diabetes melitus menimbulkan katarak yang memberikan gambaran khas
yaitu kekeruhan yang tersebar halus seperti tebaran kapas di dalam masa
lensa.
Pada hipoparatiroid akan terlihat kekeruhan yang mulai pada dataran
belakang lensa, sedang pada penyakit umum lain akan terlihat tanda
degenerasi pada lensa yang mengenai seluruh lapis lensa.
Pengobatan pada katarak komplikatan dilakukan bila sudah mengganggu
pekerjaan sehari-hari.

Katarak pada pasien diabetes mellitus dapat terjadi dalam tiga bentuk
yaitu:
- Pasien dengan dehidrasi berat, asidosis dan hiperglikemia yang nyata.
Pada lensa akan terlihat kekeruhan berupa garis akibat kapsul lensa
berkerut. Bila dehidrasi lama akan terjadi kekeruhan lensa, kekeruhan
akan hilang bila terjadi rehidrasi dan kadar gula normal kembali.
- Pasien diabetes juvenille da tua tidak terkontrol. Katarak akanterjadi
serentak pada kedua mata dalam 48 jam, bentuk dapat snow Ilake atau
bentuk piring subkapsuler.
- Katarak pada pasien diabetes dewasa. Gambaran secara histologik dan
biokimia sama dengan katarak pasien non diabetik.

Katarak Diabetes Sejati
Pada diabetes juvenillis yang parah kadang-kadang timbul katarak
bilateral secara akut. ensa mungkin menjadi opak total selama
beberapa minggu.Pada lensa akan terlihat kekeruhan tebaran salju
subkapsuler yang sebagian jernih dengan pengobatan.
Katarak Senillis pada Pasien Diabetes
Pada pengidap diabetes, skelosis nuklear senillis, kelainan subkapsuler
posterior, dan kekeruhan korteks terjadi lebih sering dan lebih
dini.Terapi yang diberikan pada pasien diabetes melitus dengan
komplikasi katarak adalah kontrol kadar gula darah dan bedah katarak.
Bedah katarak bertujuan untuk mengangkat lensa dengan prosedur
intrakapsular dan ekstrakapsular
e. Katarak Sekunder
Katarak sekunder atau sering disebut aIter cataract yaitu katarak yang
timbul beberapa bulan setelah ekstraksi katarak ekstakapsular atau setelah
emulsiIikasi Iako; berupa penebalan kapsul posterior proliIerasi sel-sel
radang pada sisa-sisa korteks yang tertinggal. Bila mengganggu tajam
penglihatan penebalan tersebut dibuka dengan sayatan sinar laser,
memakai alat Nd. YAG laser.
f. Katarak Trauma
Kekeruhan lensa akibat ruda paksa atau katarak traumadapat terjadi akibat
ruda paksa tumpul atau tajam. Ruda paksa ini dapat mengkibatkan katarak
pada satu mata atau monokular katarak.
Pengobatan pada katarak trauma bila tidak terdapat penyulit dapat
ditunggu sampai mata menjadi tenang. Penyulit yang dapat terjadi dapat
dalam bentuk glaukoma lensa yang mencembung atau uveitis akibat lensa
keluar melalui kapsul lensa.

5. Gejala Klinis
Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri disertai
gangguan penglihatan yang muncul secara bertahap.
a) Penglihatan kabur dan berkabut
b) FotoIobia
c) Penglihatan ganda
d) Kesulitan melihat di waktu malam
e) Sering berganti kacamata
I) Perlu penerangan lebih terang untuk membaca
g) Seperti ada titik gelap didepan mata



Gejala Klinis katarak menurut tempat terjadinya sesuai anatomi lensa :
a. Katarak Inti/Nuclear
O Menjadi lebih rabun jauh sehingga mudah melihat dekat ,dan untuk
melihat dekat melepas kaca mata nya
O Penglihatan mulai bertambah kabur atau lebih menguning , lensa akan
lebih coklat
O Menyetir malam silau dan sukar
b. Katarak Kortikal
O Kekeruhan putih dimulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah sehingga
mengganggu penglihatan
O Penglihatan jauh dan dekat terganggu
O Penglihatan merasa silau dan hilangnya penglihatan kontra
c. Katarak Subscapular
O Kekeruhan kecil mulai dibawah kapsul lensa, tepat jalan sinar masuk
O Dapat terlihat pada kedua mata
O Mengganggu saat membaca
O Memberikan keluhan silau dan `hal4` atau warna sekitar sumber cahaya
O Mengganggu penglihatan


. Penatalaksanaan
f% Katarak Kongenital
Katarak kongenital merupakan katarak yang terjadi sejak bayi dalam
kandungan dan segera dapat terlihat sesudah bayi lahir. Korteks dan
nukleus lensa mata bayi mempunyai konsistensi yang cair. Bila kekeruhan
lensa sudah demikian berat sehingga Iundus bayi sudah tidak dapat dilihat
pada Iunduskopi maka untuk mencegah ambliopia dilakukan pembedahan
secepatnya. Katarak kongenital sudah dapat dilakukan pembedahan pada
usia 2 bulan pada satu mata. Paling lambat yang lainnya sudah dilakukan
pembedahan bila bayi berusia 2 tahun.
Sekarang dilakukan pembedahan lensa pada katarak kongenital dengan
melakukan di sisi lensa. Di sisi lensa ialah menyayat kapsul anterior lensa
dan mengharapkan masa lensa yang cair keluar bersama akuos humor atau
diIagositosis oleh makroIag. Biasanya sesudah beberapa waktu terjadi
penyerapan sempurna masa lensa sehingga tidak terdapat lensa lagi,
keadaan ini disebut aIakia.

Penyulit di sisi lensa
Masa lensa yang telah keluar dari kapsulnya merupakan benda asing untuk
jaringan mata sehingga menimbulkan reaksi radang terhadap masa lensa
tubuh sendiri yang disebut uveitis IakoanaIilaktik. Kadang-kadang massa
lensa yang keluat ini mengakibatkan penyumbatan jalan keluar akuos
humor pada sudut bilik mata sehingga terjadi pembendungan akuos humor
di dalam bola mata yang akan mengakibatkan naiknya tekanan bola mata
yang disebut glaukoma sekunder. Bila sisa lensa tidak diserap seluruhnya
dan menimbulkan jaringan Iinrosis akan terjadi katarak sekunder. Katrak
sekunder yang kecil walaupun terletak di depan pupil dapat tidak akan
mengganggu tajam penglihatan. Kadang-kadang katarak sekunder ini
sangat tebal sehingga mengganggu perlihatan maka dalam keadaan
demikian dapat dilakukan di sisi lensa.

% Pembedahan Katarak Senil
Pengobatan pada katarak adalah pembedahan. Untuk menentukan waktu
kapan katarak dapat dibedah ditentukan oleh keadaan tajam penglihatan
dan bukan oleh hasil pemeriksaan.
Digunakan nama insipien, imatur, dan hipermatur didasarkan atas
kemungkinan terjadinya penyulit yang dapat terjadi. Bila pada stadium
imatur terjadi glaukoma maka secepatnya dilakukan pengeluaran lensa
walaupun kekruhan lensa belum total. Demikian pula pada katarak matur
dimana bila masuk ke dalam stadium lanjut hipermtur maka penyulit
mungkin akan tambah berat dan sebaiknya pada stadium matur sudah
dilakukan tindakan pembedahan.
Ekstraksi lensa sebenarnya suatu tindakan yang sederhana, namun
resikonya berat. Kesalahan pada tindakan pembedahan atau terjadinya
inIeksi akan mengakibatkan hilangnya penglihatan tanpa dapat diperbaiki
lagi. Pembedahan biasanya dengan anestesi lokal. Hanya orang-orang yang
tidak tenang, neurosis atau takut dilakukan dalam narkosa umum.
Pembedahan katarak senil dikenal 2 bentuk yaitu intrakapsular atau
ekstrakapsular. Ekstraksi katarak intrakapsular merupakan tindakan umum
pada katarak senil karena bersamaan dengan proses degenerasi lensa juga
terjadi degenerasi zonula Zinn sehingga dengan memutuskan zonula ini
dengan menarik lensa, maka lensa dapat keluar bersama-sama dengan
kapsul lensa.
Katarak ekstraksi ekstrakapsular dilakukan dengan merobek kapsul
anterior lensa dan mengeluarkan dilakukan pada katarak senil bila tidak
mungkin dilakukan intrakapsular misal pada keadaan terdapatnya banyak
sinekia posterior bekas suatu uveitis sehingga bila kapsul ditarik akan
mengkibatkan penarikan kepada iris yang akan menimbulkan perdarahan.
Ekstrakapsular sering dianjurkan pada katarak dengan miopia tinggi untuk
mencegah mengalirnya badan kaca yang cair keluar, dengan meninggalkan
kapsul posterior untuk menahannya. Pada saat ini ekstrakapsular lebih
dianjurkan pada katarak senil untuk mencegah degenerasi makula pasca
bedah.
Cara lain mengeluarkan lensa yang keruh adalah yang keruh adalah
dengan terlebih dahulu menghancurkan masa lensa dengan gelombang
suara Irekuensi tinggi (40.000 MHz), dan masa lensa yang sudah seperti
bubur dihisap melalui sayatan yang lebarnya cukup 3.2 mm. Untuk
memasukkan lensa intraokular yang dapat dilipat (Ioldable IO) lubang
sayatan tidak selebar sayatan pada ekstraksi katarak ekstrakapsulat.
Keuntungan bedah dengan sayatan kecil ini adalah penyembuhan yang
lebih cepat dan induksi terjadinya astigmatismat akan lebih kecil.

Persiapan bedah katarak
Dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan, Uji Anel, Tonometri dari ada
atau tidak adanya inIeksi di sekitar mata.
Pemeriksaan keadaan umum penderita sebaiknya sudah terkontrol gula
darah, tekanan darah selain penderita sudah diperiksa paru untuk
mencegah kemungkinan batuk pada saat pembedahan atau pasca bedah.




















DAFTAR PUSTAKA

Ilyas,Sidharta. atarak le3sa mata eruh. Glosari Sinopsis. Cerakan Kedua. Balai Penerbitan
FKUI. Jakarta. 2007.
Ilyas, Sidharta; Mailangkay; Taim, Hilman; Saman,Raman; Simarmata,Monang;
Widodo,Purbo. Ilmu Pe3akit Mata u3tuk d4kter umum da3 mahasiswa ked4ktera3. Edisi
kedua. Sagung Seto. Jakarto. 2002.
Ilyas,Sidharta. Ilmu Pe3akit Mata. Cetakan ketiga. Balai Penerbitan FKUI. Jakarta. 2006.
Vaughan, Daniel; Asbury, Taylor; Riordan-Eva, Paul. Oftalm4l4i Umum. Edisi Empat belas.
KDT. Jakarta. 2006.
Radjamin, Tamin, dkk. Ilmu Pe3akit Mata u3tuk D4kter Umum da3 Mahasiswa ed4ktera3.
Perhimpunan Dokter Ahli Mata Indonesia. Airlangga University Press. Surabaya. 1984.

Anda mungkin juga menyukai