Anda di halaman 1dari 7

TINGKAT FILTRASI

RUMPUT LAUT (7,.,7,sp) TERHADAP KANDUNGAN


ORTOFOSFAT (P
2
O
5
)




KELOMPOK 3












A II
TIN1AUAN PUSTAKA

Rumput laut 7,.,7, sp. Adalah salah satu sumberdaya hayati laut yang
bernilai ekonomis penting dan disebut 'agaroit karena menghasilkan agar- agar.
Agar- agar biasa digunakan dalam industri makanan, Iarmasi, dan industri
kosmetika. Kebutuhan industri akan produk ini terus mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun (Mubarak dkk.,1990). 7,.,7, sp. Pada umumnya di panen
secara alami melalui kegiatan pengumpulan. Cara seperti ini menyebabkan alga
gracilaria sp. Tereksploitasi secara berlebihan sehingga terjadi penurunan populasi
alamiah. Maka cara terbaik utuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan cara
melakukan budidaya (Critchley, 1993).
















A I
PENDAHULUAN

1.1Latar 0akang
Rumput laut jenis 7,.,7, sp. merupakan salah satu jenis alga merah (
Rhodophyta) yang tumbuh di daerah tropik dan sub tropik yang tumbuh
dominan diperairan laut dangkal. Dengan kondisi lingkungan salinitas yang
sesuai serta pertukaran air yang baik rumput laut ini dapat dibudidayakan di
kawasan pertambakan bandeng dan udang . Hal ini dimungkinkan, karena
persyaratan lingkungan pertumbuhan rumput laut memiliki rentang yang
sama dengan harapan kualitas lingkungan budidaya udang dan bandeng.
Pertumbuhan rumput laut Gracilaria sp. Sangat tergantung kepada
ketersediaan unsur hara seperti nitrogen (N), IosIor (F), karbon (C) dan lain-
lain. Oleh karena itu, unsur hara yang tersedia dan terlarut dalam kolom air
dibutuhkan oleh rumput laut untuk pertumbuhan dan perkemabangannya.
Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa rumput laut ini sangat rakus
untuk mengambil unsur hara yang tersedia dalam air sebanyak-banyaknya,
dengan demikian kelebihan unsur hara pada saat pemberian pakan di
lengkungan budidaya tambak, dimungkinkan dimanIaatkan oleh rumput laut
untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangannya, sementara
pemanIaatan kelebihan unsur hara oleh rumput laut akan berdampak positiI
kepada upaya pemulihan kualitas air pertambakan. Oleh karena itu,
keberadaan rumput laut 7,.,7, sp. Akan sangat berguna diintegrasikan
penanamannya dalam budidaya tambak udang dan bandeng.

1.2Tujuan
Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui kemampuan rumput laut
dalam melakukan Iiltrasi unsur hara OrtoIosIat dalam kondisi terkendali di
laboraturium.









A III
METODE PENELITIAN

Kajian ini dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan antara lain
menggunakan bahan-bahan antara lain rumput laut jenis Gracillaria sp., air laut,
pupuk urea TSP. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah mengikuti
akuarium, aerator, lampu penerangan pH meter, SCT meter.
Ke dalam akuarium yang berisi 50 liter air laut ditambahkan pupuk TSP
sebanyak 2 ppm P untuk P0rakuanA dan untuk P0rakuan_ ditambahkan 1
ppm P. Selanjutnya masing- masing akuarium ditambah pupuk urea sebanyak 13,
09 ppm N. Secara berkala setiap selang 3 (tiga) hari, kandungan unsur P
Perlakuan A da PerlakuanB dianalisa di laboratorium.




























A IV. HASIL DAN PEMAHASAN
OrtoIosIat merupakan salah satu bentuk IosIat yang dapat larut dalam air
dan dapat dimanIaatkan langsug oleh tanaman air. OrtoIosIat pada
konsentrasi A memiiki konsentrasi yang lebih tinggi pada awal pengamatan
jika dibandingkan dengan perlakuan B, hal ini disebabkan pemberian pupuk
TSP pada perlakuan A lebih besar jika dibandingkan dengan perlakuan B.
Data hasil analisa disajikan pada tabel 1 dan tabel 2.
Penurunan konsentraai ortoIosIat terjadi dari hari 1 sampai hari 12 pada
setiap perlakuan karena jumlah penambahan ortoIosIat komposisi pupuk TSP
lebih kecil jika dibandingkan dengan penyerapan ortoIosIat oleh 7,.,7,
sp.
Tab0 1. Laju p0nurunan ortofosfat pada p0rakuan A
p0ngamatan P0rakuan A
awa Akhir Laju p0nurunan
(ppm/hari)
1 0,784 0,3795 0,1348
2 0,3795 0,139 0,0802
3 0,139 0,1425 -0,0012
4 0,1425 0,118 0,0082
5 0,118 0,333 -0,717

Tab0 2. Laju p0nurunan ortofosfat pada p0rakuan
p0ngamatan P0rakuan
awa Akhir Laju p0nurunan
(ppm/hari)
1 0,4595 0,113 0,1155
2 0,113 0,1125 0,0002
3 0,1125 0,125 -0,0042
4 0,125 0,1045 0,0068
5 0,1045 0,3335 -0,0763

Pada hari 12 sampai hari ke 15 pada masing-masing perlakuan terjadi
kenaikan kandungan ortoIosIat yang disebabkan oleh dekomposisi dari sisa
pupuk TSP yang belum terdekomposisi, sehingga meningkatkan kandungan
ortoIosIat dalam air.
Berdasarkan tabel 1 laju penurunan ortoIosIat pada perlakuan A adalah
sebesar 0,3148 ppm/hari pada hari 1 sampai 3 dan pada hari 3 sampai 6 laju
penurunan hanya sebesar 0,0802 ppm/hari. Selanjutnya pada hari 9 sampai 12
perlakuan A laju penurunan ortoIosIat menjadi sebesar 0,0082 ppm/hari.
Peningkatan kandungan ortoIosIat pada perlakuan A terjadi pada hari 6 sampai 9
dengan laju peningkatan sebesar 0,0012 ppm/hari dan 0,017 ppm/hari pada hari
12 sampai 15.
Pada perlakuan B penurunan ortoIosIat terjadi pada hari 1 sampai 3
sebesar 0,115 ppm/hari, hari 3 sampai 6 sebesar 0,002 ppm/hari, dan pada hari 9
sampai 12 sebesar 0,0068 ppm/hari. Peningkatan ortoIosIat pada perlakuan B
terjadi pada hari 6 sampai 9 sebesar 0,0042 ppm/hari, dan hari 12 sampai 15
sebesar 0,0763 ppm/hari.
Berdasarkan data selama periode pengamatan, laju penurunan kandungan
ortoIosIat yang paling tinggi terjadi pada hari 1 sampai 3 untuk semua perlakuan
hal ini diduga terjadi karena ortoIosIat yang terdapat dalam air langsung di serap
oleh 7,.,7, spp dan mengakumulasi ortoIosIat terebut dalam sel. Penyerapan
ortoIosIat secara cepat dan dalam jumlah yang besar diduga dilakukan oleh
7,.,7, sp., ortoIosIat diakumulasikan dalam sel dan akan digunakan jika
diperlukan dalam pembentukan sel.
Oleh karena itu, berdasarkan hasil pengamatan, ternyata laju penurunan
ortoIosIat yang paling tinggi sebagaimana disajikan pada tabel 3 adalah pada
perlakuan A sebesar 0,0149 ppm/hari, sedangakan pada perlakuan B laju
penurunan ortoIosIat 0,0082 ppm/hari. Diketahui bahwa akuarium berisi air
sebagai media tumbuh sebanyak 50 liter.
Tab0 3. Laju p0nurunan ortofosfat pada tiap p0rakuan s0ama p0ngamatan
A
Laju p0nurunan
(ppm/hari)
0,0149 0,0082

Dengan demikian telah terjadi penurunan P-ortoIosIat sebanyak
50X0,0149 ppm 0,75 mg P/hari pada air di akuarium dengan perlakuan A dan
telah terjadi penurunan P-ortoIosIat sebanyak 50X0,0082 ppm 0,41 mg P/hari
pada air di akuarium dengan perlakuan B.




A V. PENUTUP
5.1KESIMPULAN
a. Rata-rata penurunan ortoIosIat yang terukur pada perlakuan A (2 ppm
P) sebesar 0,0149 ppm/hari dan perlakuan B (1ppm P) sebesar 0,0082
ppm/hari
b. Laju penurunan ortoIosIat pada akuarium perlakuan A adalah 0,75 mg
P /hari dan erlakuan B adalah 0,41 mg P/hari.

Anda mungkin juga menyukai