Anda di halaman 1dari 10

1.

berikan pendapat anda based on reIerence: uraikan hubungan antara globalisasi dan
keperawatan! Perawat seperti apa yang dibutuhkan pada era global?

Jawaban :
Era globalisasi yang sedang dan akan kita hadapi dibidang kesehatan menimbulkan
secercah harapan akan peluang (opportunity meningkatnya pelayanan kesehatan. Terbukanya
pasar bebas memberikan pengaruh yang penting dalam meningkatkan kompetisi disektor
kesehatan. Persaingan antar rumah sakit memberikan pengaruh dalam manajemen rumah sakit
baik milik pemerintah, swasta dan asing dengan tujuan akhir adalah untuk meningkatkan
pelayanan. Tuntutan masyrakat akan pelayanan kesehatan yang memadai semakin meningkat
turut memberikan warna diera globalisasi dan memacu rumah sakit untuk memberikan layanan
terbaiknya agar tidak dimarginalkan oleh masyarakat. Mutu pelayanan keperawatan sangat
mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan, bahkan menjadi salah satu Iaktor penentu citra
institusi pelayanan kesehatan (rumah sakit di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena
keperawatan merupakan kelompok proIesi dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat
dengan pasien. Salah satu indikator mutu layanan keperawatan adalah kepuasan pasien yang
salah satunya ditentukan oleh peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien, serta seorang perawat harus ahli dalam bidang ilmu teknologi dan komunikasi.
Salah satu contoh sistem teknologi dan inIormasi kesehatan yang sedang berkembang
saat ini adalah sistem penyimpanan data kesehatan elektronik atau dalam bahasa inggris dikenal
dengan Electronic Health Record. Sistem penyimpanan data kesehatan elektronik ini berisi
tentang demograIi pasien, catatan kemajuan, masalah kesehatan, obat-obatan yang digunakan,
tanda-tanda vital, riwayat medis masa lalu, catatan imunitasasi, data laboratorium, dan laporan
radiologi.

Sistem penyimpanan data kesehatan elektronik ini mengotomatiskan dan merampingkan alur
kerja para klinisi, eIektiI dan eIisien. Sistem penyimpanan data kesehatan elektronik masuk
dalam rumpun Health InIormation Technology (HIT,memiliki andil yang sangat besar dalam
meningkatkan keamanan, keeIektiIan dan eIisiensi dalam pelayanan kesehatan. Hampir 80
medical error dapat dihindari dengan penyimpanan data elektronik (Simpson, 2003. Electronic
Health Record ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan catatan lengkap tentang pertemuan
pasien, serta mendukung kegiatan perawatan lainnya yang berhubungan langsung atau tidak
langsung. Karena Electronic Health Record ini memerlukan perangkat elektronik maka
penggunanya dituntut untuk mahir dalam mengoperasikan komputer beserta soItwarenya.

Sistem penyimpanan data kesehatan elektronik pasien di luar negeri sudah sangat berkembang
pesat namun pemakaiannya pada beberapa negara masih rendah, termasuk di Indonesia.
Berbagai macam kendala yang dianggap sering muncul adalah kuantitas dan kualitas SDM
sampai kuantitas dan kualitas komputer sebagai alat perekam. Padahal apabila dilihat dari
urgensi dan kepentingannya, maka sistem pencatatan kesehatan elektronik ini sangatlah
berpengaruh pada kualitas atau mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit atau di sarana
kesehatan lainnya.

Perawat seperti apa yang dibutuhkan pada era global?. Yang telah kita ketahui bahwa
peran perawat di rumah sakit sangatlah penting. Perawat merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit yaitu tenaga yang paling lama berhubungan dengan pasien. Akan
tetapi kinerja perawat masih banyak dikeluhkan oleh pasien dan keluarganya. Hal ini tampak dari
banyaknya masukan dari pasien dan keluarganya atau pengunjung tentang pelayanan Rumah
Sakit terutama perawat. Kondisi tersebut sangat bertentangan dengan praktik keperawatan yang
seharusnya senantiasa meningkatkan mutu pelayanan proIesinya. Jadi diharapkan seorang
perawat harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan
pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya serta meningkatkan mutu pelayanan proIesinya.
(based on reIerence terlampir

2. Uraikan komplikasi imobilitas (minimal 5)
Jawaban :
Gangguan mobilisasi (imobilisasi dideIinisikan menurut NANDA sebagai suatu keadaan ketika
individu mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan gerak Iisik (Kim et al, 1995.
Pengaruh dalam tingkat mobilisasi Iisik dapat mengakibatkan instruksi pembatasan gerak dalam
bentuk tirah baring, pembatasan gerak Iisik selama penggunaan alat bantu eksternal (mis. Gips
atau traksi rangka, pembatasan gerak volunteer, atau kehilangan Iungsi motorik.
ampak fisiologis
Apabila ad perubahan mobilisasi, maka setiap system tubuh berisiko terjadi gangguan. Tingkt
keparahannya dari gangguan tersebut tergantung pada umur klien, dan kondisi kesehatan secara
keseluruhan, serta tingkat imobilisasi yang dialami.
1. Perubahan metabolik
Sistem endokrin merupakan produksi hormon-sekresi kelenjar, membantu
mempertahankan dan mengatur Iungsi vital seperti (1 respons terhadap stress dan cedera,
(2 pertumbuhan dan perkembangan,(3 reproduksi,(4 homeostasis ion, dan (5
metabolisme energi. Sistem endokrin berperan mengatur lingkungan internal dengan
mempertahankan keseimbangan natrium, kalium, air dan keseimbangan asam-basa.
Imobilisasi mengganggu Iungsi metabolic normal, antara lain laju metabolik ;
metabolisme karbohodrat, lemak dan protein; ketidakseimbangan kalsium; dan gangguan
pencernaan. Keberadaan proses inIeksius pada klien imobilisasi mengalami peningkatan
basal metabolic rate (BMR diakobatkan karenan demam atau penyembuhan luka.
O DeIisiensi kalori dan protein merupakan karakterisktik klien yang mengalami
penurunan selera makan akibat imobilisasi. Protein disintesis dan diubah menjadi
asam amino dalam tubuh untuk dibenntuk kembali menjadi protein lain secara
konstan. Asam amino tidak digunakan akan diekskresikan. Tubuh dapat
mensintesa asam amino tertentu (nonesensial tetapi tergantung pada protein yang
dikonsumsi untuk menyediakan delapan asam amino esensial. Jika lebih banyak
nitrogen (produk akhir pemecahan asam amino yang diekskresikan dari pada
yang dimakan dalam bentuk protein, makan tubuh dikatakan mengalami
keseimbangan nitrogen negative dan kehilangan berat badan, penurunan massa
otot, dan kelemahan akibat katabolisme jaringan. Kehilangn protein menunjukkan
penurunan massa otot terutama pada hati, jantung, paru-paru, saluran pencernaan,
dan system kekebalan
O Ekskresi kalsium dalam urine ditingkatkan melalui resospsi tulang. Imobilisasi
menyebabkan pelepasan kalsium ke dalam sirkulasi. Dalam keadaan normal ginjal
dapat mengekskresikan kelebihan kalsium. Jika ginjal tidak mampu berespon
dengan cepat maka akan terjadi hiperkalsemia.

2. Gangguan Iungsi gastrointestinal
Gangguan Iungsi gastrointestinal bervariasi dan menagkibatkan penurunan motilitas
saluran gastrointestinal. Konstipasi merupakan gejala umum.diare sering terjadi akibat
impaksi Iekal. Impaksi Iekal dapat mengakibatkan obstruksi usus mekanik sebagian
ataupun keseluruhan yang menyumbat lumen usus, menutup dorongna normal dari cairan
dan udara. Akibat adanya cairan usus menimbulkan distensi dan peningkatan tekanan
intraluminal. Selanjutnya, Iungsi usus menjadi tertekan, terjadi dehidrasi, terhentinya
absorbs, dan gangguan cairan dan elektrolit semakin memburuk.
3. Perubahan sistem respiratori
Klien imobilisasi berisiko mengalami komplikasi paru-paru. Komplikasi paru-paru yang
paling umum adalah atelektasis dan pneumonia hipostatik. Pada atelektasis, bronkiolus
menjadi tertutup oleh adanya sekresi dan kolaps alveolus distal karena udara yang
diabsorbsi, sehingga menghasilkan hipoventilasi. Bronkus utama atau beberapa
bronkiolus kecil dapat terkena. Luasnya atelektasis ditentukan oleh bagian yang tertutup.
Pneumonia hipostatik adalah peradangan paru-paru akibat stasisnya sekresi. Atelektasis
dan pneumonia hipostatik, keduanya sama-sama menurunkan oksigenasi, memperlama
penyembuhan, dan menambah ketidaknyamanan klien.
4. Perubahan sistem kardiovaskuler
System kadiovaskuler juga dipengaruhi oleh imobilisasi. Ada tiga perubahan utama yaitu
hipotensi ortostatik, peningkatan beban kerja jantung, dan pembentukan thrombus.
O Hipotensi ortostatik adalah tekanan darah sistolik 25 mmHg dan diastolik 10
mmHg ketika klien bangun dari posisi berbaring atau duduk ke posisi berdiri.
Pada klien imobilisasi, terjadi penurunan sirkulasi volume cairan, pengumpulan
darah pada ekstremitas bawah dan penurunan respons otonom. Faktor-Iaktor
tersebut mengakibatkan penurunan aliran balik vena, diikuti oleh penurunan curah
jantung yang terlihat pada penurunan tekanan darah.
O Jika beban kerja jantung meningkat maka konsumsi oksigen juga meningkat. Oleh
karena itu jantung bekerja lebih keras dan kurang eIisien selama masa istirahat
yang lama. Jika imobilisasi meningkat maka curah jantung menurun, penurunan
eIisiensi jantung yang lebih lanjut dan peningkatan beban kerja .
O Klien juga berisiko terjadi pembentukan thrombus. Thrombus adalah akumulasi
trombosit, Iibrin, Iaktor-Iaktor pembekuan darah, dan elemen sel-sel darah yang
menempel pada dinding bagian anterior vena atau arteri, kadang-kadang menutup
lumen pembuluh darah. Ada tiga yang menyebabkan pembentukan thrombus: (1
hilangnya integritas dinding pembuluh darah, (2 kelainan aliran darah (mis.
Aliran darah vena lambat akibat tirah baring dan imobilisasi, (3 perubahan
unsure-unsur darah.
5. Perubahan sistem musculoskeletal
Pengaruh imobilisasi pada sistem musculoskeletal meliputi ganggguan mobilisasi
permanen. Keterbatasan mobilisasi mempengaruhi otot klien melalui kehilangan daya
tahan, penurunan massa otot, atroIi otot, dan penurunan stabilitas. Pengaruh lain dari
keterbatasan mobilisasi yang memperngaruhi sistem musculoskeletal adalah gangguan
metabolisme kalsium dan gangguan mobilisasi sendi.
O Pengaruh otot. Akibat pemecahan protein, klien mengalami kehilangan massa
tubuh, yang membentuk sebagian otot. Oleh karena itu, penurunan massa otot
tidak mampu mempertahankan aktivitas tanpa peningkatan kelelahan. Massa otot
menurun akibat metabolisme dan tidak digunakan. Jika imobilisasi berlanjut dan
otot tidak dilatih, maka akan terjadi penurunan massa yang berkelanjutan.
Penurunan mobilisasi dan gerakan mengakibatkan kerusakan
musculoskeletal yang besar, yang perubahan patoIisiologi utamanya adalah atroIi.
OtroIi adalah suatu keadaan yang dipandang secara luas sebagai respon terhadap
penyakit dan penurunan aktivitas sehari-hari, seperti pada respon imobilisasi dan
tirah baring.
Penurunan stabilitas terjadi akibat kehilangan daya tahan, penurunan
massa otot, atroIi dan kelainan sendi yang actual. Sehingga klien tersebut tidak
mampu bergerak terus menerus dan sangat berisiko untuk jatuh.
O Pengaruh skelet. Imobilisasi menyebabkan dua perubahan terhadap skelet :
gangguan metabolisme kalsium dan kelainan sendi. Karena imobilisasi berakibat
pada resorpsi tulang, sehingga jaringan tulang menjadi kurang padat, dan terjadi
osteoporosis. Imobilisasi dan aktivitas yang tidak menyangga tubuh
meningkatkan resorpsi tulang. Resopsi tulang juga menyebabkan kalsium terlepas
ke dalam, sehingga mengakibatkan terjadinya hiperkelsemia.
O Imobilisasi dapat mengakibatkan kontraktur sendi. Kontraktur sendi adalah
kondisi abnormal dan siasa permanen yang ditandai oleh sendi Ileksi dan
terIiksasi. Hal ini disebabkan tidak digunakannya, atroIi, dan pemendekan serat
otot. Jika terjadi kontraktur maka sendi tidak dapat mempertahankan rentang
gerak dengan penuh. Sayangnya kontraktur sering menjadikan sendi pada posisi
yang tidak berIungsi.
6. Perubahan sistem integumen
Dekubitus terjadi akibat iskemia dan anoksia jaringan. Jaringan yang tertekan, darak
membelok, dan kontriksi kuat pada pembuluh darah akibat tekanan persisten pada kulit
dan struktur di bawah kulit, sehingga respirasi selular terganggu, dan sel menjadi mati.
7. Perubahan elimininasi urine
Eliminasi urine klien berubah oleh adanya imobilisasi. Pada posisi tegak lurus, urin
mengalir keluar dari pelvis ginjal lalu masuk ke dalam ureter dan kandung kemih akibat
gaya gravitasi. Jika klien dalam posisi rekumben atau datar, ginjal dan ureter membentuk
garis datar seperti pesawat. Ginjal akan membentuk urine harus masuk ke dalam kandung
kemih melawan gaya gravitasi. Akibat kontraksi ureter yang tidak cukup kuat melawan
gaya gravitasi, pelvis ginjal menjadi terisi sebelum urine masuk ke dalam ureter. Kondisi
ini disebut stasis urine dan meningkatkan risiko inIeksi saluran perkemihan dan batu
ginjal.
Klien imonilisasi berisiko terjadinya pembentukan batu karena gangguan metabolisme
kalsium dan akibat hiperkalsemia.sejalan dengan massa imobilisasi yang berlanjut,
asupan cairan yang terbatas, dan penyebab lain, seperti demam, akan meningkatkan risiko
dehidrasi. Akibatnya haluaran urine menurun sekitar pada hari kelima atau keenam. Pada
umumnya urine yang diproduksi berkonsentrasi tinggi. Urine yang pekat meningkatkan
risiko terjadi batu dan inIeksi.
ampak psikologis
Imobilisasi menyebabkan respons emosional, intelektual, sensori, dan sosiokultural. Perubahan
status emosional biasa terjadi bertahap. Perubahan emosional paling umum adalah depresi,
perubahan perilaku, perubahan siklus tidur-bangun, dan gangguan koping.
. Buatlah leaflet sederhana untuk Health Education pada pasien Atritis Reumatoid

(Terlampir)

4. HASIL WAWANCARA
1. Identitas
Nama : Tn S
Umur : 50 Th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : S2
Pekerjaan : PNS
Agama : Hindu
Suku : Bali
Alamat : Br. Serokadan, Susut, Bangli
2. Riwayat
Klien mengatakan saat kejadian terjadi ia sedang melihat kerabatnya yang sedang memotong
dahan pohon karena melewati pagar temboknya dan klien tepat dibawah pohon tersebut. Klien
meletakan tangan kanannya di atas tembok dan seketika tidak ia sadari sebuah dahan pohon yang
cukup besar menimpa tangannya, semula klien tidak mengetahui bila jari telunjuknya telah patah
namun klien merasa kesakitan dan telunjuknya tidak bisa digerakan. Setelah itu klien
menghubungi perawat setempat di desanya untuk memeriksa keadaannya, dan klien dihimbau
oleh perawat tersebut untuk mengompreskan tangannya dengan air hangat dan perawat tersebut
memberikan obat pereda nyeri (codein, setelah itu klien dirujuk untuk memeriksakan tangannya
kerumah sakit RSU Bangli untuk di rongent tangannya.

3. Penanganan
Klien mengatakan telah memeriksakan tangannya untuk di rongent dan hasilnya adalah jari
telunjuk klien patah pada daerah 20tacarpals. Setelah itu klien kedokter di RSU Bangli untuk
mendapatkan penanganan dan mendapatkan beberapa obat analgesic dan klien disarankan untuk
membeli gipss yang bisa dibuka dan dipasang kembali, tapi klien tidak tahu dimana harus
membelinya. Klien sempat mengatakan bahwa dirinya pernah berobat ke dukun di batur
sebanyak 3 kali, dan klien mengatakan sakit pada jarinya mereda setelah 1 bulan lebih. Namun
secara clinikal union nyeri pada klien mereda, tapi secara radiologi belum sembuh secara
maksimal.








Gambar hasil Rongent Tn. S
4. Komplikasi
Saat ini klien mengeluh bahwa jari telunjuknya terasa tidak lurus, /islocation) namun tidak
ada gangguan pada pergerakan jari klien.

5. Apa yang dirasakan, adakah penkes yang diberikan?
Walaupun tulang jari klien sudah menyambung namun klien merasa kecewa kepada dokter
yang memeriksanya karena tidak memberikan pendidikan kesehatan serta dimana dan bagaimana
klien bisa mendapatkan gipss yang dibutuhkannya.

6. Apakah penanganan tersebut sudah dirasa optimal oleh pasien! Jika belum apa yang perlu
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang merawat?
Penanganan yang dirasakan oleh klien belum optimal. Jadi yang perlu dilakukan oleh
seorang perawat adalah dengan cara memberikan penkes kepada klien sesuai dengan tingkat
pendidikan klien dan menyarankan kepada klien untuk tidak berobat ke dukun, karena berobat ke
dukun dapat memperparah proses penyembuhan dan dapat menyebabkan dislokasi pada daerah
Iraktur yang secara otomatis akan memperlambat proses penyembuhan klien. Serta dampak
dimasa depan akan membuat klien tidak nyaman pada jarinya yang patah.














DAFTAR PUSTAKA
Aru W Sudoyo. 2009. uku Afar Il2u P0nyakit Dala2 fili/ III. Jakarta: Interna Publishing
Irma Herliana. 2010. M0ningkatkan Kualitas /an Mutu P0layanan K0p0rawatan D0ngan
El0ctronic H0alth R0cor/ S0-uah Tantangan Di Era Glo-alisasi Infor2asi. (Online
http://www.google.co.id Akses 3 November 2010
Potter & Perry. 2005. uku Afar Fun/a20ntal K0p0rawatan E/isi 4. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai