Anda di halaman 1dari 13

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

PENDAHULUAN
Kata IalsaIah atau IilsaIat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab ,
yang juga diambil dari bahasa Yunani; 4ioooiu philosophia Dalam bahasa ini, kata ini
merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia persahabatan, cinta dsb dan
(sophia 'kebijaksanaan Sehingga arti haraIiahnya adalah seorang 'pencinta kebijaksanaan
atau 'ilmu Kata IilosoIi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia Bentuk
terakhir ini lebih mirip dengan aslinya Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami
bidang IalsaIah disebut 'IilsuI DeIinisi kata IilsaIat bisa dikatakan merupakan sebuah problem
IalsaIi pula Tetapi, paling tidak bisa dikatakan bahwa 'IilsaIat adalah studi yang mempelajari
seluruh Ienomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis ini didalami tidak dengan
melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan
problem secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat
untuk solusi tertentu, serta akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses
dialektik Dialektik ini secara singkat bisa dikatakan merupakan sebuah bentuk dialog Untuk
studi IalsaIi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasaDewasa ini, kita dapat melihat
akan adanya dominasi cara berpikiryang dilakukan oleh para pemikir barat Penguasaan
tersebut telah menguasai hampir seluruh dunia; karena barat telah berhasil mengembangkan
teknologi, kebudayaan sekaligus peradabanya Bagi negara berkembang ketergantungan akan
dominasi barat sangat kentara sekali, apalagi dilihatdari kacamata IilsaIa, barat berhasil dalam
mengembangkan dan menanamkan cara berpikirnya Sebetulnya pemeikiran-pemikiran barat
pada hakekatnya berupa tradisi pemikiran yang diambil dan dilahirkan dizaman Yunani kuno
Dengan kata lain, bahwa IilsaIat Yunani Kuno dimajukan sebagai pangkal sejarah IilsaIat
(pemikiran Barat Para ahli pada zaman itu, mencoba membuat konsep tentang asal muasal
alam Corak dan siIat dari pemikiranya bersiIat mitologik (keteranganya didasarkan atas mitos
dan kepercayaan saja Namun setelah adanya demitologisasi oleh para pemikir alam seperti
Thales (624-548 SM, Anaximenes (590-528 SM, Phitagoras (532 SM, herakliotos (535-475
SM, Parminides (540-475 SM serta banyak lagi pemikir lainya, maka pemikiran IilsaIat
berkembang secara cepat kearah kemegahanyaSejak abad 5 SM, pemikiran IilsaIat beralih
kearah manusia dengan kemampuan berpikirnya, masa ini dikenal dengan masa antropologis
Masa ini dokenal sederet ahli pemikir seperti Sokrates, Plato, Aristoteles Pada Ahirnya FilsaIat
membentuk ruang lingkup yang semakin luas serta dengan beraneka ragam permasalahan
Pemikiran IilsaIati pada masa itu diartikan sebagai bermacam-macam ilmu pengetahuan Hal ini
dapat dibuktikan dengan apa yang dikemukakan oleh Aristoteles, bahwa IilsaIat adalah segala
sesuatu yang dapat dipertanggungjawabkan atas dasar akal pikiran, dan membagi IilsaIat menjadi
ilmu pengetahuan, poetis, ilmu pengetahuan tang praktis, ilmu pengetahuan yang teoritis
Seorang IilusuI dipandang cerdik dan pandai jika orang tersebut cinta dan ingin selalu berteman
dengan kebijaksanaan (Koentowibisono, 1982:3Perkembangan IilsaIat hingga zaman
Neoplatonisme (abad sesudah masehi mulai mengarah pada Tuhan (Teosentris dan Tuhanlah
yang menjadi dasar segal galanya Tuhan dan segala sesuatu menjadi hakekat yang sama, lebih
dikenal dengan ajaran Phanteisme (serba TuhanMulai abad permulaan masehi, perkembangan
IilsaIat beralih ke Eropa Hal ini disebabkan kekuasaan kerajaan Roma yang luas sekali
Pemikiran IilsaIat di Eropa diwarnai dengan unsur-unsur baru (Agama katholik Unsur baru
tersebut mendominasi pemikiran IilsaIat pada masa itu Dengan kata lain pemikiran IilsaIat
didasarkan pada Iirman Tuhan, hal ini disebabkan karena satu-satunya kebenaran dan
kebijaksanaan ada pada Iirman TuhanPada abad 12 dimana perkembangan IilsaIat mengalami
peningkatan yang luar biasa, hal ini ditandai dengan adanya Universitas-universitas, disamping
ordo-ordo Ordo semacam sekumpulan orang dibawah seorang imam guna hendak mencapai
kesempurnaan hidup, dengan meninggalkan masyarakat ramai dan duniawi Perkembangan ini
ditandai dengan munculnya para ahli pikir seperti:Anselmus, Alberadus, Albertus ManIus
Pemikiran IilsaIatnya berkisar tentang penyelesaian hubungan antara akal dan wahyu dan juga
tentang universaliaAbad 14-17 pemikiran IilsaIat ditandai dengan munculnya aliran-aliran
IilsaIat Ini adalah masa dimana menuju pada IilsaIat modern Yang menjadi dasar timbulnya
pemikiran keIilsaIatan ini adalah kesadaran individu yang kongkrit Pada masa inipula di Eropa
terjadi minat orang terhadap IilsaIat Yunani senakin besar dan berusaha mengembalikan
pemikiran tersebut Masa ini dikelan dengan masa RenaisancePada masa ini pemikiran
IilsaIatnya mengarah pada individu yang konkrit sekaligus menjadi subjek dan objeknya
masing-masing manusia menjadi barometer dalam menetapkan sebuah dan menentukan akan
kebenaran dan kenyataan Dalam situasi macam ini hubungan antara agama dan IilsaIat menjadi
cair, dalam artian agama ditinggalkan oleh IilsaIat (Koentowibisono; 182;4 Masing masing
kembali pada dasarnya sendiri, artinya agama mendasarkan dir pada imam dan kepercayaan pada
Iirman Tuhan dalam menghadapi pelbagai permasalahan, sedangkan IilsaIat mendasarkan diri
pada akal dan pengalaman Perkembangan selanjutnya jaman pencerahan pada abad ke 18,
dikatakan demikian karena adanya Tasionalisme, semakin lama kemampuan manusia akan
menjadi tumpahan harapan; pada ahirnya perkembangan IilsaIat pada abad ke 19 yang mengarah
pada IilsaIat ilmu pengetahuan, dimana persoalan IilsaIat diisi dengan usaha manusia mengenai
cara bagaimana caranya dan apa sarana yang dipakai untuk mencari kebenaran dan
kenyataanImanuel Kant (1724-1804 dikatakan sebagai penyempurna pencerahan sebab
pemikiran IilsaIat memuat suatu gagasan baru yang akan memberikan kepada segala arah
dikemudian hariMenginjak abad 19 keadaan dunia IilsaIat terpecah belah, ada IilsaIat Amerika,
IilsaIat Inggris, IilsaIat Jerman, IilsaIat Prancis dan lain lain Pada masa ini pemikiran IilsaIat
mampu membentuk kepribadian terhadap masing-masing bangsa dengan pemikiran dan cranya
sendiri Dengan demikian perlahan-lahan IilsaIat kontemporer mulai tumbuh Mulai saat ini tidak
ada lagi aliran ataupun tokoh yang mendominasi IilsaIatFilsaIat pragmatis di Amerika Serikat
timbul karena meragukan kemampuan akal dan ilmu pengetahuan positiI FilsaIat hidup yang
berkembang di seluruh eropa tetapi mempunyai bentuk dan coraknya sendiri di pelbagai negara
Pada ahirnya sebagian besar aliran IilsaIat menunjukan perbadeaan yang sangat tajam, akan
tetapi adanya kesamaan juga yaitu, reaksi terhadap pemikiran yang substansional-metaIisik
Kecenderungan kearah secara praktis terhadap IilsaIat dalam kaitanya dengan manusia secara
individu dan sosial Dalam abad 20 inilah dikatakan Van Peursen sebagai pemikiran IilsaIat
secara Fungsional (Koentowibisono, 1982;4
PEMBAHASAN
Pemikiran Pemikiran Filsafat
1 Humanisme, Humanisme berasal dari Barat dan mengalami perkembangan dalam
lingkungan pemikiran IilsaIat Barat Karena itu, untuk mengkaji dan menganalisis
gerakan humanisme beserta pengaruhnya pada dasar-dasar epistemologi Barat sudah
seharusnya merujuk ke berbagai ensiklopedia Barat yang akurat agar kajian bisa
dilakukan secara ilmiah dan bebas dari berbagai kecenderungan subyektiI Dalam rangka
ini, kita mengutip berbagai ensiklopedia yang tersedia, antara lain Encyclopedia oI
Philoshopy karya Paul Edward yang menjelaskan tentang humanisme sebagai
berikut:Humanisme adalah sebuah gerakan IilsaIat dan literatur yang bermula dari Italia
pada paruh kedua abad ke-14 kemudian menjalar ke negara-negara Eropa
lainnya Gerakan ini menjadi salah satu Iaktor munculnya peradaban baru Humanisme
adalah paham IilsaIat yang menjunjung tinggi nilai dan kedudukan manusia serta
menjadikannya sebagai kriteria segala sesuatu Dengan kata lain, humanisme menjadikan
tabiat manusia beserta batas-batas dan kecenderungan alamiah manusia sebagai
obyek Pada arti awalnya, humanisme merupakan sebuah konsep monumental yang
menjadi aspek Iundamental bagi Renaisans, yaitu aspek yang di jadikan para pemikir
sebagai pegangan untuk mempelajari kesempurnaan manusia di alam natural dan di
dalam sejarah sekaligus meriset interpretasi manusia tentang ini Istilah humanisme
dalam pengertian ini adalah derivat dari kata-kata humanitas yang pada zaman Cicero dan
Varro berarti pengajaran masalah-masalah yang oleh orang-orang Yunani disebut paidea
yang berarti kebudayaan Pada zaman Yunani kuno pendidikan dilakukan sebagai seni-
seni bebas, dan ketentuan ini dipandang layak hanya untuk manusia karena manusia
berbeda dengan semua binatang Di bawah komando keluarga Medici atau setidaknya
pada zaman merekalah para humanis mulai menarik perhatian dan mewarnai opini
masyarakat Italia Kaum humanis menggiring perhatian rakyat dari agama ke IilsaIat
dan dari langit ke bumi Kekayaan pikiran dan seni masa-masa kesyirikan dikembalikan
kepada sebuah generasi yang terpukau Sejak zaman Ariosto Ludovico, orang-orang yang
gila ilmu pengetahuan ini mulai tenar dengan nama kaum humanis, sebab mereka
membaca telaah kebudayaan klasik tentang humanitas (berkaitan dengan dunia manusia
atau humanuras (kesusasteraan yang lebih manusiawi, dan bukan berarti kesusasteraan
yang lebih berprikemanusiaan, melainkan berarti kesusasteraan yang lebih banyak
berkaitan dengan dunia manusia Jadi, tema kajian yang paling tepat ialah manusia itu
sendiri dengan kemampuan yang terpendam di dalam dirinya, dan keindahan jasmani
dengan segala kesenangan dan penderitaan panca indera dan perasaannya dan dengan
segala kekuatan akalnya yang menakjubkan Poin-poin inilah yang mendapat perhatian
penuh seperti yang pernah terjadi dalam kesusasteraan dan seni Yunani dan Romawi
kunoIdeologi-ideologi dibawah ini adalah ajaran-ajaran yang terbentuk berdasarkan
paham humanisme:1 Komunisme, karena di dalam ideologi ini humanisme bisa
menghapus keterasingan manusia dari dirinya akibat kepemilikan swasta dan sistem
masyarakat kapitalisme 2 Pragmatisme, karena pandangan yang menjadikan manusia
sebagai orientasi, sebagaimana pandangan Protagoras, telah menjadikan manusia sebagai
kriteria segala sesuatu3 Eksistensialisme yang telah memberikan argumentasi bahwa
tidak ada satupun alam yang sebanding dengan alam subyektivitas manusia Dengan
demikian, sebagian besar ajaran IilsaIat panca Renaisans secara mendasar telah
dipengaruhi pikiran humanistik Contohnya, komunisme yang sebagian besar
pandangannya tertuangkan kepada masalah kerakyatan, pragmatisme yang ajarannya
bersandarkan kepada esensi perbuatan manusia, personalisme yang meyakini spirit
manusia memiliki daya pengaruh yang terbesar, dan eksistensialisme yang banyak
memberikan penekanan kepada wujud aktual manusia, semuanya memandang manusia
sebagai satu wujud yang bertumpu pada esensinya sendiri serta wujud dimana dirinya
adalah pelaku dan tujuannya sendiri Prinsip-prinsip pemikiran humanisme dimana yang
terpenting ialah poin-poin sebagai berikut: 1 Manusia adalah standar dan kriteria segala
sesuatu 2 Penekanan terhadap urgensi kembali kepada peradaban era klasik untuk
menghidupkan kembali dan mengembangkan potensi dan kekuatan yang diyakini orang-
orang terdahulu 3 Penekanan secara berlebihan kepada kebebasan dan ikhtiar manusia
akibat kebencian kepada intimidasi dan kediktatoran para penguasa abad pertengahan
4 Pengingkaran terhadap status para rohaniwan sebagai perantara antara Tuhan dan
manusia 5 Penyerahan sepenuhnya kekuasaan dan penentuan nasib, dan kekuasaan
despotisme harus ditolak mentah-mentah 6 Manusia adalah sentral alam semesta
Akal manusia sejajar dengan akal Tuhan 8 Penolakan sistem-sistem tertutup IilsaIat,
prinsip dan keyakinan-keyakinan agama, serta argumentasi-argumentasi ekstraktiI
mengenai nilai-nilai kemanusiaan9 Penolakan terhadap praktik-praktik asketisme, dan
perhatian mesti dipusatkan kepada Iaktor jasmani dan kenikmatan-kenikmatan
Iisik10 Akal manusia adalah pimpinan manusia, dan status agama sebagai komando
harus ditiadakan11 Kenikmatan-kenikmatan jasmani adalah tujuan Iinal segala aktivitas
manusia12 Manusia adalah binatang politik13 Dunia politik harus diceraikan dari
segala pandangan metaIisik atau agama, dan manusia adalah aktor yang memiliki
wewenang mutlak dalam dunia politik14 Dalam psikologi, setiap manusia diteliti
sebagai satu spesis tunggal, dan bukan sebagai satu individu yang merupakan bagian dari
satu spesis manusia Atas dasar ini, manusia berwenang untuk semata-mata mengikuti
tatanan nilainya sendiri15 Aktualisasi diri, pemeliharan diri dan peningkatan diri mesti
dipelajari dalam setiap individu16 Manusia adalah pencipta lingkungannya dan
bukanlah hasil lingkungannya17 Manusia harus terkonsentrasi sepenuhnya kepada
dirinya18 Kelayakan kepribadian setiap individu bisa terbentuk tanpa keimanan kepada
Tuhan 19 Keberadaan agama dipandang sebagai Iaktor superIisial yang diperlukan demi
popularitas nilai-nilai kepribadian manusia dan perbaikan sosial, namun agama ini bisa
jadi merupakan agama produk manusia ala August Comte20 Penekanan terhadap
persatuan antar segenap agama, baik agama yang berpangkal dari Nabi Ibrahim maupun
agama khuraIat
2 Rasionalisme, Aliran rasionalisme dipelopori oleh Rene Descartes (1596-1650
M Dalam buku iscourse de la Methode tahun 1637 ia menegaskan perlunya ada
metode yang jitu sebagai dasar kokoh bagi semua pengetahuan, yaitu dengan
menyangsikan segalanya, secara metodis Kalau suatu kebenaran tahan terhadap ujian
kesangsian yang radikal ini, maka kebenaran itu 100 pasti dan menjadi landasan bagi
seluruh pengetahuan Tetapi dalam rangka kesangsian yang metodis ini ternyata hanya
ada satu hal yang tidak dapat diragukan, yaitu 'saya ragu-ragu Ini bukan khayalan,
tetapi kenyataan, bahwa 'aku ragu-ragu Jika aku menyangsikan sesuatu, aku
menyadari bahwa aku menyangsikan adanya Dengan lain kata kesangsian itu langsung
menyatakan adanya aku Itulah 'cogito ergo sum, aku berpikir ( menyadari maka aku
ada Itulah kebenaran yang tidak dapat disangkal lagi Mengapa kebenaran itu
pasti? Sebab aku mengerti itu dengan 'jelas, dan terpilah-pilah 'clearly and
distinctly, 'clara et distincta Artinya, yang jelas dan terpilah-pilah itulah yang harus
diterima sebagai benar Dan itu menjadi norma Descartes dalam menentukan
kebenaran Descartes menerima 3 realitas atau substansi bawaan, yang sudah ada sejak
kita lahir, yaitu (1 realitas pikiran (res cogitan, (2 realitas perluasan (res extensa,
'extention atau materi, dan (3 Tuhan (sebagai Wujud yang seluruhnya sempurna,
penyebab sempurna dari kedua realitas itu Pikiran sesungguhnya adalah kesadaran,
tidak mengambil ruang dan tak dapat dibagi-bagi menjadi bagian yang lebih
kecil Materi adalah keluasan, mengambil tempat dan dapat dibagi-bagi, dan tak
memiliki kesadaran Kedua substansi berasal dari Tuhan, sebab hanya Tuhan sajalah
yang ada tanpa tergantung pada apapun juga Descartes adalah seorang dualis,
menerapkan pembagian tegas antara realitas pikiran dan realitas yang meluas Manusia
memiliki keduanya, sedang binatang hanya memiliki realitas keluasan: manusia memiliki
badan sebagaimana binatang, dan memiliki pikiran sebagaimana malaikat Binatang
adalah mesin otomat, bekerja mekanistik, sedang manusia adalah mesin otomat yang
sempurna, karena dari pikirannya ia memiliki kecerdasan (Mesin otomat jaman sekarang
adalah komputer yang tampak seperti memiliki kecerdasan buatan Descartes adalah
pelopor kaum rasionalis, yaitu mereka yang percaya bahwa dasar semua pengetahuan ada
dalam pikiran
3 Positifisme, Aliran IilsaIat yang lain adalah Positivisme Dasar-dasar IilsaIat ini
dibangun oleh Saint Simon dan dikembangkan oleh Auguste Comte (1798-1857 Ia
menyatakan bahwa pengetahuan manusia berkembang secara evolusi dalam tiga tahap,
yaitu teologis, metaIisik, dan positiI Pengetahuan positiI merupakan puncak pengetahuan
manusia yang disebutnya sebagai pengetahuan ilmiah Sesuai dengan pandangan tersebut
kebenaran metaIisik yang diperoleh dalam metaIisika ditolak, karena kebenarannya sulit
dibuktikan dalam kenyataanAuguste Comte mencoba mengembangkan Positivisme ke
dalam agama atau sebagai pengganti agama Hal ini terbukti dengan didirikannya
!ositive Societies di berbagai tempat yang memuja kemanusiaan sebagai ganti memuja
Tuhan Perkembangan selanjutnya dari aliran ini melahirkan aliran yang bertumpu
kepada isi dan Iakta-Iakta yang bersiIat materi, yang dikenal dengan Materialisme
4 Empirisme, Aliran empririsme nyata dalam pemikiran David Hume (1711-1776, yang
memilih pengalaman sebagai sumber utama pengetahuan Pengalaman itu dapat yang
bersiIat lahirilah (yang menyangkut dunia, maupun yang batiniah (yang menyangkut
pribadi manusia Oleh karena itu pengenalan inderawi merupakan bentuk pengenalan
yang paling jelas dan sempurna Dua hal dicermati oleh Hume, yaitu substansi dan
kausalitas Hume tidak menerima substansi, sebab yang dialami hanya kesan-kesan saja
tentang beberapa ciri yang selalu ada bersama-sama Dari kesan muncul gagasan Kesan
adalah hasil penginderaan langsung, sedang gagasan adalah ingatan akan kesan-kesan
seperti itu Misal kualami kesan: putih, licin, ringan, tipis Atas dasar pengalaman itu
tidak dapat disimpulkan, bahwa ada substansi tetap yang misalnya disebut kertas, yang
memiliki ciri-ciri tadi Bahwa di dunia ada realitas kertas, diterima oleh Hume Namun
dari kesan itu mengapa muncul gagasan kertas, dan bukan yang lainnya? Bagi Hume,
'aku tidak lain hanyalah 'a bundle or collection oI perceptions ( kesadaran
tertentu Kausalitas Jika gejala tertentu diikuti oleh gejala lainnya, misal batu yang
disinari matahari menjadi panas, kesimpulan itu tidak berdasarkan
pengalaman Pengalaman hanya memberi kita urutan gejala, tetapi tidak memperlihatkan
kepada kita urutan sebab-akibat Yang disebut kepastian hanya mengungkapkan harapan
kita saja dan tidak boleh dimengerti lebih dari 'probable (berpeluang Maka Hume
menolak kausalitas, sebab harapan bahwa sesuatu mengikuti yang lain tidak melekat pada
hal-hal itu sendiri, namun hanya dalam gagasan kita Hukum alam adalah hukum
alam Jika kita bicara tentang 'hukum alam atau 'sebab-akibat, sebenarnya kita
membicarakan apa yang kita harapkan, yang merupakan gagasan kita saja, yang lebih
didikte oleh kebiasaan atau perasaan kita saja Hume merupakan pelopor para empirisis,
yang percaya bahwa seluruh pengetahuan tentang dunia berasal dari indera Menurut
Hume ada batasan-batasan yang tegas tentang bagaimana kesimpulan dapat diambil
melalui persepsi indera kita
Science / Ilmu Pengetahuan
Science` merupakan bagian dari himpunan inIormasi yang termasuk dalam pengetahuan ilmiah,
dan berisikan inIormasi yang memberikan gambaran tentang struktur dari sistem-sistem serta
penjelasan tentang pola-laku sistem-sistem tersebut Sistem yang dimaksud dapat berupa sistem
alami, maupun sistem yang merupakan rekaan pemikiran manusia mengenai pola laku hubungan
dalamtatanan kehidupan masyarakat yang diinstitusionalisasikan Dalam bahasa Inggris dapat
dirumuskan sebagai berikut: Science is a sub-set of the information set on [human] scientific
knowledge that describes the structure of systems and provides explanation on their behavioural
patterns, wether natural or human institutionali:ed ones Pergerakan yang dialami oleh
pengetahuan sederhana menuju pada pembenaran ilmu pengetahuan sehingga menjadi ilmu
pengetahuan diperlukan sebuah landasan dan proses sehingga ilmu pengetahuan (science atau
sains dapat dibangun Landasan dan proses pembangunan ilmu pengetahuan itu merupakan
sebuah penilaian (judgement yang dilibatkan pada proses pembangunan ilmu pengetahuan (Ash-
Shadr 1995 Dalam pembangungan ilmu pengetahuan juga diperlukan beberapa tiang
penyangga agar ilmu pengetahuan dapat menjadi sebuah paham yang mengandung makna
universalitas Beberapa tiang penyangga dalam pembangunan ilmu pengetahuan itu sebenarnya
berupa penilaian yang terdiri dari ontologi, epistemologi dan aksiologi (Jujun 1990: 2 Perlunya
penilaian dalam pembangunan ilmu pengetahuan alasannya adalah agar pembenaran yang
dilakukan terhadap ilmu pengetahuan dapat diterima sebagai pembenaran secara umum Sampai
sejauh ini, didunia akademik anutan pembenaran ilmu pengetahuan dilandaskan pada proses
berpikir secara ilmiah Oleh karena itu, proses berpikir di dunia ilmiah mempunyai cara-cara
tersendiri sehingga dapat dijadikan pembeda dengan proses berpikir yang ada diluar dunia
ilmiah Dengan alasan itu berpikir ilmiah dalam ilmu pengetahuan harus mengikuti cara IilsaIat
pengetahuan atau epistemologi, sementara dalam epistemologi dasar yang menjiwai dinamika
proses kegiatan memperoleh pengetahuan secara ilmiah disebut IilsaIat ilmu (Didi 1997: 3
Peran Filsafat Ilmu Dalam Ilmu Pengetahuan
Menurut Didi (1997 ilmu pengetahuan (dalam hal ini pengetahuan ilmiah harus diperoleh
dengan cara sadar, melakukan sesuatu tehadap objek, didasarkan pada suatu sistem, prosesnya
menggunakan cara yang lazim, mengikuti metode serta melakukannya dengan cara berurutan
yang kemudian diakhiri dengan veriIikasi atau pemeriksaan tentang kebenaran ilimiahnya
(kesahihan Dengan demikian pendekatan IilsaIat ilmu mempunyai implikasi pada sistematika
pengetahuan sehingga memerlukan prosedur, harus memenuhi aspek metodologi, bersiIat teknis
dan normatiI akademik Pada kenyataannya IilsaIat ilmu mengalami perkembangan dari waktu
ke waktu, perkembangannya seiring dengan pemikiran tertinggi yang dicapai manusia Oleh
karena itu IilsaIat sains modern yang ada sekarang merupakan output perkembangan IilsaIat ilmu
terkini yang telah dihasilkan oleh pemikiran manusia FilsaIat ilmu dalam perkembangannya
dipengaruhi oleh pemikiran yang dipakai dalam membangun ilmu pengetahuan, tokoh pemikir
dalam IilsaIat ilmu yang telah mempengaruhi pemikiran sains modern yaitu Rene Descartes
(aliran rasionalitas (Herman 1999 dan John Locke (aliran empirikal (Ash-Shadr 1995 yang
telah meletakkan dasar rasionalitas dan empirisme pada proses berpikir Kemampuan rasional
dalam proses berpikir dipergunakan sebagai alat penggali empiris sehingga terselenggara proses
'create ilmu pengetahuan (Hidajat 1984a Akumulasi penelaahan empiris dengan
menggunakan rasionalitas yang dikemas melalui metodologi diharapkan dapat menghasilkan dan
memperkuat ilmu pengetahuan menjadi semakin rasional Akan tetapi, salah satu kelemahan
dalam cara berpikir ilmiah adalah justru terletak pada penaIsiran cara berpikir ilmiah sebagai
cara berpikir rasional, sehingga dalam pandangan yang dangkal akan mengalami kesukaran
membedakan pengetahuan ilmiah dengan pengetahuan yang rasional Oleh sebab itu, hakikat
berpikir rasional sebenarnya merupakan sebagian dari berpikir ilmiah sehingga kecenderungan
berpikir rasional ini menyebabkan ketidakmampuan menghasilkan jawaban yang dapat dipercaya
secara keilmuan melainkan berhenti pada hipotesis yang merupakan jawaban sementara Kalau
sebelumnya terdapat kecenderungan berpikir secara rasional, maka dengan meningkatnya
intensitas penelitian maka kecenderungan berpikir rasional ini akan beralih pada kecenderungan
berpikir secara empiris Dengan demikian penggabungan cara berpikir rasional dan cara berpikir
empiris yang selanjutnya dipakai dalam penelitian ilmiah hakikatnya merupakan implementasi
dari metode ilmiah (Jujun 1990 Berdasarkan terminologi, empiris mempunyai pengertian
sesuatu yang berdasarkan pemerhatian atau eksperimen, bukan teori (Kamus Dewan 1994: 336
atau sesuatu yang berdasarkan pengalaman (terutama yang diperoleh dari penemuan, percobaan,
pengamatan yang telah dilakukan (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 1995:262 Dengan
demikian sesuatu yang empiris itu sangat tergantung kepada Iakta (sesuatu yang benar dan dapat
dibuktikan, hanya saja Iakta yang dibuktikan melalui penginderaan dalam dunia nyata bukanlah
Iakta yang sudah sempurna telah diamati, melainkan penaIsiran dari sebagian pengamatan
Terjadinya sebagian pengamatan pada Iakta disebabkan oleh pengamatan manusia yang tidak
sempurna sehingga mengakibatkan semua penaIsiran manusia mengandung penambahan yang
mungkin berubah dengan berubahnya pengamatan (Khan 1983 Rasional mempunyai pengertian
sesuatu yang berdasarkan taakulan, menurut pertimbangan atau pikiran yang wajar, waras
(Kamus Dewan 1994: 1107 atau sesuatu yang dihasilkan menurut pikiran dan timbangan yang
logis, menurut pikiran yang sehat, cocok dengan akal, menurut rasio, menurut nisbah (patut
(Kamus Besar Bahasa Indonesia: 1995:820 Dengan demikian rasionalitas mencakup dua
sumber pengetahuan, yaitu; pertama, penginderaan (sensasi dan kedua, siIat alami (Iitrah (Ash-
Shadr 1995: 29 Implikasi dari sensasi dan Iitrah di atas bisa berpengaruh pada bentuk
pemahaman rasional sebagai pandangan yang menyatakan bahwa pengetahuan tidak hanya
didapatkan dari proses penginderaan saja, karena proses penginderaan hanya merupakan upaya
memahami empirikal Sementara, pemahaman rasional mengandung makna bahwa akal manusia
memiliki pengertian-pengertian dan pengetahuan-pengetahuan yang tidak muncul dari hasil
penginderaan saja Kematangan berpikir ilmiah sangat ditentukan oleh kematangan berpikir
rasional dan berpikir empiris yang didasarkan pada Iakta (objektiI, karena kematangan itu
mempunyai dampak pada kualitas ilmu pengetahuan Sehingga jika berpikir ilmiah tidak
dilandasi oleh rasionalisme, empirisme dan objektivitas maka berpikir itu tidak dapat dikatakan
suatu proses berpikir ilmiah Karena itu sesuatu yang memiliki citra rasional, empiris dan
objektiI dalam ilmu pengetahuan dipandang menjamin kebenarannya, dengan demikian
rasionalisme, empirisme dan objektivitas merupakan dogma dalam ilmu pengetahuan (Hidajat
1984b Dogma yaitu kepercayaan atau sistem kepercayaan yang dianggap benar dan seharusnya
dapat diterima oleh orang ramai tanpa sebarang pertikaian atau pokok ajaran yang harus diterima
sebagai hal yang benar dan baik, tidak boleh dibantah dan diragukan Paradigma ialah
lingkungan atau batasan pemikiran pada sesuatu masa yang dipengaruhi oleh pengalaman,
pengetahuan, kemahiran, dan kesadaran yang ada atau model dalam ilmu pengetahuan, kerangka
berpikir (Kamus Dewan 1994: 311 & 978 dan (Kamus Umum Bahasa Indonesia 1995: 239 &
729 Dari terminologi di atas dogma dan paradigma sebenarnya mempunyai kaitan makna,
karena paradigma merupakan kata lain dari paradogma atau dogma primer Dogma primer ialah
prinsip dasar dan landasan aksiom yang kadar kebenarannya sudah tidak dipertanyakan lagi,
karena sudah selI evident atau benar dengan sendirinya (Hidajat 1984a Akibatnya dari
kebutuhan terhadap adanya paradigma dalam membangun ilmu pengetahuan (sains membawa
dampak pada kebutuhan adanya rasionalisme, empirisme dan objektivitas Artinya, apabila
pengetahuan yang dibangun dan dikembangkan tidak memenuhi aspek rasional, empirikal dan
objektiI maka kebenaran pengetahuannya perlu dipertanyakan lagi atau tidak mempunyai
kesahihan Oleh karena itu membangun ilmu pengetahuan diperlukan konsistensi yang terus
berpegang pada paradigma yang membentuknya KeariIan memperbaiki paradigma ilmu
pengetahuan nampaknya sangat diperlukan agar ilmu pengetahuan seiring dengan tantangan
zaman, karena ilmu pengetahuan tidak hidup dengan dirinya sendiri, tetapi harus mempunyai
manIaat kepada kehidupan dunia Oleh karena itu kita tidak bisa mengatakan ilmu pengetahuan
dapat berkembang oleh dirinya sendiri, jika kita memilih berpikir seperti itu maka sebenarnya
kita telah berupaya memperlebar jurang ketidakmampuan ilmu pengetahuan menjawab
permasalahan kehidupan Hal ini perlu dipahami secara bijak karena permasalahan kehidupan
saat ini sudah mencapai pada suatu keadaan yang kritis, yaitu krisis yang kompleks dan
multidimensi (intlektual, moral dan spiritual yang berdampak pada seluruh aspek kehidupan
(Capra 1999 Dengan demikian jika kita mempertanyakan penyesuaian apa yang dapat
dilakukan ilmu pengetahuan dengan kenyataan kehidupan (realitas, maka perubahan paradigma
ilmu pengetahuan merupakan jawaban untuk mengatasi krisis yang cukup serius (Kuhn 1970
Nilai Nilai Yang Ditimbulkan Science
1 Teknologi, Teknologi merupakan bagian dari himpunan inIormasi yang termasuk
dalampengetahuan ilmiah yang berisikan inIormasi preskriptiI mengenai
penciptaansistem-sistem dan pengoperasian sistem-sistem ciptaan tersebut Pengertian
yangdirumuskan ini tidak membatasi bahwa sistem yang dimaksud hanyalah sistem-
sistem Iisik (physical systems Bila dinyatakan dalam bahasa Inggris, maka rumusan
tentang teknologi terdahulu dapat dinyatakan sebagai berikut: %echnology is a sub-set of
the information set on [human] scientific knowledge thatprovides prescriptive
information on (a) the creation of systems and (b) the operation ofthose systems. Bila
inIormasi yang bersiIat teknologis dioperasionalisasikan (operationalized, artinya
petunjuk-petunjuk yang terkandung di dalam inIormasi tersebut diikuti dan dilaksanakan,
terbentuklah sistem-sistem baru hasil ciptaan orang ataumasyarakat yang mengoperasikan
teknologi tersebut Orang sering memandang sistem-sistem yang terciptakan tersebut
sebagai teknologi juga, dan pandangan demikian sebaiknya tak diikuti, karena
menimbulkan kerancuan dalam pengembangan pemikiran selanjutnya Lebih tepat bila
sistem yang tercipta itu dinyatakan sebagai Ienomena teknolgis atau technological
phenomena Teknologi yang berkorespondensi dengan suatu Ienomena teknologis
bukanlah yang tampak atau dirasakan sebagai Ienomena teknologis tersebut, melainkan
inIormasi preskriptiI yang memungkinkan dilaksanakannya tindakan-tindakan hingga
suatu sistem yang berupa Ienomena teknologis tersebut terbentuk, atau teroperasikan
Teknologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang terkait dengan penciptaan
sistem-sistem, sedangkanscience` merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang terkait
dengan penggambaran dan penjelasan mengenai sistem-sistem yang telah ada
2 Materialis, Materialisme adalah paham dalam IilsaIat yang menyatakan bahwa hal yang
dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi Pada dasarnya semua hal terdiri atas
materi dan semua Ienomena adalah hasil interaksi material Materi adalah satu-satunya
substansi Sebagai teori materialisme termasuk paham ontologi monistik Materialisme
berbeda dengan teori ontologis yang didasarkan pada dualisme atau pluralisme Dalam
memberikan penjelasan tunggal tentang realitas, materialisme berseberangan dengan
idealisme Materialisme adalah ajaran yang menekankan keunggulan Iaktor-Iaktor
material atas yang spiritual dalam metaIisika, teori nilai, Iisiologi, epistimologi atau
penjelasan historis Ada beberapa macam materialisme, yaitu materialisme biologis,
materialisme parsial, materialisme antropologis, materialisme dialektis, dan materialisme
historisMaterialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya
keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi Berakar pada
kebudayaan Yunani Kuno, dan mendapat penerimaan yang meluas di abad 19, sistem
berpikir ini menjadi terkenal dalam bentuk paham Materialisme dialektika Karl Marx
3 ReIleksi/reiIikasi, ReiIikasi adalah kecenderungan untuk mewujudkan segala
kebudayaan dalam bentuk-bentuk, angka-angka atau kuantitas dan bentuk lahiriah
Kepuasan pekerjaan diukur dari segi material, tingkah laku lahiriah, rupa, suara dan
bahasa yang bisa ditangkap oleh pancaindera Hal ini tampak pada laporan pembangunan
yang memperlihatkan keberhasilan-keberhasilan dengan angka, dalam kuantitas dan
statistik perkembangan (time-series Kecenderungan ini seringkali berlebihan misalnya
dengan mengukur perasaan cinta, kesenangan, keindahan atau kebahagiaan Karena itu
yang bersiIat mental atau rohaniah tidak tampak dan dirasakan Di sinilah terjadinya
pendangkalan pemaknaan kebudayaan Sukses kesenian umpamanya, diukur dengan nilai
komersial suatu pertunjukan Ekses yang tampak adalah produksi massal dan
komersialisasi barang-barang kesenian, yang menjadikan manusia sebagai alat produksi
dan objek pemerasan, atau ritualisasi kegiatan ibadah atau bahkan komersialisasi agama
4 Manipulasi, Manipulasi adalah kegiatan yang menyalahgunakan proses dan barang
kebudayaan untuk kepentingan yang rendah, misalnya demi keuntungan Manipulasi ini
tampak dalam iklan yang mengelabui orang tentang suatu produk, misalnya melebih-
lebihkan khasiat suatu obat atau mengubah inIormasi dampak negatiI suatu barang
konsumsi menjadi sesuatu yang bermanIaat Misalnya memperagakan rokok yang
sebenarnya menggangu dan merusak kesehatan menjadi simbol kejantanan atau gaya
hidup pria yang terhormat Maksudnya adalah supaya barang itu laku dijual, padahal
pengonsumsian atau penggunaannya akan merugikan, tetapi hal itu disembunyikan
dengan mengelabui orang dengan video klip atau Iilm-iklan Manipulasi itu sering
terkesan merupakan pembohongan publik, namun merupakan inIormasi yang eIektiI dan
mengandung nilai komersial yang tinggi Di sini yang banyak dimanipulasi adalah hasil
karya kesenian atau dakwah keagamaan
5 Pragmatisme, Pragmatisme adalah aliran pemikiran yang memandang bahwa benar
tidaknya suatu ucapan, dalil, atau teori, semata-mata bergantung kepada berIaedah atau
tidaknya ucapan, dalil, atau teori tersebut bagi manusia untuk bertindak dalam
kehidupannya Ide ini merupakan budaya dan tradisi berpikir Amerika khususnya dan
Barat pada umumnya, yang lahir sebagai sebuah upaya intelektual untuk menjawab
problem-problem yang terjadi pada awal abad ini Pragmatisme mulai dirintis di
Amerika oleh Charles S Peirce (1839-1942, yang kemudian dikembangkan oleh
William James (1842-1910 dan John Dewey (1859-1952 Pragmatisme tak dapat
dilepaskan dari keberadaan dan perkembangan ide-ide sebelumnya di Eropa,
sebagaimana tak bisa diingkari pula adanya pengaruh dan imbas baliknya terhadap ide-
ide yang dikembangkan lebih lanjut di Eropa William James mengatakan bahwa
Pragmatisme yang diajarkannya, merupakan 'nama baru bagi sejumlah cara berpikir
lama Dan dia sendiri pun menganggap pemikirannya sebagai kelanjutan dari Empirisme
Inggris, seperti yang dirintis oleh Francis Bacon (1561-1626, yang kemudian
dikembangkan oleh Thomas Hobbes (1558-1679 dan John Locke (1632-
1704 Pragmatisme, di samping itu, telah mempengaruhi IilsaIat Eropa dalam berbagai
bentuknya, baik IilsaIat Eksistensialisme maupun Neorealisme dan
Neopositivisme Pragmatisme, tak diingkari telah menjadi semacam ruh yang
menghidupi tubuh ide-ide dalam ideologi Kapitalisme, yang telah disebarkan Barat ke
seluruh dunia melalui penjajahan dengan gaya lama maupun baru Dalam konteks inilah,
Pragmatisme dapat dipandang berbahaya karena telah mengajarkan dua sisi kekeliruan
sekaligus kepada duniayakni standar kebenaran pemikiran dan standar perbuatan
manusia sebagaimana akan diterangkan nanti Pragmatisme dianggap juga salah satu
aliran yang berpangkal pada Empirisme, kendatipun ada pula pengaruh Idealisme Jerman
(Hegel pada John Dewey, seorang tokoh Pragmatisme yang dianggap pemikir paling
berpengaruh pada zamannya Selain John Dewey, tokoh Pragmatisme lainnya adalah
Charles Pierce dan William James
6 individualisme, Individualisasi adalah kecenderungan memecah masyarakat menjadi
individu-individu yang dikemudikan oleh kepentingan pribadi (selI-interest yang sempit
Sebenarnya dampak individualisasi itu perlu dibedakan antara individualisme dan
egoisme Individualisme adalah paham yang menghargai individu dan menghormati diri
pribadi seseorang yang otonom yang memiliki hak-hak asasi dalam suatu negara atau
masyarakat Individualisme itu melahirkan penghargaan pada diri sendiri, tetapi harus
juga menghargai individu yang lain Individualisme adalah juga penghargaan pada hak-
hak pribadi, misalnya hak milik dan kebebasan Tetapi hak milik dan kebebasan
seseorang itu dibatasi oleh hak milik dan kebebasan orang lain Karena itu, maka
individualisme menghasilkan kebebasan dan otonomi individu tetapi juga sekaligus
kewajiban-kewajiban asasi individu terhadap masyarakat Dampak lain individualisasi
adalah egoisme, yaitu sikap yang mementingkan diri sendiri dengan mengabaikan
kepentingan orang lain Egoisme ini adalah penyimpangan dari tujuan kebudayaan,
sedangkan individualisme, jika dipahami dan dipraktekkan secara benar, masih berada
dalam ruang lingkup kebudayaan, karena individualisme memberikan penghargaan dan
pemuliaan kepada manusia sebagai individu Namun individualisme ini bisa kebablasan
menjadi egoisme karena melepaskan dirinya dari masyarakat Karena itu maka
individualisme harus diimbangi dengan prinsip-prinsip komunitarian karena individu itu
tidak mungkin ada atau berIungsi tanpa komunitas Kombinasi antara individualisme dan
komunitarianisme, yang merupakan harmonisasi, jalan tengah dan moderasi itulah yang
membentuk kebudayaan
risis Abad 20
Dengan terbitnya buku Newton (pada tahun 1686 yang berjudul 'Philosophiae Naturalis
Principia Mathematica maka muncullah suatu babak baru dalam dunia sains modern Teori
gravitasi Newton telah mendorong ilmu pengetahuan berkembang pesat di dunia Barat
Perkembangan IPTEK tersebut ditandai oleh adanya rentetan temuan-temuan baru seperti
temuan tentang listrik (Michael Faraday, gaya elektromagnetik (James Clerk Maxwell, 1870
dalil temuan Sinar-X (Henry Bacquerel Dengan adanya penemuan tersebut maka banyak
masalah praktis dalam kehidupan manusia yang dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat
Manusia mulai menikmati dan mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam perkembangan
teknologi pangan/pertanian, transportasi, genetika, industri dan komunikasi Dampak dari
kemajuan IPTEK tersebut adalah terjadinya akselerasi pertumbuhan penduduk dan peningkatan
kemakmuran yang sangat pesat Puncak perkembangan IPTEK terjadi mulai awal abad 20 yang
ditandai dengan munculnya Tcori RelatiFitas Einstein (1905 Teori ini menyatakan bahwa
empat komponen mekanistis yakni zat, gerak, ruang dan waktu (yang diasumsikan bersiIat
absolut oleh Newton merupakan sesuatu yang bersiIat relatiI Zat pada prinsipnya hanya
merupakan bentuk lain dari energi, dengan rumus yang termasyur E mc2 Dengan kata lain,
munculnya teori ini sekaligus mengakhiri era kejayaan Newtonian Teori Relativitas tersebut
ternyata dalam waktu relatiI singkat mendorong terjadinya revolusi besar di bidang pemanIaatan
energi atom, komunikasi persenjataan dan bahkan sampai ke penjelajahan ruang angkasa Sekali
lagi, seolah-olah manusia dilecut untuk melihat kenyataan bahwa rasio atau akal telah
memandu` dunia ke era yang spektakuler Rasio seolah-olah menjadi tumpuan dan harapan
utama dalam pengembangan kehidupan manusia di dunia Barat maupun di kalangan masyarakat
lain yang berkiblat ke dunia Barat Tahta` kejayaan rasio Barat mulai tergetar saat born atom
yang dianggap merupakan salah satu 'produk gemilang IPTEK, menelan korban ratusan ribu
jiwa manusia di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945 Manusia mulai tergelitik untuk
berpikir 'apakah rasio manusia boleh tetap dibiarkan terus menjelajah bebas tanpa
kendali? Sampai di penghujung abad 20, kemajuan IPTEK masih terus berjalan pesat, bahkan
temuan temuan terkini di bidang telekomunikasi, komputerisasi dan keruang-angkasaan telah
membuat seolah-olah bumi menjadi sebuah titik kecil di tengah belantara rasio Namun
demikian kegelisahan semakin terasa mengingat manusia semakin diperhadapkan pada
kenyataan yang bersiIat kontroversial dengan apa yang diharapkan orang dari penjelajahan
rasionya Kemajuan pesat IPTEK Barat telah menunjukan bukti munculnya kehancuran
Filsafat Pancasila
Sebagai IilsaIat dan pandangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila telah menjadi obyek aneka
kajian IilsaIat Antara lain terkenalah temuan Notonagoro dalam kajian IilsaIat hukum, bahwa
Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum di Indonesia Sekalipun nyata bobot dan
latar belakang yang bersiIat politis, Pancasila telah dinyatakan dalam GBHN 1983 sebagai 'satu-
satunya azas dalam hidup bermasyarakat dan bernegara Tercatat ada pula sejumlah naskah
tentang Pancasila dalam perspektiI suatu agama karena selain unsur-unsur lokal ('milik dan ciri
khas bangsa Indonesia diakui adanya unsur universal yang biasanya diklaim ada dalam setiap
agama Namun rasanya lebih tepat untuk melihat Pancasila sebagai obyek kajian IilsaIat politik,
yang berbicara mengenai kehidupan bersama manusia menurut pertimbangan epistemologis yang
bertolak dari urut-urutan pemahaman ('ordo cognoscendi', dan bukan bertolak dari urut-urutan
logis ('ordo essendi' yang menempatkan Allah sebagai prioritas utama Menurut Hardono
Hadi, jika Pancasila menjadi obyek kajian IilsaIat, maka harus ditegaskan lebih dahulu apakah
dalam IilsaIat Pancasila itu dibicarakan IilsaIat tentang !ancasila (yaitu hakekat Pancasila atau
IilsaIat yang terdapat dalam !ancasila (yaitu muatan IilsaIatnya Mengenai hal ini evidensi atau
isyarat yang tak dapat diragukan mengenai Pancasila terdapat naskah Pembukaan UUD 1945 dan
dalam kata 'Bhinneka Tunggal Ika dalam lambang negara Republik Indonesia Dalam naskah
Pembukaan UUD 1945 itu, Pancasila menjadi 'defining characteristics` pernyataan jatidiri
bangsa cita-cita atau tantangan yang ingin diwujudkan hakekat berdalam dari bangsa
Indonesia Dalam jatidiri ada unsur kepribadian, unsur keunikan dan unsur identitas diri Namun
dengan menjadikan Pancasila jatidiri bangsa tidak dengan sendirinya jelas apakah nilai-nilai
yang termuat di dalamnya sudah terumus jelas dan terpilah-pilah Sesungguhnya dalam kata
'Bhinneka Tunggal Ika terdapat isyarat utama untuk mendapatkan inIormasi tentang arti
Pancasila, dan kunci bagi kegiatan merumuskan muatan IilsaIat yang terdapat dalam Pancasila
Dalam konteks itu dapatlah diidentiIikasikan mana yang bernilai universiIal dan mana yang
bersiIat lokal ciri khas bangsa Indonesia Bhinneka Tunggal Ika secara haraIiah identik
dengan 'E !luribus Unum pada lambang negara Amerika Serikat Demikian pula dokumen
Pembukaan UUD 1945 memiliki bobot sama dengan 'eclaration of Independence negara
tersebut Suatu kajian atas Pancasila dalam kacamata IilsaIat tentang manusia menurut aliran
eksistensialisme disumbangkan oleh N Driyarkara Menurut Driyarkara, keberadaan manusia
senantiasa bersiIat ada-bersama manusia lain Oleh karena itu rumusan IilsaIat dari Pancasila
adalah sebagai berikut: Aku manusia mengakui bahwa adaku itu merupakan ada-bersama-
dalam-ikatan-cintakasih ('liebendes Miteinadersein' dengan sesamaku Perwudjudan sikap
cintakasih dengan sesama manusia itu disebut 'Perikemanusiaan yang adil dan
beradab Perikemanusiaan itu harus kujalankan dalam bersama-sama menciptakan, memiliki
dan menggunakan barang-barang yang berguna sebagai syarat-syarat, alat-alat dan perlengkapan
hidup Penjelmaan dari perikemanusiaan ini disebut 'keadilan sosial Perikemanusiaan itu
harus kulakukan juga dalam memasyarakat Memasyarakat berarti mengadakan kesatuan karya
dan agar kesatuan karya itu betul-betul merupakan pelaksanaan dari perikemanusiaan, setiap
anggauta harus dihormati dan diterima sebagai pribadi yang sama haknya Itulah demokrasi
'kerakyatan yang dipimpin . Perikemanusiaan itu harus juga kulakukan dalam hubunganku
dengan sesamaku yang oleh perjalanan sejarah, keadaan tempat, keturunan, kebudayaan dan adat
istiadat, telah menjadikan aku manusia konkrit dalam perasaan, semangat dan cara
berIikir Itulah sila kebangsaan atau 'persatuan Indonesia Selanjutnya aku meyakini bahwa
adaku itu ada-bersama, ada-terhubung, serba-tersokong, serba tergantung Adaku tidak
sempurna, tidak atas kekuatanku sendiri Adaku bukan sumber dari adaku Yang menjadi
sumber adaku hanyalah Ada-Yang-Mutlak, Sang Maha Ada, Pribadi (Dhat yang
mahasempurna, Tuhan yang mahaesa Itulah dasar bagi sila pertama: 'Ketuhanan yang
mahaesa Profesor artohadiprodjo menjadi pelopor penelitian IilsaIat Pancasila dengan
metode genetivus subfektivus. Pangkal IilsaIat Pancasila menurutnya ialah pemikiran pemikiran
kekeluargaan yang lain samasekali dengan individualisme Salah satu analisis yang menarik
adalah berkenaan dengan proklamasi 1945 yang menurut sudut ketatanegaraan merupakan suatu
pemberontakan atu revolusi Revolusi yang dimaksud adalah sebagai revolusi enuju jiwa yang
baru sebagai impersiI yang radikal agar bangsa Indonesia kembali ke jiwa bangsa yakni
Pancasila Dalam analisis IilsaIatnya Kartohadiprojo menjelaskan bahwa Pancasila dasarnya
bukan individu bebas melainkan individu terikat dalam artian kekeluargaan Teorema ini di
jelaskan dengan sekaligus membangun basis Pancasila, yakni:a Pancasila adalah FilsaIat
bangsa Indonesia dalam arti pandang dunia Sebagai pandangan dunia, dengan kata lain IilsaIat,
ia bersistem, dan sila-sila Pancasila saling kait mengkait secara bulat Kebulatan itu menunjukan
hakekat maknanya sedemikian rupa sehingga memenuhkan bangun IilsaIat Pncasila itu jika
substansinya memang sesuai dengan isi jiwa bangsa Indonesia turun temurun Isi jiwa inilah
yang merupakan alat pengukur benar tidaknya isi yang diberikan itu benar-benar IilsaIat
Pancasilab Pancaran jiwa suatu bangsa adalah dalam kebudayaanya dan didalamnya salah
satu subsistem normatiInya adalah suatu sistem hukum adat sebagai tipe hukum tersendiri dalam
kebudayaan Indonesia Azaz hukum adat dapat dipakai sebagai tolok ukur isi jiwa bangsa
Indonesiac Pangkal IilsaIat Pancasila adalah kekeluargaan, artinya adalah menyati yang
terbangun dari perbedaan Prinsip dasar keeluargaan adalah kesatuan dalam perbedaan dan
perbedaan dalam kesatuan Oleh sebab itu yang menjadi substansi hakiki IilsaIat pancasila
tercermin dalam hukum adatd Adapun cara berpikir IilsaIat yang dilakukan Kartohadiprodjo
guna menunjukan saling kait antara kelima sila dalam pancasila adalah sebagai berikut: Bangsa
Indonesia percaya pada Tuhan, yang menciptakan manusia dalam satu umat, yang dalam
kenyataanya tersebar di seluruh muka bumi dalam kelompok-kelompok bangsa untuk
menemukan kebahagiaan dalam hidupnya, yang harus dicapai dengan cara muIakat Dalam azas
kekeluargaan itu berakar pada dalil IilosoIis: Kesatuan dalam perbedaan, perbedaan dalam
kesatuane Pancasila sebagai IilsaIat negara mengandung makna derivatiI dan pengkhususan
dari Pncasila sebagai sistem IilsaIat atau pandangan dunia Garis besar pemikiran Soekarno
tentang Pancasila diantaranya adalah: a Wawasan kebangsaan, yang teristimewa dalam
pengkhususan sebagai IilsaIat persatuan Obsesi Soekarno untuk persatuan bangsa amat
mencolok sampai mencanangkan Nasakom dalam rezim orde lamab Nasionalisme, IilsaIat
nasionalisme sukarno bukanlah chauvimisme, melainkan nasionalisme yang lebar yang timbul
daripada pengetahuan atas susunan dunia dan riwayat; nasionalisme yang menjalankan rasa
hidupnya sebagai sebuah bakti; yang memberikan tempat pada bangsa lain; yang menjadi kita
hidup dalam rohc Pancasila berpangkal pada pikiran kekeluargaan dan kegotongroyongan
yang membuang pemikiran individualisme Keadilan sosial menurut Soekarno merupakan protes
yang maha hebat terhadap individualismed Sosialisme dan sosio demokrasi, sosialisme adalah
nasionalisme yang berperikemanusiaan, keberesan negeri dan keberesan reeki Sosiodemokrasi
adalah demokrasi sejati yang menimbulkan keberesan politik dan keberesan ekonomi
Sosiodemokrasi adalah demokrasi politik dan demokrasi ekonomi

ESIMPULAN
Hampir semua kemampuan pemikiran (thought manusia didominasi oleh pendekatan IilsaIat
Pengetahuan manusia yang dihasilkan melalui proses berpikir selalu digunakannya untuk
menyingkap tabir ketidaktahuan dan mencari solusi masalah kehidupan

Anda mungkin juga menyukai