Anda di halaman 1dari 3

MATERI DAN METODE

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : air deionisasi, larutan
standar glukosa 5 dan larutan standar Iruktosa 5 . Sampel penelitian adalah madu randu
dan madu kelengkeng yang telah memenuhi standar SII dari merk yang sama. Tiap jenis
madu digunakan dua buah sampel dan tiap sampel dilakukan pengukuran sebanyak dua kali.

Peralatan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : seperangkat alat KCKT (buatan
ICI Instruments) yang dilengkapi dengan detector indeks bias (Shodex RI SE-61) serta integrator
merek Shimadzu CR6A Chromatopac; labu ukur 20mL, 25mL, 50mL, pipet volume 1,0mL; 2,5mL;
5mL; 10mL; 25mL, 2,5mL alat sentriIugasi, kertas saring 0,45m

Cara Kerja
Pembuatan Larutan Standar
Larutan standar glukosa dan Iruktosa dibuat dengan konsentrasi masing-masing 5b/v.
adapun cara pembuatannya adalah sebagai berikut :
a. Masing-masing senyawa (glukosa dan Iruktosa) ditimbang sebanyak 1 g
b. Senyawa-senyawa tersebut dimasukkan ke dalam labu ukur 20mL, kemudian ditambahkan
aquades sampai tanda batas (kadar glukosa dan Iruktosa masing-masing 5 b/v)

Dari konsentrasi tersebut dapat dibuat campuran dengan konsentrasi masing-masing 1; 0.5;
0.25; dan 0.125 dengan cara :
a. Campuran glukosa dan Iruktosa 1 ke dalam labu ukur 50mL, dipipet masing-masing 10 mL
larutan Iruktosa 5, ditambah 10 mL larutan glukosa 5. Ditambah dengan aquades sampai
tanda batas.
b. Campuran glukosa dan Iruktosa 0.5. Ke dalam labu ukur 50 mL, dipipet masing-masing 5
mL larutan Iruktosa 5, ditambah 5 mL larutan glukosa 5. Kemudian ditambah dengan
aquades sampai tanda batas.
c. Campuran glukosa dan Iruktosa 0.25. Ke dalam labu ukur 50 mL, dipipet masing-masing
2.5 mL larutan Iruktosa 5, ditambahkan 5 mL larutan glukosa 5. Kemudian ditambah
dengan aquades sampai tanda batas.
d. Campuran glukosa dan Iruktosa 0,125, campuran glukosa dan Iruktosa 0,25 pada (c)
dipipet 25 mL, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL. campuran tersebut ditambah dengan
aquades sampai tanda batas.
Masing-masing campuran glukosa dan Iruktosa tersebut disaring dengan kertas saring 0.45 m.

Penentuan Kondisi KCK1 untuk Pemisahan Clukosa dan Fruktosa
Kondisi analisis untuk penentuan kandungan glukosa dan Iruktosa pada sampel madu adalah pada
kondisi pemisahan yang terbaik. Kondisi tersebut tercapai jika hasil kromatpogram masing-masing komponen
tidak tumpang tindih satu dengan yang lain.
Kromatogram yang tidak tumpang tindih tersebut salah satunya dapat dicapai dengan mengatur suhgu
kolom dan laju alir dari eluen. Kondisi pemisahan dapat ditentukan pada saat pengukuran larutan standar,
dimana eluen yang digunakan adalah air deionisasi pada kolom metacarb 87C dan dideteksi dengan
menggunakan indeks bias.

Pembuatan Kurva Standar
Larutan standar glukosa dan Iruktosa 0,125 diinjeksikan sebanyak 20 L dengan menggunakan
auto syring injector. Biarkan sampai semua komponen keluar dan terpisah dari kolom. Waktu retensi
untuk masing-masing komponen (glukosa dan Iruktosa)dicatat.
Langkah tersebut diulangi dengan menginjeksikan 20 L larutan standar glukosa dan
Iruktosa 0,25 kemudian dengan larutan standar 0,5 dan 1. Plot hubungan antara konsentrasi
larutan standar dengan luas puncak dari masing-masing komponen. Hubungan antara konsentrasi
dengan luas puncak dapat dibuat persamaan regresi liniernya yaitu y abx dimana

o =
_ - b. _
n

b =
n_ - _x. _
n_
2
- (_x)
2

'alidasi Prosedur Analisis
a. Ketepatan
Ketepatan dari metode yang digunakan ditentukan dengan melakukan beberapa kali
pengukuran konsentarsi dari senyawa standar dengan konsentrasi yang sama. Ketepatan
dinyuatakan dengan perbandingan antara nilai konsentrasi yang terukur dengan nilai
konsentrasi yang sebenarnya. Dari data yang diperoleh dicari prosentas kesalahan relatiInya
dengan rumus :
=
-
p
x
Dimana : x konsentrasi rata-rata larutan standar terukur
p konsentrasi larutan standar (konsentrasi sebenarnya)

b. Ketelitian
Prosedurnya sama dengan prosedur ketepatan, kemudian data yang didapat dihitung
simpangan bakunya (S
B
) dan koeIisien variansi (K
v
) dengan rumus

=
_
_( -)
2
n -



K =


Dimana : S
B
Simpangan baku
K
v
KoeIisien variansi
X konsentrasi rata-rata larutan standar terukur\

.. Batas Deteksi
Batas deteksi merupakan kadar analit yang memberikan kadar analit yang member signal
sebesar signal blanko ditambah 3 kali simpang blanko.
y yB 3 sB
dimana : yB signal blanko
sB simpang baku blanko

dari persamaan regresi yang telah dibuat, dapat dihitung batas deteksi untuk alat dengan
mengasumsikan :

yB a
sB S
y/x
dimana : S
y/x

_(-)
2
n-2

1
2



Penentuan Kadar Clukosa Dan Fruktosa Analisis Sampel
Masing-masing madu dipipet 0.5 mL dan diencerkan sampai volumenya tepat 50 mL
kemudian disentriIugasi selama 30 menit. Sampel tersebut disaring dengan kertas saring 0,45 m.
Sampel diinjeksikanj sebanyak 20 L pada alat kromatograIi dan system dibuat dengan kondisi
pemisahan terbaik, semua komponen dibiarkan terpisah. Hasil yang diperoleh dilakukan uji kualitatiI dan
uji kuantitatiI (Nur, 09, 1992)

Perhitungan Kadar Clukosa Dan Fruktosa
Kromatogram yang dihasilkan berupa puncak-puncak untuk setiap senyawa yang dianalisis. Luas
area diukurr secara otomatis oleh pengolah daya. Uji kualitatiI untuk komponen glukosa dan Iruktosa
dalam sampel dilakukan dengan mencocokkan waktu retensi dari masing-masing puncak pada
kromatogram sampel dengan waktu retensi senyawa standar. Untuk uji kuantitatiI, luas area komponen-
komponen yang dianalisis diplot ke dalam persamaan regresi linier.

&ji Statistik
Untuk menguji ada tidaknya variasi yang nyata pada kadar glukosa dan Iruktosa dari tiap sampel
madu. Maka akan dilakukan uji statistic BNT terhadap data hasil analisis (kadar glukosa dan Iruktosa).
Uji statistic dilakukan dengan melakukan metode uji F.

Anda mungkin juga menyukai