Anda di halaman 1dari 2

El Nino dan La Nina

8 April 2007 La An
El-Nino, menurut sejarahnya adalah sebuah Ienomena yang teramati oleh para penduduk atau
nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera PasiIik bagian timur
menjelang hari natal (Desember). Fenomena yang teramati adalah meningkatnya suhu
permukaan laut yang biasanya dingin. Fenomena ini mengakibatkan perairan yang tadinya subur
dan kaya akan ikan (akibat adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak
nutrien dari dasar) menjadi sebaliknya. Pemberian nama El-Nino pada Ienomena ini disebabkan
oleh karena kejadian ini seringkali terjadi pada bulan Desember. El-Nino (bahasa Spanyol)
sendiri dapat diartikan sebagai 'anak lelaki. Di kemudian hari para ahli juga menemukan bahwa
selain Ienomena menghangatnya suhu permukaan laut, terjadi pula Ienomena sebaliknya yaitu
mendinginnya suhu permukaan laut akibat menguatnya upwelling. Kebalikan dari Ienomena ini
selanjutnya diberi nama La-Nina (juga bahasa Spanyol) yang berarti 'anak perempuan
(oseanograIi.blogspot.com., 2005). Fenomena ini memiliki periode 2-7 tahun..

El-Nino (gambar di atas) akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di PasiIik tengah dan
timur meningkatkan suhu dan kelembaban pada atmosIer yang berada di atasnya. Kejadian ini
mendorong terjadinya pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan di sekitar
kawasan tersebut. Bagian barat Samudra PasiIik tekanan udara meningkat sehingga
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di atas lautan bagian timur Indonesia, sehingga
di beberapa wilayah Indonesia terjadi penurunan curah hujan yang jauh dari normal (gambar di
bawah)

Suhu permukaan laut di PasiIik tengah dan timur menjadi lebih tinggi dari biasa pada waktu-
waktu tertentu, walaupun tidak selalu. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya Ienomena
La-Nina (gambar di bawah). Tekanan udara di kawasan equator PasiIik barat menurun, lebih ke
barat dari keadaan normal, menyebabkan pembentukkan awan yang lebih dan hujan lebat di
daerah sekitarnya

Kejadian El-Nino tidak terjadi secara tunggal tetapi berlangsung secara berurutan pasca atau pra
La-Nina. Hasil kajian dari tahun 1900 sampai tahun 1998 menunjukan bahwa El-Nino telah
terjadi sebanyak 23 kali (rata-rata 4 tahun sekali). La-Nina hanya 15 kali (rata-rata 6 tahun
sekali). Dari 15 kali kejadian La-Nina, sekitar 12 kali (80) terjadi berurutan dengan tahun El-
Nino. La-Nina mengikuti El-Nino hanya terjadi 4 kali dari 15 kali kejadian sedangkan yang
mendahului El-Nino 8 kali dari 15 kali kejadian. Secara umum, hal ini menunjukkan bahwa
peluang terjadinya La-Nina setelah El-Nino tidak begitu besar. Kejadian El-Nino 1982/83 yang
dikategorikan sebagai tahun kejadian El-Nino yang kuat tidak diikuti oleh La-Nina. untuk
melihat kelanjutan cerita ini, bisa melihat tulisan lain yang berjudul 'El Nino dan La Nina serta
dampaknya di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai