Anda di halaman 1dari 3

i dalam pembelajaran, seorang guru idealnya mampu menciptakan suasana

pembelajaran sedemikian rupa, sehingga siswa aktif belajar untuk mendapatkan


pengetahuan (knowledge), menyerap dan memantulkan nilai-nilai tertentu (value), dan
terampil melakukan ketrampilan tertentu (skill). Pertanyaannya adalah suasana
pembelajaran seperti apakah itu?

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan, siswa akan dengan mudah untuk mengikuti
pembelajaran kalau pembelajaran berada dalam suasana yang menyenangkan. Dalam
suasana yang menyenangkan siswa akan bersemangat dan mudah menerima berbagai
kebutuhan belajar. Dalam suasana yang menyenangkan pula siswa akan mampu
mengikuti dan menangkap materi pelajaran yang sulit menjadi mudah. Singkatnya
suasana yang menyenangkan merupakan katalisator yang bisa mengefektifkan
pembelajaran.

Untuk bisa menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, setidak-tidaknya
ada 6 (enam) yang bisa dilakukan oleh guru.
Pertama, ciptakan suasana ceria sejak awal membuka pelajaran. Suasana yang ceria
mendorong siswa untuk berani dan kreatif melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran,
seperti bertanya, menjawab pertanyaan, mendemontrasikan ketrampilan, dan
sebagainya. Ketika Anda memasuki ruang kelas, usahakan agar wajah Anda tersenyum
ramah dan selalu segar betapapun Anda sedang menghadapi masalah. Setelah Anda
mengucapkan salam, mulailah menyapa siswa dengan menanyakan kabarnya atau
secara spesifik menanyakan kesehatannya, dan sebagainya. Jangan sekali-kali
menunjukkan wajah serius apalagi cemberut karena wajah yang demikian akan cepat
sekali menyebar kepada siswa dan menciptakan suasana kelas menjadi tegang. Jangan
sekali-kali pula Anda marah-marah di awal pembelajaran karena akan menghentikan
psikologis siswa untuk belajar. Ingat pesan iklan AXE, pertama begitu menggoda,
selanjutnya terserah Anda.

edua, di tengah-tengah pembelajaran, ciptakan humor-humor ringan yang
menjadikan seluruhnya tertawa. Kalau siswa bisa tertawa itu berarti Anda telah
membantu menghilangkan sekat-sekat psikolgosi yang bisa menghambat pembelajaran,
seperti malu, takut, tertekan, dan semacamnya. Secara fisik tertawa juga akan
mengendorkan otot-otot penting yang berhubungan dengan sel-sel otak. Tertawa bisa
menjadikan otak kita segar dan sehat. Namun demikian, sebaiknya humor tidak
dilakukan secara kebablasan. Upayakan agar humor-humor yang ciptakan berkaitan
dengan materi yang sedang dipalajari, tetapi jika pun tidak, Anda bisa melakukan
rasionalisasi bagaimana agar humor tersebut berkaitan. Oleh karena itu tidak ada
salahnya kalau mulai sekarang Anda mengoleksi humor-humor ringan, baik melalui
membaca buku atau mengoleksinya dari para humoris. Kalaupun Anda tidak memiliki
cerita-cerita humor, Anda bisa memintanya dari siswa. Saya yakin siswa memiliki
segudang cerita-cerita lucu.

etiga, gunakan metode yang bervariasi. Pada umumnya guru sangat senang dengan
menggunakan metode ceramah, karena metode ini memang sangat mudah dilakukan.
Tetapi metode ini jika dilakukan terus-menerus tidak disukai siswa, apalagi jika
dilakukan pada jam-jam terakhir. Bayangkan, betapa lelahnya siswa kalau setiap hari
mendengarkan ceramah guru dari jam pertama masuk (biasanya berkisar pukul 07.00)
sampai guru yang mengajar di jam terakhir (berkisar pk. 13.00). Bete kan??? Olah
karena itu kalau mengajar upayakan agar tidak selalu berceramah. Metode ceramah
tetap penting untuk menjelaskan materi pelajaran, apalagi cerita-cerita humor memang
hanya bisa dilakukan dengan ceramah, tetapi sesekali cobalah dengan metode lain,
seperti diskusi, proyek, demontrasi, jigsaw, dan sebagainya. Metode pembelaharan yang
bervariasi sesungguhnya tidak hanya menjadikan siswa senang, tetapi kita pun sebagai
guru juga akan menikmati mengajar. Kalau tidak percaya, coba saja!!!

eempat, jangan hanya mengajarkan apa, tetapi juga ajarkan bagaimana atau dengan
kata lain jangan hanya teach to know tetapi jga harus teach to learn. Kalau Anda
mengajar Matematika Anda jangan hanya mengajarkan materi geometeri atau aljabar,
tetapi ajarkan pula bagaimana sih cara mudah untuk berhitung cepat dan akurat. Kalau
Anda mengajarkan majas dalam pelajaran Bahasa Indonesia, Anda juga harus
mengajarkan trik-trik menghafal majas secara mudah dan menyenangkan.

Menurut saya, sebetulnya tidak ada siswa yang tidak pandai apalagi bodoh, yang ada
adalah siswa yang tidak mengerti bagaimana cara belajar yang tepat. Akibatnya
betapapun siswa belajar siang malam, siswa mendapat hasil yang kurang memuaskan.
Sekarang, saatnya siswa dilatih tidak hanya belajar keras atau belajar giat, tetapi belajar
cerdas. Nah, belajar cerdas akan bisa diwujudkan kalau siswa diajarkan bagaimana cara
mempelajari materi pelajaran secara tepat (teach to learn).

elima, dorong agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Upayakan agar kelas
tidak hanya dikuasai oleh Anda tetapi menjadi milik bersama. Jika hanya Anda yang
aktif, yakinlah Anda akan kelelahan. Bayangkan seperti apa lelahnya kalau Anda
berceramah dari awal sampai akhir kira-kira 90 menit. Kalau dalam sehari Anda punya
jadwal di 4 kelas, maka dalam sehari akan dituntut bercemarah selama 360 menit atau
6 jam. Lelah bukan? Oleh karena itu untuk menghindari kelelahan fisik, Anda bisa
membagikan pekerjaan kepada siswa. Caranya adalah dengan melibatkan siswa dalam
pembelajaran. Ketika Anda memahami teks bacaan, ajaklah siswa untuk terlibat
memahami. Berikan kesempatan kepada siswa untuk menafsirkan bacaan tersebut.
Ketika Anda menjelaskan suatu konsep ajaklah siswa untuk menjelaskan. Berikan
kesempatan kepada siswa untuk ikut menjelaskan konsep yang dimaksud.

Memang, diperlukan sedikit waktu dan kesabaran, karena seringkali yang dilakukan
siswa tidak langsung seratus persen benar. Tetapi bukankah ketika Anda menjelaskan
sebuah konsep juga tidak secara otomatis siswa mampu menangkapnya seratus persen
sama?

Yang perlu diingat adalah jangan sekali-kali memberikan cap salah mutlak terhadap apa
yang sudah diupayakan siswa walaupun kenyataannya demikian, karena akan
mematahkan semangat mereka untuk terlibat. Demikian juga jangan memberikan cap
yang tidak menguntungkan kepada siswa, seperti "kamu bodoh, "kamu payah, "kamu
sulit untuk diajari dan sebagainya.

Ketika Anda melibatkan siswa dalam pembelajaran dengan disertai sikap sabar dan
selalu memotivasi, Anda sebetulnya sedang menghargai diri siswa dan sedang
mengeksplorasi potensi siswa. Sebaliknya ketika Anda tidak melibatkan siswa sama saja
Anda sedang menutup pintu-pintu motivasi dan pintu-pintu potensi siswa yang
sebetulnya bisa diaktualisasikan. Inilah yang sebetulnya mahal dalam pendidikan kita.

eenam, akhir setiap sesi pembelajaran dengan kalimat-kalimat yang memotivasi.
Saya pernah mengikuti suatu diskusi komite. Pada saat mengemukakan pendapat,
seorang anggota komite, sebut saja namanya Pak Joko, tiba-tiba mengakhiri
pendapatnya dengan kalimat-kalimat yang sangat memotivasi. Tuhan pasti akan
memberikan makanan kepada setiap burung, tetapi Tuhan tidak akan melemparkan
makanan itu ke sarangnya. Kalimat itu sangat berkesan, karena diungkapkan di akhir
pembicaraannya.

Nah, pada saat mengajar tidak ada salahnya jika diakhiri dengan kalimat-kalimat yang
memotivasi. Anda bisa membuat sendiri rumusan kalimat-kalimat motivasi tersebut atau
bisa juga mengoleksinya dari buku-buku motivasi. Kalimat-kalimat motivasi ini penting
untuk merawat atau memelihara semangat belajar siswa, bahkan juga merawat
semangat kita untuk mengajar. Berikut ini bisa saya kutipkan beberapa kalimat-kalimat
yang bisa memotivasi.
Ketekunan ibarat tetetasan air di atas batu besar. Tetesan air yang berlangsung terus-
menerus pada akhirnya akan bisa memecahkan batu yang besar.
O Empat kali dua dan dua kali empat hasilnya akan sama, yaitu sama-sama
delapan. Tetapi dalam proses belajar dua kalimat empat lebih bagus dari empat
kali dua.
O Sesuatu yang tampaknya mustahil, pada awalnya sulit untuk dilakukan, tetapi
kalau kita mencoba dan terus mencoba, maka yang mustahil itu akan menjadi
mudah dan bisa dilakukan.
O Dalam belajar, salah itu biasa bagi pelajar. Yang salah adalah siswa yang tidak
mau mencoba dan takut salah.

Anda mungkin juga menyukai