Anda di halaman 1dari 19

Nadia Trihandayani Neneng Yoan Haryati Nurul Chasanah Priska Fitrianti Rahman

Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran perawat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar profesi keperawatan dan bersifat konstan.

Doheny (1982) mengidentifikasi beberapa elemen peran perawat profesional, meliputi : Care Giver, sebagai pemberi asuhan keperawatan Client Advocate, sebagai pembela untuk melindungi klien Consellor, sebagai pemberi bimbingan/ konseling klien Educator, sebagai pendidik klien

Collabolator, sebagai anggota tim kesehatan

yang dituntut untuk dapat bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain Coordinator, sebagai koordinator agar dapat memanfaatkan sumber-sumber dan potensi klien Change Agent, sebagai pembaru yang selalu dituntut untuk mengadakan perubahanperubahan. Consultant, sebagai sumber informasi yang dapat membantu memecahkan masalah klien.

Praktik keperawatan meliputi lima area yang terkait dengan kesehatan (Kozier, Erb, 1990) Peningkatan kesehatan (Health promotion). Pencegahan penyakit secara objektif untuk mengurangi resiko penyakit Pemeliharaan kesehatan (Health Maintenance). Pemulihan kesehatan (Health restoration). Perawatan orang yang menjelang ajal.

No 1

Peran Perawat Care Giver

Undang-Undang No.36 Analisis Bab I Pasal 1 Ayat 11 BAB VI bag. 13 Pasal 95 ayat 1 BAB VII bag. 2 Pasal 126 ayat 1 BAB VII bag. 1 Pasal 126 ayat 2 BAB VII pasal 131 ayat 1 BAB VII pasal 131 ayat 3 Peran perawat sebagai care giver mencakup pada pemenuhan kesehatan pada gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, kesehatan ibu, bayi dan anak dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan dengan upaya promotif, preventif dan rehabilitatif serta menjadi tanggung jawab bersama.

No

Peran Perawat

Undang-Undang No 36

analisis

Client Advocate

Bab VI bag. 2 pasal 53 ayat 3

perawat berperan sebagai pelindung klien / peran Advokasi dengan peran berupaya untuk mementingkan kepentingan yang berhubungan dengan keselamatan pasien. Disini, hak pasien sangat diakui dan dilindungi haknya untuk mencapai keselamatan atau hak untuk hidup lewat peran perawat dalam melakukan asuhan keperawatannya harus memprioritaskan tindakan tindakan yang akan akan berpengaruh baik terhadapa keselamatan pasien, misalnya melakukan pelayanan berupa asuhan keperawatan dengan baik, optimal dan beretika

No 2

Peran Perawat Client Advocate

Undang-Undang No. 36 Bab VI pasal 57 ayat 1 dan 3

Analisis perlindungan perawat kepada klien dapat diaplikasikan semua informasi mengenai status kondisi kesehatan klien, yang telah diketahui oleh perawat harus dijaga dengan baik kerahasiaannya. Klien akan lebih menghargai dan trust kepada perawat jika hal hal yang bersifat pribadi bisa dipegang oleh perawat. Perawat dapat memeberitahukan status kondisi kesehatan klien jika ada ada perintah undang undang , perintah pengadilan jika mengarah kepada persolan hukum, perawat bisa membela klien dengan adanya bukti dokumentasi yang legal tentang status kesehatan klien di depan pengadilan, kemudian ada izin dari pasien itu sendiri tetntang kerahasiaannya, demi kepentingan masyarakat dan untuk kepentingan pasien itu sendiri yang berkaitan dengan upaya penyembuhan terhadap sakitnya.

No

Peran Perawat

Undang-Undang No.36

Analisis

Client Advocate

Bab VI bab 58 ayat 1,2,3

Jika pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh seseorang atau tenaga kesehatan mengandung unsur kelalaian atau kesalahan, perawat harus membela hak hak klien dalam pengajuan tuntutan/ ganti rugi yang dapat merugikan klien. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien

No 3

Peran Perawat Counselor

Undang-Undang No.36

Analisis

Bab VI pasal 75 ayat 1,2,3 Hal ini berkaitan dengan peran perawat sebagai konselor, disini perawat mempunyai tugas memberikan bimbingan kepada klien dan keluarga tentang masalah kesehatan sesuai prioritas yang bertujuan untuk mempertahankan kesehatan fisik dan mental klien.

No 4

Peran Perawat Educator

Undang-Undang No.36 Bab VII pasal 136 ayat 1

Analisis Peran perawat yang berkaitan dengan ini adalah perawat bertugas untuk menjadi pemberi informasi(pengetahuan) secara preventif untuk mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan klien dengan cara memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan yang bertujuan untuk mempersiapkan diri kepada yang aken terjadi kelak. Pasal ini berkaitan dengan peran perawat sebagai educator serta focus praktik keperawatan profesional yaitu, pemeliharaan kesehatan (Health Maintenance) disini perawat bertugas untuk mempertahankan status kesehatan dengan cara memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan bagi setiap penyandang cacat yang bertujuan mempersiapkan fisik dan mental penyandang cacat agar tetap sehat dan produktif secara social (dalam lingkungan), ekonomis (dalam pekerjaan), dan bermartabat (meningkatkan harga diri).

Bab VII pasal 139 ayat 1

No

Peran Perawat

Undang-Undang No.36

Analisis

Educator

Bab XIV pasal 168 ayat 1

Sesuai dengan pasal tersebut adalah kewajiban perawat untuk memberikan informasi kesehatan dengan cara melakukan penyuluhan atau pendidikan kesehatan yang bertujuan agar klien dapat meningkatkan status kesehatannya secara efektif dan efisien. Hal ini menjelasakan bahwa perawat memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan pengobatan dan perawatan dengan berkolaborasi dengan dokter yang memiliki keahlian dan kewenangannya, sehingga dapat dipertanggung jawabkan tindakannya.

Collaborator

Bab XI pasal 63 ayat 3 dan 4

No

Peran Perawat

Undang-Undang No. 36

Analisis

Coordinator

Bab X pasal 161 ayat 1,2,3

Hal ini berkaitan dengan peran perawat sebagai coordinator (pengelola), disini peran perawat memanfaatkan sumbersumber dan potensi yang ada untuk dapat menenejemen pelayanan sehingga dapat secara maksimal memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien.
Dalam melaksanakan peran perawat sebagai change agent perawat dituntut untuk mengubah cara berpikir,bersikap,tingkah laku dan meningkatkan keterampilan klien/keluarga agar menjadi sehat, perawat harus mampu mengubah perilaku masyarakat yang tidak tau menjadi tau, yang tidak mau menjadi mampu dan yang tidak mampu menjadi mampu sehingga klien dapat meningkatkan derajat kesehatannya.

Change Agent

Bab VI pasal 46,51, 53,

No 8

Peran Perawat Consultant

Undang-Undang No.36 Bab 6 pasal 56

Analisis Perawat berperan sebagai konsultan atas hak pasien untuk menolak atau menerima tindakan pertolongan yang diterima dengan memberikan informasi mengenai penyakit yang diderita pasien beserta keuntungan dan kerugian dari tindakan pertolongan yang ditolak atau diterima. Perawat memiliki peran sebagai konsultan untuk mengambilan keputusan dalam upaya pengendalian penyakit tidak menular.

Bab 10 pasal 159

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Pasal 63 Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan diselenggarakan untuk mengembalikan status kesehatan, mengembalikan fungsi tubuh akibat penyakit dan/atau akibat cacat, atau menghilangkan cacat. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengendalian, pengobatan, dan/atau perawatan. Pengendalian, pengobatan, dan/atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan kemanfaatan dan keamanannya. Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan atau berdasarkan cara lain yang dapat dipertanggung jawabkan.

Pada dasarnya dalam Undang-Undang No.36 Tahun 2009 yang sangat mengenai perawat ada dalam pasal 63 dimana dapat dijelaskan bahwa Peran perawat pada UU 36 tahun 2009 tentang kesehatan di jelaskan secara tertulis pada UU No 63 yang menjelaskan bahwa pengendalian, pengobatan, dan/atau perawatan hanya dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan kemanfaatan dan keamanannya, yang dimaksud dengan pengobatan cara lain pada pasal ini adalah penggunaan obat herbal yang dapat di pertanggung jawabkan secara klinis.

Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Jakarta La Ode Junaidi. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC. Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC. Robert Priharji. 1995. Praktik Keperawatan Profesional Konsep Dasar dan Hukum. Jakarta : EGC. Ismani, Nila. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya Medika.

Semoga bermanfaat..

Anda mungkin juga menyukai