Anda di halaman 1dari 6

CANDI MUARO JAMBI

Aku dengar keluh batubatu runtuh Berpeluh. Tak ada arca atau setupa Hanya ilalang bergoyang terpanggung matahari Sebuah situs tak terurus menggerus hati Pejalan sunyi, sendiri memikul luka diri Mengaca pada baying matahari Yang tiada henti merangkum tragedy

ANALISIS

: batu-batu yang runtuh , tidak ada arca dan stupa. Sebuah situs yang melukai hati, seorang pejalan Yang sendirian meratapi tragedy.

Interprestasi :

EVALUASI

MASJID AGUNG AL-FALAH

Sebuah rumah putih tak letih menunggumu Menumpahkan rindu. Masihkah engkau berlalu Ketika adzan memanggilmu.? Cucilah dirimu dari kurap waktu Cuci tangan dan kakimu

Beribu hari aku berdiri di sini Tetapi kenapa engkau kalap menangkap isyarat Aku lebih besar dari meja bilyar Tetapi engkau lebih memilih berjudi dengan nasib Berpusar-pusar di tengah pasar Tak letih menawar agar-agar

Aku menjulang melebihi gunung kerinci Tetapi engkau masih juga bingung menghitung makna rezeki Aku megah di atas sepucuk jambi Sembilan lurah Tetapi engkau masih juga gelisah

Pulanglah kerumah : tumpahkan segala desah Masuklah kedalam hatimu sendiri Di sana tegak mimbar kayu jati: Agama ageing ati.

ANALISIS

Interprestasi :

EVALUASI

LILIN UNTUK RAMA

Lilin itu biarlah menyala sepanjang waktu, telah kita nyalakan lilin diri Tak lelah Leleh di beranda dada. Lihatlah nyala itu, cahaya yang bercahaya di remang Kegelapan Hingga rumput di sepanjang jalan turut menyebut sebagai doa

Lilin itu biarlah tetap menyala di dadamu, hingga mawar itu Mengelopak di lapak Pasar loak menjajakan sandang-sandang papan-pangan sebagai bekal perjalanan. Kau tak perlu Tahta itu. Kembalilah ke relung pertapaan , di sana senyap akan menyergap Dan gemerlap. LILIN it uterus menyala di kerling matamu, Rama.?

ANALISIS

Interprestasi :

EVALUASI

NAMA KELAS NIM

: RAEZAL EDVIN SANJAYA : I ( GENAP ) : RRA1B110032

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2010/2011

Anda mungkin juga menyukai