Anda di halaman 1dari 2

Ada beberapa cara Dzikrullah:

1. Dzikir anggota badan dan panca indera adalah mempergunakan anggota badan
dan panca indera untuk keta`atan beribadah semata-mata kepada Allah, untuk
memperbanyak amar makruI dan menjauhi hal-hal yang munkar. Ini sudah
tercermin di dalam makna hakikinya bersuci dan sholat.

2. Dzikir lisan adalah dengan cara membaca Al Qur`an, takbir, tahlil, tahmid,
istigIar , do`a, wirid dsb. dengan suara yang dapat didengar oleh telinga.
3. Dzikir qolbi adalah menghadirkan hati dengan penuh keyakinan akan
keberadaan Dzat, SiIat, Asma dan AI`al Allah, Dzat yang maha melihat, maha
mendengar, maha mengetahui dan maha kuasa atas segalanya. Dzikir qolbi
dilakukan dalam hati tanpa bersuara. Semua panca indera dan seluruh tubuh
ditutup (dimatikan). Dunia tidak tampak lagi, alam wadah tampak jelas, Ruhani
yang berkomunikasi dengan Allah. Sejak semula memang hanya Ruhani yang bisa
berkomunikasi dengan Allah. Ruhani berasal dari Nur Muhammad. Untuk
mengenal Tuhan harus melalui Tuhan. Berarti bila kita hendak berkomunikasi
dengan Tuhan harus melalui bahasa Ruhani, berarti jasmaninya harus diam,
hening, harus bisa mati sebelum mati. Ruhaninya yang menjerit
mengumandangkan Asma Dzat. Jeritan Ruhani akan menembus tujuh petala langit,
mencapai Arasy.
DAN SEBUTLAH NAMA TUHANMU DALAM HATIMU DENGAN
MERENDAHKAN DIRI DAN RASA TAKUT, DAN DENGAN TIDAK
MENGERASKAN SUARA.( AL A`RAF 7 : 205 )

4. Dzikir Haqq adalah dzikir di dalam sir, sudah dalam keadaam Iana, AKU
YANG BICARA, suatu tingkatan dzikir yang paling tinggi, dzikir gerak rasa dari
suara hati atau qolbu .. HU .. HU.. atau dzikir apapun sesuai suara hati.

Dengan cara dzikrullah berarti kita sudah mulai melatih diri untuk melakukan
shalat yang kekal, dimana kiblat yang terdekat adalah menghadapkan diri kepada
diri kita sendiri.
Pengertian Dzikrullah yang lebih luas adalah tidak hanya sekedar duduk taIakur
sambil mengucapkan Asma Allah semata, akan tetapi mengingat Allah secara
berkesinambungan, secara istiqomah, setiap gerak-gerik kita, tingkah laku kita
senantiasa ingat kepada Allah yang mengawasi dan menyaksikan gerak-gerik
perbuatan kita. Dengan demikian perilaku dan naIsu kita akan menjadi terkendali.
Bila dalam setiap perilaku kita senantiasa disertai ingat kepada Allah semata,
benar-benar Lillahi Ta`ala, benar-benar ikhlas kepada Allah maka itulah yang
sebenar-benarnya ibadah yang akan membawa keselamatan dunia akhirat bagi
yang melaksanakannya. Hatinya bersih karena terisi Asma Allah, tidak terisi
angan-angan kotor, tidak memper-Tuhan-kan hawa naIsunya yang merupakan dosa
syirik tersembunyi. Oleh karena itu pengertian bersuci, shalat dan dzikrullah adalah
merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan satu sama lain, ketiga-
tiganya harus dilaksanakan serempak, direalisasikan dan diterapkan makna
haqiqinya di dalam kehidupan sehari-hari agar ibadah kita menjadi sempurna.
Al kisah : Setelah selesai perang Badar, Rosulullah bersabda : Kita baru saja
kembali dari Jihad Kecil dan kini memasuki Jihad Besar. Salah seorang Sahabat
bertanya : Ya Rosulullah apakah Jihad Besar itu ??
Rosulullah menjawab : Perang melawan hawa naIsu .

Anda mungkin juga menyukai