Anda di halaman 1dari 45
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang Mengingat PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM.55 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KECELAKAAN KAPAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004, telah diaturketentuan mengenai tata cara _pemeriksaan Pendahuluan dan lanjutan terhadap kecelakaan kapal; bahwa untuk melaksanakan _ketentuansebagaimana dimaksud tersebut di atas, perlu mengatur tata cara pemeriksaan kecelakaan kapal dengan Peraturan Menteri Perhubungan, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3493), Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran Negara Tahun 41998 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3734) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2000 tentang Kepelautan (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 13. Tambahan Lembaran Negara Nomor 3929); Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4227); Peraturan Pemerintan Nomor 8 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintan Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4369), 6 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun vue tentang Negudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Departemen Perhubungan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2005; 7. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Departemen Perhubungan sebagaimana telah diubah térakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 38: Tahun MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KECELAKAAN KAPAL BABI KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan 1 Pemeriksaan pendahuluan kecelakaan kapal adalah kegiatan penyelidikan atau pengusutan suatu peristiwa Kecelakaan kapal yang dilaksanakan atas dasar laporan kecelakaan kapal untuk mencari keterangan dan/atau bukti-bukti awal atas terjadinya kecelakaan kapal Pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal adalah kegiatan penyelidikan atau Pengusutan dan persidangan suatu peristiwa kecelakaan kapal sebagai tindak Tanjut pemeriksaan pendahuluan. Tersangkut adalah Nakhoda atau Pemimpin Kapal dan/atau Perwira Kapal yang diduga melakukan kesalahan dan/atau kelalaian dalam penerapan standar profesi kepelautan yang menyebabkan kecelakaan kapal Saksi adalah setiap orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan pemeriksaan mengenai suatu peristiva kecelakaan kapal yang didengar sendiri, dilihat sendin atau dialami sendiri, atau pihak lain yang berwenang yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kapal yang mengalami kecelakaan atau peristiwa kecelakaan tersebut. Saksi Ahli adalah orang yang memiliki keahlian di bidang tertentu yang memberikan keterangan sesual dengan keahliannya dalam pemeriksaan fanjutan kecelakaan kapal untuk membuat terang suatu peristiwa kecelakaan kapal a) (2) (1) 2) Perwira Kapal adalah para mualim, masinis, dan perwira radio kapal Penasehat Anli adalah orang yang karena keahliannya ditunjuk oleh Tersangkut untuk mendampingi Tersangkut selama _berlangsungnya pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang bertan 1b Perhubungan laut. vane sina Jewabiel Bidena BABII PEMERIKSAAN PENDAHULUAN Bagian Pertama Laporan Kecelakaan Kapal Pasal 2 Pemeriksaan kecelakaan kapal dilakukan terhadap semua kecelakaan kapal yang terjadi di dalam wilayah perairan Indonesia dan kecelakaan kapal berbendera Indonesia yang terjadi di luar wilayah perairan Indonesia. Kecelakaan kapal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliput: kapal tenggelam, kapal terbakar, kapal tubrukan;, kecelakaan Kapal yang menyebabkan terancamnya jiwa manusia dan kerugian harta benda: kapal kandas. pore 2 Pasal 3 Setiap orang yang berada di atas kapal yang mengetahui di kapainya terjadi kecelakaan kapal, sesuai batas kemampuannya wajib melaporkan kecelakaan kapal kepada a, Syahbandar pelabuhan terdekat bila kecelakaan terjadi di dalam wilayah perairan Indonesia; b. Pejabat Perwakilan RI terdekat dan Pejabat Pemerintah Negara setempat yang berwenang apabila kecelakaan kapal atau pelabuhan pertama yang disinggahi sesudah kecelakaan kapal terjadi di luar wilayah perairan Indonesia Kewaliban melaporkan kecelakaan kapal kepada Syahbandar atau Pejabat Perwakilan RI atau Pejabat Pemerintah Negara setempat yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), setelah_kewajiban penyampaian laporan oleh Nakhoda atau Pemimpin Kapal atau Perwira Kapal tidak dapat dilaksanakan,

Anda mungkin juga menyukai