Anda di halaman 1dari 18

KEGIATAN EKSPERTMEN PADA PENGAJAFUN MATEMATIKA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

Siti ~awa"
Abstrak: Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk (1) mengetahui minat siswa, (2) mengetahui aktivitas siswa. (3) mengetahui kesulitan gum dalam mengelola kelas, (4) mengetahui minat guru, dan (5) mengetahui hasil belajar siswa, pada peugajarD an matematika melalui kegiatan eksperimen, di kelas 4 dan 5 S Neged 160 Palembang. H a d penelitian menunjukkan bahwa (1) minat siswa sangat positif, (2) aktivitas siswa tergolong tinggi pada tahap pendahuluan, mengumpulkan informasi, dan melakukan eksperi&en, sedangkan pada tahap memahami problema, memuskan hipotesis, dan membuat kesimpulan tergolong cukup. (3) kesulitan guru mengelola kelas karena belum terbiasa melakukan ekperimen da~am p&belajaran matematika sehingga sulit mengat& walau, (4) minat guru untuk melakukan kegiatau eksperimen dalam pembelajaran matematika positif, dan (5) hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan kegiatan eksperimen cukup baik, sudah di atas batas penguasaan minimal, yaitu di atas 60. Kata-kata kunci: kegiatan eksperimen, pembelajaran matematika

Pengajaran matematika adalah pendekatan sistem perubahan cara yang menyebabkan orang lain (siswa) dapat bereaksi terhadap matematika. Berdasarkan pendekatan sistem, pengajaran matematika rnerupakan sistem tindakan yang ditujukan untuk membawa perubahan belajar
"SifiHawa, Toybah, aim MasrinawafieASadalahpenulis~l. don 3. 2, Penulis I . 2, dun 3 adalah Dosen Pendidikan MafematikaD-IIPGSD FKIP Umri

175 FORUMKEPIDDIDIKAN, VOLUME25, NOMOR 2, MXRET 2006

matematika. Oleh karena itu, dalam pengajaran matematika dapat dilakukan berbagai upaya untuk merancang, memilih, dan melakukan berbagai pendekatanlmetodel kegiatan mengajar termasuk melakukq kegiatan eksperimen. Berdasarkan pengamatan peneliti, di sekolah dasar umumnya dan khususnya di SD Negeri 160 Palernbang masih banyak siswa yang kurang tertarik dan takut terhadap pelajaran matematika. Hal ini tampak pada kurang antusiasnya siswa dan hasil evaluasi mata pelajaran matematika siswa yang dilaksanakan di SD tersebut. Memang tidak semua buruk, tetapi secara keseluruhan basil evaluasi tersebut masib jauh dari yang kita harapkan. Penyebab yang menimbulkan terjadinya kenyataan tersebut ada beberapa faktor, antara lain (a) kurangnya penguasaan materi oleh guru, (b) kurang tepatnya guru menggunakan metode, (c) kurang tepatnya guru menggunaltan media, (d) kurang kreatifnya guru dalam memanfaatkan alam sekitar sebagai media, dan (e) kurangnya daya serap siswa. Penelitian Suydam dan Higgins (dalam Kennedy & Tipps, 199436) menunjukkan bahwa pengajaran yang menggunakan manipulative material (benda yang dapat diotak-atik) cenderung menghasilkan prestasi yang lebih baik daripada pengajaran yang tidak menggunakan manipulative material. Salah satu kegiatan yang menggunakan mmipulative material adalah kegiatan eksperimen. Kegiatan eksperimen adalah suatu cara penyajian bahan pengajaran yang menekankan siswa memanipulasi materi. Penggunaan kegiatan eksperimen dalam proses belajar mengajar khususnya dalam pengajaran PA, dapat meningkatkan kemampuanlketrampilan kognitif, ketrampilan efektif, dan ketrampilan psikomotor. Dengan perkataan lain, penggunaan kegiatan eksperimen dalam pengajaran P A dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Kegiatan eksperimen merupakan salah satu bentuk praktikum. Bentuk pengajaran praktiium adalah efektif untuk mencapai tiga macam tujuan secara bersamaan, yaitu keterampilan kognitif yang tinggi, keterampilan afektif, dan keterampilan psikomotor (Utomo, 1990:109) Peningkatan kemampnankiktivitas siswa yang dapat diperoleh melahi penggunaan kegiatan eksperimen pada pengajaran P A diharapkan dapat terjadi juga pada pengajaran matematika.

H m a * Toybah, dan Masrinawatie, Kegiatan Eksperimenpada Pengajaran 176

Soedjadi (1992:27) mengemukakan, "Metode mengajar yang mengutamakan proses daripada produk masih belum banyak digunakan oleh guru". Penggunaan kegiatan eksperimen dalam pengajaran matem a t h dapat dipandang sebagai salah satu bentuk pengajaran yang menekankan proses di samping produk belajar. Proses belajar yang baik diiarapkan menghasilkan produk belajar yang baik pula. Sesuai dengan salah satu tujuan pengajaran matematika agar siswa memiliki pengetahuan yang dapat dialigunakan melalui kegiatan matematika. Oleh karena itu, pada pengajaran matematika diperlukan model pengajaran agar menghasilkan kemampuan yang dapat dialihgunakan. Kegiatan eksperimen pada pengajaran matematika akan lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pemikiiannya sehiigga basil belajar yang diperoleh dapat mencapai batas ketuntasan belajar yang ditentukan. Atnin (1987:lll) mengemukakan, "Eksperimen menunjukkan suatu obyek atau segalanya ditentukan oleh pengalaman atau pengetahuan perorangan yang biasanya di bawah syaratsyarat pengawasan (kontrol)". Pengertian lain tentang eksperimen didasarkan pada tingkatan eksperimen dalam praktikum. Berdasarkan tingkatannya, bentuk praktikum dari sederbana ke kompleks sebagai berikut: (1) demonstrasi, (2) tugas resep, (3) eksperimen (tugas problema), (4) penelitian (DepdikbudAA, 1990:76). Adapun langkahlangkah kegiatan dalam eksperimen sebagai berikut: (a) rnemformulasikan dan menganalisis problema, (b) mengumpulkan dan menganalisis datalinformasi, (c) menyusun hipotesis (dugaan), (d) menarik kesimpulan, (e) melakukan penjabaran informasi dalam laporan. Atas dasar pemikiran tersebut, kegiatan eksperimen dapat dilakukan dalam pengajaran matematika. Walaupun demikian, perlu diperhatikan hal-ha1 sebagai berikut: (1) tidak setiap pokok bahasadtopik dalam matematika sekolah dapat diajarkan dengan kegiatan eksperimen, (2) penggunaan langkah-langkah kegiatan eksperimen, tidak harus dilakukan secara 'ketat', namun dapat dilakukan secara luwes disesuaikan dengan karakteristik bidang studi matematika. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian ini adalah "Bagaimana aktivitas belajar siswa pada pengajaran matematika yang menggunakan kegiatan eksperimen di SD Negeri 160 Palembang". Sub-sub masalah dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai ber-

Hawa,Toybah, dan Masrinawalie, Kegialan Ekrperimenpada Pengajaran 178

ngumpulan data dalam penelitian menggunakan teknik pengamatan, wawancara, dan tes. Pengamatan digunakan untuk menjaring data yang berkaitan dengan perilakulaktivitas subjek penelitian, teknik wawancara digunakan untuk menjaring data yang berkaitan dengan sikaplminat subjek penelitian, dan tes tujuannya untuk memperoleh data sejauh mana ketuntasan siswa dalam mata pelajaran matematika. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dengan model mengalir mengacu kepada pendapat Miles dan Hubeman (Penerjemah Rohidi, 1992:16) yaitu (1) mereduksi data, (2) menyajikan data, dan (3) menyimpulkan data. Analisis data dilakukan pada saat proses pengumpulan data sedang berlangsung dan pada saat data telah terkumpul seh~hnya. Proses ini dilakukan dengan maksud untuk mempertajam fokus atau pokok persoalan. Untuk menentukan derajat aktivitas siswa digunakan rumus: Jumlah skor i n d i t o r Derajat Aktivitas = Banyak indikator Selanjutnya untuk menentukan kualitas aktivitas siswa pada setiap tahaplsub tahap maupnn secara keseluruhan, digunakan kriteria penilaian seperti pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1 Kriteria Penilaian

Skor Demjat Aktivims 6)


1.0 5 1,s 5 2,s 5 3,s 5 4,s 5

Kualitas Aktivitas rendah sekali rendah cukup tinggi tinggi sekali

X < 1,s X < 2,s X < 3,s X < 4,s X < 5,0

Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah (1) perangkat-perangkat untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari silabus, rencana pembelajaran, petunjuk kegiatan siswa, dan petunjuk kegiatan guru, (2) format penilaian Rencana Pembelajaran yaitu menggunakan APKG I, (3) pedoman wawancara dengan gum dan siswa, (4) lembar pengamatan proses belajar mengajar, (5) tes h a d belajar

Hawa, Toybah, don Masrinawafie, Kegiatan Eksperimenpada Pengajaran 180

Tabel 2 Kegiatan Pembelajaran Tindakan di kelas IV Treatment


1 2

Jumlah Siklus 2
2 4

Materi

Alat Eksperimen Persegi satuan dan 4 macam ukuran persegi panjang Lingkatan dan Penegi yang dipotong menjadi pecahan Lingkaran dan Persegi yang dipotong menjadi pecahan

2
2 4

Luas Persegi Panjang Pecahan Senilai Operasi Penjumlahan Pecahan

Tabel 3 Kegiatan Pembelajaran Tindakan di kelas V Treatment Jumlah Siklus

Jp
2

Materi Volume Kubus Operasi Perkalian Pecahan Ooerasi Pembaeian ~dcahan

Alat Eksperimen Kubus s m a n dan berbaaai ukuran kubus beron&a Lingkamn dan Persegi yana di~otona meniadi ieckai Linekaran dan Perseei yang dipotong menjadi pecahan

I
2

3
3

3 3

- -

Pokok Bahasan Luas Persegi Panjang dengan tiga TPK dan ernpat macam percobaan diselesaikan dalam 2 siklus. Pada siklus 1 kegiatan yang dilakukan siswa adalah menyusun persegi-persegi satuan sehingga menutupi persegi panjang yang ditentukan dengan empat macam ukuran. Hasil pengamatan terhadap tiga kelompok pada pelaksanaan siklus 1 waktu yang digunakan setiap kelompok relatif sama yaitu 30-40 menit. Di antara subtahap dalam tahap pengembangad penerapan subtahap yang rnemerlukan waktu yang relatif lama adalah subtahap "Penyusunan hipotesis" 10-15 menit. Berdasarkan hasil siklus 1 pemanfaatan waktu selama 90 menit ternyata hanya dapat tercapai 1 TPK. Karena pada siklus 1 masih banyak terlihat aktivitaslpenampilan subjek penelitian yang kurangltidak mengarah pada pencapaian TPK. Penam-

181 FO&kfKEPENDIDIkXM VOLUME 25, NOMOR 2. MARET ZOO6

pilan guru maupun siswa masih terlihat 'bingung', dan belum memahami kegiatan-kegiatan seperti yang dimaksud dalam Satpel. Bahkan beberapa siswa memanfaatkan alat-alat percobaan sesuai dengan kemauannya. Alat-alat percobaan yang telah dirancang oleh peneliti agar dapat memberi kemudahan pada pencapaian TPK, justru diubah-ubah oleh siswa. Pada siklus 2, pemanfaatan waktu selama 90 menit dapat tercapai TPK 2 dan 3. Setelah kegiatan siklus 2 selesai, dilakukan kegiatan analisis dan refleksi untuk pelaksanaan siklus berikutnya. Berdasarkan analisis dan refleksi hasil pengamatan, diperoleh bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai perbaikadpengembangan rencana pembelajaran, petunjuk kegiatan untuk siswa/guru, dan tes, untuk treatment 2. Siklus 3 Pokok Bahasan: Pecahan senilai dengan 2 TPK dau lima macam percobaan. Kegiatan yang dilakukan siswa adalah menemukan pecahan senilai dengan melakukan eksperimen. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tiga kelompok pada pelaksanaan siklus 3 pemanfaatan waktu selama 90 menit, siswa belum dapat menyimpulkan cam menentukan pecahan senilai. S i k h 4, siswa dibimbing membuat kesimpulan untuk menentukan pecahan senilai dan bentuk umum cara menemukan pecahan senilai. Waktu yang diperlukan untuk siklus 4 selama 90 menit. Kegiatan pada siklus 4 diakhiri dengan mengadakan tes. Siklus 5 Pokok Bahasan: Operasi penjumlahan pecahan dengan 5 TPK dan lima macam percobaan. Kegiatan yang dilakukan siswa adalah menggunakan model bangun datar berbentuk lingkaran dan persegi panjang yang dibentuk menjadi bagian-bagian pecahan. Untuk operasi ini siswa diminta merangkai potongan-potongan pecahan tersebut sehingga menunjukkan suatu operasi penjumlahan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tiga kelompok pada pelaksanaan siklus 5, pada operasi penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama percobaan berjalan sesuai dengan waktu yang dialokasikan dapat diselesaikan dalam waktu 90 menit dan banyak alat yang dicobakan. Sedangkan untuk operasi penjumlahan pecahan yang berpenyebut tidak sama tidak terlaksana. Siswa masih bingung menggunakan alat dalam menyamakan penyebutnya sehingga untuk operasi penjumlahan pecahan yang berpenyebut tidak sama dilaksanakan sebanyak 3 siklus yaitu siklus 6,7, dan 8.

H a w Toybah, dan Masrinawatie, Kegiatan Ebperimenpada Pengojaran 182

Siklus 6, siswa dibimbing untuk menjumlahkan pecahan yang berpenyebut tidak sama. Siswa melakukan percobaan menggunakan alat peraga dengan cara menyamakan penyebut menjadi pecahan yang senilai, dan pada siklus 7 menyamakan penyebut menggunakan KPK. Pada siklus 8 siswa dibimbing untuk menemukan bentuk umum cara menjumlahkan pecahan. Setelah kegiatan siklus 8 selesai, dilakukan kegiatan-kegiatan pengumpulan data berupa: kegiatan wawancara kepada siswa dan kegiatan wawancara kepada guru Pelaksanaan tindakan di kelas 5, dilaksanakan dalam 8 kali pertemuan. Pada siklus 1, untuk menentukan volum kubus kegiatan siswa menyusun kubus satuan menjadi bangun kubus baru yang ukuran rusuknya mempakan kelipatan dari ukuran msuk kubus satuan. Berdasarkan hasil pengamatan hipotesis belum mengarah ke pencapaian TPK, sehingga pada saat melakukan percobaan siswa belum dapat membentuk kubus baru yang ukuran msuknya kelipatan dari kubus satuan, siswa menyusun mengikuti keinginankemauannya masing-masing. Guru memberikan model kubus berongga dengan berbagai ukuran, dan siswa diminta mengisi kubus berongga hingga penuh. Guru membimbing siswa untuk merumuskan hipotesis, sehingga kegiatan yang dilakukan siswa sudah terarah. Waktu yang disediakan belum dapat mencapai TPK. Kegiatan dilanjutkan pada siklus 2. Kegiatan siklus 2 melanjutkan kegiatan siklus 1 yaitu dengan beberapa kali percobaan mengisi kubus berongga, dan menghitung banyaknya kubus satuan yang diperlukan untuk mengisinya hingga penuh. Hasil pengamatan kegiatan tahap kesimpulan hasil percobaan menunjukkan siswa telah dapat menemukan hubungan antara panjang rusuk dengan banyaknya kubus satuan yang diperlukan sehingga siswa menemukan rumus volum kubus. Pokok bahasan operasi perkalian pada pecahan diselesaikan dalam 6 siklus, masing-masing siklus dilaksanakan satu kali pertemuan yaitu siklus 3, siklus 4, siklus 5, siklus 6, siklus 7, dan siklus 8. Pada siklus 3 gum mengawali kegiatan mengalikan bilangan asli dengan pecahan. Misalnya: 2 x 113 = ... Siswa diingatkan kembali pada penjumlahan berulang, pada waktu melakukan eksperimen siswa menjumlahkan 113 + 113 = ... tetapi pada saat mengalikan sebaliknya, misalnya: 113 x 2 = ... gum mengemukakan problema bempa soal cerita "Ibu mem-

Hawa,Taybah, dan Masrinawatie. Kegiatan Ekperimenpada Pengajoran 186

hanya mencapai kualitas aktivitas cukup. Beberapa ha1 yang dapat dipandang sebagai penyebab kesulitan siswa untuk membuat kesimpulan, yaitu (1) adanya keterkaiatan yang cukup erat antara "Menyusun hipotesis" dan "Membuat kesimpulan". Sehingga siswa yang mengalami kesulitan menyusun hipotesis dapat mengalami kesulitan pula membuat kesimpulan, (2) kemampuadketerampilan siswa untuk menyusun kalimat masih rendah, siswa perlu banyak berlatih menyusun kalimat, khususnya kalimat matematika. Selanjutnya untuk pengelolaan KBM pada proses kegiatan eksperimen pada pelajaran matematika, guru masih mengalami kesulitan melakukan eksperimen. Hasil wawancara dengan guru, baik kelas 4 maupun kelas 5, guru sulit membimbing siswa untuk memahami masalah pada materi pecahan, baik operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pecahan. Materi percobaan tersebut sulit dipahami siswa. Demikian juga kegiatan pada subtahap menyusun hipotesis dan melakukan percobaan memerlukan waktu yang cukup lama. Kegiatan gum pada saat proses belajar mengajar senantiasa diarahkan pada pencapaian TPK. Apabila hipotesis yang diajukan siswa tidak teruji kebenarannya maka guru segera memberikan bimbingan dan memberi pentunjuklarahan agar siswa mencoba untuk mengajukan hipotesis yang lain. Untuk mendapatkan penyelesaian dari problema, kadar bimbingan yang diberikan guru kepada siswalkelompok siswa relatif berbeda antara yang satu dengan lainnya. Dengan upaya ini diharapkan kesimpulan hasil percobaan yang dilakukan siswa merupakan kesimpulan yang benar. Hal ini memerlukan alokasi waktu yang panjang. Jadi alokasi waktu untuk pengajaran matematika yang menggunakan kegiatan eksperimen harus dipertimbangkan benar-benar. Dimulai dari tahap pendahuluan, tahap pengembangadpenerapan sampai tahap penutup, perlu rincian penggunaan waktu secara proporsional. Khususnya pada tahap pengembangadpenerapan sub tahap "Menyusun hipotesis" dan "Melakukan percobaan" memerlukan waktu yang relatif lama. Agar kegiatan siswa benar-benar terarah, diperlukan pengawasan yang cukup ketat dari guru. Bimbimgan guru dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan siswa karena pengajaran matematika melalui kegiatan eksperimen merupakan ha1 yang baru bagi siswa, untuk memperlancar proses belajar

187 FOXUMKEPENDIDIKAN, VOLUME 25, NOMOR 2. M R E T 2006

mengajar. Frekuensi dan kualitas bimbingan pada sub tahap "Menyusun hipotesis" relatif lebih tinggi karena pada sub tahap ini siswa ba,nyak mengalami kesulitan, temtama apabila banyak siswa yang bertanya karena bingung untuk melakukan eksperimen, gum hams segera menanggapi pertanyam siswa yang bersifat peroranganlkelompok. Apabila respon dari guru tidak dilakukan dengan segera dapat menimbulkan adanya masalah pengajaran. Untuk mengurangi kesulitan guru dalam mengelola kelas pada pengajaran matematika ini dapat diatasi antara lain dengan cara-cara (1) pengajaran dilakukan secara tim (lebih dari 1 guru), (2) pengajaran dilakukan oleh satu gum dan dibantu oleh tutor kakak/tutor sebaya, (3) pengajaran dilakukan pada "kelas kecil" tidak pada kelas yang rata-rata hanyaknya siswa 48. Sikapfminat guru pada pengajaran matematika yang menggunakan kegiatan eksperimen, berdasarkan hasil wawancara dapat dikatakan positif. Beberapa ha1 yang dapat dipandang sebagai faktor pendukung diperolehnya sikaplminat guru-guru tersebut, antara lain: (1) adanya keinginan gum untuk meningkatkan minat siswa pada pengajaran matematika melalui penggunaan kegiatan kegiatan lain yang belum pemah dilakukan sebelumnya, misalnya eksperimen matematika, (2) pengadaan alat-alat percobaan cukup mudah dilakukan d m tidak begitu mahal, (3) keinginan guru untuk memanfaatkan alat peraga matematika yang telah dimiliki pada pengajaran matematika untuk pokok bahasanl sub pokok bahasan yang sesuai (cocok). Unttik hasil belajar matematika siswa yang diperoleh melalui kegiatan eksperimen, dilihat dari hasil post tes. Berdasarkan hasil post tas serta kriteria pencapaian hasil belajar terhadap penguasaan minimal keberhasilan ternyata hail belajar siswa telah mencapai batas penguasan minimal keberhasilan. Batas penguasan minimal yang ditetapkan dalam pengajaran matematika melalui kegiatan eksperimen ini adalah 60. Walaupun semua kelompok sudah dapat mencapai batas penguasaan minimal atau tingkat pencapaian h a d belajar lebih dari yang diharapkan, namun skor tes yang diperoleh belum tinggi. Perolehan skor yang belum tinggi ini berkaitan dengan hasil temuan sebagai berikut: (1) hampir semua siswa belum memahami soal cerita temtama pada pokok bahasan pecahan, (2) sebagian besar siswa belum dapat memahami

Indeks Forum Kependidikan Volume 25, Nomor 1dan 2 Hasmalena. Implementasi Pembelajaran Seni Tan' melalui Model Topeng. Volume 25, Nomor 1, September 2005, hlm. 1--16 Indaryanti. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa melalui Pembelajaran Kooperat$ Volume 25, Nomor 1, September 2005, hlm. 17--29 Basir, M. Djahir., Fitriyanti, dan Siti Fatimah. Kompetensi Profesional Guru Ilmu Sosial Sekolah Menengah Pertama ( S W ) Se-Kota Palembang. Volume 25, Nomor 1, September 2005, hlm. 30--42 Simatupang, Masda dan Soni Mirizon. Using Computer Technology in English Teaching. Volume 25, Nomor 1, September 2005, him. 43--53 Usman, Nuraini. Pendekatan Ketwpaduan Interdisiplin pada Pembelajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Volume 25, Nomor 1, September 2005, hlm. 54-64 Roni, Rusman. The Students' Ability in Writing Persuasive Business Letters. Volume 25, Nomor 1, September2005, hlm. 65--74 Djahir, Yulia. Kemampuan Mengajar dalam Kegiatan PPL Maha-siswa Jurusan PIPSFKTP Unsri. Volume 25, Nomor 1, September 2005, h h . 75--89 Supratman, Dandan. Faksor Laten dalam Proses Pemerolehan Bahasa. Volume 25, Nomor 2, Maret 2006, hlm. 90--110 Masita, Ella dan Marzul Hidayat. Bilingual Education: A Way to Promote English Literacy? Volume 25, Nomor 2, Maret 2006, hlm. 111--121

Anda mungkin juga menyukai

  • Zidofa
    Zidofa
    Dokumen25 halaman
    Zidofa
    Anggria Feldhy
    Belum ada peringkat
  • PROMESXIIPA
    PROMESXIIPA
    Dokumen6 halaman
    PROMESXIIPA
    Ayu 'Pucca' Nurjanah
    Belum ada peringkat
  • Prosedur Penilaian
    Prosedur Penilaian
    Dokumen16 halaman
    Prosedur Penilaian
    Ayu 'Pucca' Nurjanah
    Belum ada peringkat
  • KTSP Sma 1 Sumbar
    KTSP Sma 1 Sumbar
    Dokumen88 halaman
    KTSP Sma 1 Sumbar
    Ayu 'Pucca' Nurjanah
    Belum ada peringkat
  • Permendiknas No. 23 THN 2006 SKL
    Permendiknas No. 23 THN 2006 SKL
    Dokumen32 halaman
    Permendiknas No. 23 THN 2006 SKL
    tumbur_sihaoho
    Belum ada peringkat
  • Jadwal smt5
    Jadwal smt5
    Dokumen1 halaman
    Jadwal smt5
    Ayu 'Pucca' Nurjanah
    Belum ada peringkat
  • JURNALKUU
    JURNALKUU
    Dokumen10 halaman
    JURNALKUU
    Ayu 'Pucca' Nurjanah
    Belum ada peringkat
  • JURNALKU
    JURNALKU
    Dokumen18 halaman
    JURNALKU
    Ayu 'Pucca' Nurjanah
    Belum ada peringkat
  • JURNALKUU
    JURNALKUU
    Dokumen10 halaman
    JURNALKUU
    Ayu 'Pucca' Nurjanah
    Belum ada peringkat