Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK Pengguna narkoba suntik (penasun) memegang peranan yang penting dalam penyebaran HIV, dengan lebih dari

50% nya telah tertular HIV. Populasi ini tidak hanya memiliki risiko tinggi tertular HIV karena perilaku berbagi jarum suntiknya, tetapi juga memiliki risiko untuk menularkan HIV ke sub populasi lain melalui hubungan seksual tanpa kondom. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik demografis dan perilaku berisiko terkait napza dan seksual pada penasun yang mengikuti program harm reduction di puskesmas kota Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah survei deskriptif cross sectional. Subjek penelitian adalah 100 penasun yang mengikuti program harm reduction di puskesmas kota Bandung, dan dipilih dengan teknik consecutive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terpimpin. Hasil penelitian menunjukkan 87% responden adalah laki-laki dan 75% responden berada di usia produktif. Responden yang dijangkau rata-rata menggunakan napza selama 6 (4) tahun. Sebanyak 53% responden menyuntik setiap hari dengan frekuensi penyuntikan rata-rata antara 1-3 kali per hari. Hampir seluruh responden menyuntikkan heroin dalam setahun terakhir. Proporsi responden yang menggunakan multidrug adalah 70%. Sebanyak 54% responden melakukan berbagi alat suntik dan peralatan menyuntik bersama penasun lain yang rata-rata berjumlah 13 penasun yang berbeda. Proporsi responden yang aktif secara seksual setahun terakhir sebanyak 88%. Penggunaan kondom yang tidak konsisten saat melakukan hubungan seks dilaporkan oleh 67% responden. Melihat fakta tersebut, maka program harm reduction dan program intervensi lainnya perlu ditingkatkan untuk memutus mata rantai penyebaran HIV.

Kata kunci : HIV, pengguna narkoba suntik, perilaku berisiko terkait napza, perilaku berisiko terkait seks, harm reduction

Anda mungkin juga menyukai