I.
II.
Pada SEAP Games VIII tahun 1975, Federasi SEAP mempertimbangkan masuknya Indonesia dan Filipina. Kedua negara ini masuk secara resmi pada 1977, dan pada tahun yang sama Federasi SEAP berganti nama menjadi Southeast Asian Games Federation (SEAGF), dan ajang ini menjadi Pesta
Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara. Brunei dimasukkan pada Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara X di Jakarta, Indonesia, dan Timor Leste di Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara XXII di Hanoi, Vietnam.
Walaupun tidak termasuk salah satu negara yang mengikuti SEA Games dari awal, prestasi Indonesia di kancah olah raga se-Asia Tenggara tak bisa dipandang sebelah mata. SEA Games pertama diadakan di Bangkok pada 12-17 Desember 1959, namun Indonesia baru berpartisipasi pada tahun 1977.
Ketika itu Malaysia menjadi tuan rumahnya. Namun sejak bergabung, Indonesia unggul sebagai peraih juara umum sebanyak sembilan kali. Sepanjang sejarah SEA Games, Indonesia berada di posisi teratas perolehan medali yaitu sebanyak 3934. Pada 1997 saat menjadi tuan rumah, Indonesia merebut 194 medali emas. Di SEA Games yang ke 19 tersebut, Indonesia memperoleh rekor perolehan medali emas terbanyak sepanjang sejarah SEA Games.
III.
Untuk SEA Games ke-26, Indonesia kembali terpilih sebagai tuan rumah. Berbeda dengan tiga ajang sebelumnya yang pernah diadakan di Indonesia, SEA Games ke-26 ini akan diadakan di empat propinsi di Indonesia: DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Sumatra Selatan. Pemerintah daerah propinsi Sumatra Selatan menyataakan kesiapannya untuk
Berikut adalah cabang-cabang olahraga yang akan di setiap propinsi: 1. Propinsi DKI Jakarta, dengan cabang olahraga: Cycling (Track), Basketball, Futsal, Pencak Silat, Tennis, Table Tenis, Badminton, Fencing, Judo, Sailing, Kempo, Football (satu Pool). 2. Propinsi Jawa Barat, dengan cabang olahraga : Aquatic (Swimming, Diving), Taekwondo, Canoeing, Rowing, Traditional Boat Race, Dancesport, Chess, Volleyball (Indoor , Beach), Karate, Baseball, Softball, Bowling, Equestrian, Cycling (Road Race, Mountain Bike). 3. Propinsi Sumatera Selatan, dengan cabang olahraga: Football (satu pool), Wrestling, Gymnastic, Wushu, Powerlifting, Weight lifting, Aquatic (Synchronizes Swimming, Water Polo), Athletic, Wall Climbing. 4. Propinsi Jawa Tengah, dengan cabang olahraga: Archery, Boxing, Billiards/Snooker, Sepak Takraw, Shooting, Roller Skating dan cabangcabang olahraga Para SEA Games.
IV.
PROFIL IDOLA
BIODATA Nama lengkap Nama Paggilan Tempat, tanggal Lahir Tinggi Badan Berat Badan Nama Ayah Nama Ibu Anak ke Sekolah Sepak Bola Klub Posisi No. punggung di klub Timnas No. punggung di Timnas : Yongki Aribowo : Yongki, Bowo : Tulungagung, 23 november 1989 : 175 cm : 63 kg : H. Goenarto : Hj. Nur Fadhilah : ke-3 dari 5 bersaudara : sinar Jaya Tulungagung : Perseta, Persik Kediri : Striker (Forward) :7 :U-23 : 20
Karier Yongki :
SSB Sinar Jaya Yongki memulai masa sebagai pemain sepak bola di SSB Sinar Jaya, Tulungagung sebagai pemain binaan pada tahun 2004. Disini, bakatnya terlihat dalam kemampuannya menggocek bola, kecepatan saat membawa bola, kelincahan dalam menipu pemain bertahan lawan, dan keahliannya dalam menerobos perangkap offside. Pada tahun 2006, dengan harapan memupuk karier sepak bola profesionalnya, ia kemudian berhenti dari SSB Sinar Jaya untuk bergabung dengan klub profesional pada saat itu yang bernama Perseta. Perseta Pada tahun 2006, Yongki bergabung dengan Perseta, namun ia diterima hanya sebagai tim junior. Tidak pupus harapan dengan hanya memasuki tim junior, Yongki terus berusaha keras untuk dapat menembus tim inti. Di Perseta Junior, talenta Yongki semakin berkembang, tapi justru dia malah sering dibangkucadangkan oleh pelatih Perseta Junior. PSBI Blitar Tak betah di Perseta, dia melabuhkan kakinya untuk merumput di klub sepak bola tetangga, PSBI Blitar yang notabene sebagai klub yang kastanya setingkat lebih tinggi dari Perseta. Posisi Yongki sebagai striker yang pandai menempatkan posisi di depan gawang lawan dan memiliki kecepatan lari di atas rata-rata membuat pengurus Persik Kediri tertarik dan merekrutnya sebagi pemain Persik Kediri U-21. Persik Kediri Yongki bergabung dengan Persik Kediri U-21 pada musim 2008-2009. Saat bermain bersama Persik Kediri U-21, Yongki tampil sebanyak 25 kali dan mencetak 16 gol. 2008-2009 : 17 (10) 2009-2010 : 8 (6) Walaupun sudah direkrut sebagai pemain Persik Kediri U-21 yang kastanya setingkat lebih tinggi dari PSBI Blitar, lagi lagi nasib Yongki kurang begitu mujur. Dia lebih sering menjadi pemain cadangan dan kalah pamor dari striker muda lainnya seperti Aan Andik. Sementara tim inti Persik Kediri kala itu penuh dengan penyerang papan atas
Indonesia Super League seperti Cristian Gonzales, Budi Sudarsono, dan Ronald Fagundez, sehingga ia kurang diperhitungkan. Pada paruh musim Indonesia Super League 2009-2010, ia akhirnya mendapatkan kesempatan untuk tampil bersama tim inti, sebanyak 19 kali dan mencetak 7 gol. Arema Indonesia Selepas terdegradasinya Persik Kediri dari Indonesia Super League ke Divisi Utama pada Liga Super Indonesia musim 2009-2010, Yongki bergabung dengan klub Arema Indonesia, sebuah klub penghuni Liga Super Indonesia, dengan status Free Transfer, dikarenakan masa kontraknya yang telah habis.