Sara Ruhghea Marina Ulfah Khatijatusshalihah Trianda Oktavia Cut Rizka Aliana Hasnani Hasballah Lailatul Muslimah Ressi Winanda Putry Wahyuni Iyulen Pebry Zuany Dini Anyelir Kurniawati
Gejala- Gejala PTSD (Menurut Marie Albano. Ph.D dalam bukunya yang berjudul Mendampingi anak pasca trauma)
1. Saat seorang anak memainkan kembali peristiwa itu dibenaknya. Gangguan memori berulang-ulang mengenai peristiwa itu. 2. Mimpi buruk 3. Pembangkitan (hyperarousal) Perilaku tak terarah dan tak tenang Marah dan berang Nerves terhadap siapapun dan apapun yang berada disekitarnya (misalnya ketika orang-orang terlalu dekat dengannya. Kaget ketika mendengar suara keras. 4. Penghindaran (avoidence) Penghindaran pemikiran-pemikiran, perasaan-perasaan atau tempat yang mengingatkan anak atas apa yang terjadi. Kaku atau kekurangan emosi-emosi 5. Perilaku-Perilaku lain: Kemunduran ke perilaku terdahulu seperti tak mau berpisah, ngompol, mengisap jempol/jari Sulit tidur atau konsentrasi Menjauh dari orang lain, penarikan sosial Penggunaan secara berlebihan alkohol atau zat-zat lain untuk mengobati diri.
Menurut Marie Albano. Ph.D. Orang tua, profesional dapat memberikan bantuan kepada anak-anak untuk mencegah terjadi PTSD dengan cara :
1. Memperlihatkan kehadiran fisik yang kuat 2. Meneladani dan mengelola ungkapan perasaan-perasaan dan penguasaan diri. 3. Menetapkan pekerjaan pekerjaan rutin dengan kelenturan. 4. Menerima kemunduran-kemunduran perilaku-perilaku anak sembari mendorong dan mendukung kembalinya ke aktivitas yang sesuai dengan usia. 5. Membantu anak-anak dalam menggunakan strategi penenangan yang dikenal 6. Membatu anak-anak bersama-sama dalam mempertahankan keamanannya. Hal lain adalah : 1. Mengijinkan anak mengemukakan ceritanya dalam kata-kata, permainan atau gambar-gambar untuk menyatakan dan menormalisasikan pengalamannya. 2. Membahas apa yang dilakukan atau apa yang telah dilakukan untuk mencegah agar peristiwa tersebut terulang lagi. 3. Mempertahankan suatu lingkungan yang stabil dan dikenal
Bantuan
Menangani perilaku sedih : temani dan ajak mengobrol, dengarkan keluh kesahnya, ajak agar tetap makan dan minum, beri dorongan untuk bergaul Menangai perilaku marah : beri perhatian, mengajak berfikir untk menyelesaikan masalah, latihan relaksasi, berbaur dengan lingkungan Menangani perilaku panik : jawab pertanyaannya dengan singkat dan jelas, tidak menyalahkan, bersikap tenang
Menangani perilaku trauma : bangun rasa saling percaya, bimbing cara mengatasi gejolak perasaan yang muncul, berbagi pengalaman, hindari berbicara yang mengingatkannya pada peristiwa bencana. Menangani perilaku kacau : ajak berkomunikasi, beri kesempatan untuk mengungkapkan emosinya, ajak keluarga untuk mengawasi dan merawatnya, hindari pengucilan
Contoh program
PFA, diberikan segera setelah bencana CISM (critical insident stress management), yaitu intervensi krisis yang dapat diberikan pada individu, kelompok kecil, kelompok, besar keluarga dan komunitas.
Daftar pustaka
Harun, harnold. (2009). Masalah kesehatan mental setelah bencana. Banda aceh : majalah ilmiah ukhuwah. Retnowati, Sofia. Handout Psikologi Bencana. Yogyakarta: UGM PULIH. 2009. Mengenali Trauma Pasca Bencana. www. Pulih.or.id