Anda di halaman 1dari 14

IDEOLOGI PANCASILA

A. Perlunya Ideologi bagi Suatu Bangsa 1. Pengertian ideologi Ideologi dalam bahasa Inggris berasal dari kata idea atau dalam bahasa Indonesia berarti idea tau gagasan. Sedang dalam bahasa Yunani Ideologi berasal dari kataeideos dan logos. Kata eideos berarti yaitu gagasan, pengertian. Sedang kata logos memiliki arti yaitu pengetahuan. Jadi ideologi mempunyai arti yaitu pengetahuan tentang gagasan-gagasan, ide-ide, ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Pengertian idea menurut Kaelan bisa disamakan artinya dengan cita-cita. Kata ideologi pertama kali disampaikan oleh filsuf Prancis, yaitui Antoine Destutt de Tracy (1796). Antoine Destutt de Tracy memandang ideologi science of ideas sebagai sesuatu yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.

Berikut adalah defenisi ideologi menurut beberapa ahli: a. Harold H. Titus, suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai berbagai macam masalah politik dan ekonomi, serta menjadi filsafat sosial yang diterapkan dalam rencana sistematis mengenai cita-cita yang dijalankan oleh suatu kelompok atau lapisan masyarakat. b. W. White, ideologi ialah soal cita-cita politik atau doktrin (ajaran) dari suatu lapisan masyarakat atau kelompok manusia yang dibeda-bedakan. c. M. Sastraprateja, ideologi sebagai perangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang terorganisir menjadi suatu sistem teratur. d. Frans Magnis Suseno, ideologi dalam arti luas sebagai segala kelompok cita-cita, nilai-nilai dasar dan keyakinan-keyakinan yang dijunjung tinggi sebagai pedoman normative. Sedangkan dalam arti sempit, F.M. Suseno menyatakan bahwa ideologi adalah gagasan atau teori menyeluruh tentang

makna hidup dan nilai-nilai yang akan menentukan dengan mutlak bagaimana manusia harus hidup dan bertindak. e. Mubyanto, ideologi adalah sejumlah doktrin kepercayaan dan simbolsimbol sekelompok masyarakat atau suatu bangsa yang menjadi pegangan dan pedoman karya atau perjuangan untuk mencapai tujuan masyarakat dan bangsa. f. Soejono Poespowardojo, bahwa ideologi merupakan konsep pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya, serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya. g. Padmo Wahyono, ideologi adalah kesatuan yang bulat dan utuh dari ideide dasar. Ideologi merupakan suatu kelanjutan atau konsekuensi dari pada pandangan hidup bangsa, falsafah hidup bangsa, dan akan berupa seperangkat tata nilai yang diutamakan akan terealisasi dalam kehidupan kelompok. h. Karl Max, Ideologi sebagai pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang politik atau sosial ekonomi. i. Gunawan Setiardjo, ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitasyang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup. j. Ramlan Subakti ada dua pengertian ideologi, yaitu: 1) Ideologi yang doktriner, jika ajaran-ajaran yang terkandung di dalam ideologi itu dirumuskan secara sistematis, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh aparat partai atau aparat pemerintah. 2) Ideologi yang pragmatis, jika ajaran-ajaran yang terkandung di dalam ideologi tersebut hanya dirumuskan secara umum. Jadi ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia.

Notonegoro mengemukakan, bahwa ideologi negara adalah cita-cita yang menjadi dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa antara lain memiliki cirri: a. Mempuinyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan; b. Mewujudkan suatu asas kerohanian, yang dipertahankan dengan kesediaan berkorban.

2. Fungsi ideologi bagi suatu bangsa Ideologi mampu memberikan, menunjukkan jatidiri kita sebagai sebuah

bangsa, karena ideologi mengandung orientasi praktis yang menjadi sumber motivasi dan semangat dalam kehidupan bernegara. Juga sangat diperlukan untuk menjawab dan menghadapi perkembangan global.

3. Pengertian Dasar Negara Dasar Negara berfungsi sebagai pedoman berbangsa dan bernegara mencakup cita-cita negara, tujuan negara, norma bernegara.

B. Nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi Negara dan Dasar Negara 1. Nilai Pancasila sebagai ideologi Negara Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bersifat objektif dan subjektif bersifat universal. Nilai Pancasila bersifat Objektive maksudnya adalah: a) Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri memiliki makna adanya sifatsifat yang umum, universal dan abstrak. b) Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa c) Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang mendasar. Nilai Pancasila bersifat Subjektive maksudnya adalah: 1) Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia
3

2) Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia 3) Nilai-nilai Pancasila di dalamnya terkandung nilai-nilai kerohanian Nilai Pancasila adalah nilai yang digali tumbuh dan dikembangkan dari budaya Indonesia. 2. Pancasila sebagai ideologi terbuka Pancasila sebagai ideologi negara tidak bersifat kaku dan tertutup, bersifat aktual, dinamis, aspiratif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Pancasila sebagai ideologi Negara dan dasar Negara memiliki tiga dimensi penting yang merupakan kekuatan sebagai ideologi , yaitu dimensi realita, dimensi idealism, dan dimensi fleksibelitas. a. Dimensi realita, yang menyatakan pancasila berasal dari nilai-nilai dasar yang bersumber dari nilai nilai riildi dalam masyarakat. b. Dimensi idealism, menyatakan bahwa ideologi perlu mengandung cita-cita yang hendak dicapai dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. c. Dimensi fleksibelitas, dimensi ini hanya mungkin dimiliki secara wajar dan sehat oleh ideologi terbuka. Ciri ideologi terbuka adalah isi operasional ideologi dijabarkan dalam konstitusi dan perundangan. Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung nilai-nilai sebagai berikut : a. Nilai dasar, nilai yang terkandung dalam ideologi yang merupakan cita-cita, tujuan serta alat perkembangan negara yang utama. b. Nilai instrumental, nilai yang merupakan arahan, kebijakan, strategi, sasaran, serta lembaga pelaksanaannya bersifat dinamis mengikuti perkembangan jaman. c. Nilai praktis, merupakan nilai-nilai instrumental dalam suatu realisasi pengalaman yang bersifat berbangsa dan bernegara. nyata dalam kehidupan bermasyarakat,

Beberapa dimensi yang menunjukkan ciri khas dalam orientasi pancasila; a. Dimensi teologis, yaitu mewujudkan cita-cita Proklamasi. b. Dimensi Etis, menunjukkan bahwa dalam Pancasila, manusia dan martabatnya mempunyai kedudukan sentral. c. Dimensi integral-integratif, menempatkan manusia tidak secara individualistis melainkan manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk pribadi. Jadi dapat disimpilkan bahwa ideologi Pancasila merupakan: a. Realisasi nilai-nilai instrument yang merupakan praktis dari ideologi, dan b. Sebagai nilai dasar ideologi negara yang bersifat tetap.

3. Pancasila dan Ideologi Lain Menurut Ruslan Abdulgani, dalam lingkungan Benua Asia Afrika terdapat tiga ideologi yaitu: a) Ideologi sosialisme, adalah ideologi yang dianut oleh Negara Rusia, China, Vietnam, dan Korea Utara. b) Ideologi yang menggunakan asas atas ajaran Islam, dianut oleh Negara timur tengah, seperti Arab Saudi. c) Ideologi liberalism/kapitalisme, digunakan oleh Negara-negara seperti Amerika, Inggris, Jerman, Perancis, Belanda, Spanyol, Italia. Perbedaan Antara Ideologi Liberal dan Sosialisme seperti terlampir pada table berikut: Liberal/Kapitalis Negara sebagai penjaga malam. Warga atau rakyatnya mempunyai kebebasan untuk berbuat atau bertindak apa saja asal tidak Sosialis Mementingkan kekuasaan dan kepentingan negara

melanggar hukum kepentingan dan hak warganegara lebih diutamakan daripada kepentingan negara. Negara didirikan untuk menjamin kebebasan warganegara. Kepentingan Negara lebih diutamakan daripada kepentingan warganegara. Kebebasan atau kepentingan warganegara dikalahkan untuk kepentingan Negara Negara tidak mencampuri urusan Agama. Agama menjadi urusan pribadi setiap warganegara. Negara terpisah dengan agama. Warganegara bebas beragama, tapi juga bebas tidak beragama Kehidupan agama juga terpisah dengan negara. Warga Negara bebas beragama, bebas tidak beragama dan bebas pula untuk propaganda bebas agama

Indonesia tidak menganut tiga macam ideologi diatas, dikarenakan: a) Ideologi sosialisme/ komunis bertentangan dengan sifat dan watak bangsa Indonesia yang religius. b) Ideologi Islam menimbulkan kemungkinan menjadi sempitnya peluang bagi perkembangan keyakinan-keyakinan rohani/Agama lain dan juga bertentangan dengan suatu sifat dari masyarakat kita yang pada dasarnya mempunyai corak religius, dan c) Ideologi Liberalism-kapitalisme bertentangan dengan hakikat perjuangan rakyat Indonesia yang menentang penjajahan. Negara kita menganut dasar falsafah negara adalah Pancasila, antara lain karena: a) Ideologi Pancasila bagi bangsa Indonesia merupakan suatu ide yang telah menggerakkan perjuangan bangsa Indonesia kearah kemerdekaannya. b) Pancasila adalah jawaban atas tantangan kehidupan bangsa Indonesia yang telah kehilangan identitas nasionalnya sejak runtuhnya Majapahit.
6

C. Proses Perumusan Pancasila Pancasila berasal dari suku kata panca berarti lima dan sila berarti dasar. Dimana kelima dasar tersebut merupakan pondasi bangsa. Pada tanggal 28 Mei 1945 Letnan Kumachi Harada panglima ke-16 Jepang di Jawa melantik anggota badan penyidik. Badan tersebut diketuai oleh Dr. Radjiman Wediodiningrat dan ketua muda R.P. Soeroso dan seorang Jepang sebagai ketua muda lain. Badan penyidik bersidang dua kali yaitu 29 Mei-1 Juni 1945 membahas rancangan dasar Negara Republik Indonesia dan 10-17 Juli 1945, sidang ini membahas konsep rancangan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia. 1. Usulan rumusan dasar negara pada masa sidang BPUPKI I Sidang BPUPKI I dibuka dan diketuai oleh Dr. Radjiman Widyodiningrat, para peserta yang berbicara pada hari itu diantaranya: a. Mr. Muh Yamin (Tanggal 29 Mei 1945) Mr. Muh Yamin mengusulkan dasar Negara yang terdiri atas lima asas, yaitu: 1) Peri Kebangsaan 2) Peri Kemanusiaan 3) Peri Ketuhanan 4) Peri Kerakyatan 5) Peri Kesejahteraan Rakyat Selain itu Muhammad Yamin juga mengajukan usul secara tertulis yang juga terdiri atas lima hal, yaitu: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Persatuan Indonesia 3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab 4. Kerakyatan yang Dipimpin Permusyawaratan/Perwakialan 5. Keadilan sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
7

oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

b. Mr. Soepomo (Tanggal 31 Mei 1945) Mengemukakan gagasannya dalam sidang BPUPKI, yang isinya sebagai berikut: 1. Paham Negara Persatuan 2. Penghjubungan Negara dan Agama, urusan agama terpisah dari urusan Negara 3. Sistem Badan Permusyawaratan 4. Sosialisme Negara 5. Hubungan antar Bangsa Selain gagasan Negara merdeka, Soepomo juga menyampaikan gagasan tentang hukum dasar Negara merdeka, yang akhirnya dijadikan Batang Tubuh UUD 1945. c. Ir . Soekarno Dalam Pidatonya Bung Karno menyampaikan usulan mengenai dasar negara yang terdiri atas lima hal, yaitu: 1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia) 2. Internasionalisme (Perikemanusiaan) 3. Mufakat atau Demokrasi 4. Kesejahteraan Sosial 5. Ketuhanan yang Berkebudayaan Kelima hal tersebut kemudian disebut Pancasila. Dari Pancasila kemudian diperas menjadi tri sila, yaitu: 1. Sosio Nasionalisme 2. Sosio Demokrasi 3. Ketuhanan Dari tri sila kemudian diperas lagi menjadi eka sila yaitu gotong royong.

2. Lahirnya Piagam Jakarta (22 Jun I 1945) Pada tanggal 22 Juni 1945 di Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta diadakan pertemuan panitia kecil dengan penyelidik usul-usul/perumus dasar

negara/Mukadimah, yang terdiri dari Sembilan orang panitia (Panitia Sembilan) yang anggotanya yaitu : Ir. Soekarno, Moh. Hatta, A.A Maramis. KH. Wahid Hasyim. Kahar Muzakir, Abikusno Tjokrosujoso, H. Agus Salim. Achmad Subardjo, Muh. Yamin. Pertemuan tersebut menghasilkan dua Konsep Rancangan mukadimah Hukum dasar yang akan diajukan ke dalam sidang BPUPKI II. Konsep rancangan preambule Hukum dasar inilah yang kemudian disebut dengan Piagam Jakarta. Rancangan dasar Negara yang tercantum dalam piagam Jakarta itu adalah: 1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemelukpemeluknya. 2. Dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 3. Persatuan Indonesia. 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan. 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Masa Sidang BPUPKI II (10 Juli 17 Juli 1945) Pada masa sidang ini yang ingin dicapai adalah merumuskan hukum dasar. Sidang PPKI I (18 Agustus 1945) BPUPKI dibubarkan oleh jepang pada tanggal 7 Agustus dan diganti dengan PPKI yang beranggotakan 21 orang dengan Ir. Soekarno sebagai ketua dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil ketua. Pada tanggal 18 agustus 1845, PPKI bersidang membahas naskah rancangan hukum dasar dan mengesahkan UUD. Sidang PPKI menghasilkan keputusan : a. Mengesahkan Undangan-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dengan jalan:
9

1) Menetapkan Piagam Jakarta dengan beberapa perubahan sebagai pembukaan dari Undang-Undang Negara Republik Indonesia. 2) Menetapkan Rancangan Hukum dasar yang talah diterima BPUPKI. b. Memilih Presiden RI (Ir. Soekarno) c. Memilih wakil presiden RI (Drs. Moh Hatta) d. Menetapkan berdirinya KNIP sebagai Badan Musyawarah Darurat. Rumusan yang benar ialah rumusan yang teedapat dalam Pembukaan UUD 1945 yang telah disahkn oleh PPKI pada tangal 18 agustus 1945 dan instruksi presiden RI N o.23/1968 tanggal 13 April 1968. Dalam inpres tersebut ditegaskan bahwa tata dan rumusan pancasila yang benar yaitu: 1. Ketuhanan yang maha esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia. Dari uraian di atas dapat kita tarik kesimpulan, sebagai berikut : 1) Pancasila bukanlah barang baru bagi Bangsa Indonesia, namun Pancasila merupakan milik bangsa Indonesia dari dahulu hingga sekarang. 2) Bung Karno bukan pencipta Pancasila namun sebagai penggali Pancasila. 3) Perumusan Pancasila itu kemudian mengalami perubahan-perubahan susunan dan redaksionalnya, tetapi perubahan-perubahan itu tidaklah membawa perubahan pada isinya. 4) Penetapan Pancasila sebagai dasar negara adalah pada tanggal 18 Agustus 1945 5) Rumusan Pancasila yang resmi dan sah terdapat pada Pembukaan UUD 1945.

10

D. Fungsi dan Peranan Pancasila Sebagai dasar Negara Pancasila memiliki nama yang menggambarkan fungsi dan peranannya: 1. Pancasila sebagai jiwa bangsa 2. Pancasila sebagai kepribadian bangsa 3. Pancasila sebagai dasar negara Untuk menyimpulkan Pancasila sebagai dasar negara melalui dua pendekatan, yaitu: a. Pendekatan historis b. Pendekatan yuridis konstitusional 4. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum 5. Pancasila sebagai pandangan hidup yang mempersatukan bangsa 6. Pancasila sebagai perjanjian luhur 7. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia 8. Pancasila sebagai moral pembangunan

E. Kelebihan dan Keampuhan Ideologi Pancasila Pancasila sebagai dasaar dari ideologi negara memiliki kelebihan-kelebihan antara lain: a. Ideologi pancasila digali dari nilai-nilai bangsa Indonesia sendiri bukan dari unsur negara lain. b. Ideologi Pancasila dapat diterapkan di segala bidang kehidupan. c. Dalam ideologi Pancasila terdapat keseimbangan antara

kepentingan individualisme dan kepentingan umum. Dalam perjalanannya telah terjadi banyak pengingkaran dan penghianatan terhadap Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara. Pengingkaran itu antara lain: a. Pemberontakan PKI tahun 1948 yang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi Komunis.

11

b. Pemberontakan yang dilakukan oleh DI/TII yang bertujuan mendirikan Negara Islam Indonesia. c. Pemberontakan APRA, RMS di Maluku, PRRI dan Permesta. d. Pemberontakan G30S/PKI tahun 1965 yang menginginkan penggantian ideologi Pancasila dengan ideologi komunis.

F. Sikap Positif terhadap Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila berarti sikap yang baik dalam menanggapi dan mengamalkan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila. Seseorang yang memiliki sikap positif terhadap Pancasila berarti orang tersebut konsisten dalam ucapan dan perbuatan serta tingkah lakunya sehari-hari.

Karakteristik Ideologi Pancasila; Pertama : Tuhan Yang Maha Esa. Ini berarti pengakuan bangsa Indonesia akan eksistensi tuhan sebagai pencipta dunia dan seisinya. Kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menunjukkan penghargaan kepada seluruh umat manusia apapun suku bangsanya. Ketiga : Persatuan Indonesia, kita sebagai warganegara Indonesia wajib menciptakan persatuan dan kesatuan. Keempat: kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dalam mengambil keputusan kita harus

mengutamakan musyawarah dan mufakat. Kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, bertujuan untuk menuju suatu masyarakat yang menghendaki adanya persamaan di dalam kesejahteraan.

Arti Pentingnya Pancasila dalam Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia Sebagai ideologi dan dasar negara Pencasila mempunyai fungsi sebagai acuan bersama, baik dalam memecahkan perbedaan serta pertentangan. Pancasila melandasi semua peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
12

G. Sikap Positif terhadap Nilai-Nilai Luhur Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat Pertama, Pancasila akan berkembang kalau segenap komponen masyarakat bersedia bersikap proaktif. Bila masyarakat bersikap pasif, Pancasila akan semakin kehilangan relevansinya. Kedua, karena terbuka untuk ditafsirkan oleh siapa saja, bisa jadi Pancasila semata-mata hanya ditafsirkan sesuai dengan kepentingan si penafsir. Sikap positif itu terutama adalah kesediaan setiap komponen masyarakat untuk mengungkapkan pemahamannya mengenai Pancasila. Pancasila perlu

dimasyarakatkan dan dibudayakan dengan cara atara lain sebagai berikut : 1. Jalur Pendidikan a. Pendidikan Informal b. Pendidikan Formal c. Pendidikan Nonformal 2. Jalur Media Massa Menurut Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, peranan Pers nasional adalah: a. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui; b. Menegakkan nilai-nilai dasar demokratis, mendorong tegaknya supremasi hukum dan hak asasi manusia, serta menghormati ke-bhinekaan; c. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar; d. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran. 3. Jalur Organisasi Politik, Organisasi Sosial Kemasyarakatan dan Pranata Sosial Khusus bagi partai politik dalam pasal 6 Undang-Undang No. 31 Tahun 2002 Tentang Partai Politik, ditegaskan tujuan partai politik adalah : a. Mewujudkan cita-cita nasional Bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945; b. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan RI;
13

c. Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh Rakyat Indonesia Fungsi partai politik antara lain adalah mendidik politik bagi anggotanya dan masyarakat luas agar menjadi Warga Negara Republik Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain itu partai politik juga berfungsi sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa untuk mensejahterakan masyarakat.

14

Anda mungkin juga menyukai