Anda di halaman 1dari 6

POLITIK INDIA SEBAGAI PENYEIMBANG DI ASIA SELATAN

A. Pendahuluan India merupakan suatu negara yang terletak di kawasan Asia Selatan, India adalah negara yang memiliki penduduk lebih kurang 1,18 milyar orang dan termasuk dalam kategori negara yang memiliki penduduk terbesar nomor dua di dunia dan luas wilayah India merupakan yang terbesar di kawasan Asia Selatan. Secara Astronomis, India terletak pada 8oLU-33oLU dan 68oBT-89oBT, dan secara geografis berbatasan dengan : sebelah utara berbatasan dengan pegunungan Himalaya ,Cina, dan Nepal; sebelah timur berbatasan dengan Myanmar dan Bangladesh; sebelah barat berbatasan dengan Pakistan dan Afganistan; sebelah selatan berbatasan dengan samudra hindia dan Sri lanka. Peran India sangat besar dalam penyeimbang di kawasan Asia Selatan yang merupakan kawasan yang memiliki potensi konflik yang cukup tinggi baik konflik vertikal maupun horizontal serta yang melibatkan elemenelemen di luar kawasan tersebut. Peran India yang cukup signifikan di kawasan Asia Selatan dapat dilihat dari kebijakan politik luar negeri negara tersebut guna mengakomodir ancaman, hambatan dan tantangan yang terjadi di kawasan Asia Selatan maupun dunia internasional baik yang bersumber dari kawasan itu sendiri atau dari luar kawasan Asia Selatan. Politik Luar negeri yang diterapkan di kawasan regional maupun internasional ini dapat menjadi penentu arah bagaimana kawasan Asia Selatan dan India pada khususnya akan bergerak guna mengakomodir hambatan, ancaman, dan tantangan serta kepentingankepentingan nasional India dalam hubungannya dengan geopolitik dan politik internasional yang sedang berjalan. Politik luar negeri India merupakan politik luar negeri yang bertumpu pada aspek pencapaian kepentingan-kepentingan nasional India serta prinsip non-blok yang telah menjadi dasar atau pedoman bagi perumusan politik luar negeri India sejak masa perang dingin berakhir prinsip tersebut banyak mengalami perubahan namun tetap tidak menghilangkan dasar dari prinsip itu sendiri. Prinsip non-blok sendiri merupakan uraian dari doktrin-doktrin yang melandasi para pengambil keputusan dalam merumuskan politik luar negeri India, secara garis besar doktrin-doktrin tersebut dapat digambarkan sebagai berikut yaitu doktrin tradisional dari kebijakan luar negeri India yang mengandung beberapa prinsip-prinsip kunci seperti kebijakan negara harus sesuai dengan aturan dasar atau norma yang legal, dimana aturan dasar tersebut berasal dari cerita Mahabharata dan Gita yang menekankan bahwa perang merupakan usaha terakhir yang dapat dijalankan guna mencapai tujuantujuan tertentu atau untuk menyelesaikan masalah-masalah tertentu. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai dinamika politik luar negeri India ke dalam dua fase era yaitu era perang dingin dan era paska perang dingin. Diharapkan dengan membahas politik luar negeri India kita dapat mengerti bagaimana peran dan posisi India dalam politik Internasional dalam arti umum dan politik regional dalam arti khusus, bagaimana India berusaha untuk mencapai kepentingankepentingan nasionalnya dan bersamaan dengan itu berusaha untuk memberikan pencapaianpencapaian yang positif bagi lingkungan di lingkup Asia Selatan serta Internasional.

B. Pembahasan 1. Era Perang Dingin a. Bidang Politik Perang dingin yang terjadi antara blok Barat dan blok Timur memiliki tujuan atau misi yaitu untuk mencapai hegemoni di suatu kawasan di seluruh dunia tidak terkecuali Asia Selatan. India sebagai sebuah negara yang terletak di kawasan Asia Selatan berusaha melakukan politik luar negeri yang dinamis dengan berusaha untuk menjalin hubungan yang baik di antara dua blok yang sedang berseteru yaitu blok Barat pimpinan Amerika Serikat dan blok Timur pimpinan Uni Soviet. Politik luar negeri India yang dinamis ini direalisasikan dengan pendirian gerakan non-blok pada tahun 1961 dimana India berperan sebagai salah satu negara pendiri gerakan tersebut. Gerakan non-blok merupakan gerakan yang dapat didefinisikan sebagai suatu usaha oleh negara-negara di dunia ketiga untuk terlepas dari pengaruh negara-negara kuat dan berusaha untuk mencapai kemandiria dalam berbagai bidang. Pendiri dari gerakan non-blok adalah Soekarno (presiden pertama Indonesia), Jawaharlal Nehru (perdana menteri pertama India), Joseph Broz Tito (presiden pertama Yugoslavia), Gamal Abdul Nasser (presiden kedua Mesir) dan Kwame Nkrumah (presiden pertama Ghana), dengan gagasan mereka yang terkenal yaitu The Initiative of Five. Gerakan non-blok pada dasarnya memiliki lima prinsip dasar yaitu: 1) Penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah masing-masing anggotanya; 2) Prinsip non-agresi antara masing-masing anggota; 3) Prinsip non-intervensi terhadap urusan-urusan dalam negeri masing-masing anggota; 4) Persamaan dan keuntungan bersama; 5) Koeksistensi yang damai. Gerakan non-blok sendiri merupakan salah satu wujud dari pencapaian yang positif bagi India dan komunitas internasional karena dalam prakteknya gerakan non-blok dapat dimanfaatkan oleh India serta negara-negara anggotanya untuk tetap fokus pada program pembangunan bagi negaranya, hal tersebut dapat menjadi hal positif karena mayoritas anggota-anggota dari gerakan non-blok tersebut adalah negara-negara yang baru memperoleh kemerdekaannya dari kolonialisme sehingga mereka membutuhkan kondisi yang kondusif untuk mencapai rekonstruksi nasional yang snagat dibutuhkan oleh negara-negara tersebut di tengah persaingan antara kekuatan adidaya blok Barat dan blok Timur. Bagi India gerakan non-blok merupakan manifestasi dari pengalaman-pengalaman yang dialami India pada masa pra-kemerdekaan, dimana pada masa itu India berjuang untuk memperoleh kemerdekaan dengan jalan damai yang dipimpin oleh partai Kongres. Peran India dalam gerakan nonblok merupakan wujud dari politik luar negeri India yang berusaha memunculkan India sebagai kekuatan baru di antara negara-negara yang baru merdeka dan sedang berkembang, hal tersebut dapat dimaknai demikian jika kita melihat bagaimana posisi India di kawasan Asia Selatan dan kondisi India pada saat itu. Posisi India pada masa awal perang dingin merupakan negara yang baru merdeka dan dalam proses mencari posisi ditengah persaingan blok Barat dan blok Timur, sedangkan kondisi India yang baru merdeka membutuhkan kestabilan keadaan dan akses kerjasama internasional yang berasal dari negaranegara besar termasuk dari negara-negara blok Barat dan blok Timur guna mencapai rekonstruksi nasional India. b. Bidang Ekonomi Kerjasama ekonomi India dengan Uni Soviet didasarkan pada perjanjian yang ditandatangani oleh kedua negara pada tahun 1971 yang merupakan wujud dari kerjasama strategis di

antara kedua negara, salah satunya adalah bantuan ekonomi dari Uni Soviet pada India. Bantuan ekonomi Uni Soviet kepada India merupakan reaksi dari munculnya Amerika Serikat sebagai pemain dan merupakan rival Uni Soviet pada saat dalam perpolitikan regional di kawasan Asia Selatan. Kedekatan hubungan antara India dan Uni Soviet membawa keuntungan bagi usaha pembangunan yang sedang dilakukan India pasca kemerdekaannya pada tahun 1947, salah satu keuntungan tersebut adalah adanya bantuan ekonomi yang diperoleh India guna membantu sektor militer dan proses industrialisasi di India. Kebijakan ekonomi India pada fase perang dingin lebih berorientasi pada kebijakan ekonomi yang proteksionisme dan mengedepankan substitusi impor, industrialisasi, intervensi negara dalam sektor tenaga kerja dan pasar-pasar keuangan. Kebijakan perekonomian India juga didasarkan pada rencana pembangunan lima tahun India yang diawasi oleh komisi pengawasan rencana lima tahun. Kebijakan ekonomi India yang bercorak sosialis ini merupakan salah satu wujud dari keinginan dari pemerintah India untuk melepaskan diri dari bayang-bayang kolonialisme yang telah menghantui India hingga tahun 1947. Peran Uni Soviet dalam usaha pembangunan India dapat dikatakan signifikan karena pada tahun 1965 Uni Soviet merupakan negara yang memiliki kontribusi besar bagi India dengan menempati urutan kedua negara yang memiliki bantuan terbesar bagi pembangunan India. c. Bidang Militer Era perang dingin merupakan suatu masa dimana blok barat Barat dan Blok Timur berusaha untuk membentuk aliansi-aliansi militer di antara negara-negara di dunia. India dalam hal ini merupakan sedikit negara yang tidak memiliki aliansi dengan negara-negara blok Barat maupun blok Timur. India mengambil posisi demikian karena pada dasarnya India merupakan negara yang pasif dan cenderung bersifat bertahan dalam menerapkan kebijakan militernya. Kebijakan luar negeri India dalam bidang militer mengalami perubahan ketika meletusnya konflik yang terjadi antara China dan India, serta India dan Pakistan. Perubahan kebijakan tersebut dapat dilihat dari semakin dekatnya hubungan antara India dan Uni Soviet dalam bidang militer. Kedekatan hubungan tersebut berdampak pada mengalirnya bantuan keuangan dari Uni Soviet bagi India sebagai sekutu dekat Uni Soviet di kawasan Asia Selatan, hal tersebut dapat dimengerti karena disisi lain Amerika Serikat sebagai seteru Uni Soviet dalam perang dingin berusaha untuk mempersenjatai Pakistan yang notabene merupakan musuh dari India di kawasan Asia Selatan. Hubungan antara India dan Uni Soviet serta Amerika Serikat dan Pakistan merupakan bentuk dari perlombaan senjata di kawasan tersebut. India sebagai negara yang besar dan kuat pengaruhnya di kawasan Asia Selatan berusaha untuk melakukan segala upaya untuk meraih dukungan dari negara-negara di kawasan tersebut salah satunya dengan menjalankan beberapa kerjasama militer dengan negara-negara sekitarnya untuk membentuk semacam keamanan kolektif bagi keberlangsungan kondisi yang damai, aman dan tenteram bagi seluruh negara di kawasan Asia Selatan.

2. Era Pasca Perang Dingin a. Bidang Politik India merdeka pada tahun 1947 dan menerapkan demokrasi dalam kehidupan politiknya. Dampaknya memang tidak sederhana, berbagai kemelut dan kekacauan terjadi dalam pembentukan karakter demokrasinya. Penerapan demokrasi di dalam negeri India juga berdampak pada kebijakan luar negeri India pasca perang dingin, dimana pada saat itu kekuatan blok sedang melemah sehingga India lebih mengedepankan sifat hubungan yang saling menguntungkan, hal ini dapat terlihat ketika India dan

Pakistan membuat kesepakatan untuk mengurangi ketegangan diantara keduanya tentang masalah nuklir yang dimiliki oleh kedua negara tersebut. Pertemuan kedua negara untuk membicarakan masalah tersebut dilaksanakan pada pertemuan tingkat tinggi pada 21 Februari 1999 di kota Lahore di sebelah timur laut Pakistan. Dalam kesepakatan tersebut kedua negara bersepakat untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan tentang tentang penggunaan senjata nuklir. Dalam tataran internasional kedua negara juga menandatangani Comprehensive Test Ban Treaty (CTBT) yaitu suatu perjanjian internasional yang melarang uji coba nuklir yang selesai dibuat pada tahun 1996. b. Bidang Ekonomi Kebangkitan India sebagai raksasa ekonomi juga terkait dengan perkembangan dunia setelah 1989. India terlibat dalam perdagangan barter yang luas dengan Uni Soviet dan sekutu-sekutu komunisnya di Eropa Timur. Ketika blok negara-negara komunis ini bubar, India terpaksa membayar barang-barang yang diimpornya dengan uang tunai. Akibatnya cadangan devisa India merosot dengan cepat, memicu krisis keuangan yang parah pada 1991 dan pada gilirannya memaksa India melakukan reformasi ekonomi yang radikal yang meletakkan dasar bagi kebangkitan ekonominya. Secara geopolitik, keberhasilan pasca-1989 ini melintas jauh di luar batas negara-negara Barat. Bangkrutnya Uni Soviet dengan tiba-tiba merupakan berkah strategis bagi negara-negara di Asia, karena ia berarti lenyapnya ancaman dari suatu imperium yang menakutkan dan terbukanya jalan bagi Cina untuk dengan cepat memajukan kepentingannya secara global. Surutnya pengaruh Rusia pasca1989 berarti kebangkitan bagi Cina. Bagi India, berakhirnya Perang Dingin telah memicu krisis kebijakan luar negeri akibat terputusnya hubungan dengan mitranya yang paling andal, yaitu Uni Soviet. Tapi, seperti dengan krisis keuangan pada 1991, India mampu bangkit dengan kebijakan luar negeri yang baru, kebijakan yang melepaskan diri dari tradisi yang terlalu idealistik dan merangkul realisme dan pragmatisme yang lebih luas. India, pasca Perang Dingin, mulai mebangun kemitraan strategis yang saling menguntungkan dengan pemain-pemain utama di Asia dan bagian-bagian dunia lainnya. Menjalin kerjasama dengan Amerika Serikat (suatu ciri khas dekade ini) dimungkinkan oleh pergeseran pemikiran kebijakan India pasca-1989. c. Bidang Militer Kekuatan militer India merupakan kekuatan militer yang relatif kuat dan besar, hal tersebut dapat dilihat dari jumlah anggotanya yang mencapai kekuatan satu juta yang dilengkapi dengan peralatan modern dengan industri pendukung, serta anggaran militer yang sangat besar, militer India merupakan salah satu yang terkuat di dunia saat ini. Di Asia, India hanya dapat ditandingi oleh RRC. Adanya gabungan kekuatan militer, ekonomi, sosial, politik, sumber daya, serta teknologi member kesempatan bagi India untuk berkembang menjadi salah satu adidaya Asia.

3. Hubungan Luar Negeri a. Rusia Setelah Soviet bubar, Rusia tetap menjadi pemasok senjata nomor satu bagi militer India. Dalam beberapa kerjasama yang dilakukan Rusia memberikan teknologi

kepada India, walau pun hanya teknologi lapis ke dua. Seperti halnya Soviet, Rusia tetap memperhitungkan bahwa teknologi yang dipindahkan ke India dapat berpindah tangan ke AS, melalui Inggris atau Perancis juga ke Cina. Persahabatan India dan Rusia diperkuat oleh faktor Cina, dimana keduanya pernah mengalami konflik perbatasan dengan Cina. Demikian pula dengan faktor separatisme khususnya yang berkaitan dengan fundamentalisme Islam. Rusia berhadapan dengan masalah yang lebih berat di Dagestan dan Cechnya yang memperoleh pasokan bahan dan milisi dari Afghanistan. Sebaliknya, India sangat membutuhkan Rusia untuk hak veto di PBB dalam masalah Kashmir dan kepemilikan senjata nuklir. b. Amerika Serikat Kedekatan India dengan Soviet (kemudian Rusia) otomatis membuat India kurang disukai oleh AS. Namun dikarenakan letak geografisnya, pendiriannya yang non-blok, serta keberadaannya sebagai negara demokrasi, para analis militer AS menyimpulkan bahwa konflik dengan India sangat kecil kemungkinannya. c. Eropa Prancis termasuk pemasok senjata bagi India. Teknologi nuklir india pada awalnya berasal dari Perancis. Sikap Prancis yang non-blok membuatnya tidak terlalu dipengaruhi oleh AS. Namun setelah India menolak menandatangani NPT, tekanan dunia mengharuskan Prancis untuk turut membatasi teknologi yang dipasok ke India. d. Asia ASEAN adalah tempat bagi bangsa-bangsa yang cinta damai. ASEAN membawa dampak positif bagi seluruh bangsa di dunia tidak terkecuali bagi Indonesia. ARF (Asean Regional Forum) sangat bermanfaat bagi India untuk melakukan komunikasi akrab yang terbuka dengan negara-negara lain. Hanya saja dalam forum regional yang cukup luas seperti itu India sering menjadi bulan-bulanan karena sikapnya yang tidak mau menandatangani NPT dan CTBT. Pelajaran dari ASEAN digunakan oleh India untuk membentuk kumpulan regionalnya sendiri yaitu BIMSTEC yang terdiri atas Bangladesh, India, Myanmar, Sri Lanka dan Thailand.

C. Kesimpulan Politik luar negeri India merupakan politik luar negeri yang dinamis dan ekuilibrium, meskipun pada saat terjadi konflik yang melibatkan India, Cina serta Pakistan, India melakukan perubahan politik luar negerinya menjadi lebih dekat pada salah pihak dalam kasus ini Uni Soviet. Perubahan kebijakan politik luar negeri India setidaknya dapat digambarkan sebagai respon terhadap kebutuhan dalam negeri India, karena pada dasarnya politik luar negeri merupakan suatu cara atau jalan untuk mengakomodir kepentingan-kepentingan nasional suatu negara yang didasarkan pada kondisi, kebutuhan, dan keamanan dalam negeri suatu negara baik dalam kawasan maupun lingkup internasional. India Sebagai suatu negara yang memiliki potensi yang cukup untuk menjadi negara super power menyadari hal tersebut dan berusaha untuk memaksimalkan potensi-potensi yang ada untuk menjadi negara yang memimpin di Kawasan Asia Selatan baik dalam bidang ekonomi, politik, dan militer.

Anda mungkin juga menyukai