di INDONESIA
YANG TERDESENTRALISASI
May 2007
Taufk Rinaldi
Marini Purnomo
Dewi Damayanti
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintahan Daerah
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Daftar Singkatan iii
DAFTAR SINGKATAN
APBD : AnggaranPendapatandanBelanjaDaerah
Bawasda : BadanPengawasDaerah
DAU : DanaAlokasiUmum
DPC : DewanPengurusCabang
DPR : DewanPerwakilanRakyat
DPRD : DewanPerwakilanRakyatDaerah
DR : DanaReboisasi
GeRAKIndonesia : GerakanAntiKorupsiIndonesia
ICW : IndonesianCorruptionWatch
JPU : JaksaPenuntutUmum
Kejagung : KejaksaanAgung
Kejari : KejaksaanNegeri
Kejati : KejaksaanTinggi
KPK : KomisiPemberantasanKorupsi
MA : MahkamahAgung
MTI : MasyarakatTransparansiIndonesia
NGO : NonGovernmentOrganization
LBH : LembagaBantuanHukum
LP3ES : LembagaPenelitian,Pendidikan,danPeneranganEkonomiSosial
LSM : LembagaSwadayaMasyarakat
PAD : PendapatanAsliDaerah
Panggar : PanitiaAnggaran
Panja : PanitiaKerja
Pemda : PemerintahDaerah
Pemkab : PemerintahKabupaten
Perda : PeraturanDaerah
Permendagri : PeraturanMenteriDalamNegeri
PN : PengadilanNegeri
PP : PeraturanPemerintah
PSDH : ProvisiSumberDayaHutan
PT : PengadilanTinggi
RANPK : RencanaAksiNasionalPemberantasanKorupsi
RAPBD : RancanganAnggaranPendapatandanBelanjaDaerah
SE : SuratEdaran
Sekda : SekretarisDaerah
TI : TransparencyInternational
UU : Undang-Undang
UUDP : UangUntukDipertanggungjawabkan
Kurs : Sebagai gambaran jumlah kerugian negara jika dikurskan dalam
USdollar,1USD=kuranglebihIDR9000
Ucapan Terima Kasih
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
PenelitianLocalGovernmentCorruptionStudy(LGCS)inimerupakansalahsatukegiatan
penelitian tim Justice for the Poor Program, Social Development Unit, Bank Dunia di
Indonesia. Laporan ini disusun berdasarkan sejumlah studi kasus tentang upaya aktor
pendorongditingkatlokaldalammelakukanpengungkapandanmendorongpenyelesaian
kasus dugaan korupsi yang dilakukan oleh lembaga eksekutif dan legislatif di daerah.
TimJusticemenyampaikanucapanterimakasihkepadaseluruhwargamasyarakat,tokoh
masyarakat,NGOantikorupsidankoalisiantikorupsi,aparathukum,pejabatpemerintah,
KejaksaandanPengadilanyangtelahberpartisipasidalampenelitianini.
Laporan ini hanya dapat disusun atas kerja keras dan penuh dedikasi dari tim peneliti
LGCS yang melakukan studi kasus di 5 propinsi. Tim tersebut terdiri dari : Adriani,
DemanHuri,DiniL.Nafati,ErvynKafah,HendraMakmur,RosmalaNur,SaidAmin,
SigitIkhsanWibowodanUmarAchmadSeth.Atasdukungandansumbangsihnyapenulis
menyampaikan penghargaan dan terima kasih. Seluruh anggota Tim Justice, Alpian,
BambangSoetono,DewiNovirianti,PeriUmarFarouk,MattStephens,PhilippaVenning,
Matt Zurstrassen, dan Samuel Clark ikut memberi kontribusi dalam mengembangkan
kerangka penelitian, review temuan lapangan, dan berbagai masukan penting mengenai
analisa dan rekomendasi penelitian. Tak lupa kami ucapkan pula terima kasih atas
kerjasamanya kepada Merry Magdalena sebagai editor studi kasus dan Rahma Yunita
sebagaipenerjemahkedalambahasaInggris.SaniaSuriaWijaya,RaniMaharanidanNina
Herawatimemberikankontribusiyangsangatpentingbagiterlaksananyaberbagaikegiatan
seminar,workshopdanjadwalkunjunganlapanganuntukkepentinganstudiini.
Terimakasihjugakamisampaikankepadanarasumberyangtelahmelakukanreviewdan
masukanbagiperbaikandraftlaporanini:LeniDharmawan,VishnuJuwono,PaulMcCarthy,
MochamadJasin,GeorgeJ.Aditjondro,SaldiIsradanHarlansM.Fachra.Secarakhusus
timJusticemenyampaikanterimakasihkepadaDaanPattinasarany,WilliamE.Wallace,
Joel Hellman, Pieter Evers, dan Scott Guggenheim atas dukungan dalam penyusunan
laporaninisertaatasdukunganterhadapprogramkerjatimJusticeyanglebihluas.
Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan laporan ini harap ditujukan kepadaTaufk Rinaldi (trinaldi@
worldbank.org,tfrinaldi@yahoo.com)danMariniPurnomo(mpurnomo@wboj.or.id)
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Ringkasan Eksekutif v
RINGKASAN EKSEKUTIF
Desentralisasi dan korupsi di Indonesia.Sejaktahun2002lalutelahterjadigelombang
pengungkapan kasus dugaan korupsi DPRD di berbagai daerah berawal dari maraknya
pemberitaan tentang korupsi DPRD propinsi Sumatera Barat dan menjalar ke berbagai
wilayahlainsepertiSulawesiTenggara,KalimantanBarat,Lampungdankemudianhampir
merata di berbagai wilayah Indonesia lainnya. Belakangan kecenderungan korupsi oleh
pihakeksekutifdidaerahsemakinmeningkatdengantajam.
Karakteristik keberhasilan aktor pendorong. Aktor pendorong adalah orang dan atau
organisasi masyarakat (NGO, koalisi NGO) yang baik sendiri-sendiri atau bersama-
samamelakukanupayapengungkapankasus,pelaporandanpemantauanterhadapproses
penyelesaiankasus.Karakteristikkeberhasilanaktorpendorongdalammengungkapkasus:i)
pengetahuandasarmengenaiperaturan/isukorupsi;ii)tersedianyaaksesterhadapdokumen
anggaran/pengadaan/laporanpertanggungjawaban;iii)mediamassaterlibatdalamkoalisi
aktorpendorong;iv)pelibatanberbagaielemenkelompokmasyarakatsipil.
Aksi dan strategi aktor pendorong.Yangterjadiditubuhaktorpendorongditingkatlokal
padadasarnyaadalahproseslearningbydoingdimanapengalamandancontohdarikasus
lain dalam menangani kasus korupsi sangat terbatas. Aksi yang dilakukan lebih banyak
merupakanreaksispontanatasjalannyaproseshukumterhadapsuatukasusdanterbataspada
tahapketikaproseshukummasihberlangsungditingkatlokal.Strategiaktorpendorong
yangdapatdiidentifkasidaristudikasusantaralaini)membangunkonstituensiataubasis-
basisantikorupsiditingkatdesaataukomunitas;ii)membentukkoalisisementaradengan
menggabungkan berbagai elemen dan organisasi masyarakat; iii) membangun kesadaran
dan kepedulian masyarakat untuk mendesakan tuntutan adanya proses hukum yang adil
danterbuka;sertaiv)membangunkerjasamadenganaparatpenegakhukumyangreformis.
Dariberbagaistrategitersebut,pelibatanmediamassamerupakankuncikeberhasilanaktor
pendoronguntukmelakukantekananselamaproseshukumberlangsung.
Bagaimana mengukur keberhasilan aktor pendorong?Aktorpendorongdipercayaoleh
masyarakatuntukmengungkapdanmendorongpenyelesaiankasusmelaluiproseshukum.
Meski kapasitas dalam melakukan kajian anggaran dan investigasi kasus masih terbatas,
namun laporan aktor pendorong selalu menjadi kunci dimulainya proses hukum. Tidak
banyak kasus yang ditangani oleh aktor pendorong berhasil diselesaikan melalui proses
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Ringkasan Eksekutif vii
hukum.Kalaupunadasedikityangakhirnyaselesaiditandaidengansanksiyanglemahatau
eksekusiyangtidakkunjungterlaksana.Namunhalitutidakberartibahwaaktorpendorong
telahgagal.Keberhasilanaktorpendorongsebaiknyadilihatdariperspektifjangkapanjang
dimana berbagai aksi dan strategi dalam penyelesaian kasus berdampak signifkan bagi
penguataninisiatiftatapemerintahanyangbaik(goodgovernance)ditingkatlokal.
Penegakan Hukum
Proses hukum, satu-satunya pilihan penyelesaian, mulai menjanjikan perubahan.
Proses hukum adalah satu-satunya pilihan bagi aktor pendorong dalam menyelesaikan
kasusdugaankorupsi.Studikasusinimemperlihatkanmunculnyabeberapaindikasiyang
membawa harapan terjadinya perbaikan upaya penegakan hukum di tingat lokal seperti:
Pertama, terlihat adanya kecenderungan instansi penegak hukum untuk lebih responsif
dan adanya kesediaan aparat penegak hukum untuk membangun kerjasama yang lebih
kuatdenganaktorpendorong.Kedua,meskitidakterjadipadasemuakasus,namunsecara
umumdimanaterdapatsekelompokaktorpendorongyangkuatmakaakanditemuiproses
hukumyangcenderungberjalandenganlebihtransparandanrelatiflebihcepat.
Kelemahan utama penegakan hukum. Di sisi lain, instansi penegak hukum di tingkat
lokal masih sulit menghilangkan beberapa kelemahan menahun: kekurangan sarana dan
prasarana, diskriminasi dalam proses hukum dan rentan terhadap suap serta tekanan
politik. Lebih jauh, kemampuan aktor pendorong untuk melancarkan tekanan terhadap
proseshukumhanyabisaterjadiselamaprosesberlangsungditingkatlokal.Selepastahap
diKejaksaandanPengadilanNegeri,aktorpendoronghanyabisaberharappadajaringan
kerjayangmerekamilikiditingkatpropinsiataupusat.Situasiiniberdampakpadakeluaran
proses hukum yang dinilai belum adil: sanksi yang lemah dan eksekusi yang sangat sulit
untuk dijalankan. Dengan kata lain, aktor pendorong berhasil membuat proses hukum
berjalanlebihresponsif,terbukadanrelatifcepatnamunbelumtentuadil.
Rekomendasi
Desentralisasi perlu dilengkapi dengan jaminan pengawasan masyarakat.Pentinguntuk
memastikan adanya jaminan hukum atas peran serta masyarakat sebagaimana yang telah
diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 71Tahun 2000 tentangTata Cara Pelaksanaan
PeranSertaMasyarakatdanPemberianPenghargaandalamPencegahandanPemberantasan
TindakPidanaKorupsidalambentukPerda.
Penyusunan platform anti korupsi di tingkat lokal. Penelitian ini menunjukan bahwa
keberhasilanpenanganankorupsiditentukandenganadanyakerjasamaantarapemerintah
daerah,aparathukumdanaktorpendorong.Olehkarenaitu,pentinguntuksetiapdaerah
memiliki visi dan strategi bersama dalam mencegah dan menangani kasus korupsi yang
terjadi. Berbagai pelajaran dari pengalaman aktor pendorong dalam mengungkap dan
Ringkasan Eksekutif
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
viii
menangani kasus korupsi dapat menjadi dasar yang sangat berguna bagi perumusan
platformantikorupsiditiap-tiapdaerah.
Penguatan inisiatif anti korupsi di tingkat lokal.Berbagaikelompok/organisasimasyarakat
dalam penelitian ini telah berhasil memulai langkah penanganan terhadap korupsi.
Keberhasilantersebutberdampaksignifkanbaikbagipenguataninisiatiftatapemerintahan
yang baik maupun dalam penegakan hukum di tingkat lokal. Masih diperlukan berbagai
dukungan agar kelompok/organisasi masyarakat di tingkat lokal bisa terus melanjutkan
inisiatif anti korupsi seperti: i) dukungan untuk meningkatkan pengetahuan tentang
pengelolaanbudgetlokal,proseshukumsertaketerampilaninvestigasikorupsidanadvokasi;
ii)dukunganbagipenguatanjaringankerjaantaraorganisasiantikorupsiditingkatlokal
danjaringankerjadenganberbagaibadandanorganisasiantikorupsiditingkatnasional;iii)
dukunganberupapembagianperanbagiorganisasiantikorupsinasionaluntukmelanjutkan
pemantauandantekanandalamproseshukumyangtelahdidorongolehaktorlokal.
Reformasi hukum di tingkat lokal. Untuk mendukung berjalannya penegakan hukum
ataskorupsiyanglebihadildananti-korupsidibutuhkanbeberapaperubahanbagiinstansi
penegak hukum di tingkat lokal antara lain: i) memperkuat kerjasama antara instansi
penegak hukum dan organisasi anti korupsi di tingkat lokal dengan melibatkan aparat
hukum dalam kegiatan pendidikan hukum dan anti korupsi bagi kelompok masyarakat
dampingan; ii) menetapkan indikator lama proses hukum pada tiap-tiap tahap selama
proseshukumberlangsung;iii)suratedarandariKejaksaanAgungagarKejaksaanNegeri
wajibmelaksanakangelarperkaraatassuatukasusdugaankorupsibersamaorganisasianti
korupsi serta memfasilitasi organisasi masyarakat untuk menyelenggarakan eksaminasi
publikterhadapputusanpengadilan.
Sejak tahun 2002 lalu telah terjadi gelombang pengungkapan kasus dugaan korupsi
DPRD di berbagai daerah berawal dari maraknya pemberitaan tentang korupsi DPRD
propinsiSumateraBaratdanmenjalarkeberbagaiwilayahlainsepertiSulawesiTenggara,
KalimantanBarat,LampungdankemudianhampirmeratadiberbagaiwilayahIndonesia
lainnya.BerdasarkandataKejatiseluruhIndonesiasampaidenganbulanSeptember2006
terdapat265kasuskorupsiDPRDdenganjumlahtersangka/terdakwa/terpidanasebanyak
967oranganggotaDPRDyangditanganioleh29Kejati.Padaperiodeyangsama,telah
dikeluarkanijinpemeriksaanuntukanggotalegislatif:327oranganggotaDPRDpropinsi
dan735DPRDkabupatenkota.
1
BilasebelumnyalaporankorupsididominasiolehkorupsiDPRD,belakangankecenderungan
korupsi oleh pihak eksekutif semakin meningkat. Berdasarkan catatan ICW, jika pada
tahun 2004 terdapat masing-masing 48 kasus korupsi DPRD dan eksekutif, pada tahun
2005korupsieksekutifmenempatiposisiteratasdengan47kasus.Padatahun2006,angka
korupsiekskutifmeningkattajammenjadi69kasus.
2
DaridataKejariseluruhIndonesia,
terdapatkasuskorupsikepaladaerahsebanyak46kasusdenganjumlahtersangka/terdakwa/
terpidana 61 orang dimana 43 kasus ditangani oleh Kejati dan 3 kasus oleh Kejagung.
Sementara itu, data Mendagri menyebutkan bahwa selama periode tahun 2004 awal
2006telahdikeluarkanijinpemeriksaanatasdugaankorupsiterhadap7Gubernurdan60
Bupati/Walikotaatauwakilnya.
Bisa dikatakan bahwa fenomena pengungkapan kasus korupsi di tingkat lokal dalam
jumlah dan cakupan wilayah seluas saat ini belum pernah terjadi dalam sejarah di
Indonesia.Mengapa?Berbagaikalanganberanggapanbahwakebijakandesentralisasitelah
menyuburkan korupsi di tingkat lokal. Maraknya dugaan kasus korupsi terjadi tak lama
setelahditerapkannyakebijakanotonomidaerahataudesentralisasipemerintahan.Dengan
dikeluarkannyaUndang-UndangNo.22Tahun1999tentangPemerintahanDaerahyang
menggantikan Undang-Undang No.5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan di Daerah,
lembagapemerintahandaerahmemilikikekuasaanlebihbanyakterutamadalammengatur
pengelolaan budget yang berimplikasi pada semakin terbukanya peluang terjadinya
korupsi.
1
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Laporan Pelaksanaan Tugas Panja Penegakan Hukum dan Pemerintahan
Daerah,2006
2
Kompas,KecenderunganKorupsi;EkskutifdiPosisiTeratas,25Januari2007.
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Pendahuluan 3
Dengandemikian,adalahsangatrelevanuntukmenguakkorelasiantaraberbagaidimensi
desentralisasi(konstitusional,politikdanfskal)dengantinggiataurendahnyakorupsidi
daerah.Berbagaitemuandanhasilstudidariberbagainegaramenyediakanjawabanyangtidak
selalu konsisten jika tidak kontradiktif- dalam menjawab apakah dengan diterapkannya
desentralisasitelahmempertinggiataujustrumengurangikorupsi.Haltersebutnampaknya
diakibatkanadanyaperbedaandimensidesentralisasiyangdipakaipadatiappengamatdan
peneliti. Meski demikian, pada umumnya terdapat 3 dimensi desentralisasi yang secara
empirismemilikikaitandengangejalakorupsiditingkatlokalyaitu:desentralisasifskal,
konstitusionaldandesentralisasipolitik.
3
Namun jika kita masuk dalam konteks Indonesia, tidak tepat untuk mengatakan bahwa
korupsididaerahbarusajaterjadisetelahditerapkannyakebijakandesentralisasi.Disadari
bahwatidakterdapatcukupdatamenyangkutkasusdugaankorupsididaerahyangterangkat
kepermukaanselamapemerintahanOrdeBarumengingatkuatnyadominasibirokrasidan
lemahnya penegakan hukum. Tapi adalah naif mengatakan bahwa tidak terjadi korupsi
pada masa tersebut. Desentralisasi sangat mungkin telah memberi latar baru bagi pentas
korupsi di tingkat lokal, entah menyangkut bergesernya relasi kekuasaan pusat daerah
ataueksekutiflegislatifyangmemunculkanpelakukorupsibaruataulatarbelakangdan
modusoperandikorupsiyangsemakinbervariasi.
Dengan kata lain, praktek korupsi secara konsisten terjadi sejak lama sebelum kebijakan
desentralisasi diterapkan. Yang baru dan fenomenal adalah fakta bahwa dalam 5 tahun
terakhirterjadifenomenaterungkapnyadugaankasuskorupsidanmunculnyaaktor-aktor
darimasyarakatyangsecarakonsistenmendorongdanmenuntutagarkasus-kasustersebut
dapatdiselesaikan.JikamerujukpadapandanganKarklinsdimana,Anti-corruptionwork
amongpublicadministratorandhighlevelofcialcanhelp,butinthelongrun,themobilization
of democratic forces from below and the forging of civil society is the decisive way to contain
corruptionindemocraticsociety,
4
makadapatdisimpulkanbahwaberdasarkanpengalaman
berbagainegara,terlepasdarisistempemerintahanyangditerapkan,menguatnyapartisipasi
publikakanberdampakpadaterjadinyatransparansidanakuntabilitaspemerintahan.
BerbagaipertanyaandiatasmemilikirelevansidenganstrategiJusticeforthePoorProgram
( J4P) Bank Dunia, yang sejak tahun 2002 memfokuskan kegiatan pada penguatan
reformasi hukum di tingkat lokal. Kasus korupsi digunakan sebagai pendekatan umum
dalam memotret interaksi masyarakat dan sistem hukum karena terdapat partisipasi dan
interaksi masyarakat dengan berbagai peraturan dan lembaga penegak hukum dalam
mendorong penyelesaian kasus. Pada tahun 2003 tim Justice telah melakukan penelitian
mengenai penyelesaian kasus korupsi oleh masyarakat yang terjadi di tingkat desa dan
kecamatan (Village Justice Paper, 2003) dengan beberapa kesimpulan dan rekomendasi
untuk memperkuat peran masyarakat dan reformasi hukum di tingkat lokal. Pendekatan
yang sama juga perlu dilakukan seiring dengan diterapkannya kebijakan desentralisasi
di mana terjadi berbagai perubahan signifkan dalam struktur kekuasaan dan penguatan
kelompokmasyarakatsipilditingkatpropinsidankabupaten.
Dalamtiap-tiapkasuskorupsiditingkatlokalterdapatketerlibatanberbagaielemenlokal
seperti: pelaku korupsi, partai politik, organisasi masyarakat, asosiasi profesi, akademisi,
LSMantikorupsi,mediamassadanjugainstitusipenegakhukumsertaparapelakukorupsi
itusendiri.Responmasing-masingaktorlokaldalammenyikapikorupsiakanmembentuk
pengalamanbarudanmembangunpersepsiterhadapprosespenegakanhukumdiIndonesia.
Pada gilirannya, pengalaman tersebut akan membentuk pola karakteristik penanganan
kasusdugaankorupsidalamlanskapsebuahIndonesiayangterdesentralisasi.
Denganlatarbelakangtersebut,sejakMei2006timJusticeforTePoorProgram,Bank
Dunia, mulai melakukan Studi tentang Korupsi Pemerintahan di Tingkat Lokal (Local
GovernmentCorruptionStudy/LGCS)di5propinsidiIndonesia.Tujuanutamapenelitian
iniadalahuntukmendokumentasipengalamanberbagaiaktorditingkatlokaltersebutdalam
mengungkapdanmenyelesaikanlaporandugaankorupsiyangdilakukandipemerintahan
daerah,baikolehLegislatifmaupunEksekutif.
Tujuan Penelitian
Mendokumentasikan dinamika para pelaku di tingkat lokal dalam proses
penyelesaiankasuskorupsiyangmelibatkanlegislatifmaupunpihakeksekutif
Mengidentifkasi modus operandi dan peluang korupsi oleh pemerintahan di
tingkatlokaldan;
Mengidentifkasi peluang keberhasilan dan kegagalan penanganan korupsi di
tingkatlokal
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Pendahuluan 5
Metodologi
Untuktujuantersebut,dalamstudiinidilakukanstudikasusterhadapkasus-kasusdugaan
korupsibaikyangdilakukanolehlembagaeksekutifmaupunlembagalegislatifditingkat
lokal. Kriteria berikut yang dipakai dalam memilih kasus mana yang akan diteliti dalam
studikasus:
i) DugaankorupsiterhadapdanaAPBDTahunAnggaran2001-2004
ii) Kasussedangatautelahdiselesaikanmelaluiproseshukumformal
iii)Terdapat keterlibatan masyarakat (aktor pendorong) dalam mengungkap dan
mendorongpenyelesaiankasus.
Setelahdatakasusyangmemenuhikriteriadiatasterkumpul,kemudiandilakukanpemilihan
lokasi penelitian dengan pertimbangan seperti: sebaran geografs, sampel kasus korupsi
tingkatkabupatenpropinsi,sampelkasuskorupsilegislatifeksekutif.Selainitu,lokasi
penelitian juga diarahkan pada lokasi dimana terdapat kegiatan tim Justice agar terdapat
manfaatpraktisdaripenelitianiniterhadapberbagaikegiatanJ4Pyangsudahada.Lokasi
penelitianyangterpilihadalah5propinsidiIndonesiayaitu:SumateraBarat,Kalimantan
Barat,SulawesiTengah,JawaTimurdanNusaTenggaraBaratdengan2sampelstudikasus
ditiappropinsi.
Studidilakukandenganpendekatankualitatifdimanapengambilandatadilakukanmelalui
beberapacarasebagaiberikut:
a. Review terhadap dokumen terkait seperti pemberitaan media massa, hasil
penelitian, dokumentasi aktor pendorong dan dokumen hukum seperti dakwaan,
tuntutandanvonispengadilan
b. Wawancara mendalam (in-depth interview) terhadap responden dari berbagai
kalangan,sepertiLSM,koordinatoraliansiLSM,wartawan,tersangkakorupsiatau
kuasahukumnya,kelompokpendukungtersangkasertaaparathukumyangterlibat
dalam proses hukum. Selain itu dilakukan pula wawancara terhadap anggota
DPRDdanlembagaeksekutifsetempat.Dariseluruhstudikasusterdapatsekitar
200respondenyangtelahdiwawancarai.
c. Focus Group Discussion (FGD). Untuk melengkapi temuan-temuan dari review
dokumendanwawancara,makadilakukanFGDbersamadenganaktorpendorong,
tersangka, akademisi dan aparat hukum setempat. Dalam penelitian ini dilakukan
13FGDyangdiikutisebanyak150peserta.
Studi kasus dibagi dalam beberapa tahap. Pertama, tahap penyusunan kronologi kasus
mulai dari pengungkapan hingga pelaksanaan keputusan hukum. Output dari tahap ini
adalahkronologikasusyangmenunjukanlangkah-langkahpenyelesaiankasussertaaksi-
reaksi antara aktor pendorong dan proses hukum. Data perjalanan kasus dicatat hingga
bulan November 2006. Kedua, setelah kronologi kasus selesai disusun, maka peneliti
mengidentifkasi pertanyaan-pertanyaan menyangkut mengapa dan bagaimana, baik
Pendahuluan
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
6
dengancaramelakukanwawancaramaupunmelaluiFGD.Ketiga,setelahdata-datatersebut
terkumpul,penelitiakanmelakukananalisaterhadapkasusyangditelitiuntukmenjawab
pertanyaandantujuanpenelitian.
Sesuaidengantujuanpenelitian,respondenutamadalampenelitianiniadalahparaaktor
pendorong di tingkat lokal yang memiliki peranan dalam pengungkapan kasus atau
mendorongproseshukumataudalamkeduanya.Dalamsetiapkasusyangditeliti,terdapat
banyaksekaliaktorpendorongyangmelakukanberbagaiaksibaiksecarabersama-samaatau
sendiri-sendiripadasebagianatauseluruhrangkaiankronologikasus.Karenaketerbatasan
waktu penelitian, tidak semua aktor pendorong tersebut dapat dilibatkan dalam proses
penelitian. Dengan demikian, penyebutan aktor pendorong utama dalam studi kasus
tidak berarti menutup peran atau kontribusi aktor pendorong lain yang mungkin tidak
teridentifkasiselamapenelitianberlangsung.
Apa yang dibahas dalam laporan ini?
Laporaninimerupakansintesaanalisadari10studikasusyangdilakukanselamapenelitian
berlangsung yang diarahkan pada 3 kelompok temuan pokok studi yaitu; i) modus dan
polakorupsipemerintahandaerah;ii)aksidanstrategiaktorpendorongdan;iii)jalannya
proses hukum terhadap kasus dugaan korupsi. Ketiga hal tersebut, pada akhirnya akan
mengarahkanlaporaninipadakesimpulanpenelitiandanmenjadilandasanpokokdalam
penyusunanserangkaianrekomendasikerjabagiberbagaikalanganpemerhatiinisiatifanti
korupsidiIndonesia.
Mengingatterbatasnyalokasidanjumlahkasuspenelitian,tentusajakesimpulanpenelitian
initidakbisadigeneralisiruntukmenjelaskanbanyaknyakasusserupayangterjadidiberbagai
daerahdiIndonesia.Meskidemikian,diharapkanpola-polaumumyangdiidentifkasidalam
penelitiandapatmengarahkanparapelakuditingkatlokaldalammemperkuatinisiatifanti
korupsidiwilayahnyamasing-masing.Juga,yangtakkalahpentingadalahharapanbahwa
studiinidapatmendukungpemerintahIndonesiadalammelakukanpencegahanperilaku
korupsi,perbaikansistemhukumsertapenguatanpartisipasimasyarakat.
Selainitu,pentinguntukdiperhatikanbahwapenelitianinimengambilfokuspadaupaya
penanganan kasus korupsi oleh aktor pendorong di tingkat lokal. Penekanan terhadap
aspekdesentralisasidipakaisejauhuntukmenjelaskankontekslokaldimanainisitifaktor
pendorongbekerja;situasidimanaterjadiprosespencariantitikkeseimbanganbarubagi
pelakupolitik(termasukjugaaktorpendorong)yangsebagaimanabisadilihatkemudian,
sangatberpengaruhpadaupayapembongkarankasuskorupsi.Demikianpulamenyangkut
aspekhukumyangdalamlaporaninidicermatisejauhdalaminteraksiantaraaktorpendorong
daninstansipenegakhukum.Ringkasnya,desentralisasidanproseshukumdipakaiuntuk
mengidentifkasi faktor-faktor penguat atau pelemah gerakan aktor pendorong dalam
menangani kasus. Dengan demikian, penelitian ini tidak dimaksudkan sebagai kajian
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Pendahuluan 7
khususmenyangkutkelemahanyangterkandungdalampaketkebijakandesentralisasiatau
penilaianatasperaturandansanksipidanasebagaikeluaranproseshukumformalatassuatu
kasuskorupsi.
Bagianpertamalaporaninimenyajikanlatarbelakang,metodologidantujuandaripenelitian.
Untukmemberigambaranlebihrincimenyangkutkasus-kasusyangditeliti,bagianinijuga
memuatringkasanstudikasus
Bagiankedua,memuatsedikitgambarantentangdimensidesentralisasidalamkonteksUU
No22tahun1999yangberimplikasipadapergeseranrelasikekuasaanditingkatlokaldari
eksekutif ke legislatif. Bagian ini juga menyajikan sedikit gambaran tentang kebijakan-
kebijakandaninisiatif-inisiatifgerakanantikorupsiditingkatlokalmaupunnasional,serta
moduskorupsipemerintahanditingkatlokalbaikoleheksekutifmaupunlegislatif.
Bagian ketiga, mencoba untuk memetakan dan menyajikan informasi tentang aktor
pendorong, profl, motif serta aksi dan strategi kerjanya. Selain itu juga disajikan pula
kronologi penanganan kasus dari perspektif aktor pendorong, mulai dari sebelum
terungkapnya kasus, sampai di laporkannya kasus ke proses hukum. Mengingat terdapat
keragaman dari satu kasus ke kasus yang lain, disamping menyajikan benang merah dari
keseluruhan kasus, pada bagian ini terdapat pula berbagai kutipan dan rujukan singkat
mengenai situasi spesifk yang terjadi untuk menghindari penyeragaman yang mungkin
dapatmemiskinkananalisadankesimpulanstudi.
Bagian keempat laporan ini, khusus menyajikan tentang proses penanganan kasus dalam
konteks hukum, sejak dari penyelidikan di kepolisian dan kejaksaan hingga ke tingkat
Mahkamah Agung dan eksekusi. Selanjutnya keseluruhan dari laporan ini dirangkum
dalamBagiankelimamengenaikesimpulandanrekomendasipenelitian.
Sumatera Barat
Kasus korupsi DPRD propinsi Sumatera Barat periode 1999/2004 (Legislatif Propinsi).
Kasus korupsi DPRD propinsi Sumbar merupakan pioner yang mengawali kemunculan
berbagaikasusserupadiIndonesia.DimulaidariinisiatifbeberapaLSMsertaakademisi
setempat(belakanganmembentukForumPeduliSumateraBarat-FPSB)yangsecarareguler
melakukankajianterhadapRAPBD2002danmulaimenemukandugaankorupsiDPRD
dimanaterdapattotal27mataanggaranbagitunjangandanpembiayaananggotaDPRD
denganperkiraankerugiannegarasebesarRp5,9miliar.Halinidianggapsebagaitindak
korupsi dan bertentangan dengan PP 110/2000. Setelah sebelumnya peringatan mereka
diabaikanolehDPRD,aktorpendorongkemudianmendorongdimulainyaproseshukum
atas dugaan tersebut. Semula Kejaksaan Tinggi Sumbar menyatakan akan melakukan
edukasikepadaDPRDmeskikemudiankasusdiprosessecarahukum.PerlawananDPRD
cukup serius, salah satunya dengan mengajukan hak uji materil (judicial review) atas PP
110/2000 ke Mahkamah Agung. Para terdakwa kemudian dijatuhkan putusan bersalah.
Meski telah dikeluarkan putusan kasasi, namun hingga saat ini eksekusi terhadap para
terdakwabelumdilaksanakan.
DimensidesentralisasiyangpalingmenonjoldalamUU22/1999iniantaralain:desentralisasi
keuangan,politikdanhubunganantaralembagapemerintahditingkatlokalyangditandai
dengan kuatnya kedudukan lembaga legislatif dibandingan lembaga eksekutif. DPRD
memiliki wewenang untuk memilih dan memberhentikan Kepala Daerah serta Kepala
DaerahwajibmenyampaikanlaporanpertanggungjawabankepadaDPRD.
PenguatanposisiDPRDpadagilirannyaberimplikasipadapergeseranrelasikekuasaandi
tingkatlokaldimanaseseoranguntukbisamenjadiKepalaDaerahdanmempertahankan
posisinyaharusdapatbekerjasamadenganDPRD.Pergeseranrelasikekuasaaninididuga
mendorongterjadinyalocuskorupsiditingkatlokaldimanatransaksipolitikbanyakterjadi
di gedung dewan.
8
Praktek korupsi di daerah bahkan sudah dimulai sebelum seseorang
duduk dalam jabatan kepala daerah; untuk bisa mendapat dukungan suara dari anggota
DPRD, calon kepala daerah melakukan suap kepada anggota DPRD praktek yang
lebih dikenal sebagai money politic. Dalam penelitiannya di wilayah Poso, Aditjondro
mengungkapkannilaisuarayangharusdibayarkanolehseorangcalonbupatikepadasetiap
anggotaDPRDsenilaiRp20juta.Pentinguntukdicatat,bahwaseoranganggotaDPRD
tidakhanyamenerimadarikandidatyangakhirnyamenangmelainkanjugamenerimadari
kandidatyangkalah.
9
Padatitikini,anatomikorupsididaerahtidakbisalagidilihatterbatasdarikacamatalokal.
Untukmemenuhipembiayaanpolitikdalamprosespemilihan,seorangcalonkepaladaerah
perlu mencari dukungan pembiayaan dari kelompok kepentingan dan pelaku politik di
tingkatnasional.Pelakuditingkatnasionalmemilikikepentingankhususdenganapayang
terjadiditingkatlokal.Aditjondromenengaraibahwaparapelakubisnisditingkatpropinsi
dannasionalmemilikikepentingantersendiriuntukmendukungseorangcalonyangpada
gilirannya harus dibayar ketika kelak ia menduduki posisi tersebut. Hal ini mengingat
berdasarkan Undang-Undang Pemerintahan Daerah, seorang kepala daerah memiliki
otoritasuntukmenyetujuirencanainvestasipelakubisnisdidaerahnya.
10
Dalamkonteks
tersebut, Aditjondro menyimpulkan bahwa sumber utama korupsi pemerintahan daerah
sebagaiberikut:
8.
9.
10.
HakpenyelidikanDPRD
Pelaksanaanaspirasi
masyarakat
FraksiDPRD
Tidakpernahdigunakan
karenatidakpernahadaUU
yangmengaturnya
DPRDhanyamenampung
danmenyampaikankepada
eksekutif
Hanyaada3fraksi
Haktersebutdiatursendiri
olehDPRDdalamTata
TertibDPRD
DPRDmendapattugas
menampungdanmenindak-
lanjutiaspirasimasyarakat
Bisaterdapatlebihdari5fraksi
8
ErvynKafah,2007,PergeseranRelasiKuasadiDaerah,,tidakdipublikasikan
9
GeorgeJ.Aditjondro,,April2007ReviewLocalGovernmentCorruptionStudyReport,tidakdipublikasikan.
10
GeorgeJ.Aditjondro,idem.
Desentralisasi & Korupsi
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
16
a. ManipulasidanayangterjadiselamaproseskampanyeseorangKepalaDaerahdan
donasi yang dipakai untuk membayar partai politik atau anggota DPRD oleh
calonkepaladaerahyangmelanggarperaturanmengenaibantuandanabagipartai
politik.
b. Manipulasi sumber pendanaan dari pusat kepada daerah, terutama dalam bentuk
DAU,yangmelibatkanpejabatdananggotadewanditingkatlokaldankroniyang
bekerjapadapemerintahpusat.
c. Biaya yang dikeluarkan oleh Kepala Daerah kepada kelompok kepentingan bisnis
yang sebelumnya telah mengongkosi kampanye dan suap kepada anggota dewan
danpartaipolitikpendukungnya.
Perkembanganyangsamajugaterjadipadamediamassabaikditingkatnasionalmaupun
di tingkat lokal. Selain menyangkut jumlah yang meningkat secara drastis, perubahan
juga terjadi dalam hal semakin terbukanya pemberitaan terutama menyangkut kebijakan
pemerintahdandinamikapolitikyangterjadiditingkatlokal.Dibeberapawilayahbahkan
pemerintah daerah merupakan pemilik saham terbesar dalam usaha penerbitan koran
setempat.
C. Kebijakan Anti-Korupsi & Penegakan Hukum
Reformasiditandaipuladenganmunculnyainisiatifpencegahandanpenanganankorupsi
di tingkat pusat. Selama periode 1998 hingga 2006 terdapat sedikitnya 13 regulasi yang
berkaitandenganpemberantasankorupsi.
12
Dariberbagaiperaturankebijakananti-korupsi
tersebut, yang memiliki kaitan dengan penanganan hukum terhadap kejahatan korupsi
antaralain:
11
TimLindsey,2002,Anti-corruptionandNGOsinIndonesia,inStealingfromthePeople:TeClampDown:inSearchof
NewParadigms,Book4,Jakarta,AksaraFoundationforPartnershipforGovernanceReforminIndonesia,pgs35-42.
12
Soren Davidsen, Vishnu Juwono, David G.Timberman, 2006, Curbing Corruption in Indonesia 2004 2006, Jakarta,
USINDOCSIS.
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Desentralisasi & Korupsi 17
a. UU No 31 tahun 1999, yang diubah dengan UU No 20/2001 tentang
PemberantasanTindakPidanaKorupsi
b. UU No 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). KPK
merupakan institusi penting dalam upaya pemberantasan korupsi. Lembaga ini
bertugasuntukmenyelidikikasuskorupsidengankerugiandiatas1milyarrupiah
dan menarik perhatian publik, melakukan koordinasi supervisi penegak hukum
dalam penanganan kasus korupsi, memonitor para penyelenggara negara,
melakukan penyelidikan dan penuntutan kasus korupsi serta berbagai upaya
pencegahanterhadapkorupsi.
c. Instruksi Presiden No 5 tahun 2004 tentang Percepatan Upaya Pemberantasan
Korupsi
d. SuratEdaranJaksaAgungNo007/A/JA/11/2004tentangPercepatanPenanganan
Korupsi se-Indonesia. Dalam peraturan ini disebutkan secara jelas agar perkara
korupsi yang masih ada di seluruh Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri
dituntaskandalamwaktu3bulan
e. Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi (RAN PK) 2004 2009 yang
merumuskan rencana-rencana aksi pemerintah dalam pemberantasan korupsi
dikelolaolehBappenasberkoordinasidenganMenteri/LembaganonDepartemen
terkait,unsurmasyarakatdanKPK
f. Surat Edaran Dirtipikor Kabareskrim Mabes Polri No.Pol.:B/345/III/2005
tentangPengutamaanPenangananKasusKorupsi
Sejakterpilihsebagaipresidenpadatahun2004lalu,SBYmenjadikanagendapemberantasan
korupsisebagaisalahsatuprioritasdalamagenda100hariSBY-JKyangharusdijalankan
oleh pemerintah dan aparat hukum. Hal ini membawa implikasi baik langsung maupun
tidaklangsungbagiinstansipenegakhukumditingkatlokalagarlebihresponsifdanlebih
cepatdalammemproseskasuskorupsi.
Inisiatif Anti-Korupsi di Daerah.
Inisiatiftersebutdiataskemudiandiikutiolehsebagiandaerahdenganterbitnyaberbagai
PeraturanDaerahyangmemperkuatjaminanatasketerbukaandanpartisipasimasyarakat
dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Misalnya, jaminan hak kepada publik
untuk mengetahui informasi-informasi yang berkaitan dengan masalah anggaran sejak
perencanaan,penetapan,pemanfaatanhinggapertanggungjawabannya,LaporanKeterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah, Proses Pengawasan mulai dari perencanaan objek
yangdiawasi,pelaksanaansampaihasilaudit,prosestenderdansebagainya.Jugamemberi
jaminan kepada publik untuk berpartisipasi dalam perumusan/penyusunan kebijakan
publik,termasukpartisipasidalampenyusunanAPBD.
13
Sampaisaatini,palingtidaksudah
13
DicuplikdariPerdaKabupatenSolokNo5tahun2004tentangTransparansiPenyelenggaraanPemerintahandanPartisipasi
MasyarakatBabIIIpasal3,4;BabIV,pasal5
Desentralisasi & Korupsi
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
18
dikeluarkanPerdaTransparansidanPartisipasidi19propinsisepertihalnyadiKabupaten
Solok, Sumatera Barat dengan Perda No.5/2004TentangTransparansi Penyelenggaraan
Pemerintahan.
14
Selainhallegalformaldiatas,ditingkatmasyarakatsendirisebenarnyasudahdikembangkan
beberapainisiatif,sebagaigerakanalternatifpencegahankorupsi,sepertiyangdigalakkan
olehGerakanBersamaAntiKorupsiNU-Muhammadiyahyangdikembangkansejaktahun
2003, Pakta Integritas yang diinisiasi oleh Transparency Internasional Indonesia sejak
tahun2002dankemudiandikembangkanolehTigaPilar(dalamkoalisibersamaKADIN,
MenteriPemberdayaanAparaturNegara,danMTI).Saatinitercatatpalingtidaksudah
lebihdari30kabupaten/kota,4kementerian,5BUMN,5PerusahaanSwasta,danMPR/
DPR-RIyangsudahmenandatanganikomitmenPaktaIntegritas,baikyangdiinisiasioleh
TransparencyInternational-IndonesiamaupunolehTigaPilar.
15
Tentunyadiluaritu,secara
informalmasihbanyaklagigerakan-gerakanyangdiinisiasiolehmasyarakatdalamupaya
pencegahan/pemberantasankorupsi.
Khusus untuk penggalakan gerakan anti korupsi di DPR/DPRD, muncul inisiatif
pembentukan Kaukus Parlemen yang diprakarsai oleh Partnership for Governance Reform
in Indonesia (Kemitraan). Kaukus ini merupakan upaya membangun komitmen bersama
untukmembangungerakanantikorupsidiantaraanggotalegislatifditingkatpusatmaupun
daerah,dalamrangkamewujudkantatapemerintahanyangbaikdanbersih(goodandclean
governance). Saat ini paling tidak ada anggota DPRD di 7 Kabupaten/Kota/Propinsi di
IndonesiayangsudahmembuatkomitmendalamKaukusParlemen.
16
TidakadasatupunkasusyangterungkapsebagaihasillaporanBadanPengawasDaerah
(Bawasda) sebuah lembaga pengawas di bawah kendali kepala daerah. Berikut kisah
Bawasdadalamstudikasus:
Blitar.SebelumkasusdugaankorupsiPemkabBlitarmencuat,telahdilakukanpengarahan
kepada staf Bawasda oleh Bupati dengan tema kedisiplinan kerja di mana dalam
kesempatantersebutBupatimelarangBawasdamemeriksabagiankeuanganPemkabdan
kasdaerah.Diduga,salahseoranganggotaTim11yangbelakangansecaraaktifmembuka
borokkorupsiPemkabberasaldariunsurBawasda.
Lombok Tengah. Bawasda Loteng sudah mengetahui adanya mark up anggaran oleh
Panitia Pengadaan Tanah 2001. Namun permasalahan tersebut telah diselesaikan
secara internal oleh Pemkab. Ketika Kejaksaan mulai kembali memeriksa tersangka 8
bulankemudian,BawasdaLotengkembalimelakukanaudit.KuatdugaanstafBawasda
menerimauangtutupmulutdariPimproPanitiaPengadaanTanahagartidakmeneruskan
hasilauditkeBupatiLoteng.
Donggala. Dalam statement di media massa, kepala Bawasda setempat menyatakan
tidakadakebocorandana,baikmelaluimoduspengeluaranfktifataumarkupanggaran
melainkanketerlambatanadministratif .
17
http://bawasda.jakarta.go.id/
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Lokal Bergerak 31
Mentawai. Dalam sidang ke-18 kasus dugaan korupsi Sekretaris Daerah Mentawai
dimanakepalaBawasdadijadikansaksidanmenyatakandimukasidangbahwaiajustru
ikutmeminjamdanadariSekda.Danatersebut,ucapSekda,telahiakembalikansaatia
diperiksaolehKejatiSumateraBarat.
LSM sebagai Pintu Masuk.Darimanapunsumberinformasiindikasikorupsiberasal,pada
akhirnyaujungtombakpengungkapankasusselalumelaluilembagaatauorganisasiLSM.
Dari studi kasus terlihat bahwa temuan indikasi korupsi kemudian dilimpahkan kepada
LSMsetempatataumerekabergabungmembentukLSMbaru.Halinimerupakanpilihan
logis semata dalam menindaklanjuti temuan korupsi; a) aksi demonstrasi atau hearing
kepada lembaga pemerintah dan instansi penegak hukum dimana diperlukan kelompok
basisataub)publikasikemediamassayangmemerlukankejelasanstatuskelompok.
Boks 2. Bagaimana bila Tidak Terdapat LSM yang Kuat di Kabupaten?
Persoalan muncul di lokasi-lokasi di mana aktor pendorong terlalu lemah untuk
membentuk organisasi sementara tidak di lokasi tersebut belum banyak terdapat LSM
sebagaimanaterlihatdalamstudikasusLombokTengah.Aktorpendorongdalamkasus
ini adalah seorang wartawan media massa lokal yang sebagian besar sahamnya justru
dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten. Langkah-langkah penting yang dilakukan oleh
wartawantersebutsebagaiberikut:
i) Investigasi kasus. Dalam kapasitasnya sebagai wartawan, ia sendiri kemudian
melakukan investigasi untuk mendalami informasi tersebut. Ia kemudian
memanfaatkan jaringan informasi yang dimiliki salah satunya adalah salah seorang
pegawaiPemkabyangbeberapakalimenjadinarasumberberita.
ii) Pemetaanaktorlokal.Iakemudianmemetakanorang-orangataulembagamanayang
palingpotensialdanmemilikipengaruhkuatuntukmendorongpengungkapankasus.
PilihanjatuhpadaseorangpimpinanDPCsalahsatupartaipolitik.
iii)Publikasi.Setelahberhasilmemotivasitokohpolitiktersebutsertamemberinyadata-
data yang diperlukan, wartawan tersebut memakai tokoh politik tersebut untuk
mengungkapdugaankorupsitersebutdalampemberitaandimediatempatnyabekerja.
SituasiyanghampirmiripterjadidalamkasuskorupsiKapuasHulu.Namunpendekatan
yang dipakai aktor pendorong tidak dengan memanfaatkan konteks aktor-aktor
lokal namun mengarahkan pengungkapan kasus ke basis lembaganya yang berada di
Ibukotapropinsi.Jarakyangjauhdankendalatransportasi/komunikasimembuatupaya
mengarahkankasusketingkatpropinsicenderunggagal.
Lokal Bergerak
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
32
B. Publikasi Kasus
TindaklanjutatastemuanindikasikorupsiolehLSMadalahdenganmelakukanbeberapa
kegiatansecarasimultan:
a. Investigasi awal. Upaya ini perlu dilakukan bila sumber informasi berasal dari
laporanmasyarakatdanbelumadakajianolehLSMsebelumnya.
b. Penyusunandraftlaporan.LSMataukoalisiyangterbentukkemudianmembentuk
semacam kelompok kerja untuk melakukan kajian dan menuyusun draft laporan
yangakandiserahkankepadainstansipenegakhukum.Padatahapini,diperlukan
narasumber atau LSM yang memiliki pengetahuan mengenai proses hukum atau
keterampilan dalam melakukan investigasi menyangkut isu-isu korupsi dan
anggarandaerah.
c. Aksimassa.YangditujubiasanyakantorKejaksaanNegeriatauKejaksaanTinggi
dengantuntutanagarsegeradilakukanpengusutandanpemeriksaanterhadappara
tersangkakorupsi.
Peran Media Massa
Terbatasnyaaksesterhadapdokumenpubliktersebutberakibatpadalemahnyabukti-bukti
yang disampaikan dalam laporan tertulis yang akan diserahkan kepada aparat hukum,
sehingga alasan itulah yang sering dipakai oleh instansi penegak hukum untuk tidak
menindaklanjuti laporan atau setidaknya untuk menunda proses investigasi lebih lanjut.
Pada titik inilah peran media massa yang mempublikasi dugaan korupsi menjadi sangat
penting.Beritadimedia,betapapunsumirnya,memilikiefekbolasaljuyang,tergantung
perkembanganpolitikditingkatlokal,akansemakinmembesarseiringdenganmenguatnya
konsolidasiaktorpendorong.
Denganmelakukanpublikasiataslaporandugaankorupsimelaluimediamassamemiliki
setidaknya 2 implikasi penting: i) terbentuknya opini publik yang pada gilirannya
meningkatkan desakan publik untuk transparansi dan penanganan hukum yang lebih
proaktifsertaii)lembagapemerintahdanaparathukumcenderunglebihresponsifsebagai
antisipasiterhadapdesakanpubliktersebut.Keduahalinisangatmendukungposisitawar
aktor pendorong dalam mengumpulkan dokumen-dokumen penting seputar kasus serta
kesediaan lembaga pemerintah atau lembaga hukum setempat untuk melakukan diskusi
terbuka. Semakin besar pemberitaan di media massa, semakin kuat posisi tawar aktor
pendorong dalam mendesakan transparansi dan akuntabilitas pemerintah daerah, meski
tidak selalu berarti bahwa pada akhirnya mereka berhasil mendapatkan informasi yang
diperlukandalammelakukaninvestigasi.
Pada dasarnya hasil pengkajian aktor pendorong sangat terbuka untuk didiskusikan
termasuk dengan melibatkan para tersangka korupsi itu sendiri. Namun, sebagaimana
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Lokal Bergerak 33
terlihatdalamkasusSumateraBaratdanMadiun,tersangkakorupsimenolakdialogdan
bersikukuhbahwatidakadakasuskorupsi.
Selain tantangan dalam mengakses dokumen anggaran dan konsolidasi sesama aktor
pendorong, muncul tekanan balik dari tersangka atau kelompok pendukungnya. Tidak
hanyadalambentukaksimassatandingan,dibeberapatempatterjadipulapenyeranganatau
ancamanterhadapaktorpendorongtermasuktuntutanhukumkarenapencemarannama
baik yang diarahkan kepada pimpinan atau koordinator aktor pendorong. Menghadapi
situasitersebut,dukunganberupasuratatauketerlibatanlembagaanti-korupsiditingkat
yanglebihtinggiakansangatdiperlukan.
Bagaimana Membangun Kerjasama dengan Wartawan?
Berikutbeberapatipsyangdisaranandariaktorpendorongdalamstudikasus:
1. Mulai melibatkan wartawan/media sebagai anggota koalisi dalam forum-forum
diskusi
2. Secara aktif mensuplai data/informasi perkembangan kasus terakhir kepada rekan
media
3. Membinahubunganpersonaldenganwartawanmelaluikegiatan-kegiataninformal
4. Mengadakanpertemuanregulerbersamaangggotadewanredaksimediasetempat
5. Mengembangkanprogramacarayangkreatifdanmenguntungkanbagimedia
D. Laporan
Aktor pendorong tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan investigasi awal ini,
antara 1 2 bulan saja.. Meski korupsi bukan delik aduan, proses hukum biasanya baru
dimulai setelah ada laporan dari kelompok masyarakat. Itu pun, masih menunggu arah
anginpolitikditingkatnasionalmaupunditingkatlokal.
Hampir semua kasus dilaporkan langsung pada pihak Kejaksaan kecuali Madiun yang
juga dilaporkan pada pihak kepolisian setempat untuk, ...mengambil kesempatan, lembaga
mana nanti yang akan bergerak lebih dulu.
18
Sebagai langkah antisipasi, salinan laporan
jugadisebarkankepadaberbagaipihakseperti:DPRD,Bupati,PengadilanNegeri,partai
politikdanterutamakemediamassa.Jikamemilikijaringankerjaditingkatpropinsiatau
tingkatnasional,laporanaktorpendorongtersebutbiasanyadikirimsebagaiinformasiawal
menyangkutkasus.
18
WawancaradenganKetuaMadiunCorruptionWatch.
Lokal Bergerak
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
34
VIII. Aksi & Strategi Aktor Pendorong
Strategi aktor pendorong dalam mengungkap dan mendorong penyelesaian kasus
korupsi:
Membangunkonstituensi
Membangunkoalisisementara
Membangundemandpublik
Kerjasamadenganinstansipenegakhukum
Yangterjadiditubuhaktorpendorongditingkatlokalpadadasarnyaadalahproseslearning
bydoingdimanapengalamandancontohdarikasuslaindalammenanganikasuskorupsi
sangat terbatas. Dengan demikian, sulit menemukan adanya strategi dan rencana kerja
yangdisusunlebihawal.Aksiyangdilakukanlebihbanyakmerupakanreaksispontanatas
jalannya proses hukum terhadap suatu kasus. Itu pun sangat terbatas pada tahap ketika
proses hukum masih berlangsung di tingkat lokal (kejaksaan dan Pengadilan Negeri).
Strategiaktorpendorongyangdapatdiidentifkasidaristudikasusantaralain:
Membangun konstituensi. Aksi tekanan yang dilancarkan oleh aktor pendorong lebih
berdampakjikaterdapatlegitimasipublikyangbiasanyadilihatdaritingginyapartisipasi
masyarakatdalamberbagaibentukaksisepertidemonstrasi,dengarpendapat,penandatangan
pernyataansikapdanmonitoringselamaprosespengadilan.Berbagaikelompokmasyarakat
yangbiasanyadisasaradalah:kelompokmiskinkota,organisasikemahasiswaandanbasis
keagamaanatausuku.
Untuk membangun basis masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap isu korupsi
membutuhkanprosespenyadaranyangmemakanwaktucukuplamasehinggatidaksemua
aktorpendorongbenar-benarmemilikidukunganmassarealditingkatlokal.Kelemahan
tersebut biasanya berhasil ditutupi dengan jaringan kerjasama yang kuat dengan media
massakarenabanyaknyapemberitaanmenyangkutsuatukasusmemberiefektekananyang
besarterhadapjalannyaproseshukum.
Contoh2.SalahsatuaktorpendorongdalamkasusDonggala(FKMD)padaawalnyaikut
melakukanorasidanaksimassamenuntutKetuaDPRDdanBupatiagardiprosesdalam
kasuskorupsiAPBD.Bahkan,sekretariatFKMDdipakaisebagaitempatkonsultasidan
menyusunstrategimendorongkasus.Ketikakasusmulaidiproses,FKMDmulaiberubah
haluan.BermuladarikunjunganmerekauntukmembesukKetuaDPRDdirumahsakit
dan terus berlanjut pada sikap mereka untuk sama sekali berhenti terlibat dalam aksi
aktorpendorong.Terakhir,FKMDjustrumenghalangimasyarakatyanginginmelakukan
aksimassamenekanKetuaDPRD.
Lokal Bergerak
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
38
Membangun demand publik.Pemberitaanmediamassaseputarkasusmerupakansarana
yangefektifuntukmembangunkepedulianpublikterhadapkasuskorupsiyangterjadidi
daerahmereka.Inisiatifuntukmelakukantalkshowdiradiosepertiyangterjadipadakasus
Blitarterbuktitelahmenarikantusiasmedanpartisipasiaktifwarga.Merekatidakhanya
peduli namun secara langsung menyuarakan demand agar aparat hukum bekerja dengan
adil,transparandancepat.
Boks 5. Good Practices; Media dan Partisipasi Publik
Radio Mayangkara, Blitar. Pemberitaan media massa cetak, meskipun penting tapi
berjalansearah.InsiatifbaikmunculdariRadioMayangkara,radioswastayangberalih
menjadi news radio sejak tahun 2000. Mayangkara tidak hanya menurunkan wartawan
untuk meliput berbagai perkembangan sekitar kasus, namun menyelenggarakan
program interaktif tempat di mana masyarakat bisa langsung melakukan tanya jawab
dan menyampaikan pendapat mengenai perkembangan penanganan kasus bersama
narasumberyangdihadirkan.
Program interaktif yang berlangsung setiap jam 6 hingga 9 pagi setiap hari mendapat
sambutan luas dari masyarakat. Rating acara mengalami peningkatan sehingga
mendapat pemasukan dari iklan yang cukup besar. Selain itu, radio Mayangkara juga
menjajagikerjasamadenganPengadilanNegeriagardiberiijinuntukmenyiarkansecara
langsung jalannya persidangan. Pengadilan menyetujui usulan tersebut sebagai langkah
antisipasimembludaknyawargamasyarakatyanginginberpartisipasimemantaujalannya
persidangan.
Tabloid Benar Madiun Corruption Watch.Sebagailangkahuntukmenguatkandan
memperluasbasiskonstituenmasyarakatdalampemberantasankorupsi,MCWberinisiatif
menerbitkan tabloid anti korupsi yang diberi nama tabloid Benar yang secara aktif
melakuakan peliputan terhadap berbagai dugaan kasus korupsi terutama kasus korupsi
DPRD Kabupaten Madiun. Yang menarik, tabloid ini tidak hanya dibagikan dengan
gratis namun masyarakat bersedia untuk mengganti ongkos cetaknya. Di luar dugaan,
antusiasmemasyarakatmeningkat.
Keberhasilan aktor pendorong di tingkat lokal masih terbatas pada kemampuan untuk
mengangkatindikasikorupsimenjadikasushukumsehinggabisadidorongdandipantau
prosespenyelesaianyaolehpublik.Sejauhmenyangkutupayaaktorpendorong,daristudi
kasusdapatdiidentifkasibeberapafaktorpendukungsekaliguspelemahdalammendesakan
penegakanhukumyangadil,cepatdantransparan.
Faktor pendukung:
aksesterhadapdokumenanggarandanprocurement
pengetahuandanketerampilanpengkajiananggarandaninvestigasidugaankorupsi
networkingditingkatnasional
peliputanmediamassadan
sikapkooperatifterhadap/darilembagapenegakhukum
Faktor pendukung. Peluang keberhasilan upaya aktor pendorong semakin diperkuat oleh
beberapafaktorsebagaiberikut:
i) Akses terhadap dokumen anggaran dan procurement. Dokumen anggaran yang
disusun bersama-sama oleh eksektif dan legislatif secara hukum merupakan
dokumen publik. Pada kenyataanya, sangat tidak mudah untuk mendapatkan
berbagai dokumen tersebut. Kerja aktor pendorong untuk mengidentifkasi dan
mengungkap kasus akan berjalan sangat lemah tanpa ketersediaan berbagai
dokumen terkait. Selain akses terhadap dokumen, keberhasilan aktor pendorong
akan semakin terbuka jika terdapat informan kunci yang identitasnya
dirahasiakan karena belum adanya jaminan perlindungan saksi dan organisasi-
organisasiprofesikorbanprosesprocurementyangtidakterbuka.
ii) Bekal pendidikan dan pelatihan menyangkut anggaran pemerintah daerah dan
keterampilan investigasi korupsi. Tanpa pengetahuan dan keterampilan dalam
mengkaji anggaran dan mengidentifkasi korupsi, inisiatif anti-korupsi cenderung
menjadi permainan dalam persaingan antar aktor politik. Begitu pun, terlepas
dariketerbatasanyangada,hampirdipastikanbahwatidakadakasustanpaadanya
kajian dan investigasi oleh aktor pendorong. Bahkan, beberapa hasil kajian dan
investigasi yang dianggap lemah justru telah menuntun aparat hukum pada hasil
investigasiterhadapkorupsiyanglebihseriusdariyangsemuladilaporkan.
iii)Networking dengan lembaga anti-korupsi di tingkat nasional. Selain dukungan
dalam bentuk pelatihan dan pendidikan, jaringan anti-korupsi di tingkat nasional
jugasangatberperandalamupayaaktorlokaluntukmempertinggitekananselama
proses hukum berjalan. Pada tahap banding dan kasasi, tanpa adanya kerjasama
untukmelakukantekanandanpemantauanolehlembaganasional,bisadipastikan
bahwaupayaaktorakangagal.
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Lokal Bergerak 43
SetelahkamitahubahwaICW(NGOAntikorupsidiJakarta)mengirimsuratkepadapihakKejati,
makakamisemakintermotivasiuntukmembongkarkasuskorupsidiDonggala
LSMSulawesiTengah
iv) Dukungan media massa. Jika tidak mempertimbangkan pentingnya independensi
media sebagai salah satu pilar demokrasi, saran yang paling kuat dari studi kasus
adalah menjadikan media sebagai salah satu aktor pendorong. Media tidak saja
mendukung dalam membangun opini bahwa telah terjadi tekanan publik namun
padasaatyangsamamedia,terutamayangbersifatinteraktifsepertiradio,memberi
dampak signifkan adanya bukti pengawasan publik terhadap jalannya proses
hukum.
v) Terakhir, meski jarang ditemui, keberadaan oknum aparat hukum yang reformis
dan berpihak pada insiatif anti korupsi sangat membantu. Tidak saja sebagai
sumber informasi mengenai apa yang sedang terjadi dalam proses hukum, aparat
hukumreformisberkontribusibagipendidikantingkatlanjutbagiaktorpendorong
untuk lebih memahami aspek hukum dan pembuktian tindak pidana korupsi.
Sayangnya, tidak ada data yang memperlihatkan adanya insentif bagi aparat
reformisyangditemuidalamstudikasus.
Faktor Pelemah:
intimidasidanancamangugatanhukumdaritersangka
proseshukumtidaktransparan
pemilahankasusmenjadibeberapaberkasdan
perpecahanditubuhaktorpendorong
Beberapafaktoryangjustrumelemahkanupayaaktorpendorongantaralain:
i) Seranganbalikdarikoruptor.Jikaditingkatlokalterjadiintimidasi,ancamangugatan
hukum dan aksi massa tandingan, serangan balik pada tingkat nasional harus lebih
mendapat perhatian. Penguatan di pihak pelaku korupsi mengerucut di tingkat
nasional dalam bentuk berbagai pernyataan politik dan tekanan terhadap Kejaksaan
Agung, pengajuan judicial review ke Mahkamah Agung. Sementara aktor pendorong
bukanlahlembagapolitiksehinggatidakmemilikiaksesdalamdinamikayangterjadi
antaraaparathukumdanlembagapemerintah.
ii) Proseshukumtidaktransparan.
iii)Pembagian kasus menjadi beberapa berkas untuk masing-masing tersangka.
Banyaknya berkas kasus berdampak pada sulitnya aktor pendorong dalam memantau
proses hukum terhadap semua berkas. Bagi masyarakat, kelemahan ini sering dilihat
sebagai diskriminasi atau keberpihakan aktor pendorong dalam mengungkap dugaan
korupsi.
iv) Perpecahan di tubuh koalisi aktor pendorong. Baik dengan alasan adanya perbedaan
Lokal Bergerak
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
44
visi, strategi atau pilihan aksi, perpecahan di tubuh aktor pendorong sendiri sulit
dihindari.Padadasarnyahalinidisebabkankarenaaksilebihseringmerupakanrespon
atas jalannya proses hukum dan bukan merupakan bagian dari strategi yang disusun
bersamasejakkoalisiterbentuk.
Box 6. Jaminan Hukum atas Peran dan Partisipasi Aktor Pendorong
Peran dan partisipasi aktor pendorong sesungguhnya memiliki dasar yang sangat kuat
jikaditinjaudarikeberadaanPPNo.71tahun2000tentangTataCaraPelaksanaanPeran
Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi. Beberapa pasal yang relevan dengan peran dan perlindungan
terhadapaktorpendorongantaralain:
Pasal2ayat(1)Setiaporang,OrganisasiMasyarakat,atauLembagaSwadayaMasyarakat
berhak mencari, memperoleh dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi
tindakpidanakorupsisertamenyampaikansarandanpendapatkepadapenegakhukum
danatauKomisimengenaiperkaratindakpidanakorupsi.
Pasal3ayat(1).Informasi,saran,ataupendapatdarimasyarakatsebagaimanadimaksud
dalam Pasal 2, harus disampaikan secara tertulis dan disertai : a. data mengenai nama
danalamatpelapor,pimpinanOrganisasiMasyarakat,ataupimpinanLembagaSwadaya
Masyarakatdenganmelampirkanfotokopikartutandapendudukatauidentitasdirilain;
dan b. keterangan mengenai dugaan pelaku tindak pidana korupsi dilengkapi dengan
bukti-buktipermulaan.
Ayat(2).Setiapinformasi,saran,ataupendapatdarimasyarakatharusdiklarifkasidengan
gelarperkaraolehpenegakhukum.
Pasal4ayat(1)Setiaporang,OrganisasiMasyarakat,atauLembagaSwadayaMasyarakat
berhak memperoleh pelayanan dan jawaban dari penegak hukum atau Komisi atas
informasi,saran,ataupendapatyangdisampaikankepadapenegakhukumatauKomisi.
Ayat (2) Penegak hukum atau Komisi wajib memberikan jawaban secara lisan atau
tertulisatasinformasi,saran,ataupendapatdarisetiaporang,OrganisasiMasyarakat,atau
LembagaSwadayaMasyarakatdalamwaktupalinglambat30(tigapuluh)hariterhitung
sejaktanggalinformasi,saranataupendapatditerima.
Pasal 6 ayat (1). Penegak hukum atau Komisi wajib merahasiakan kemungkinan dapat
diketahuinyaidentitaspelaporatauisiinformasi,saran,ataupendapatyangdisampaikan.
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Lokal Bergerak 45
Ayat(2).Apabiladiperlukan,ataspermintaanpelapor,penegakhukumatauKomisidapat
memberikanpengamananfsikterhadappelapormaupunkeluarganya.
Bagian IV
Penegakan Hukum
Penegakan Hukum
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
48
X. Konteks Hukum Pidana Korupsi
Temuan # 2. Pola dalam Mendorong Proses Hukum
Proseshukummerupakansatu-satunyapilihanaktorpendorongdalampenyelesaian
kasus
Respon awal lembaga Kejaksaan relatif cepat, namun dugaan adanya korupsi di
lembagahukummasihsangatkuat
Proseshukumhanyaberjalanuntuksebagian(kelompok)tersangka
Tekanan aktor pendorong semakin melemah seiring dengan peningkatan proses
hukum
Karakteristik keberhasilan dalam proses hukum: i) tekanan dari instansi hukum di
tingkatyanglebihtinggiii)keberhasilanaktorpendorongmendesakkantransparansi
proseshukumiii)adanyadukungandarilembagaanti-korupsiditingkatnasional
TindakpidanakorupsidiIndonesiamerupakankejahatanpublikdimanatidakdibutuhkan
laporanolehsiapapunsebagaisyaratuntukmelakukanproseshukumterhadaporangyang
didugamelakukantindakantersebut.Jikadalampidanaumumproseshukumdimulaidari
tahappenyelidikanolehpihakKepolisiansebelumdilakukanpenyidikanolehKejaksaan,
dalam tindak pidana korupsi penyelidikan juga bisa dilakukan oleh Kejaksaan sehingga
proseshukumtidakharusmelaluitahapdiKepolisian.
Setelah melewati tahap penyelidikan dan penyidikan, Kejaksaan melalui Jaksa Penuntut
Umum ( JPU) akan menyerahkan dakwaan ke Pengadilan. Jika dakwaan diterima, maka
setelahpemeriksaandiPengadilan,JPUakanmengajukantuntutanyangmemuatdakwaan
danvonisyangdimintakepadahakimuntukdijatuhkankepadaterdakwa.Ataskeputusan
Pengadilan, baik JPU maupun terdakwa bisa mengajukan upaya banding, baik melalui
bandingdiPengadilanTinggidanjugaKasasidiMahkamahAgung.Padakasusdimana
Pengadilanmemberiputusanbebasataumenolakdakwaan,JPUbisalangsungmengajukan
kasasikeMahkamahAgung.
Tidakadaketentuanlamanyaprosesditiap-tiapinstansipenegakhukumkecualiperaturan
dalamKitabUndangUndangHukumAcaraPidanayangmengatursecarategasberapalama
seorangtersangkadapatditahapselamaproseshukumberlangsung.Meskidemikian,perlu
diperhatikanadanyaSuratEdarandariKejaksaanAgungtentangpercepatanpenanganan
kasus korupsi dan Surat Edaran Mabes Polri tentang pengutamaan penanganan kasus
dugaankorupsiyangmemberibatasanwaktuspesifkbagimasing-masinginstansidalam
memproseskasusdugaankorupsi.
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Penegakan Hukum 49
Beberapa Peraturan Terkait Kasus Korupsi Pemerintahan Daerah
Peraturan Pemerintah No.110 tahun 2000.PP110/2000merupakanperaturanpelaksana
daripasal39UU4/1999tentangSusunandanKedudukanMPR,DPRdanDPRDyang
menyatakan bahwa kedudukan keuangan lembaga-lembaga tersebut diatur oleh masing-
masing lembaga dan pemerintah serta pasal 78 UU 22/1999 yang mengatur bahwa
penyelenggaraantugasDPRDdibiayaiatasbebanAPBD.PP110inimenentukanjenis-
jenis pendapatan yang dapat diterima oleh pimpinan dan anggota DPRD dengan besar
tunjangan/pendapatan yang sudah ditetapkan secara terperinci. Selain itu PP 110/2000
juga mengatur tentang biaya kegiatan DPRD sesuai dengan klasifkasi tinggi rendahnya
PendapatanAsliDaerah(PAD).
PeraturaninimendapatbanyaktantangandariDPRDdenganalasanPPinibertentangan
dengan UU 4/1999 dan UU 22/1999 yang menyatakan bahwa DPRD mempunyai
kewenanganuntukmengaturanggarannyasendiri.DPRDpropinsiSumateraBaratyang
dikenaidakwaankorupsikarenamelanggarPPinikemudianmengajukanhakujimateril
(judicial review) kepada MA yang terdaftar sejak tanggal 25 Mei 2001. Pada tanggal 9
September 2002, MA membatalkan PP 110/2000. Dengan demikian, 3 bulan setelah
keluarnya putusan MA tersebut PP ini tidak bisa dijadikan dasar atas penyidikan oleh
Kejaksaanatasdugaankasuskorupsi.
Penegakan Hukum
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
50
KepalaDaerahdanWakilKepalaDaerahjugadisediakanbiaya-biayaoperasionalseperti
biaya perjalanan dinas, biaya rumah tangga dan biaya-biaya lainnya. Besarnya biaya
operasional Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ditetapkan berdasarkan klasifkasi
PAD masing-masing daerah. Misal untuk propinsi, bila PAD antara 150 juta hingga 15
MmakabiayapenunjangkegiatanKepalaDaerahdanWakilKepalaDaerahpalingtinggi
sebesar1,75%dariPADpropinsiitu.Jikaterjadipenyediaananggaranuntukkedudukan
KepalaDaerahdanWakilKepalaDaerahdiluarapayangtelahditetapkanundang-undang
makaperaturandaerahyangmengaturtentanghalitudapatdibatalkanolehMendagriatas
namaPresiden.
XI. Penanganan Kasus dari Perspektif Hukum
A. Kejaksaan
Sebagailembagayangpalingawaldalamtahapproseshukumatasdugaankorupsi,tantangan
terbesar bagi Kejaksaan adalah tingginya ekspektasi masyarakat yang diarahkan kepada
lembaga ini. Proses dimulai dengan pemeriksaan saksi-saksi untuk merumuskan dugaan
awal,penetapantersangka,penyusunandakwaandan,setelahkasusmasukkepengadilan,
jaksayangakanmembuatdrafttuntutan.
Respon kejaksaan bervariasi. Terdapat kasus dimana laporan diabaikan hingga adanya
perintahdariKejaksaanTinggiatauKejaksaanAgung,adakasusdimanaKejaksaanlangsung
melakukanpenyelidikansegeraatau,sepertidalamkasusSumbar,Jaksamenyatakanakan
melakukan upaya edukasi terlebih dahulu kepada institusi DPRD menyangkut dugaan
korupsiyangmerekalakukan
Dalam memproses kasus korupsi, kejaksaan berhadapan dengan pelaku yang memiliki
posisipolitiksertapengaruhyangcukupbesarditingkatlokal.Parapelakutersebut,tentu
sajatidaktinggaldiam.Berbagaiupayauntukmenghindardariproseshukumselaluterjadi
mulai dari menolak pemanggilan pemeriksaan, menolak penahanan hingga aksi massa
terhadap aparat kejaksaan. Posisi Kejaksaan sebagai bagian dari lembaga musyawarah
pimpinandaerah(Muspida)menambahpersoalanbilayangdisidikadalahKepalaDaerah
itusendiri.
Proses pembuktian melibatkan banyak pelaku dan membutuhkan pemahaman yang baik
padaselukbelukprosedurkeuanganataupenyusunananggaransehinggasangatwajarjika
Kejaksaanmembutuhkanwaktuyangcukupuntukmempelajariberbagairegulasimengenai
proseduranggarandidaerah.Namunpadasaatyangsama,tekanankepadaKejaksaanyang
takkalahseriusdatangdarikelompokaktorpendorongyangsiapmengerahkanmassaatau
melakukantekananmelaluipemberitaandimediamassa.
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Penegakan Hukum 51
Boks 7. Jika gubernur menjadi tersangka korupsi kasus NTB
Setelah menunggu keluarnya ijin pemeriksaan terhadap gubernur dari Presiden selama
kuranglebih1bulan,akhirnyaKejaksaanTinggiNTBdapatmulaimemeriksagubernur
dalamkapasitasnyasebagaisaksidalamkasusdugaankorupsiDPRDpropinsiNTB.Saat
pemeriksaan pertama kali gubernur tidak datang dengan alasan kesibukannya sebagai
kepaladaerah,alasanyangsamadipakaiuntuktidakmenghadiri4jadwalpemeriksaan
berikutnya. Pada tanggal 28 Maret 2005, sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan,
jaksapenyidiktelahbersiapuntukmemeriksagubernur.
Mudahdiduga,yangbersangkutankembalitidakhadirtanpaadaketeranganyangjelas.
Yang terjadi justru adanya panggilan mendadak terhadap Kepala Kejaksaaan Tinggi
untukmelakukanrapatMuspidasaatitu,siangitujugadikantorgubernur.Ketikarapat
Muspida itu sedang berlangsung, kantor kejaksaan yang hanya berjarak 75 meter dari
MarkasKepolisianDaerahNTBdidatangi3000massayangmenyerukanagarkejaksaan
tidakmemeriksagubernurdansegeramembebaskanparatersangkayangsudahditahan.
Aksi tersebut diikuti dengan pengrusakan kantor sehingga sebagian besar kaca ruang
kerjadibagianmukahancur
Tibawaktupemeriksaan2hariberikutnya,jaksapenyidikdanpengacaragubernurtelah
siapsedaripagihari.Namunhinggapukul10pagigubernurbelumjugadatangsehingga
pihakkejaksaanmenghubungiajudangubernurdanmemperolehkepastianbahwayang
bersangkutanakandatang.Ditungguhinggapukul12siang,gubernurtetaptidakmuncul
dan menurut keterangan ajudan gubernur yang dihubungi humas kejaksaan diperoleh
informasibahwagubernurtidakbisamenghadiriacarapemeriksaankarenaadatugaske
luardaerah.Akhirnyapemeriksaanpertamaterjadipadatanggal16April2005,itupun
ataspermintaangubernur,dilakukanpadamalamhari.
Meskidemikian,terdapatpenjelasanlainmenyangkutlamanyaprosesdiKejaksaan.Telah
terjaditawarmenawaryangketatantaraelemenpolitiklokalmengenaiapakahkasusini
akan diangkat atau tidak. Bila dalam proses tawar menawar tersebut dimenangkan oleh
pihaktersangka,besarkemungkinanprosesinvestigasikasusberjalansangatlambatdengan
outputberupaberkasdakwaanyangsumir.Atau,kasusdipeti-es-kan.DalamkasusLoteng,
setelahtertundaselama8bulanlebih,kasusbarudiangkatkembalisetelahKepalaKejaksaan
Negeriyangbarumemberipertanyaanpadasalahsatustafdalamacararamahtamahlepas
sambut Kajari baru, Apa di sini ada kasus korupsi yang bisa ditangkap? Padahal, kasus
dugaankorupsiPanitiaPengadaanTanahPemkabLotengtelahmengendapdiKejaksaan
NegeriLotengselama8bulan.
Penegakan Hukum
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
52
Kasus-kasus dimana tanggapan instansi penegak hukum relatif cepat ditandai dengan
karakteristik sebagai berikut: i) pemberitaan yang berkelanjutan atas peristiwa laporan
dugaankorupsidariaktorpendorong;ii)aktorpendorongsecaraaktifmendatangikantor
kejaksaan atau kepolisian untuk menanyakan perkembangan secara teratur. Dalam kasus
Madiun,MCWbahkanhampirtiapharimendatangikantorPolwildanKejaksaantidak
hanya untuk memantau tapi ikut menjawab pertanyaan atau menyediakan dokumen-
dokumenyangdibutuhkanolehaparatpenagakhukum.
Penahanan. Pertanyaan yang sangat berpotensi untuk memunculkan gejolak politik di
tingkat lokal dalam proses di Kejaksaan adalah: apakah dilakukan penahanan? Bagi aktor
pendorong, penahanan merupakan indikasi bahwa laporan mereka ditindaklanjuti secara
serius. Sementara bagi tersangka dan kelompok pendukungnya, penahanan merupakan
kekalahanpolitikyangsangatserius.Terjadipenahananatautidak,mudahsekalimemicu
terjadinyaaksidemonstrasidarikalanganyangberbeda.
Jikaternyataterjadipenahanan,pertanyaanberikutyangakanmeneruskangejolakpolitik
lokaladalah:siapasajayangditahan?Jikapadapertanyaanyangpertamamenjadiindikator
dimulainya proses hukum, pertanyaan kedua menjadi indikator bagi masyarakat apakah
terjadi proses hukum yang adil atau diskriminatif. Studi kasus memperlihatkan bahwa
seluruhtersangkapadaakhirnyaditahanolehpihakkejaksaankecualiyangterjadidalam
kasus Sumbar (hanya 1 orang yang ditahan karena alasan sangat tidak kooperatif ) dan
KapuasHulu.
Adaduamacamaksidarikelompokpendukungtersangka;i)mintaagartersangkadilepaskan
daritahanandandarisemuatanggungjawabhukumatauii)tidakmempersoalkantuduhan
korupsi terhadap tersangka namun mendesak agar tersangka lain juga ikut ditahan. Jika
pada desakan yang pertama kelompok pendukung berseberangan dengan kelompok
aktor pendorong, maka pada tuntutan jenis ke dua justru dapat dimanfaatkan oleh aktor
pendoronguntukmerekrutkelompokpendukungdalamaksimemperbesartekanankepada
pihakkejaksaanagarmemprosestersangka-tersangkalain.
Rata-rata aktor pendorong melakukan 3 hingga 10 kali aksi selama kasus diproses oleh
Kejaksaan. Bentuk aksi tersebut antara lain: demonstrasi di kantor Kejaksaan, memberi
laporan ulang dengan format yang diperbaiki, melaporkan kasus ke Kejaksaan Agung/
instansipemerintahpusatbahkanpresiden,mengajukansomasiterhadapKejaksaanyang
tidak kunjung memeriksa kasus, melakukan dialog publik terhadap proses penanganan
kasus,jaringankerjaditingkatnasionaldimintauntukmengirimsuratkepadakejaksaan.
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Penegakan Hukum 53
Dakwaan & Penuntutan
Saya tidak tahu di mana korupsinya, karena saya tidak tahu aturannya. Aturan apa yang kita
langgar?Semuaaturanitukandarimereka(panggareksekutif ).SayatidaksetujuwaktuAPBDitu
disahkan.Tapisayaterjebaksistem.Jadisayakembalikanuangnya.Tapikarenasayamasuksistem
sebagaipanitiaanggaran,makajelassayakena(proseshukum).Initidakadilmenurutsaya.
SalahsatuterdakwakorupsiDPRD,Toli-Toli
AturanyangdipakaiolehJaksadalamdakwaandanpenuntutanyaitu:
1. Undang-UndangNo.31Tahun1999,yangdiubahdenganUUNo20tahun2001
tentangPemberantasanTindakPidanaKorupsiterutamapadapasal2,3dan18(2).
2. Undang-UndangNo.22Tahun1999tentangpemerintahanDaerahterutamapasal
43hurufd,pasal45(1),danpasal48hurufbdand.
3. PeraturanPemerintahNo.110Tahun2000tentangKedudukanKeuanganDPRD
terutamapasal2danpasal14(1,3).
4. Peraturan Pemerintah No.105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Kepala Daerah terutama pasal 2 (1) dan pasal
23(1)
5. Keputusan Menteri Dalam Negeri No.29 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata
Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan
PenyusunanPerhitunganAPBDterutamapasal31(1)
6. PermendagriNo.2Tahun2004tentangPelaksanaanAPBD.
7. SuratEdaranMendagriNo.903/2477/SJtentangPedomanUmumPenyusunan
danPelaksanaanAPBDTA2002
Lamanyaprosesdikejaksaansangatbervariasidimanayangpalingcepatterjadipadakasus
DonggalaSultengselama3,5bulandanpalinglamaterjadipadakasuskorupsiPanitia
PengadaanTanahdiLombokTengahselama28bulan.
Boks 8. Delik Tindak Pidana Korupsi dan Beberapa Defnisi Korupsi
Delik Tindak Pidana Korupsi
Kitab Undang Undang Hukum Pidana, pasal 415 yang berisi ketentuan: seorang
pejabat atau orang lain yang ditugasi menjalankan suatu jabatan umum terus menerus
atausementarawaktu,yangdengansengajamenggelapkanuangatausuratberhargayang
disimpankarenajabatannya,ataumembiarkanuangatausuratberhargaitudiambilatau
digelapkanolehoranglain,ataumenolongsebagaipembantudalammelakukanperbuatan
tersebut,diancamdenganpidanapenjarapalinglamatujuhtahun
Penegakan Hukum
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
54
Undang Undang No.31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pasal 2
yang berisi ketentuan:Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkayadirisendiriatauoranglainatausuatukorporasiyangdapatmerugikankeuangan
negara atau perekonomian negara dipindana... pasal 3 yang memuat ketentuan: Setiap
orang dengan sengaja menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakankewenangan,kesempatanatausaranayangadapadanyakarenajabatan
atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara
dipindana...
Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI). Suatu perbuatan tidak jujur atau
penyelewengan yang dilakukan karena adanya suatu pemberian. Dalam prakteknya, korupsi
lebihdikenalsebagaimenerimauangyangadahubungannyadenganjabatantanpaadacatatan
administrasi.
Handbook on fghting corruption the Centre for Democracy and Governance....in
boardterms,corruptionistheabuseofpublicofceforprivategain.Itencompassesunilateralabuses
bygovernmentofcialssuchasembezzlementandnepotism,aswellasabuseslinkingpublicand
privateactorssuchasbribery,extortion,infuencepeddling,andfraud.Corruptionarisesinboth
politicalandbureaucraticofcesandcanbepettyorgrand,organizedorunorganized.Tough
corruptionoftenfacilitatescriminalactivitiessuchasdrugtrafcking,moneylaundering,and
prostitution,itisnotrestrictedtotheseactivities.Forpurposesofunderstandingtheproblemand
devisingremedies,itisimportanttokeepcrimeandcorruptionanalyticallydistinct.
Transparency International (TI). ...behaviour on the part of ofcials in the public sector,
whetherpoliticiansorcivilservants,inwhichtheyimproperlyandunlawfullyenrichthemselves,
orthoseclosetothem,bythemisuseofthepublicpowerentrustedtothem.Tiswouldinclude
embezzlementoffunds,theftofcorporateorpublicpropertyaswellascorruptpracticessuchas
bribery,extortionorinfuencepeddling.
World Bank.Corruptioninvolvesbehavioronthepartofofcialsinthepublicandprivate
sectors,inwhichtheyimproperlyandunlawfullyenrichthemselvesand/orthoseclosetothem,or
induceotherstodoso,bymisusingthepositioninwhichtheyareplaced.
Article 8 of the Convention against Transnational Organized Crime. Te promise,
oferingorgivingtoapublicofcial,directlyorindirectly,ofanundueadvantage,fortheofcial
himselforherselforanotherpersonorentity,inorderthattheofcialactorrefrainformacting
intheexerciseofhisorherofcialduties;Tesolicitationoracceptancebyapublicofcial,directly
orindirectly,ofanundueadvantage,fortheofcialhimselforherselforanotherpersonorentity,
inorderthattheofcialactorrefrainfromactingintheexerciseofhisorherofcialduties.
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Penegakan Hukum 55
B. Persidangan
Pelaksanaanpersidanganyangsecarahukummemangterbukauntukpublikmemunculkan
banyak inisiatif menarik. Untuk menampung antusiasme publik yang ingin menyaksikan
persidangan korupsi di Kabupaten Toli-Toli dipindahkan dari kantor Pengadilan ke
Gedung Olahraga setempat sehingga bisa menampung warga masyarakat dalam jumlah
besar.HalyangsamajugaterjadidiPNMadiundimanaselamapersidangandipasanglayar
televisi dan pengeras suara di halaman pengadilan. Kerjasama antara Pengadilan Negeri
danradioswastadaerahdiBlitarmemunculkaninisiatifuntukmenyiarkansecaralangsung
jalannyapersidangankorupsilewatsiaranradio.Insiatifdiatasbukanberartibahwatidak
terdapatkesulitanbagiaktorpendorongdalammemonitorjalannyapersidangan.Berbagai
aksi untuk mengawal jalannya persidangan, bila tidak berhenti sama sekali, hanya terjadi
beberapakalisajaterutamapadasaatpembacaandakwaan,tuntutandanvonispengadilan.
Penyebabutamaberkurangnyadorongandarikoalisiaktorpadatahappersidanganiniantara
lain karena i) selama persidangan sudah diterapkan berbagai terminologi dan ketentuan
hukum yang sangat spesifk sehingga menyulitkan aktor pendorong terutama yang tidak
memilikilatarbelakangilmuhukum;ii)kasuskorupsiterhadapparatersangkadibuatdalam
berkas yang berbeda-beda di mana isi dakwaan dan jadwal persidangan masing-masing
sehinggakemampuandankesempatanaktorpendoronguntukmelakukanmonitoringdi
pengadilansangatterbatas.
Bahkan, dari semua kasus, hampir semua aktor pendorong tidak melakukan monitoring
secara teratur setelah 3 kali sidang pertama. Akibatnya kajian terhadap pasal-pasal dan
kemudian vonis tidak berjalan. Dengan kata lain, jangkauan tekanan dari kelompok
pendorong hingga pada pengadilan tahap pertama pada faktanya sangat terbatas pada
doronganagarproseshukumterusberjalandanbelumkepadaisidarituntutan,vonisdan
sanksi yang dijatuhkan. Waktu yang dibutuhkan untuk proses persidangan relatif lebih
cepatdibandingprosesdiKejaksaan.
Keputusan Pengadilan.
Keputusan yang dijatuhkan pengadilan tingkat pertama terhadap tuntutan jaksa dapat
dikelompokansebagaiberikut:dakwaanditolak,diputusbebas,diputusbersalah.
20
Secara
umum,dari10kasusterdapat2vonisbebas,2dakwaanyangditolakolehpengadilandan
selebihnya divonis bersalah namun dengan sanksi (pidana penjara, nilai denda dan ganti
rugi)yangberkuranghinggasetengahdarituntutanjaksasepertidiBlitar.Bahkanuntuk
kasusToli-Tolidari12tahuntuntutanJaksa,vonisdiPNhanya2tahun,namunkemudian
ditingkatPTditingkatkanmenjadisetengahdarituntutanJaksaatau6tahunpenjara.
20
Perbandingantuntutan,vonisdankeputusanbandingsertakasasiakandibahaspadabagianIIIlaporanini.
Penegakan Hukum
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
56
Putusan Bebas.BebasnyatersangkadaridakwaanjaksaterjadipadakasuskorupsiSekda
Mentawai dan korupsi Yayasan Bestari DPRD Kab. Pontianak. Pada kasus Mentawai,
majelis hakim beranggapan bahwa peminjaman dana UUDP APBD 2002 oleh Sekda
adalah untuk kepentingan dinas-dinas yang ada di Mentawai untuk menunjang roda
pemerintahan di kabupaten yang baru terbentuk. Selain itu, tidak terbukti adanya unsur
memperkayadirisendiri.Sementaramajelishakimpadakasuskab.Pontianakberpendapat
bahwa dasar hukum PP 110/2000 tidak dapat digunakan karena sudah dibatalkan oleh
Mahkamah Agung serta tidak terjadi pelanggaran terhadap aturan hukum lain yang
didakwakanyaitu:PP105/2000danKepmendagriNo.29/2002.
21
Dakwaan ditolak.DakwaanJPUdalamkasuskorupsiDPRDpropinsiNTBtidakdapat
diterimaolehmajelishakimdenganalasandiperlukanhasilauditresmiuntukmembuktikan
kerugiannegarasesuaidenganketentuanUU.Selainitu,karenaPP105/2000yangdipakai
sebagaidasartuntutan,makakasustidakdianggapsebagaikasuspidana.
22
Dakwaanatas
BupatiKapuasHulujugaditolakkarenamajelishakimmenilaidakwantidakmenguraikan
unsur esensial tentang bagaimana terdakwa memperkaya diri sendiri, orang lain atau
korporasi.
23
Latar belakang putusan bebas atau penolakan hakim atas dakwaan jaksa tentu saja tidak
terkaitdenganmelemahnyapemantauanaktorpendorongmelainkankarenalemahnyaisi
dakwaan yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum. Pada titik ini, dugaan praktek suap
selamaprosesdiKejaksaansemakinkuat.
ProsespersidanganpalingcepatterjadipadakasusKapuasHuluyakni1bulanmengingat
dakwaanjaksamemangsudahditolakolehpengadilansejakpersidangan-persidanganawal.
SetelahKapuasHulu,kasusdimanahakimmenjatuhkanvonisbersalahpalingcepatadalah
kasus Toli-Toli yaitu 3 bulan. Persidangan yang berlangsung paling lama adalah kasus
Donggala dan Sumatera Barat yaitu selama 12 bulan. Rata-rata waktu yang dibutuhkan
dalampersidangantahappertamaadalah7,2bulan.
Pengamatan atas waktu proses banding sangat bervariasi, hingga November 2006, dari 8
kasus yang dimintakan banding, 4 kasus masih dalam proses. Mengingat bahwa dalam
satukasusdimungkinkanterdapatbeberapaberkasvonismenyangkutbeberapakelompok
terdakwa,variasilamanyaprosesjugaterjadibahkandalamsatukasusyangsamanamun
untukberkasyangberbeda.DalamkasuskorupsiDPRDKab.Madiun,vonisbandingketua
DPRDdiselesaikandalamwaktu3bulansementarauntukwakilketuasampaiNovember
2006(5bulan),barusatuorangyangmendapatkanputusanPT.Voniskasasiyangpaling
cepatterjadipadakasuskorupsiDPRDDonggaladimanahanyadiperlukanwaktusekitar
1bulanuntukberkaskasusIIIIdanhanya21hariuntukberkasIV.
Kasasi
Terdapat8kasusyangdimintakanKasasikeMA,2diantaranyatermasukkasusdimanaPN
memberivonisbebas(kab.PontianakdanMentawai).Lamanyaproseskasasijugabervariasi
bahkandalam1kasusyangsamatapiuntukberkaskasusyangberbeda.Yangpalingcepat
adalahkasuskorupsiDPRDMadiunyangdiselesaikandalamwaktu3bulan.Namununtuk
kasusPemkabBlitardan1berkaskasusSumbardibutuhkanwaktuhingga1722bulan.
Penegakan Hukum
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
58
Padatahapinipemantauanapalagitekanandariaktorpendorongbisadikatakantidakada
sama sekali. Yang bisa dilakukan adalah menanyakan perkembangan kasus ke Kejaksaan
Negeri setempat atau menyuarakan agar kasasi segera diselesaikan jika perwakilan aktor
pendorong berkesempatan untuk mendatangi lembaga-lembaga politik dan penegak
hukum di tingkat nasional. Dari 3 kasus yang telah diselesaikan di tingkat kasasi, vonis
yangdijatuhkanMAadalahmenguatkanputusanbandingdariPT.
D. Eksekusi
Semakintinggiproseshukum,informasiyangbisadiaksesolehaktorpendorongsemakin
terbatas.Bahkan,untuktingkatkasasibiasanyahanyamengandalkaninformasidaripihak
Kejaksaan Negeri yang memang bertanggungjawab untuk menjalankan eksekusi atas
putusanyangtelahmemilikikekuatanhukumtetap.
Penting untuk diperhatikan bahwa, jika pada tahap banding dan kasasi perkembangan
kasus seolah diangkat dari diskursus publik di tingkat lokal, pada tahap eksekusi justru
kasusdikembalikan.Artinya,gejolakpolitiklokalmeskitidakselalusebesarsepertipada
tahapdikejaksaan,kembalimuncul.Yangpalingmenarikperhatiantentusajapelaksanaan
eksekusi untuk kasus korupsi DPRD Sumbar yang meski vonis MA telah dikeluarkan
pada bulan Agustus 2005, namun hingga hari ini eksekusi belum dilaksanakan. Hal ini
mendorongaktorpendorongkasus,FPSB,berinisiatifuntukmengajukangugatanterhadap
KejaksaanNegeriSumbar.Sedemikiankuatnyaperbedaanpendapatapakaheksekusiperlu
dilaksanakanatautidak,mengakibatkanterjadinyaperpecahanditubuhaktorpendorong
itu sendiri. Di Madiun dan Blitar eksekusi terhadap Bupati dan Ketua DPRD sudah
dilaksanakanterutamadalamhalvonispenjaraterhadapterdakwa.Namun,lagi-lagipublik
tidakdapatmemantaupelaksanaaneksekusidalamhalpembayarandendaataupembayaran
gantirugi.
XII. Proses Hukum: Peluang atau Hambatan?
Dengandiserahkannyalaporandugaankorupsi,makapertarungandalamperangmelawan
korupsiolehaktorpendorongtelahdimulaimelaluiberbagaibentukaksidanpendekatan
strategi yang sangat dipengaruhi oleh konteks dinamika politik didalam ruang tanding
berupaproseshukum.Pertanyaanyangperludijawabkemudianadalah:apakahproseshukum
merupakansaranapendukungbagiperangmelawankorupsiataujustruhambatan?
Proses hukum adalah satu-satunya pilihan.Meskitidaksepenuhnyapercayabahkanlebih
seringcuriga-proseshukumterbuktimenjadisatu-satunyaalternatifyangdipiliholehaktor
pendorong untuk menyelesaikan kasus korupsi. Pilihan ini memunculkan konsekuensi
agendakerjatambahanbagiaktorpendorongtidakhanyaharusbekerjauntukmenghadapi
intimidasidantekanandaritersangka,tapijugaharusmemperkuatdesakanbagiinstansi
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Penegakan Hukum 59
penegakhukumagarprosespenyelesaianberjalandengancepat,transparan,tidaktebang
pilihdanmemenuhirasakeadilanmasyarakat.
A. Transparansi Proses Hukum
Dalamkasusyangditelitimunculbeberapainisiatifmajuuntukmemberiaksesyanglebih
besarbagimasyarakatyangantusiasuntukmenyaksikanjalannyapersidangansepertiyang
terjadidiBlitar,MadiundanDonggala.Sebaliknya,aksespublikterhadapproseshukum
di tahap yang paling menentukan, yakni di kejaksaan, justru sangat terbatas. Peluang
aktor pendorong untuk memantau progres dan hasil pemeriksaan hanya mengandalkan
informasiterbatasdariJaksaPenututUmum( JPU)secarapersonal.Informasimenyangkut
statuspenyelesaiankasusbarudidapatbeberapahariatausatuminggusetelahaksiaktor
pendorong.Atau,progresbaruterjadisetelahadanyaaksi.
Disisilain,terdapatbanyakruang-ruangyangtidakbisadimasukiolehaktorpendorong
sehinggarentanterhadapupayanegosiasidansuapolehtersangkasepertidalamkesempatan
pemeriksaan tersangka, penyusunan dakwaan dan berkas tuntutan. Tidak ada yang bisa
diperbuat oleh aktor pendorong dalam kasus dimana dakwaan JPU dianggap lemah
sehinggaakhirnyaditolakolehmajelishakimsebagaimanayangterjadidalamkasusNTB
danKapuasHulu.Bisadibilangbahwasejauhmenyangkutisiberkaspemeriksaan,dakwaan
dan tuntutan, aktor pendorong hanya menerimabarang jadi. Padahal, vonis akhir tidak
mungkinbergeserdaridakwaanyangdibuatolehKejaksaan.Melihatpentingnyadakwaan
dantuntutankejaksaan,pentinguntukmemperhatikaninisiatifuntukmenyelenggarakan
eksaminasipublikterhadapkeduaberkaskeluarankejaksaantersebut.
Boks 9. Pengakuan Pengacara Terdakwa.
24
Inilah masalahnya sekarang, manakala jaksa sendiri berperilaku korup kayak begitu maka kasus
bisadibuattiduruntuksementarawaktu.WaktuitukasiIntelnyadapatjuga.Diamintakepada
kliensayalebih20jutapadasaatpenyelidikandenganjanjibahwakasusnyaakandi-pending.Tapi
ketikamerekapergi(dimutasi),manatanggungjawabmereka?Sayaburudiatapidiacumasempat
transferkerekeningsayatidakseberapa.Kalautidaksalah2juta...yangrakusitudia--sampaiHP
diamintadarikliensaya.
...tapiKepalaKejaksaansudahmeninggaldandiasudahkembalikansemuauangitukepadasaya
sejumlah10juta.Itupunkarenasayalihatdiasudahagaksakitdansayabilangberapapunyang
sudahdiaambilsayaikhlaskanyangpentingbapakbantukliensaya.
Sampailahdipersidangan,disanaketemusamaA(salahseoranghakim).Sejakitusayaberkesimpulan
bahwa --kalau mengobati orang yang digigit ular beracun maka harus diobati dengan bisa ular
juga--,artinyamenanganikasuskorupsiituharusdengankorupsipula.
24
Namaorangdankasustidakdisebutkanuntukkepentinganyangbersangkutan
Penegakan Hukum
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
60
T:Mereka(pengadilan)terang-teranganyamintaduitpadapengacara?
J:Begini...kalaumisalnyaadalubanghukum,makahakimlangsungbertanyabagaimanaitu,apa
tidakmintabantu?.
Desentralisasi & Korupsi. Korupsi memiliki sejarah lebih panjang dibanding sistem
pemerintahan, entah sentralistik atau desentralistik. Korupsi lebih seperti bayangan yang
selalumengikutikemanapunpendulumkekuasaanberayun,dimanaadakekuasaan,korupsi
duduk tak jauh dari situ. Ketika pusat memegang dominasi kekuasaan, locus dan modus
korupsi berputar di tingkat pusat dan daerah sekedar melakukan replikasi. Atau, ketika
kekuasaan mulai dibagi ke daerah, maka terjadi pengembangan locus dan modus korupsi
yangdijalankanolehparapemangkukepentinganpolitikdanekonomididaerahtersebut.
ApakahabsahuntukmengatakanbahwakebijakandesentralisasidiIndonesiamemangtelah
menyuburkanpraktekkorupsi?Sayangnyatidakterdapatdatayangcukupvalidmenyangkut
kasus korupsi yang sebetulnya telah terjadi di daerah sebelum dimulainya kebijakan
desentralisasi sehingga cukup sulit untuk membuat perbandingan. Yang terjadi seiring
dengan dimulainya kebijakan desentralisasi adalah peningkatan jumlah pengungkapan
kasus dugaan korupsi di daerah. Dengan demikian, yang bisa ditarik dari fenomena ini
bukanlahuntukmenjawabapakahkorupsisemakintinggiatausemakinrendahtapiuntuk
mencermatidimanalocusdanapamoduskorupsididaerah.
Sebagian besar pengamat sepakat bahwa terjadi penguatan posisi lembaga legislatif di
daerahdibawahUU22/1999(legislativeheavy)sehinggalocuskorupsibanyakterjadidi
lembaga ini. Tapi tidak berarti bahwa praktek korupsi di lembaga eksekutif telah sama
sekali berhenti. Hanya beberapa tahun sebelumnya, di bawah pemerintahan Orde Baru,
lembagaeksekutifdidaerahmemegangdominasikekuasaanyangsangatbesardanmenjadi
locuskorupsididaerahyangsangatsuburselamapuluhantahun.Dengankatalain,terjadi
pergeseranlocuskorupsiketubuhlegislatif,namundenganmodusyangrelatifsederhana.
Sementara,ruang-ruangkorupsieksekutifuntuksesaatsedikitberkurangnamunmodus
masih lebih kompleks. Perubahan UU 22/1999 menjadi UU 32/2004 nampaknya masih
mengikuti pola yang sama; yang terjadi sekedar perubahan locus dan modus dan tidak
berartibahwapraktekkorupsididaerahsemakinberkurang.
Peluang Penguatan Inisiatif Anti Korupsi di Tingkat Lokal. Yang lebih penting
untuk dicermati adalah bahwa desentralisasi membawa implikasi terhadap penguatan
inisiatif anti korupsi di tingkat lokal yang ditandai dengan dua hal. Pertama, penguatan
kelompokmasyarakatsipilyangsecaraaktifmulaimengambilperanuntukberpartisipasi
danmelakukanpengawasanterhadapjalannyarodapemerintahan.Kemunculanberbagai
organisasi(NGO)baru,berkembangnyamediamassasertarevitalisasiberbagaiorganisasi
tradisionaldaninstitusidesaberusahamengambilkesempatanuntukmenaikanposisitawar
masyarakatsalahsatunyadenganmulaimengungkapdanmendorongpenyelesaiankasus
dugaankorupsi.
Kedua,meskidemikian,kelompokmasyarakatmestimenyadaribahwaterungkapnyadugaan
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Kesimpulan & Rekomendasi 67
kasusdanberjalannyaproseshukumatassejumlahdugaankorupsiyangmerekasuarakan
belum berarti bahwa telah terjadi penguatan posisi tawar dan posisi politik masyarakat
ditingkatlokal.Studikasusdalampenelitianinimemperlihatkanbahwakelompokaktor
pendorongbisamunculdanmelakukanberbagaitekanankarenadiuntungkanolehsituasi
adanyageserandangesekanparapemangkukepentinganpolitik.Lembagapemerintahan,
partai politik (tak terkecuali pejabat-pejabat instansi penegak hukum di daerah) terlibat
dalam proses tarik menarik kekuasaan sehingga memungkinkan munculnya kelompok-
kelompokoposisidanbarisansakithatiyangmenebarinformasitentangadanyaindikasi
korupsi.Atau,kelompokinilahyangmenyuplaidata-datadandokumenuntukmemperkuat
dugaankorupsidalamkajian/investigasiyangdilakukanolehaktorpendorong.
Kecenderungan akhir-akhir ini menunjukan bahwa, para pemangku kepentingan di
tingkat lokal mulai menyadari bahwa mereka perlu segera melakukan konsolidasi ulang
untuk menyepakati titik keseimbangan baru dimana terjadi pembagian kekuasaan (dan
keuntungankekuasaan)yangmeratadiantaramerekasendiri.Idealnya,titikkeseimbangan
barutersebutakanberupamenguatnyamekanismecheckandbalancesyangmemungkinkan
terjadinya pengawasan timbal balik antara partai politik legislatif eksekutif. Jika itu
yangakanterjadi,makabesarharapanbahwaposisidanperanmasyarakatsebagaibagian
pengawasanjalannyapemerintahanbisasemakindiperkuat.
Tapi,bukantidakmungkinbahwayangterjadijustrusebaliknya:konsolidasiparapemangku
kepentingan politik dan ekonomi di tingkat lokal justru untuk saling bekerjasama
membangunmodusbarukorupsidansalingmelindungisatusamalain.Jikainiyangterjadi,
indikasiyangjelasakanmengarahpadasemakinterpojoknyaposisikelompokmasyarakat
sipil dalam melakukan fungsi pengawasan. Atau, sebagaimana yang terjadi selama masa
pemerintahanOrdeBaru,terdapatketerlibatanmasyarakatyangsemu:partisipasidijamin
namun hanya untuk kelompok masyarakat sipil yang bersedia bekerjasama atau lebih
dikenalsebagaiorganisasiplatmerah.
Rekomendasi:
Mendesak agar peran masyarakat dalam penanganan korupsi sebagaimana telah
diaturdalamPP71/2000dikuatkandalambentukperaturandaerah(Perda)
Merumuskanplatformaksidanstrategibersamadalammemberantaskorupsidi
tingkatlokal
Melibatkanaparathukumataulembagapemerintahdalammelakukanpelatihan
danpendidikananti-korupsikepadakelompokmasyarakatdampingan
Penegakan Hukum Berjalan Lebih Baik. Konsolidasi para pelaku korupsi sebetulnya
dapat dicegah jika saja proses penegakan hukum bisa berjalan dengan lebih baik. Studi
kasusinimemperlihatkanmunculnyabeberapaindikasiyangmembawaharapanterjadinya
Kesimpulan & Rekomendasi
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
68
perbaikan upaya penegakan hukum di tingkat lokal seperti: Pertama, terlihat adanya
kecenderungan instansi penegak hukum untuk lebih responsif atas berbagai laporan
dugaankorupsiyangdibawaolehaktorpendorong.Selainitu,terlihatcukupjelasadanya
kesediaan aparat penegak hukum untuk membangun kerjasama yang lebih kuat dengan
aktor pendorong. Perubahan positif ini cukup masuk akal mengingat penguatan agenda
pemberantasankorupsipemerintahpusatmengharuskaninstansipenegakhukumdidaerah
untukberlomba-lombamenunjukkankinerjayanglebihbaik,salahsatunyaadalahdengan
semakinmembukadiribagisetiapsumberdukunganyangbisamembantumerekauntuk
menanganikasuskorupsiyakniaktorpendorong.
Kedua, meski tidak terjadi pada semua kasus, namun secara umum dimana terdapat
sekelompokaktorpendorongyangkuatmakaakanditemuiproseshukumyangcenderung
berjalan dengan lebih transparan dan relatif lebih cepat. Tekanan berbagai aksi aktor
pendorongyangdilanjutkandenganpemberitaanmediamassayangberkelanjutanrasanya
telah berhasil menekan proses hukum sampai pada titik dimana alasan persumption of
innocentdanmenghormatiproseshukumtidaklagiberhasildipakaisebagaialasanuntuk
berkilahdarikeharusanmemberiprogreskasuskepadapublik.
Rekomendasi:
Perlu peningkatan pengetahuan hukum dan investigasi bagi aktor pendorong di
tingkatlokal
Perludukunganbagiaktorpendorongditingkatlokaluntukmembangunjaringan
kerjasamaditingkatpropinsiataunasional.
Dalam penanganan kasus, diperlukan dukungan bagi aktor pendorong untuk
melakukanpemantauandantekananterhadapproseshukumdanpolitikditingkat
nasional. Misalnya, penting untuk mengevaluasi tidak saja mengenai bagaimana
proses hukum berjalan melainkan termasuk mengenai mengapa proses hukum
tidakberjalandisebagiankasusataubagisebagianpelakudalamkasusyangsama.
PeraninibisadilakukanolehlembagaditingkatnasionalsepertiKPK,LSManti-
korupsiataulembagaombudsman.
Begitupun, masih terdapat tantangan bagi aktor pendorong dimana, meskipun lebih
responsif,terbukadanbekerjarelatifcepat,instansipenegakhukumditingkatlokalmasih
sulit menghilangkan beberapa kelemahan menahun: kekurangan sarana dan prasarana,
diskriminasi dalam proses hukum dan rentan terhadap suap serta tekanan politik. Lebih
jauh, kemampuan aktor pendorong untuk melancarkan tekanan terhadap proses hukum
hanyabisaterjadiselamaprosesberlangsungditingkatlokal.SelepastahapdiKejaksaan
dan Pengadilan Negeri, aktor pendorong hanya bisa berharap pada jaringan kerja yang
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Kesimpulan & Rekomendasi 69
merekamilikiditingkatpropinsiataupusat.Situasiiniberdampakpadakeluaranproses
hukum yang dinilai belum adil: sanksi yang lemah dan eksekusi yang sangat sulit untuk
dijalankan. Dengan kata lain, aktor pendorong berhasil membuat proses hukum berjalan
lebihresponsif,terbukadanrelatifcepatnamunbelumtentuadil.
Rekomendasi:
Lembaga penegak hukum sebaiknya memberdayakan berbagai peraturan dan
pasal-pasal lain untuk terus melanjutkan proses hukum atas laporan dugaan
korupsiyangterjadiditingkatlokal.
Pentinguntukmerumuskanindikatoryangmembatasilamanyaproseshukum
Pemberlakuan keharusan adanya gelar perkara di kejaksaan dan eksaminasi
terhadapkeputusanpengadilan
Dukungan dari Tingkat Nasional. Jejak-jejak keberhasilan aktor pendorong dalam
menangani kasus dugaan korupsi di tingkat lokal masih menyisakan satu soal penting
yakni faktor dukungan di tingkat nasional. Jika mencermati anatomi korupsi yang ada
di daerah akan terlihat bahwa sumber-sumber korupsi tidak melulu berasal dari para
pemangkukepentinganditingkatlokalmelainkanmelibatkanparapelakuditingkatpusat
yang memiliki kepentingan politik dan ekonomi di tingkat lokal. Fakta lain yang perlu
dipertimbangkan adalah bahwa proses penegakan hukum masih sangat tersentralisasi
di tingkat pusat. Betapa cemerlangnya pun Kejaksaan dan Pengadilan Negeri di daerah
menuntaskansebuahkasus,hasilakhirlebihseringditentukanolehproseshukumditingkat
yanglebihtinggi,dimanajangkauankontrolaktorpendorongsangattidakseimbang,jika
dibandingkanjaringanpolitikdanekonomiparatersangkakorupsi.
Boks 11. Corruptors Fight Back.
Beberapa peristiwa nasional berikut sering disebut para pengamat anti-korupsi sebagai
seranganbalikkoruptor:UjiMaterilterhadapPP110/2000,HasilKerjaPanjaPenegakan
HukumdanPemerintahanDaerahDPRRIdankeluarnyaPP37/2006
Uji Materil terhadap PP 110/2000.
T:MengapapanitiaanggaranDPRDyanglainbelumdiproses...?
J: Itulah yang saya bingung. Dengan dasar apa saya tuntut? Selama ini dasar penuntutan kita
adalahpenyalahgunaanPP110/2000.TapibulanJulilalukeluaredaranKejaksaanAgungbahwa
untuk perkara korupsi yang melanggar PP 110/2000 itu tidak perlu dilanjutkan. Makanya saya
bingung...
JaksaPenuntutUmumdiDonggala
Kesimpulan & Rekomendasi
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
70
Tersangka korupsi propinsi Sumatera Barat sejak semula memang tidak memakai
peraturanini karena dianggap bertentangandengan pasal 34 UU no.4 tahun 1999 dan
pasal19UUno.22tahun19999yangmenyebutkanbahwaDPRDmempunyaiwewenang
untuk mengatur anggarannya sendiri. Mereka mengajukan hak uji materil (judicial
review)terhadapPPinikeMahkamahAgungyangterdaftarpadatanggal25Mei2001.
MA akhirnya mengabulkan gugatan DPRD Sumatera Barat dengan membatalkan PP
110/2000 pada tanggal 9 September 2001. Dengan pembatalan tersebut, maka PP ini
tidak lagi bisa dijadikan dasar penyidikan atas korupsi oleh Kejaksaan atau Kepolisian.
PengacaraterdakwamenganggapbahwadenganadanyakeputusanMAberartibahwaPP
tersebuttelahbatalsecarahukumsehinggaparaanggotaDPRDyangterlanjurdivonis
denganPPituharusdibebaskan.Pembatalantersebutberakibatpadaberhentinyaproses
pengungkapankasuskorupsiDPRDdanterhambatnyaproseslanjutanterhadapsebagian
tersangkayangsebelumnyabelumsempatdiprosesolehKejaksaan.
Panja DPR RI. Maraknya pengungkapan kasus korupsi DPRD menjalar hingga ke
tingkat nasional. Kericuhan terjadi saat dengar pendapat antara Jaksa Agung RI dan
komisi III DPR RI menyangkut isu penanganan hukum terhadap anggota DPRD di
berbagai daerah. Banyak pengaduan dari daerah menyangkut proses hukum terhadap
anggotaDPRDdankepaladaerahyangdinilaitidakfair,tebangpilih,tidakprofesional
dantidakproporsional.Sebagaitindaklanjutdaridengarpendapattersebut,padatanggal
1Maret2005gabungankomisiIIdanIIIDPRRImembentukPanitiaKerjaPenegakan
Hukum dan Pemerintahan Daerah (Panja) yang terdiri dari 50 orang anggota. Panja
dimaksudkan untuk melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan UU serta
peraturanpelaksanaanagarpenegakanhukumberjalansesuaidengantertibhukum.
Setelah bekerja selama 20 bulan, pada tanggal 10 Oktober 2006 keluarlah hasil kerja
Panja dengan rekomendasi kepada Presiden SBY untuk; i) segera memulihkan nama
baiksertasegenaphakanggotaDPRDdankepaladaerahyangsaatinidiprosesdalam
kasus hukum; ii) menginstruksikan aparat penegak hukum untuk tidak diskriminatif
dalammenanganikasuskorupsiyangmelibatkananggotaDPRDdankepaladaerahdan
iii) menegur keras Jaksa Agung yang dinilai tidak mampu memimpin aparat kejaksaan
daerahdalammenanganikasuskorupsi.
Lemahnya dasar hukum dan proses hukum yang diskriminatif memang menonjol di
banyakkasus.Meskidemikian,rekomendasiuntukmerehabilitasidanmemulihkanhak
anggota DPRD dan kepala daerah merupakan tekanan politik yang menjadi ancaman
seriusbagipenegakanhukumterhadapdugaankorupsidiIndonesia.
Peraturan Pemerintah No.37 tahun 2006
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Kesimpulan & Rekomendasi 71
Menyusul pembatalan PP 110/2000, telah dikeluarkan beberapa peraturan pemerintah
yangmengaturkeuanganDPRDyangtetapmengundangketidakpuasanasosiasiDPRD.
Terakhir,padatanggal14November2006PresidenmenetapkanPPNo.37/2006tentang
Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD. Dalam PP ini
penghasilanDPRDterdiriatas:uangrepresentasi,tunjangankeluarga,tunjanganberas,
uangpaket,tunjanganjabatandanberbagaitunjanganlainnya.Yangpalingkontroversial
adalahadanyatambahantunjangankomunikasiintensifsetiapbulansebesarpalingtinggi
tigakaliuangrepresentasiketuaDPRDsertatambahanoperasionalsetiapbulanpaling
tinggi enam kali uang representasi untuk wakil ketua DPRD. Pemberian tunjangan
sebagaimanadiatasdirencanakanakandiberikanmulaiJanuariDesember2006atau
dengankatalainberlakusurut.PPyangmerupakanhasilkerjakerastimlobiasosiasi
DPRD ini menuai protes dari banyak kalangan baik di tingkat nasional maupun di
masing-masing daerah karena dianggap mencederai perasaan masyarakat. Kalangan
pemerhatimenyebutPPinisebagaiperaturanyangmelegitimasikorupsiDPRD
Faktor Penguat & Pelemah bagi Aktor Pendorong. Dengan demikian, sangat tidak
adiljikaaktorpendoronglokaldibiarkanuntukmelakukanpertempuransendiriantanpa
adanyapenguatandandukungandaritingkatnasional.Dukunganapayangbisadiberikan?
Penelitianinitelahmengidentifkasiserangkaianfaktorpenguatdanfaktorpelemahbagi
aktor pendorong dalam mengungkap dan mendorong proses hukum atas suatu kasus
dugaankorupsisebagaiberikut:
Faktorutamayangmembukapeluangkeberhasilanbagiupayaaktorpendorongadalahakses
terhadapdokumenanggarandanpengadaanpemerintahdaerah.Aksesterhadapdokumen
tersebut kemudian dikombinasikan dengan beberapa faktor lain sehingga mengarahkan
padakeberhasilankerjaaktorpendorongditingkatlokalantaralain:
Aktor lokal yang memiliki pengetahuan tentang anggaran daerah dan keterampilan
investigasikorupsiberpeluanglebihbaikdalammendorongproseshukumyanglebih
efektif.
Dampakmediamassadalampenguatanpendidikanpublikmemangmasihdipertanyakan.
Begitupun, publikasi yang gencar selama proses penyelesaian telah meningkatkan
posisitawaraktorpendoronguntukmendesakproseshukumyanglebihbaik.
Jaringankerjadenganlembagaanti-korupsiditingkatnasionalmengingatjangkauan
tekananaktorpendoronghanyasebatasproseshukumditingkatlokal
Berbeda dengan persepsi yang umum di kalangan LSM, kecakapan aktor pendorong
untuk membangun kerjasama dan bersikap kooperatif dengan aparat hukum cukup
berpengaruhpadaefektiftaspenyelesaiansebuahkasus.
Terakhir, koalisi dan koordinasi yang baik di antara sesama aktor pendorong sangat
penting.Meskidemikian,jauhlebihpentinguntukmenyusunstrategijangkapanjang
dankonsistendalammendorongsebuahkasusdibandingbesarnyaelemenmasyarakat
yangtergabungdalamkoalisi.
Kesimpulan & Rekomendasi
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
72
Padasaatyangsama,penguatanjaringandanaksitandingdarikelompoktersangkajuga
harus dipertimbangkan dalam melihat efektiftas penyelesaian kasus. Berbagai intimidasi
dan tekanan yang dilancarkan oleh kelompok tersangka, baik terhadap aktor pendorong
maupun aparat hukum merupakan faktor pelemah yang utama. Faktor pelemah kedua
adalahburuknyakinerjaaparathukum,prosesyangtidaktransparan,rentanterhadapaksi
suapdanlemahnyadakwaan,tuntutandanvonispengadilanterbuktisangatmelemahkan
inisiatifyangdikembangkanaktorpendorong.
Rekomendasi
Aktor Pendorong:
1. Melakukan advokasi kebijakan agar peran serta masyarakat dalam pemberantasan
korupsi sebagaimana diatur dalam PP 71/2000 dikuatkan dalam bentuk Peraturan
Daerah
2. Menyusunplatformbersamastrategimendorongpenyelesaiankasuskorupsiditingkat
lokal
3. Memperkuat kerjasama dengan instansi penegak hukum seperti pelibatan dalam
pendidikananti-korupsibagimasyarakatdampingan
Lembaga anti-korupsi, LSM dan donor di tingkat nasional:
4. Meningkatkanpengetahuanhukumdanketerampilaninvestigasiaktorpendorong
5. Memperkuatjaringankerjaaktorpendorongdenganlembaga/organisasianti-korupsi
ditingkatnasional
6. Membantu aktor pendorong dalam menindaklanjuti pemantauan dan tekanan
terhadapproseshukumditingkatbandingdankasasi
Instansi Penegak Hukum:
7. Menyediakan perangkat peraturan alternatif yang dapat digunakan bagi Kejaksaan
Negeriuntukmelakukanpenuntutanterhadaptindakpidanakorupsiyangdilakukan
olehpemerintahdaerah
8. Menetapkan indikator lamanya proses hukum di masing-masing lembaga penegak
hukum
9. Mengeluarkansuratedarantentangkeharusanbagikejaksaanuntukmelakukangelar
perkarasertamemfasilitasieksaminasiterhadapputusanpengadilan
Lampiran
Lampiran
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
74
Lampiran 1. Tabel Modus Operandi Korupsi Pemerintahan Daerah
Kasus Peluang Korupsi Modus Operandi
Legislatif
DPRDSumbar PembentukanAnggaran Membuatmataanggarantambahanuntukpengeluaran
dewanhinggamencapai27itemmataanggaran
Markupanggaran Markupanggarandengancaramemecahitemanggaran
yangsudahadadanduplikasianggaranuntuk
mendapatkanpenghasilan/tunjanganbaru
Perjalanandinasfktif
DPRDMadiun PembentukanAnggaran Membuatmataanggarantambahanuntukpengeluaran
dewan
Pencairanpolisasuransianggotadewandalambentuktunai
Pertanggungjawaban TidakmembuatSuratPertanggungjawaban(SPJ)untuk
anggaran pengeluarandewan
Pencairananggaran PencairandanaPilkada3kalilebihbanyakdarianggaran
yangsudahditetapkan
DPRD PembentukanAnggaran MengalokasikanDAUuntukYayasanyangdikelolaDewan
Kab.Pontianak Danayayasandicairkandandibagisecaralangsungkepada
seluruhpimpinandananggotadewan
DPRDNTB PembentukanAnggaran Membuatmataanggarantambahanuntukpengeluaran
dewan
DPRDToli-Toli PembentukanAnggaran Memperbesaranggaranbagipengeluarandewansehingga
melebihi3%dariPAD
DPRDDonggala PembentukanAnggaran Membuatmataanggaranyangsamapadaposanggaran
yangberbeda
Eksekutif
Pemkab Pemakaiansisa SisaanggarandalambentukUangyangUntuk
Mentawai danaAPBD Dipertanggungjawabkan(UUDP)tidakdisetorkekas
daerah
UUDPdipinjamkankedinas-dinasdandipakaiuntuk
kepentinganBupati,WakilBupatidanSekdamemakai
kwitansifktif
PemkabBlitar ProsesPencairan Manipulasipengeluarankasdaerahdengancara:
Anggaran Mengeluarkandanadarikasdaerahdenganpenerbitan
SPMGkodeDyangtidakadadalamkodeanggaran
Pemindahbukuandanadarikasdaerahkerekeningpribadi
Pengeluarandanadarikasdaerahyangdisimpandalam
bentukdepositodangiro
BupatiKapuas Peruntukandanayang TetapmengeluarkanijinPSDH/DRmeskipuntelah
Hulu disetorkekasdaerah dilarangolehUU
TidakmenyetorkanpemasukandarisetoranPSDH/DR
(pengelolaanhutan)kekasMenhut
PemindahandanasetoranPSDH/DRyangseharusnyadi
rekeningPemdakepadarekeningpribadi
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Lampiran 75
Pemkab Procurement,pengadaan Ketuadanpenguruspanitiapengadaantanahmelakukan
LombokTengah tanahPemkab negosiasilangsungkepadawargapemiliktanah
Menutupinformasitentangplafonanggaranharga
pembeliantanah
Melakukanpenipuansaattransaksidenganmemintawarga
pemilikmenandatanganikuitansikosong
Mengambilselisihantarahargayangdianggarkandan
hargayangdibayarkankewargapemilik
Lampiran
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
76
K
A
S
U
S
D
a
k
w
a
a
n
J
a
k
s
a
P
e
n
u
n
t
u
t
U
m
u
m
V
o
n
i
s
P
e
n
g
a
d
i
l
a
n
N
e
g
r
i
(
P
N
)
V
o
n
i
s
B
a
n
d
i
n
g
(
P
T
)
V
o
n
i
s
K
a
s
a
s
i
-
M
A
E
K
S
E
K
U
S
I
D
P
R
D
P
r
o
p
.
S
u
m
a
t
r
a
B
a
r
a
t
D
P
R
D
K
a
b
.
M
a
d
i
u
n
P
i
m
p
i
n
a
n
D
e
w
a
n
;
a
.
t
a
h
u
n
b
u
l
a
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
U
a
n
g
p
e
n
g
g
a
n
t
i
m
a
s
i
n
g
2
:
R
p
1
0
1
,
6
j
u
t
a
;
1
1
4
,
4
j
u
t
a
;
1
1
2
,
2
j
u
t
a
(
k
u
r
u
n
g
a
n
t
a
h
u
n
)
4
0
a
n
g
g
o
t
a
D
P
R
D
:
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
2
0
0
j
u
t
a
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
c
.
m
e
n
g
g
a
n
t
i
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
a
n
t
a
r
a
R
p
1
0
0
2
0
0
j
u
t
a
(
k
u
r
u
n
g
a
n
t
h
n
)
K
e
t
u
a
D
e
w
a
n
:
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
2
0
0
j
u
t
a
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
c
.
M
e
n
g
e
m
b
a
l
i
k
a
n
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
R
p
3
3
6
,
3
j
u
t
a
(
d
a
r
i
t
o
t
a
l
k
e
r
u
g
i
a
n
R
p
8
,
8
m
i
l
y
a
r
)
o
r
a
n
g
W
a
k
i
l
K
e
t
u
a
D
e
w
a
n
:
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
2
0
0
j
u
t
a
c
.
m
e
n
g
e
m
b
a
l
i
k
a
n
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
,
2
w
a
k
i
l
k
e
t
u
a
2
6
5
P
i
m
p
i
n
a
n
D
e
w
a
n
:
a
.
t
a
h
u
n
b
u
l
a
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
1
0
0
j
u
t
a
m
e
n
g
g
a
n
t
i
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
m
a
s
i
n
g
2
s
e
k
i
t
a
r
R
p
1
0
0
j
u
t
a
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
c
.
.
)
4
0
a
n
g
g
o
t
a
D
P
R
:
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
1
0
0
j
u
t
a
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
u
l
a
n
)
c
.
m
e
n
g
g
a
n
t
i
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
a
n
t
a
r
a
1
0
0
1
2
5
j
u
t
a
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
K
e
t
u
a
D
e
w
a
n
:
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
2
0
0
j
u
t
a
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
c
.
m
e
m
b
a
y
a
r
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
3
3
6
,
3
j
u
t
a
o
r
a
n
g
w
a
k
i
l
k
e
t
u
a
:
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
5
0
j
u
t
a
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
c
.
m
e
n
g
e
m
b
a
l
i
k
a
n
k
e
r
u
g
i
a
n
P
i
m
p
i
n
a
n
D
e
w
a
n
:
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
2
5
0
j
u
t
a
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
m
e
n
g
e
m
b
a
l
i
k
a
n
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
R
p
1
0
0
-
1
2
5
j
u
t
a
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
c
.
4
0
a
n
g
g
o
t
a
D
P
R
D
:
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
2
0
0
j
u
t
a
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
m
e
n
g
e
m
b
a
l
i
k
a
n
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
1
0
0
-
1
2
5
j
u
t
a
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
M
e
n
g
u
a
t
k
a
n
v
o
n
i
s
P
N
u
n
t
u
k
K
e
t
u
a
D
e
w
a
n
U
n
t
u
k
w
a
k
i
l
k
e
t
u
a
m
a
s
i
h
d
a
l
a
m
p
r
o
s
e
s
b
a
n
d
i
n
g
M
e
n
g
u
a
t
k
a
n
p
u
t
u
s
a
n
P
T
M
e
n
g
u
a
t
k
a
n
p
u
t
u
s
a
n
b
a
n
d
i
n
g
t
e
r
h
a
d
a
p
K
e
t
u
a
D
e
w
a
n
B
e
l
u
m
d
i
l
a
k
s
a
n
a
k
a
n
E
k
s
e
k
u
s
i
a
t
a
s
K
e
t
u
a
D
e
w
a
n
t
e
l
a
h
d
i
l
a
k
-
s
a
n
a
k
a
n
L
e
g
i
s
l
a
t
i
f
L
a
m
p
i
r
a
n
2
.
T
a
b
e
l
D
a
k
w
a
a
n
&
V
o
n
i
s
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Lampiran 77
K
A
S
U
S
D
a
k
w
a
a
n
J
a
k
s
a
P
e
n
u
n
t
u
t
U
m
u
m
V
o
n
i
s
P
e
n
g
a
d
i
l
a
n
N
e
g
r
i
(
P
N
)
V
o
n
i
s
B
a
n
d
i
n
g
(
P
T
)
V
o
n
i
s
K
a
s
a
s
i
-
M
A
E
K
S
E
K
U
S
I
D
P
R
D
K
a
b
.
P
o
n
t
i
a
n
a
k
D
P
R
D
P
r
o
p
.
N
T
B
j
u
t
a
,
o
r
a
n
g
w
a
k
i
l
d
a
r
i
u
n
s
u
r
P
O
L
R
I
7
0
j
u
t
a
-
a
n
.
P
e
n
g
u
r
u
s
Y
a
y
a
s
a
n
B
e
s
t
a
r
i
:
a
.
m
a
s
i
n
g
-
m
a
s
i
n
g
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
m
a
s
i
n
g
-
m
a
s
i
n
g
R
p
5
0
j
u
t
a
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
P
i
m
p
i
n
a
n
D
e
w
a
n
:
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
5
0
j
u
t
a
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
c
.
m
e
m
b
a
y
a
r
u
a
n
g
p
e
n
g
g
a
n
t
i
2
,
8
3
7
d
i
t
a
n
g
g
u
n
g
b
e
r
s
a
m
a
-
s
a
m
a
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
1
0
o
r
a
n
g
a
n
g
g
o
t
a
D
P
R
D
(
p
a
n
i
t
i
a
P
a
n
g
g
a
r
)
:
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
a
n
t
a
r
a
R
p
2
5
0
j
u
t
a
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
c
.
D
e
n
d
a
a
n
t
a
r
a
2
4
0
j
u
t
a
2
9
0
j
u
t
a
-
a
n
t
i
a
p
-
t
i
a
p
t
e
r
d
a
k
w
a
(
p
e
n
j
a
r
a
t
h
n
)
n
e
g
a
r
a
s
e
b
e
s
a
r
7
,
1
8
j
u
t
a
o
r
a
n
g
w
a
k
i
l
k
e
t
u
a
d
a
r
i
u
n
s
u
r
T
N
I
/
P
o
l
r
i
:
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
5
0
j
u
t
a
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
c
.
m
e
n
g
e
m
b
a
l
i
k
a
n
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
s
e
b
e
s
a
r
5
,
7
j
u
t
a
B
e
b
a
s
M
u
r
n
i
u
n
t
u
k
s
e
m
u
a
t
e
r
d
a
k
w
a
D
a
k
w
a
a
n
t
i
d
a
k
d
i
t
e
r
i
m
a
k
a
r
e
n
a
p
r
e
m
a
t
u
r
J
P
U
m
e
n
g
a
j
u
k
a
n
b
a
n
d
-
i
n
g
.
M
a
s
i
h
d
a
l
a
m
p
r
o
s
e
s
J
P
U
m
e
n
g
a
j
u
k
a
n
k
a
s
a
s
i
.
S
e
d
a
n
g
d
a
l
a
m
p
r
o
s
e
s
d
i
M
A
P
e
n
g
a
c
a
r
a
t
e
r
d
a
-
k
w
a
m
e
n
g
a
j
u
k
a
n
m
e
m
o
r
i
k
a
s
a
s
i
.
M
a
s
i
h
d
a
l
a
m
p
r
o
s
e
s
Lampiran
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
78
K
A
S
U
S
D
a
k
w
a
a
n
J
a
k
s
a
P
e
n
u
n
t
u
t
U
m
u
m
V
o
n
i
s
P
e
n
g
a
d
i
l
a
n
N
e
g
r
i
(
P
N
)
V
o
n
i
s
B
a
n
d
i
n
g
(
P
T
)
V
o
n
i
s
K
a
s
a
s
i
-
M
A
E
K
S
E
K
U
S
I
D
P
R
D
k
a
b
u
p
a
t
e
n
D
o
n
g
g
a
l
a
D
P
R
D
K
a
b
u
-
p
a
t
e
n
T
o
l
i
-
T
o
l
i
,
S
u
l
a
w
e
s
i
T
e
n
g
a
h
T
u
n
t
u
t
a
n
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
,
p
l
u
s
d
e
n
d
a
5
0
j
u
t
a
r
u
p
i
a
h
d
a
n
m
e
n
g
-
g
a
n
t
i
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
.
T
o
t
a
l
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
R
p
.
7
.
6
8
0
.
3
0
0
P
a
k
e
t
I
:
T
e
r
d
a
k
w
a
(
W
a
k
i
l
K
e
t
u
a
D
P
R
D
)
:
a
.
1
2
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
s
e
b
e
s
a
r
3
5
0
j
u
t
a
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
c
.
M
e
n
g
g
a
n
t
i
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
R
p
1
7
0
j
t
T
e
r
d
a
k
w
a
(
a
n
g
g
o
t
a
D
P
R
)
a
.
1
2
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
T
e
r
d
a
k
w
a
p
a
k
e
t
1
:
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
5
0
j
u
t
a
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
c
.
M
e
m
b
a
y
a
r
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
m
a
s
i
n
g
2
R
p
5
0
,
3
3
j
t
,
6
3
,
2
8
j
t
,
6
6
,
3
8
j
t
6
7
,
2
8
j
t
T
e
r
d
a
k
w
a
p
a
k
e
t
2
&
3
:
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
5
0
j
t
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
c
.
m
e
m
b
a
y
a
r
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
T
e
r
d
a
k
w
a
&
I
I
R
p
1
3
2
,
7
3
j
t
T
e
r
d
a
k
w
a
p
a
k
e
t
4
:
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
5
0
j
t
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
c
.
m
e
m
b
a
y
a
r
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
R
p
1
7
j
u
t
a
P
a
k
e
t
I
:
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
5
0
j
t
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
c
.
M
e
m
b
a
y
a
r
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
R
p
5
8
,
3
j
t
,
3
2
,
1
j
t
,
4
4
,
1
j
u
t
a
(
p
e
n
j
a
r
a
t
h
n
)
T
e
r
d
a
k
w
a
p
a
k
e
t
1
:
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
5
0
j
t
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
c
.
m
e
n
g
g
a
n
t
i
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
k
a
l
i
l
i
p
a
t
p
u
t
u
s
a
n
P
N
T
e
r
d
a
k
w
a
p
a
k
e
t
2
&
3
:
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
5
0
j
t
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
c
.
M
e
m
b
a
y
a
r
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
k
a
l
i
p
u
t
u
s
a
n
T
e
r
d
a
k
w
a
p
a
k
e
t
4
:
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
5
0
j
t
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
c
.
m
e
m
b
a
y
a
r
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
s
a
m
a
d
e
n
g
a
n
P
N
P
a
k
e
t
I
:
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
5
0
j
t
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
c
.
m
e
m
b
a
y
a
r
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
s
a
m
a
d
e
n
g
a
n
v
o
n
i
s
P
N
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
S
e
m
u
a
m
a
s
i
h
d
a
l
a
m
p
r
o
s
e
s
k
a
s
a
s
i
,
k
e
c
u
a
l
i
T
e
r
d
a
k
w
a
P
a
k
e
t
I
V
m
e
n
d
a
p
a
t
p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n
h
u
k
u
m
a
n
m
e
n
j
a
d
i
t
a
h
u
n
d
a
n
t
a
h
u
n
,
d
e
n
d
a
5
0
j
u
t
a
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
d
a
n
m
e
n
g
g
a
n
t
i
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
1
7
j
u
t
a
D
i
d
u
g
a
t
e
l
a
h
k
e
l
u
a
r
p
u
t
u
s
a
n
k
a
s
a
s
i
y
a
n
g
m
e
n
-
g
u
a
t
k
a
n
p
u
t
u
s
a
n
b
a
n
d
i
n
g
b
.
d
e
n
d
a
3
5
0
j
u
t
a
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
c
.
m
e
n
g
g
a
n
t
i
u
a
n
g
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
s
e
b
e
s
a
r
1
5
3
,
4
5
j
u
t
a
.
T
e
r
d
a
k
w
a
(
a
n
g
g
o
t
a
D
P
R
)
a
.
1
2
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
3
5
0
j
u
t
a
c
.
m
e
n
g
g
a
n
t
i
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
s
e
b
e
s
a
r
1
1
7
,
j
u
t
a
T
e
r
d
a
k
w
a
4
-
6
(
a
n
g
g
o
t
a
D
P
R
)
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
3
5
0
j
u
t
a
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
c
.
m
e
n
g
g
a
n
t
i
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
s
e
b
e
s
a
r
9
2
,
2
T
e
r
d
a
k
w
a
(
a
n
g
g
o
t
a
D
P
R
)
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
3
5
0
j
u
t
a
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
l
n
)
c
.
m
e
n
g
g
a
n
t
i
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
s
e
b
e
s
a
r
1
5
6
,
6
j
u
t
a
P
a
k
e
t
I
I
:
T
e
r
d
a
k
w
a
1
(
W
a
.
K
e
t
D
P
R
D
T
o
l
i
-
T
o
l
i
)
:
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
,
m
e
m
b
a
y
a
r
d
e
n
d
a
3
5
0
j
u
t
a
(
s
u
b
s
i
d
a
e
r
b
u
l
a
n
p
e
n
j
a
r
a
)
d
a
n
m
e
n
g
g
a
n
t
i
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
s
e
b
e
s
a
r
1
1
9
,
6
j
u
t
a
T
e
r
d
a
k
w
a
2
(
a
n
g
g
o
t
a
D
P
R
D
)
:
1
2
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
,
d
e
n
d
a
3
5
0
T
e
r
d
a
k
w
a
P
a
k
e
t
I
I
:
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
(
k
e
c
u
a
l
i
t
e
r
d
a
w
a
7
,
t
a
h
u
n
b
u
l
a
n
)
b
.
D
e
n
d
a
5
0
j
u
t
a
(
s
u
b
s
i
d
a
e
r
k
u
r
u
n
g
a
n
b
u
l
a
n
)
c
.
M
e
m
b
a
y
a
r
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
:
T
e
r
d
a
k
w
a
4
4
,
6
6
J
u
t
a
T
e
r
d
a
k
w
a
2
-
6
3
2
,
1
j
u
t
a
P
A
K
E
T
I
I
a
.
T
e
r
d
a
k
w
a
1
-
6
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
T
e
r
d
a
k
w
a
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
5
0
j
u
t
a
(
s
u
b
s
i
d
e
r
b
u
l
a
n
k
u
r
u
n
g
a
n
)
Lampiran
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
80
K
A
S
U
S
D
a
k
w
a
a
n
J
a
k
s
a
P
e
n
u
n
t
u
t
U
m
u
m
V
o
n
i
s
P
e
n
g
a
d
i
l
a
n
N
e
g
r
i
(
P
N
)
V
o
n
i
s
B
a
n
d
i
n
g
(
P
T
)
V
o
n
i
s
K
a
s
a
s
i
-
M
A
E
K
S
E
K
U
S
I
S
e
k
d
a
k
a
b
u
p
a
t
e
n
M
e
n
t
a
w
a
i
,
S
u
m
a
t
e
r
a
B
a
r
a
t
j
u
t
a
(
s
u
b
s
i
d
e
r
b
u
l
a
n
p
e
n
j
a
r
a
)
,
d
a
n
m
e
n
g
g
a
n
t
i
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
s
e
b
e
s
a
r
1
3
8
,
4
5
j
u
t
a
T
e
d
a
k
w
a
3
(
a
n
g
g
o
t
a
D
P
R
D
)
:
1
2
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
,
d
e
n
d
a
3
5
0
j
u
t
a
(
s
u
b
s
i
d
e
r
b
u
l
a
n
k
u
r
u
n
-
g
a
n
)
,
d
a
n
m
e
m
b
a
y
a
r
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
9
2
,
2
j
u
t
a
T
e
r
d
a
k
w
a
4
(
a
n
g
g
o
t
a
D
P
R
D
)
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
,
d
e
n
d
a
3
5
0
j
u
t
a
(
s
u
b
s
i
d
e
r
b
u
l
a
n
k
u
r
u
n
g
a
n
)
,
d
a
n
m
e
n
g
g
a
n
t
i
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
s
e
b
e
s
a
r
1
3
2
,
2
j
u
t
a
T
e
r
d
a
k
w
a
5
-
6
(
a
n
g
g
o
t
a
D
P
R
D
)
:
9
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
,
d
e
n
d
a
3
5
0
j
u
t
a
(
s
u
b
s
i
d
e
r
b
u
l
a
n
k
u
r
u
g
i
a
n
d
a
n
m
e
n
g
g
a
n
t
i
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
s
e
b
e
s
a
r
9
2
,
2
j
u
t
a
.
T
e
d
a
k
w
a
7
(
a
n
g
g
o
t
a
D
P
R
D
)
:
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
,
d
e
n
d
a
3
5
0
j
u
t
a
(
k
u
r
u
n
g
a
n
b
u
l
a
n
)
,
d
a
n
m
e
n
g
-
g
a
n
t
i
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
s
e
b
e
s
a
r
3
4
,
5
j
u
t
a
S
e
k
d
a
:
a
.
p
e
n
j
a
r
a
t
a
h
u
n
b
.
D
e
n
d
a
?
2
0
0
j
u
t
a
(
s
u
b
s
i
d
a
e
r
b
u
l
a
n
k
u
r
u
n
g
a
n
)
c
.
M
e
m
b
a
y
a
r
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
s
e
b
e
s
a
r
3
,
2
(
s
u
b
s
i
d
a
e
r
p
e
n
j
a
r
a
t
a
h
u
n
)
T
e
r
d
a
k
w
a
t
i
d
a
k
a
d
a
h
u
k
u
m
a
n
m
e
n
g
e
m
b
a
l
i
k
a
n
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
.
(
j
i
k
a
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
t
i
d
a
k
d
i
g
a
n
t
i
m
a
k
a
d
i
g
a
n
t
i
p
e
n
j
a
r
a
t
a
h
u
n
)
D
i
v
o
n
i
s
B
e
b
a
s
d
.
m
e
n
g
g
a
n
t
i
u
a
n
g
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
s
a
m
a
d
e
n
g
a
n
p
u
t
u
s
a
n
P
N
(
b
i
l
a
t
i
d
a
k
m
e
n
c
u
k
u
p
i
d
i
g
a
n
t
i
k
u
r
u
n
g
a
n
b
u
l
a
n
)
J
P
U
m
e
n
g
a
k
u
m
e
n
g
a
j
u
k
a
n
k
a
s
a
s
i
n
a
m
u
n
t
i
d
a
k
d
i
k
e
t
a
h
u
i
k
e
b
e
r
a
d
a
a
n
s
u
r
a
t
p
e
n
g
a
j
u
a
n
K
a
b
a
g
K
e
u
a
n
g
a
n
,
T
e
r
d
a
k
w
a
B
e
n
d
a
h
a
r
a
w
a
n
S
e
k
d
a
d
a
n
T
e
r
d
a
k
w
a
:
M
a
n
t
a
n
B
e
n
d
a
h
a
r
a
w
a
n
S
e
k
d
a
)
,
m
a
s
i
n
g
-
m
a
s
i
n
g
d
i
t
u
n
t
u
t
:
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
2
0
0
j
u
t
a
(
s
u
b
s
i
d
a
i
r
b
u
l
a
n
k
u
r
u
n
g
a
n
)
c
.
M
e
m
b
a
y
a
r
u
a
n
g
p
e
n
g
g
a
n
t
i
:
T
e
r
d
a
k
w
a
2
.
5
T
e
r
d
a
k
w
a
2
,
5
8
8
T
e
r
d
a
k
w
a
t
i
d
a
k
d
i
k
e
n
a
k
a
n
h
u
k
u
m
a
n
m
e
m
b
a
y
a
r
u
a
n
g
p
e
n
g
g
a
n
t
i
(
j
i
k
a
t
i
d
a
k
d
i
b
a
y
a
r
d
i
g
a
n
t
i
p
i
d
a
n
a
p
e
n
j
a
r
a
t
a
h
u
n
)
B
u
p
a
t
i
:
a
.
1
8
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
5
0
0
j
u
t
a
s
u
b
s
i
d
a
i
r
b
u
l
a
n
k
u
r
u
n
g
a
n
c
.
m
e
m
b
a
y
a
r
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
R
p
5
1
m
i
l
y
a
r
,
j
i
k
a
t
i
d
a
k
a
d
a
h
a
r
t
a
d
i
g
a
n
t
i
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
B
u
p
a
t
i
:
a
.
1
5
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
4
0
0
j
u
t
a
s
u
b
s
i
d
a
i
r
k
u
r
u
n
g
a
n
b
u
l
a
n
c
.
m
e
m
b
a
y
a
r
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
R
p
3
6
,
7
m
i
l
y
a
r
,
j
i
k
a
h
a
r
t
a
n
y
a
t
i
d
a
k
c
u
k
u
p
d
i
g
a
n
t
i
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
K
e
p
a
l
a
B
a
g
i
a
n
K
e
u
a
n
g
a
n
P
e
m
k
a
b
:
a
.
1
3
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
1
5
0
j
u
t
a
s
u
b
s
i
d
a
i
r
b
u
l
a
n
k
u
r
u
n
g
a
n
c
.
m
e
m
b
a
y
a
r
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
B
u
p
a
t
i
:
a
.
1
0
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
D
e
n
d
a
5
0
0
j
u
t
a
c
.
M
e
n
g
g
a
n
t
i
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
2
7
a
t
a
u
d
i
g
a
n
t
i
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
K
a
b
a
g
K
e
u
a
n
g
a
n
:
a
.
1
0
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
1
0
0
j
u
t
a
s
u
b
s
i
d
a
i
r
b
u
l
a
n
k
u
r
u
n
g
a
n
c
.
m
e
m
b
a
y
a
r
k
e
r
u
g
i
a
n
B
u
p
a
t
i
:
m
e
n
g
a
j
u
k
a
n
k
a
s
a
s
i
.
M
a
s
i
h
d
a
l
a
m
p
r
o
s
e
s
T
e
r
d
a
k
w
a
l
a
i
n
m
e
n
e
r
i
m
a
v
o
n
i
s
P
T
B
a
r
u
K
e
p
a
l
a
K
a
s
d
a
y
a
n
g
m
e
n
g
a
n
g
s
u
r
d
e
n
d
a
Lampiran
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
82
K
A
S
U
S
D
a
k
w
a
a
n
J
a
k
s
a
P
e
n
u
n
t
u
t
U
m
u
m
V
o
n
i
s
P
e
n
g
a
d
i
l
a
n
N
e
g
r
i
(
P
N
)
V
o
n
i
s
B
a
n
d
i
n
g
(
P
T
)
V
o
n
i
s
K
a
s
a
s
i
-
M
A
E
K
S
E
K
U
S
I
D
a
n
a
P
S
D
H
/
D
R
o
l
e
h
B
u
p
a
t
i
K
a
p
u
a
s
H
u
l
u
T
u
n
t
u
t
a
n
b
e
l
u
m
d
i
b
a
c
a
k
a
n
,
k
a
r
e
n
a
d
a
l
a
m
p
u
t
u
s
a
n
s
e
l
a
d
a
k
w
a
a
n
d
i
n
y
a
t
a
k
a
n
t
i
d
a
k
d
a
p
a
t
d
i
t
e
r
i
m
a
R
p
1
5
,
4
m
i
l
y
a
r
a
t
a
u
d
i
g
a
n
t
i
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
K
a
s
u
b
a
g
P
e
m
b
u
k
u
a
n
d
i
S
e
k
d
a
:
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
5
0
j
u
t
a
s
u
b
s
i
d
a
i
r
b
u
l
a
n
k
u
r
u
n
g
a
n
K
e
p
a
l
a
K
a
n
t
o
r
P
e
r
b
e
n
d
a
h
a
r
a
a
n
d
a
n
K
a
s
D
a
e
r
a
h
K
a
b
.
B
l
i
t
a
r
:
a
.
1
0
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
1
0
0
j
u
t
a
s
u
b
s
i
d
a
i
r
b
u
l
a
n
k
u
r
u
n
g
a
n
c
.
m
e
m
b
a
y
a
r
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
R
p
m
i
l
y
a
r
A
T
A
U
d
i
g
a
n
t
i
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
K
e
p
a
l
a
K
a
s
d
a
:
a
.
1
1
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
D
e
n
d
a
R
p
1
0
0
j
u
t
a
s
u
b
s
i
d
a
i
r
b
u
l
a
n
k
u
r
u
n
g
a
n
c
.
M
e
m
b
a
y
a
r
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
R
p
m
i
l
y
a
r
A
T
A
U
d
i
g
a
n
t
i
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
H
a
k
i
m
d
a
l
a
m
p
u
t
u
s
a
n
s
e
l
a
t
i
d
a
k
m
e
n
e
r
i
m
a
d
a
k
w
a
a
n
j
a
k
s
a
k
a
r
e
n
a
t
i
d
a
k
j
e
l
a
s
(
o
b
s
c
u
u
r
l
i
b
e
l
)
n
e
g
a
r
a
R
p
6
,
5
m
i
l
y
a
r
A
T
A
U
d
i
g
a
n
t
i
1
0
b
u
l
a
n
p
e
n
j
a
r
a
K
a
s
u
b
a
g
P
e
m
b
u
k
u
a
n
m
e
n
e
r
i
m
a
p
u
t
u
s
a
n
P
N
K
e
p
a
l
a
K
a
n
t
o
r
P
e
r
b
e
n
d
a
h
a
r
a
a
n
d
a
n
K
a
s
D
a
e
r
a
h
:
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
5
0
j
u
t
a
s
u
b
s
i
d
a
r
i
1
,
5
b
u
l
a
n
k
u
r
u
n
g
a
n
c
.
m
e
m
b
a
y
a
r
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
R
p
5
0
j
u
t
a
A
T
A
U
d
i
g
a
n
t
i
b
u
l
a
n
K
e
p
a
l
a
K
a
s
d
a
:
a
.
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
5
0
j
u
t
a
s
u
b
s
i
d
a
i
r
b
u
l
a
n
k
u
r
u
n
g
a
n
c
.
m
e
m
b
a
y
a
r
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
R
p
5
0
0
j
u
t
a
A
T
A
U
d
i
g
a
n
t
i
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
J
a
k
s
a
m
e
n
g
a
j
u
k
a
n
v
e
r
s
e
t
k
e
P
T
a
t
a
s
p
u
t
u
s
a
n
s
e
l
a
t
e
r
s
e
b
u
t
P
r
o
y
e
k
d
a
n
B
e
n
d
a
-
h
a
r
a
P
r
o
y
e
k
:
a
.
P
i
m
p
i
n
a
n
P
r
o
y
e
k
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
,
b
e
n
d
a
h
a
r
a
t
a
h
u
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
5
0
j
u
t
a
(
s
u
b
s
i
d
e
r
b
u
l
a
n
k
u
r
u
n
g
a
n
)
c
.
M
e
n
g
g
a
n
t
i
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
s
e
b
e
s
a
r
4
2
6
.
2
6
1
.
5
4
5
j
u
t
a
s
e
c
a
r
a
t
a
n
g
g
u
n
g
r
e
n
t
e
n
g
.
P
e
n
a
n
g
g
u
n
g
J
a
w
a
b
P
r
o
y
e
k
a
.
P
e
n
j
a
r
a
t
a
h
u
n
b
.
D
e
n
d
a
5
0
j
u
t
a
(
s
u
b
s
i
d
a
e
r
k
u
r
u
n
g
a
n
b
u
l
a
n
)
c
.
M
e
m
b
a
y
a
r
k
e
r
u
g
i
a
n
n
e
g
a
r
a
s
e
b
e
s
a
r
4
2
6
.
2
6
1
.
5
4
5
j
u
t
a
s
e
c
a
r
a
t
a
n
g
g
u
n
g
r
e
n
t
e
n
g
d
e
n
g
a
n
t
e
r
d
a
k
w
a
l
a
i
n
.
P
i
m
p
i
n
a
n
P
r
o
y
e
k
:
a
.
1
8
b
u
l
a
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
1
0
j
u
t
a
B
e
n
d
a
h
a
r
a
w
a
n
P
r
o
y
e
k
:
a
.
1
2
b
u
l
a
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
1
0
j
u
t
a
P
e
n
a
n
g
g
u
n
g
J
a
w
a
b
P
r
o
y
e
k
a
.
b
u
l
a
n
p
e
n
j
a
r
a
b
.
d
e
n
d
a
R
p
1
0
j
u
t
a
K
e
p
a
l
a
D
i
n
K
e
s
(
i
k
u
t
t
e
r
l
i
b
a
t
d
a
l
a
m
t
r
a
n
s
a
k
s
i
p
e
m
b
e
b
a
s
a
n
t
a
n
a
h
)
a
.
b
u
l
a
n
h
u
k
u
m
a
n
p
e
r
c
o
b
a
a
n
P
i
m
p
i
n
a
n
p
r
o
y
e
k
a
.
b
u
l
a
n
p
e
n
j
a
r
a
P
e
n
a
n
g
g
u
n
g
j
a
w
a
b
P
r
o
y
e
k
a
.
4
,
5
b
u
l
a
n
p
e
n
j
a
r
a
K
e
p
a
l
a
D
i
n
K
e
s
:
B
e
b
a
s
d
e
n
g
a
n
p
e
r
c
o
b
a
a
n
t
a
h
u
n
K
e
j
a
k
s
a
a
n
m
e
n
-
g
a
j
u
k
a
n
k
a
s
a
s
i
.
S
e
d
a
n
g
d
a
l
a
m
p
r
o
s
e
s
.
Lampiran
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
84
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Lampiran 85
Daftar Referensi
Artikel, Buku, Laporan
1. Achmadi, Adib (ed), Panduan Pengawasan Keuangan Daerah, Masyarakat
TransparansiIndonesia,2005
2. Ackerman- Rose, Susan, 2006, Korupsi Pemerintahan: Sebab, Akibat dan Reformasi,
PustakaSinarHarapan,Jakarta,
3. AditjondroJ.,George,April2007,Review Local Government Corruption Study Report,
tidakdipublikasikan.
4. Aditjondro J.,George, 2002 Membedah Kembar Siam Penguasa Politik dan Ekonomi
Indonesia,LSPP,Jakarta
5. Chalid, Pheni, 2005, Otonomi Daerah: Masalah, Pemberdayaan, dan Konfik,
Kemitraan,Jakarta
6. Davidsen, Soren; Juwono, Vishnu; and Timberman G, David, 2006, Curbing
CorruptioninIndonesia20042006,USINDOCSIS,Jakarta
7. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, 2006, Laporan Pelaksanaan Tugas
PanjaPenegakanHukumdanPemerintahanDaerah,Jakarta.
8. Institute for Local Development 2005, Pasang Surut Otonomi Daerah: Sketsa
Perjalanan100tahun,Jakarta
9. ILD, 2004, Kompilasi UU Otonomi Daerah dan Sekilas Proses Kelahirannya (1903-
2004),Jakarta
10.Kafah,Ervyn,2007,PergeseranRelasiKuasadiDaerah,tidakdipublikasikan.
11.Kafah, Ervyn dan Amrulloh, Asyiq Moh. (ed), 2003, Fiqih Korupsi: Amanah Vs
Kekuasaan,SOMASINTB,
12.Kaufmann,Daniel,September2005,10MythsAboutGovernanceandCorruption,
FinanceandDevelopment,http://www/worldbank.org/wbi/governance
13.Klitgaard, Robert, dkk, 2001, Penuntun Pemberantasan Korupsi dalam Pemerintahan
Daerah,YayasanOborIndonesia,Jakarta
Lampiran
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
86
14.Klitgaard,Robert,2001,MembasmiKorupsi,YayasanOborIndonesia,Jakarta
15.KPK,2006,MemahamiuntukMembasmi:BukuSakuuntukMemahamiTindakPidana
Korupsi,Jakarta
16.KPK,2006,MengenalidanMemberantasKorupsi,Jakarta
17.Lindsey, Tim, 2002, Anti-corruption and NGOs in Indonesia, in Stealing from the
People:Te Clamp Down: in Search of New Paradigms, Book 4, Aksara Foundation for
PartnershipforGovernanceReform,Jakarta
18.Masyarakat Transparansi Indonesia, 2002,Good Governance dan Penguatan Institusi
Daerah,Jakarta
19.Piliang,IndraJdkk(ed),2003,OtonomiDaerah:EvaluasidanProyeksiYHB,Jakarta
20.Pope,Jeremy,2003,StrategiMemberantasKorupsi,ElemenSistemIntegritasNasional
21.TransparencyInternationalIndonesiaYayasanOborIndonesia,Jakarta
22.Rasma,Karklins,September2002,Anti-CorruptionIncentivesandConstituenciesinthe
Post-Communist Region, Paper for Workshop 1: Creating a Trustworthy State,
CollegiumBudapest.
23.Sukoco,Kongso(ed),MencabutAkarKorupsi,SOMASINTB,2003
24. Sebast i an, Frei l l e, Fede ral i s m, Dec ent ral i zat i on and Cor r upt i on
www1.worldbank.org/publicsector/anticorrupt/ACLitSurvey
25.Sulistoni,GatotdanHendriadi,2004,AnggaranTakSampai,SOMASI,NTB
26.Sumarto Sj, Hetifah, 2004 Inovasi, Partisipasi dan Good Governance, Yayasan Obor
Indoinesia,Jakarta
27.Tanthowi, U Pramono, dkk (ed), 2004 Membasmi Kanker Korupsi, PSAP
PartnershipforGovernanceReforminIndonesia,Cetakanke2,Jakarta
28.WorldBank,2004,MemerangiKorupsidiIndonesia:MemperkuatAkuntabilitasUntuk
KemajuanJakarta
29.Yappika, 2006, Konteks Historis Perubahan Undang-Undang Pemerintahan Daerah
(UUNo22/1999MenjadiUUNo32/2004),Jakarta
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Lampiran 87
30.Yappika, 2006 Desentralisasi Setengah Hati: Analisa Konstruksi Berita Desentralisasi
MediaMassaOktober2005-Januari2006,Jakarta
Jurnal/Artikel:
www.bawasda.jakarta.go.id
PontianakPoson-line,Rabu27September2006,DakwaanBatal,TambulBebas
Kompas,25Januari2007,KecenderunganKorupsi;EksekutifdiPosisiTeratas
Kompas,25November2006,TransparansiDapatCegahKorupsi
JurnalAutonomia,Vol.I,No.1,Januari2006
Peraturan Perundang-Undangan
1. UUNo3tahun1971tentangPemberantasanTindakPidanaKorupsi
2. PPNo6tahun1999tentangPengusahaanHutandanPemungutanHasilHutanPada
HutanProduksi
3. UUNo22tahun1999tentangPemerintahanDaerah
4. UUNo31tahun1999tentangPemberantasanTindakPidanaKorupsi
5. UUNo28tahun1999tentangPenyelenggaraanNegarayangBersihdariKKN
6. PP No 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan
Daerah
7. PPNo108tahun2000tentangTataCaraPertanggungjawabanKeuanganDaerah
8. PP No 109 tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil
KepalaDaerah
9. PPNo110tahun2000tentangKedudukanKeuanganDPRD
10.UUNo16tahun2001tentangYayasan
Lampiran
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
88
11.UU No 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No 31 tahun 1999 tentang
PemberantasanTindakPidanaKorupsi
12.UUNo30tahun2002tentangKomisiPemberantasanTindakPidanaKorupsi
13.UUNo32tahun2004tentangPemerintahanDaerah
Putusan Pengadilan:
PutusanPengadilanNegeriMempawahNo.139/PID.B/2004/PN.MPW
PutusanPengadilanMataramNo.321/Pid.B/2005/PN.MTRtanggal7Juli2006hal
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Lampiran 89
MENYIBAK BAJU LINMAS, MENGUAK MEGA KORUPSI
(Studi Kasus Korupsi APBD 2002-2004 Pemkab Blitar)
Peneliti:DiniLatifatunNaf`ati
Bagian I: RINGKASAN
Terutama yang bisa kita rasakan dan kita lihat adalah jalan. Persoalan jalan rata-rata jalan di
KabupatenBlitariturusak.Dankerusakannyaterutamajalan-jalanKabupaten.Itukerusakannya
parah. KoordinatorSOMASI
Keresahanmasyarakatituakhirnyaterjawab.SejumlahpejabatPemda(belakangandisebut
Tim11)yangtidakpuasdenganmutasiyangdilakukanBupatiwaktuitu,membisikkanisu
kasdaerahkosong.IsuituditanggapibeberapaNGOyangadadiBlitaryangmembentuk
SOMASI.Padatanggal8Agustus2004SOMASI,pertamakaliberdemomengusungisu
bahwaKasdaerah(kasda)kosong.
Sehari sebelumnya, tujuh kepala desa yang menyampaikan dugaan mark up atas baju
linmasdanpenyunatandanaperimbangankeuangandaerahdisektormigasdikabupaten
BlitarkeKejagung.Darilaporanitulahkejarimulaimenyelidikikasusinidanakhirnya
menemukankasuskorupsilainyangmenyangkutbupatiBlitaryangmenjabatpadawaktu
itudanempatpejabatdiPemda.
DaripenyelidikanKejariterungkaplahbahwaAPBDKab.Blitartelahdibobolsejaktahun
2002hingga2004tanpaterenduspihakmanapunsebelumnya.Modusyangdigunakan
oleh para tersangka adalah dengan penerbitan SPMG Kode D tanpa dilengkapi Surat
Keterangan Otoritas (SKO) dari bupati atau Sekda dan Surat Perintah Pembayaran
(SPP)daripenggunaanggaran,pemindahandanakerekeningpribadidanmemanipulasi
sisaanggaran.
Kejarimelakukanpenyidikandengansupportmasyarakatberupadatadaninformasioleh
SOMASI, Kelompok 7 Kades maupunTim 11 serta berbagai elemen masyarakat lain.
Aksi-aksisepertidemodanhearingkeKejaridanDPRDbahkanmogokmakan,banyak
dilakukanmendorongagarproseshukumberjalandengancepatdantransparan.Setelah
prosespenyelidikandanpenyidikanselamakuranglebih8bulan,ditetapkanlah5orang
terdakwa yaitu Bupati Blitar, Kabag Keuangan, Kasubag pembukuan, Mantan Kepala
KasdadanKepalaKasda.
Lampiran
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
90
Persidangandimulaipadatanggal2Mei2005danberakhirpadapada31Oktober2006.
Akhirnya, terdakwa Bupati mendapat vonis pidana penjara 15 tahun, denda 400 juta
subsidair6bulankurungandanmembayaruangpenggantiRp36.718.329.540,44,sedang
keempatterdakwalainmendapathukumanpenjaraantara10-13tahun,membayardenda
masing-masingantara150jutahingga50jutadanmembayarkerugiannegara,bervariasi
sebesaryangtelahmerekakorupsi.
Paraterdakwamelakukanbandingatasputusanitu,kecualiterdakwaKasubbagPembukuan.
Putusanbandingtelahterbityangmengurangihukumanmasing-masingterdakwa,misalnya
terdakwaBupatiBlitarhukumannyamenjadiberkurangmenjadi10tahunpenjara,denda
Rp. 27 M dibayar 1 bulan jika tidak diganti 1 tahun penjara dan membayar ganti rugi
Rp.500juta.TerhadapputusaniniterdakwaBupatiBlitarmengajukankasasi,sedangkan
3terdakwalainmenerimaputusantersebut.Hinggasaatinibelumkeluarputusankasasi
dariMahkamahAgunguntukterdakwaBupatiBlitar.
BAGIAN II: LOCAL CONTEXT
WilayahKabupatenBlitarterletakdijalurselatanPropinsiJawaTimur.Aksestransportasinya
relatifmudah,darikawasanBaratbisadijangkaudariTulungagung.AksesjalandariTimur
dapat dijangkau dari Malang dan dari Utara dapat dijangkau dari Kediri. Dengan luas
wilayah 1588,79 km dan jumlah penduduk 1.107.936 jiwa. Kabupaten Blitar memiliki
kepadatanpenduduk697,4jiwaperkmyangtersebardi22kecamatan.
WilayahBlitarmerupakandaerahyangdibelahsungaiBrantasyangmelintasdaribaratke
timur.InimenyebabkanBlitarterbagimenjadiwilayahutaradanselatan.Diwilayahutara
terdapatgunungapidanderetanpengununganyangmelintasdariMalanghinggaKediri.
Halinimemberikontribusipadakesuburantanahdanberpengaruhpadakegiatanekonomi
penduduk.
Masyarakat Blitar tidak kesulitan memasarkan hasil bumi dan hasil industrinya ke luar
daerah.DemikianpulaaksesterhadapinformasisepertiTV,radio,telekomunikasi,internet
dan media cetak. Akibatnya, tingkat pendidikan masyarakat dan kesadaran akan arti
pendidikansangatdiapresiasi.
Konstalasi politik yang terjadi di Kabupaten Blitar juga cukup dinamis. Partai politik
beralirannasionalissepertiPDIPdanPartaiGolkarmemilikibasismassayangcukupkuat.
DalamPilprestahun2004lalu,pasanganMega-HasyimyangdisokongPDIPdanPKB
menangmutlakdiKabupatenBlitar
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Lampiran 91
BAGIAN III : KRONOLOGI
Kokkosong,padahalmasihtengahtahunanggaran.
WargaBlitar
SiapaTim11?Tim11adalahjulukanbagi11orangdilingkunganPemkabBlitaryang
kabarnyamerasasakithatidenganmutasijabatanyangdilakukanolehBupatiBlitarpada
waktu itu. Bupati menaikkan jabatan pada posisi tertentu pada orang-orang dekatnya,
yang dirasakan oleh orang-orang dalam kelompok ini sangat tidak adil. Kelompok ini
tidakmausecaraterbukamenunjukkandirisiapasebenarnyamereka.Timinijugayang
aktifmen-supportberbagaidatayangdibutuhkanolehKejaksaanuntukpenyidikankasus
korupsi APBD kab. Blitar ini. Walaupun banyak pihak yang menyebut dan mengakui
keberadaanTim11ini,sampaisaatinibelumadasatupihakpunyangterang-terangan
mengakuidirinyasebagaianggotatiminidantidakadasatupihakpunyangmengekspos
siapasajaorangyangadadibalikTim11ini.BahkanRadioMayangkarajugamengakui
kontribusiTim11sebagaisumberberitanya.
Tersibaknya Mega Korupsi
Kejari tidak berhasil menemukan bukti-bukti mark up pengadaan seragam limnas dan
penilepan dana migas.Tapi akhirnya Kejari putar haluan. Pada 18 Oktober 2004, dari
hasilpenyelidikanKejarijustrumenemukanindikasiadanyakorupsiuangrakyatdengan
modusmemanipulasinotakeuangansenilaiRp5,4miliar.Takhanyaitu,kejarijugasegera
menetapkan Kabag Keuangan, mantan Kepala Kasda dan Kasubag Pembukuan sebagai
tersangka.
Selama Kejaksaan melakukan penyelidikan, antara 16 Agustus sampai 18 Oktober 2004,
koalisiLSMterusbergerakmendukungKejaksaandenganmengadakanaksidemohingga
mogokmakan.Merekajugaaktifmembantumenelusuridata-datapentinguntukkejaksaan.
DiskusirutindenganmendatangkanaktivisgerakanantikorupsidariMalangCorruption
Watch(MCW)danICWsertaKejarigetoldilakukanagarkasusdugaankorupsiAPBD
terusdiungkap.
Pada3Nopember2004,kejaksaankembalimenemukanpenambahanangkadugaankorupsi
dariRp5,4miliarmenjadiRp32miliar.Darihasilpenyelidikan,diketahuimodusoperandi
penerbitan SPMG (surat perintah membayar giro) kode D yang tidak lazim digunakan
dalampengelolaankeuangandaerah.
Untuk menguatkan dukungan, SOMASI pada tanggal 4 Nopember 2004 mengirimkan
suratkepadaKPKtentangkronologipemberantasankorupsidiBlitar.Halitubersamaan
langkah kejaksaan membentuk tim gabungan untuk menangani kasus tersebut. Tim ini
dikenalsebagaiTim7yangterdiridari3orangjaksadariKejatiJatimdan4orangJaksa
dari Kejari Blitar. Tim 7 memulai kerjanya dengan melakukan pemeriksaan saksi pada
tanggal8Nopember2004.Hasilpemeriksaansemakinmemperkuatdugaanketerlibatan
Lampiran
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
94
paratersangkayangakhirnyapadatanggal24Nopember2004menjalanipemeriksaandan
langsungditahan.
Tanggal 18 April 2005, proses penyidikan tuntas dengan pelimpahan berkas dakwaan
tersangka ke PN. Dimulai dengan berkas tersangka Bupati Blitar dan Kabag Keungan.
Duaharikemudian,berkasdakwaantersangkaMantanKepalaKasdadanKepalaKasda
jugadilimpahkan.Terakhir,padatanggal21April2005berkasdakwaanKasubagKeuangan
menyusul.
Pergolakan Aksi-aksi Massa
Selama penyelidikan dan penyidikan berlangsung, elemen masyarakat masih aksi untuk
mendorong kejaksaan menuntaskan tugasnya. Pada saat penyelidikan mereka menggelar
aksi mogok makan selama tiga hari pada tanggal 6-8 Oktober 2004 bertepatan dengan
kedatangan SBY ke Blitar, dalam rangkaian mogok makan tersebut mereka menggalang
tanda tangan dukungan untuk kejaksaan di spanduk putih. Pada akhir aksi spanduk ini
diserahkankekejaksaansebagaisimbolkepercayaanrakyatuntukmengusutsecaratuntas
penggaronguangmereka.
Aksikeduadilakukandalamrangkamemperingatihariantikorupsipadatangal3Desember
2004dengancarabersinergidengantokohagamadandalamaksiitumenyerukankepada
DPRD Kabupaten Blitar yang baru untuk ikut serta memberantas korupsi di Blitar.
Disamping melalui aksi, SOMASI membantu kejaksaan dengan menyediakan data-data
yang dibutuhkan untuk kepentingan penyidikan. Diantaranya dengan menunjukkan aset
para tersangka. Dukungan juga muncul dari Forum Komunikasi Guru Pro Reformasi
(FKGPR) yang dalam aksinya menyelipkan dukungan untuk proses hukum yang sedang
berjalan.Selamaprosesiniberjalanbanyakjugaaksi-aksilainyangdilakuakanolehNGO-
NGOlokalsepertidemodanheraingkeKejaksaanmenanyakanperkembangankasusini.
Selain dari berbagai elemen masyarakat, aparat penegak hukum dari pusat juga terus
memberikansupportkepadapenegakhukumdiBlitar.SepertikunjunganKajatiJatimH.
HuzainijugakunjunganKetuaMABagirManankeBlitar.SuratedaranMAkepadaPN
agarberkonsentrasidanmemprioritaskankasuskorupsijugamenjadispiritkejaksaanuntuk
segeramenuntaskankasustersebut.
Ketukan Palu Hakim Mengecewakan?
singsalahbungah-bungahsingbenertenger-tenger(yangsalahbersenang-senang,yangbenar
bersusah-susah)
TerdakwaMantanBupatiBlitar
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Lampiran 95
Proseshukumyangtergolongcepatadalahprestasiluarbiasabagikinerjaaparatpenegak
hukum.Terhitung sejak penyelidikan yang dimulai pada 16 Agustus 2004 sampai vonis
terhadapterdakwaBupatipada31Oktober2005hanyamemakanwaktusatutahundua
bulanlimabelashariatauempatbelaskomalimabulan.Karenaitulahbanyakpihakyang
mengacungkanjempoluntukKejaksaandanPNBlitar.
Setidaknya tanggal 21 April 2005 itu pula, PN Blitar menetapkan majelis hakim (MH)
yang akan menyidangkan kasus ini. Mereka terdiri atas 2 majelis hakim, MH 1 diketuai
KetuaPNBlitarNyomanyangmenyidangkanterdakwaBupatiBlitar,KabagKeuangan,
danKasubagKeuangan.SedangkanMajelisHakim2diketuaiWakilKetuaPNHeriSukemi
yangbertugasmenyidangkantersangkaKepalaKasdadanMantanKepalaKasda.Sidang
dimulai tanggal 2 Mei 2005 dan berlangsung sampai 31 Oktober 2005 dengan jatuhnya
voniskepadaterdakwaBupatiBlitar.
Setelah melewati tahapan persidangan yang cukup melelahkan, PN memutuskan vonis
yang beragam untuk masing-masing terdakwa sesuai dengan perannya dalam korupsi.
Terdakwa Kasubag Keuangan divonis penjara 5 tahun dan denda 50 juta dan subsider 6
bulankurungan.UntukterdakwaKabagKeuangan,hakimmenganjarhukumanpenjara13
tahunplusdenda150juta,subsider6bulankurungan.Takhanyaitu,KabagKeuanganjuga
harusmengembalikanuangdenganmenyerahkangantirugiRp15.413.013.900.
Sementara Mantan Kepala Kasda divonis penjara 10 tahun dan denda Rp 100 juta dan
mengembalikanuangpenggantiRp1miliar.SedangkanKepalaKasdadivonispenjara11
tahun,denda100jutadanuangpenggantiRp3miliar.VonisuntukBupatiBlitarpaling
berat, yakni penjara 15 tahun plus denda 400 juta. Imam juga harus menyerahkan uang
penggantiRp36.718.329.540,44.
Mereka tidak menerima putusan itu . Kecuali Kasubag Keuangan, semua terpidana lalu
mengajukanbandingkePengadilanTinggi(PT).Prosespersidanganbandingberlangsung
antara 16 Nopember 2004 hingga 3 Maret 2006. Di tingkat PT, Mantan Kepala Kasda
akhirnya divonis penjara 5 tahun, denda 50 juta, subsider 6 bulan kurungan. Dia juga
diwajibkan membayar uang pengganti 500 juta. Sedangkan vonis hukuman bagi Kepala
Kasdadikurangidari15tahunpenjara5tahunplusdenda50juta.Uangpenggantiyang
wajibdikembalikanSolihinInantajugaberkurangdariRp3miliarmenjadihanyaRp500
juta.
SedangkanKabagKeuanganharusmenjalanihukumanpenjara10tahun,denda100juta
dan uang pengganti Rp 6,5 miliar. Terpidana Kabag Keuangan, Mantan Kepala Kasda,
danKepalaKasdamenerimaputusanbandingtersebut.Sementaraitu,meskivonisBupati
BlitardikurangidiPTdenganhukumanpenjara10tahun,terpidanamengajukanlangkah
kasasipadabulanMei2006.
Lampiran
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
96
BOKS 3. Siaran Senin-Kamis Ala Mayangkara
EntahkejaksaanatauPNmenurutimaukita.Pak,bikinsidangyanggampangdiingat.Senindan
kamiskarenaitupuasa.Kalaumuslimkalaudiapuasamengurangidemo.OrangJawamengingatnya
gampang.Pokoknyasenindankamissidang.Ndalalahkena.6bulannonstop
DirekturProduksiMayangkara.
Kasusinibenar-benarmenyedotperhatianmasyarakat,sehinggaberbagaimediamassa,
baikcetakmaupunelektronik,berlomba-lombauntukmengeksposnya.Mediacetaklokal
angkontinyumenurunkanberitatentangkasusiniadalahRadarTulungAgung(Grup
Jawa Pos) dan Surya. Pemberitaan mereka yang intens ini diprotes oleh para terdakwa
sebagaicharacterassasination.
Radio sebagai salah satu bentuk media elektronik ternyata menjadi media yang aktif
menyuarakan perkembangan kasus ini. Radio Mayangkara sebelum berhembusnya isu
KasdakosongsudahrajinmeyuarakanaspirasirakyatmelaluiprogramLanglangKotayang
merekapunya.Ketikakasuskorupsimulaimemasukiproseshukum,masyarakatsemakin
rajin menyuarakan pendapatnya, bahkan ada pula yang menelpon untuk memberikan
informasiyangbergunabagiproseshukum,walaupuntidaksemuaketikadicekbenar.
Ketika sidang akan digelar mereka bernegoisasi dengan pihak PN dan Kejari agar
diizinkanmeng-onair-kansetiapprosespesidanganyangdigelar.Ideinidilakukanuntuk
mengantisipasimembludaknyapengunjungpersidangankasuskorupsiterbesardiBlitar
mengingat perhatian sangat besar dari masyarakat.. Mereka juga mengusulkan agar
sidangrutindigelarsetiapSenin-Kamisdenganalasanuntukmengurangidemo(karena
muslim ada yang berpuasa) dan hari itu mudah diingat. Keinginan itu dikabulkan dan
akhirnya setiap hari Senin-Kamis selama 6 bulan masyarakat di seluruh pelosok Blitar
dapatmengikutisidangterhadaplimaterdakwakorupsikasusBlitar,tanpaharusdatang
berduyun-duyunkepengadilan.
Aktor Pemicu Terkuaknya Kasus Korupsi Baru
Mereka (aktor pendorong) sangat berarti buat kami, kami merasa dikontrol, diawasi. Jadi kalau
kamimacam-macamadayanglangsungmengingatkan.Kamitidakberani....
KepalaPNBlitar
Selama persidangan tersebut -antara bulan Mei sampai Oktober- muncul aktor baru
yang menamakan diri Komite Rakyat Pemberantasan Korupsi (KRPK). Elemen baru
pemberantasankorupsiinimengawaliaksinyadenganpenyebaranBAPKabagKeuangan
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Lampiran 97
pada bulan Juli 2005 ke seluruh pengurus anak cabang (PAC) PDIP Kabupaten Blitar.
Mereka menyoal adanya tebang pilih dalam proses hukum penanganan korupsi APBD
KabupatenBlitar.Merekamensinyalir,pencabutanBAPmilikterdakwaKabagKeuangan
terjadisetelahmasyarakatmengetahuibanyakpejabatdisebutikutmenerimauang.
BAGIAN IV: ANALISA
Ada Apa dengan Sistem Otoda?
Sistem Otonomi Daerah (Otoda) atau yang lebih popular dengan desentralisasi kerap
dituding sebagai salah satu penyebab terjadinya kasus korupsi. Alih-alih memberikan
kebebasan Pemda untuk membangun daerah, otonomi malah memicu makin banyaknya
penyimpangan keuangan. Seperti pemahaman tentang UU No 22 tahun 1999 pasal 43
hurufd,pasal44ayat(1),pasal48hurufbdanhurufdsertaPPNo105tahun2000pada
pasal2ayat(1)danpasal4telahditafsirkansebagaikebebasanpenuhKepaladaerahuntuk
mengeloladaerahnya.Padakenyataannya,kebijakanpemerintahdaerahyangmenyimpang,
gagal menafsirkan aturan tentang otonomi daerah. Disamping itu legislatif juga gagal
menjalankan fungsi pengawasan dan pemantauan terhadap kebijakaan eksekutif. Bupati
seakan menjadi kekuatan tunggal yang berakibat pada pembuatan kebijakan yang tidak
menyejahterakanseluruhrakyattetapihanyamenguntungkankelompoknyasaja.
Di Blitar, hal ini terbukti dengan diterimanya tanpa revisi LPJ Bupati tahun anggaran
2003. Padahal pada tahun itu terjadi pembobolan dana APBD yang ditaksir merugikan
negara senilai Rp 30.060.318.225,-. Akibat pembobolan itu Pemkab sampai berhutang
milyaran rupiah ke Koperasi Praja Mukti untuk menutupi kebutuhannya. Kasus mantan
Ketua DPRD periode 1999-2004 yang saat ini sedang menjalani proses hukum dengan
tuduhankorupsisenilaiRp1,125miliarjugamenjaditambahanbuktiadanyapermainandi
luarprosedurantaraeksekutifdanlegislatif.
Politik Uang Sejak Pilkada
Korupsi APBD Kabupaten Blitar tak lepas dari kontroversi payung hukum pelaksanaan
otonomidaerah.Calonkepaladaerahyangakanmajudalampilkadamembutuhkanbiaya
sangat besar untuk menggalang dukungan. Akibatnya, ketika dia terpilih menjadi kepala
daerah, secara otomatis akan terlebih dahulu mengembalikan biaya politik yang sudah
dikeluarkan. Yang cukup menarik untuk dicermati juga adalah fgur bupati yang dikenal
sebagai politisi ulung di Blitar. Dia dikenal memiliki kecakapan komunikasi politik dan
kekuatanlobilintaspartaipolitikhinggaberhasilmeraupdukungandariberbagaielemen
dalampemilihanbupatipadatahun2000.Kemampuannyaitujugayangmengantarkannya
menjadi bupati Blitar periode 2001-2006. Sebagai ilustrasi bisa dibayangkan seorang elit
Lampiran
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
98
NU yang juga mantan Kepala Depag menjadi Bupati Blitar diusung dari partai berbasis
nasionalistulen.
Korupsi yang Sederhana
Sesungguhnya modus operandi korupsi pejabat itu sejak dulu sama saja, setali tiga uang.
Demikian pula kasus korupsi APBD Kabupaten Blitar tahun 2002-2004 tergolong
konvensionaldansederhana.
Ada tiga cara yang dilakukan para tersangka untuk mengambil kas daerah secara illegal:
Pertama adalah mengeluarkan dana dari kas daerah dengan penerbitan SPMG kode D.
Total uang yang disedot dengan praktek ini mencapai Rp 68.338.385.125. Penerbitan
SPMG kode D dilakukan dari tahun 2002-2004 atas permintaan bupati dengan dalih
keperluankegiatanbupati.BupatiseringmenyampaikanpermintaandanakepadaKabag
Keuanganuntukkegiatan-kegiatannya.
Bersama dengan Kepala Kasda dan Kasubag Pembukuan, ia berembug. Keputusannya,
bagian keuangan akan menyiasati dengan membuat SPMG kode D yang dimaksudkan
sebagai SPMG PA (pengembalian ayat). SPMG PA adalah dana yang dikeluarkan
dari APBD bukan dari pos pasal pengeluaran, tetapi dikeluarkan dari ayat penerimaan
berupapenerimaanatasDanaAlokasiUmum(DAU)yangakandigantidaripemasukan
PendapatanAsliDaerah(PAD)ataudariDAU.
SPMG kode D juga dibuat untuk mencairkan dana APBD tanpa dilengkapi Surat
KeteranganOtoritas(SKO)daribupatiatauSekdadanSuratPerintahPembayaran(SPP)
daripenggunaanggaranPenerbitanSPMGkodeDdaninimenyalahiKepmendagriNo29
tahun2002tentangPedomanPedomanPengurusan,PertanggungjawabandanPengawasan
KeuanganDaerahsertaTataCaraPenyusunanAPBD,PelaksanaanTataUsahaKeuangan
DaerahdanPenyusunanPerhitunganAPBD.
Cara kedua yang dipraktekkan para tersangka adalah dengan memindahbukukan dana
darikasDaerahlangsungkerekeningpribadi.Totaldanayangberhasildipindahbukukan
sebesar Rp 5 miliar. Caranya, Kepala Kasda mentransfer dana ke rekening pribadi kabag
keuangansebanyak2Milyardan3MilyaryanglaindidapatolehKabagKeuangandengan
melakukankliringdariBankJatimkerekeningsalahsatustafBagianKeuangan.
Sedangkan cara ketiga adalah pengeluaran dana dari kas daerah yang disimpan dalam
bentukdepositodangiro.Caranya,paratersangkamemanipulasisisaAPBDtahun2002
sebesar Rp 24 miliar. Untuk manipulasi sisa anggaran, pada Nopember 2002 tersangka
Bupati memerintahkan Kabag Keuangan agar mengatur sisa lebih perhitungan APBD
hanyasekitarRp4miliarsaja.PerintahitusegeraditindaklanjutiKabagKeuangandengan
meminta staf bagian keuangan mengatur/menyesuaikan dengan cara menghilangkan/
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Lampiran 99
menghapus dana sebesar Rp 27 miliar dari sisa APBD 2002. Lalu, dana sebesar Rp 27
miliardipindahbukukankerekeningKrisantosebesarRp24miliar.Sisanya,sebesarRp3
miliardimasukkankeKasdaDAU.DalamlaporankeuangandanaRp27miliarinidisiasati
dengancaramembebankanpadapospengeluaranpadamasing-masingunitkerjaPemkab
Blitar.
Koalisi Tujuan
HampirsemuaaktordalamkasusBlitarmelakukankoalisi.Entahitukoalisikecilseperti
yang dilakukan kelompok 7 kades danTim 11 atau koalisi yang terdiri dari organisasi-
organisasiyagtelahmempuyaibasismassasebelumnyadanmemakainamaresmi,seperti
yang dilakukan oleh SOMASI dan KRPK. Selain itu ada pula beberapa NGO yang
melakukan aksi dengan membawa identitasnya masing-masing misalnya, aliansi guru
dalamFKGPRdanaliansiperempuandalamKPI.
Tiap-tiap aktor dalam kasus ini melakukan kebanyakan melakukan aksi-aksinya sendiri-
sendiri.Walaupunadajugaaksi-aksiyangdilakukanbersama-samasepertiyangdilakukan
SOMASI.KoalisiNGOinitermasukaktoryanggiatmelakukankoordinasidenganaktor
lain, baik itu NGO-NGO lain, Kelompok 7 Kades bahkan mereka juga berkoordinasi
denganTim 11 sebagai sumber informasi. Intinya, para aktor dalam kasus ini meskipun
mereka seperti terlihat berjalan sendiri, namun sebenarnya mereka tetap saling berbagi
informasi.
Mengapahaltersebutbisaterjadi?Halinidikarenakanadasatutujuanyanghendakmereka
perjuangkanyaitupenyelesaiankasusinihinggatuntas.Jadi,meskipunterkadangmasing-
masing aktor membawa agendanya sendiri, seperti para guru yang meminta pembayaran
gajimereka,tapimisiuntukmendorongkasusinitetapada.Maka,bisadikatakanbahwa
koalisidalamsebuahgerakanantikorupsibukanhanyasebuahnamayangdikhawatirkan
hanya beberapa orang yang bekerja. Koalisi bisa juga diartikan saling berkoordinasi dan
berkonsolidasiuntuktetappadatujuanyangdinginkan.
Ketikakoalisisepertiiniyangterbentukmaka,setiaporangbisamengambilperanmasing-
masing. Tidak perlu semua aktor menghabiskan energinya untuk mengawal kasus ini
dari awal hingga akhir. Misalnya Kelompok 7 kades hanya berperan sampai penyidikan,
SOMASIhanyaberperanhinggapengadilanberakhirdanKRPKmulaiberperanketika
pengadilan sudah dimulai dan pasca vonis. Dengan begitu akan terjadi kesinambungan
dalam pengawalan kasus dan energi yang dipunyai bisa digunakan untuk membongkar
kasus-kasus korupsi lainnya. Berikut kita lihat tabel peran masing-masing aktor dalam
kasusBlitar.
Lampiran
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
100
TABEL PROFIL AKTOR DAN AKSI
Nama Aktor Profle Aktor
Aksi
Sebelum
Penyidikan
Pada
Proses Hukum
Paska Vonis
Tim11
Kelompok7Kades
SOMASI
SolidaritasUmat
BeragamaAnti
Korupsi,PMBK
(BEMBlitar),
FKGPR(Guru),
FBK(Timsukses
Terdiridaripejabat-
pejabatdilingkungan
PemkabBlitaryang
kecewadengan
kebijakanBupati.Baik
parakepalaDinas
maupunkepalabagian.
Terdiridari7Kades
yaitu:
Jambewangi,Popoh,
Ploso,Kemloko,
Mbacan,Slorok,dan
SumberUrip.
Beranggotakan:Sitas
Desa,LAKPESDAM
NU,BCW,BEMBlitar,
KawuloGusti,IPNU,
Lebah,ForumBlitar,
HCW,Forumwarga16
Kecamatan,PMB.
AliansiSOMASI
denganelemenormas
keagamaandiBlitar
Mengumpulkan
informasi
daristafbagian
keuangan
tentang
manipulasi
besar-besaran
keuangan
Pemkab.
Menyebarluas-
kaninformasi
kepadaelemen
masyarakat.
Melaporkan
dugaankorupsike
Kejagung.
Aksimassa
Mogokmakan
Menggalang
dukungan
-
Menjadisumber
informasibagi
Kejaksaan
Membantu
menyediakan
datauntukproses
penyelidikandan
penyidikanoleh
Kejaksaan.
Diskusirutin
(capacitybuilding)
Seminar
Menggalang
dukungankeorgan
gerakananti
korupsidiluar
Blitar
Membantu
Kejaksaandengan
memberikan
informasiuntuk
penyidikan
Monitoring
peradilan
Aksimassa,
monitoring
peradilan
-
-
Melakukan
kaderisasidengan
melakukan
pendidikan
penyadaran
dikelompok-
kelompok
masyarakat
dampingan
-
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Lampiran 101
Aparat Hukum : Komitmen, Dukungan Masyarakat dan 100 Hari SBY.
Mereka (aktor pendorong) sangat berarti buat kami, kami merasa dikontrol, diawasi. Jadi kalau
kamimacam-macamadayanglangsungmengingatkan.Kamitidakberani...
KepalaPNBlitar.
Kinerja Aparat Hukum di Blitar dapat diacungi jempol. Jika dianalisa ada tiga hal yang
merupakankuncikeberhasilanaparathukumdalammengungkapkasuskorupsi97Mini
yaitu:Komitmen,DukunganMasyarakatdan100HariSBY.
Nama Aktor Profle Aktor
Aksi
Sebelum
Penyidikan
Pada
Proses Hukum
Paska Vonis
BupatiBaru),
KPI(Koalisi
Perempuan),GPI
KRPK
KPICabangBlitar
GPI
Beanggotakan:
SolidaritasMasyarakat
Selopuro(SMS),
SerikatRakyatMiskin
Kota(SRMK),Barisan
IntelektualPejuang
Demokrasi,SerikatTani
Nasional(STN),Forum
PeduliLingkungan
(FPL),Forum
KomunikasiPeduli
(FKP)
KoalisiPerempuan
IndonesiaCab.Blitar,
ormasperempuan
yangconcerndengan
pendampingan
perempuandan
advokasikebijakan.
Disinyalirdibentuk
untukkepentingan
Pilkadaolehsalahsatu
calondariunsurnon
Pemkab
-
-
-
PenyebaranBAP.
Aksimassa
Diskusi
Monitoring
peradilan
Aksimassa
Aksimassa
Kaderisasi
dengan
membentuk
KRPKdi
kecamatandan
desa-desa.
Laporanke
KPKtentang
mafaperadilan
padaproses
hukumkorupsi
APBD
-
Narasumberdi
Radio
Lampiran
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
102
Sejak awal kejaksaan dan pengadilan berkomitmen untuk tetap fokus menuntaskan
kasusinisesuaiaturanhukumyangada.Selamapenyelidikan,kejaksaanmenegaskandiri
untuk tidak peduli dengan wilayah politis yang melingkupi kasus dan besarnya jumlah
uang. Kejaksaan berusaha memaksimalkan diri untuk menuntaskan kasus, murni sebagai
perbuatan melawan hukum saja. Mereka tidak mau pekerjaan mereka dipengaruhi oleh
unsur-unsur politis karena kasus ini terjadi beberapa bulan sebelum Pilkada. Walaupun,
denganlepasnyaWakilBupati(sekarangbupatiBlitar)sebagianmasyarakatmasihmenilai
jikaaparathukumtidaksepenuhnyaindependen.
Selanjutnyaadalahperhatiandandukunganmasyarakatyangbesarpadakasusini.Berkali-
kaliterjadiaksiyangmendesakagaraparatbersungguh-sungguhdalampenyelesaiankasus
ini.Desakanitujugadisertaipartisipasiaktifmasyarakatdalammembantuaparathukum
menyediakan dokumen dan data yang diperlukan. Kejari mengatakan bahwa SOMASI
danbeberapaNGOlainaktifmemberikandata-datayangmerekaberikan.Sebagiandata
lain mereka dapat dari pihak eksekutif yang mereka rahasiakan namanya (kemungkinan
besarTim11).TakkalahmenariknyamasyarakatBlitarsendiriikutberpartisipasidalam
penyediaandata-datauntukkeperluanpenyidikan.....yangjelasmasyarakatpendorongnya
memberikaninformasiuntukitu.Adayangdatang,adayangmelaluisurat.Banyakmasyarakat
yang....Pak,disanaadarumahnyaini...disanaadamobilnyaini...ini...Itumasyarakatyang
memberikanterangKepalaKejariBlitar
HalyangjugatakbisadipungkiribahwamencuatnyakasuskorupsidanaAPBDkab.Blitar
inibertepatandengan100hariSBY-JKyangsalahsatuagendanyapemberantasankorupsi.
Kasusinipraktismendapatperhatianyangcukupbesardaripusat.Selainitu,aparathukum
juga terpacu untuk memperlihatkan kinerjanya yang terbaik. Pengaruh 100 hari SBY ini
menurut salah satu terdakwa adalah hal yang menyebabkan intensnya penyidikan atas
dirinya,Padasaatsayadisidikitukanmasih100hariSBY,padasaatitusuasanakejaksaan
masihsuasanatransisi
SOMASI dan KRPK
Ada dua aktor yang berkoalisi dan memiliki anggota yang cukup besar dan basis yang
kuat. Yang pertama adalah SOMASI yang mengungkap kasus ini sejak awal. Strategi
SOMASIadalahaktifmenjalinkerjasamadenganaktorlain,jugadenganaparathukum.
DukunganSOMASIsaatpenyidikandiakuiolehaparatsangatmembantumerekaselama
masapenyidikan.
KRPKsendiribarumemulaiaksinyasaatpengadilantelahberjalan.Merekamengusungisu
adanyatebangpilihdalamprosespenyidikan.Merekacenderungmengandalkankekuatan
massa dan bersikap frontal terhadap aparat hukum. KRPK mengakui kalau merekalah
yangmenyebarkanberkasmilikterdakwaKabagKeuangansetelahmassamerekaberhasil
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Lampiran 103
mendesak kejaksaan untuk memberikan BAP itu. Menurut mereka aksi ini mereka
lakukan karena setelah melihat audit BPK ada orang-orang yang ikut berperan dalam
penandatanganan SPMG namun mereka tidak diproses oleh aparat hukum. Ternyata
aparat hukum baik Kejari maupun PN tidak menyukai aksi ini karena dianggap
mengganggukinerjamerekadanmerongrongkewibawaanKejari.
Walaupuntidakbisadikatakanbermusuhan,hubunganKRPKdanSOMASIcenderung
tidakharmonis.Penyebabnyaadalahkecurigaanmasing-masingpihakbahwapihaklain
ada orang yang menunggangi dari belakang. Untungnya ketegangan ini tidak merusak
iklimpemberantasankorupsidiBlitar,walaupundampaknyatidakadanyakerjasamaantar
aktoryangseharusnyabisasalingmenguatkan.Haliniamatdisayangkan,mengingatbasis
massayangkuatdankomitmenmerekayangcukuptinggiuntukpenuntasankasusini.
Media Massa Ambil Bagian
Mediabersamarakyatdalamartiyangbenar,bukanhanyanitipinformasi.Kalaunitipinformasi
bisaditambahisamapenyiarnyatapikalaupendengarsendiriyangmelaporkankecurian,perampokan,
adakorupsi,adatabraklari,kanmerekasendirisebagaibagiandarifungsipengawasanitu
DirekturProduksiMayangkara
Media massa menjadi salah satu kunci keberhasilan pengungkapan kasus di Madiun.
Program Langlang Kota yang dimiliki radio Mayangkara adalah contohnya. Rupanya
keberhasilan Mayangkara mulai diikuti radio lainnya. Radio Persada mengadakan acara
yangserupayangmerekanamakanLempungDumas.
Melaluiprosespatisipasiaktifmasyarakatituadaduahalyangdidapatsebuahmediamassa,
yang pertama rating atau oplah yang tinggi. Dampak lain secara tidak langsung mereka
telahmelakukanpenyadarantentangburuknyakorupsibagimasyarakat.
Pemberitaan yang intens oleh media lokal, misalnya Radar Tulung Agung (RaTu) yang
selalu meng-up date informasi akan mempermudah proses transformasi informasi dan
jugatransparansiproseshukumyangtengahdilaksanakan.Bahkan,menurutsalahseorang
wartawanRaTuperhatianmasyarakatyangbegitubesarpadakasusinibisameminimalisir
adanyapraktikpenyuapan.
Ditangkapinya Koruptor Lain
Saat ini, tercatat ada 5 kasus korupsi sedang diproses di kejaksaan dan kepolisian, yakni
kasuskorupsiRp1,125miliardengantersangkautamamantanKetuaDPRD1999-2004
danmantanSekdaSoebiantoroyangdidugakuatterlibatdalamkorupsidanaAPBD97
M. Juga ada dugaan korupsi 45 anggota DPRD Kabupaten Blitar periode 1999-2004,
Lampiran
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
104
korupsi dana P3DK, korupsi pembelian tanah di Desa Jambewangi, dan dugaan korupsi
danasertifkasitanah.
Bupati juga menerbitkan Surat Keputusan Bupati nomor 1 tahun 2005 tanggal 1 April
2005yangmengaturproyekdiKabupatenBlitar.Salahsatunyamenerangkanbahwasetiap
nilai proyek diatas Rp 500 juta dipotong untuk biaya administrasi umum, keuangan dsb
sebesar7persen.NilaiproyekantaraRp500jutasampaiRp1milyardipotong6persen,
dannilaiproyekdiatasRp1milyardipotong5persen.
BAGIAN V: KESIMPULAN
Dimana Fungsi Pengawasan?
Contohsederhanadidalampengelolaankeuangandaerah.Didalamnyajelasdisebutkanadalahkeuangan
daerahsahbilatelahdiLPJkandipertanggungjawabkankepadaDPRD.Otomatisseluruhkepala-kepala
daerahituwalaupunadaPPdsb,utamanyabagaimanalaporanitubisaditerima
TerdakwaBupatiBlitar
SungguhmengherankanbisaterjadikorupsiyangsedemikianbesardiBlitardankorupsi
ituterjadiselamatigatahuntanpaterciumsebelumnya.BukankahadaBawasda,BPKPdan
BPK?BukankahBupatisetiaptahunnyamemberikanLPJkepadaDPR?Jawabannyaadalah
mekanismepengawasanyangtelahditetapkanolehUndang-Undangtidakberjalan.
Bawasdaselamainiditempatkandalamposisiserbasulitkarenayangmerekaawasiadalah
orangposisinyaadadiatasmereka.Dalamkasusinibupatibahkantelahmematikanfungsi
Bawasdadenganmewanti-wantiagarBawasdatidakmemeriksabagianKeuangandanKas
Daerah.SedangkanBPKdanBPKPselamainihanyabersifatoncallsaja,jadimerekatidak
akanmengauditkeuangansuatukotaataukabupatenjikatidakdipanggil.Jadi,walaupun
mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada Bawasda, pengawasan yang dilakukan oleh
kedualembagaitukurangefektif.
BagaimanadenganDPRD?MemangseharusnyadalamkasusiniDPRDyangmemeriksa
LPJBupatisetiaptahunbisamengendusadanyakorupsiyangsedemikianbesar.Sayangnya,
adakecenderunganLPJBupatimalahdijadikansebagaibargainpolitik.Sepertipendapat
BupatiBlitardiatasbahwaKepalaDaerahsaatitutidakmemikirkanbahwayangmereka
lakukansudahsesuaidenganperaturanapatidaktetapibagaimanaLPJmerekaditerima.
Dalam kasus ini terbukti, bahwa Ketua DPRD Periode 1999-2004 akhirnya juga diusut
karenamendapatjatahkuekorupsiini.
Seharusnyamemangadakomponenlainyangbisamelakukantugasini,yaitumasyarakat.
Namun, disayangkan bahwa saat itu belum ada mekanisme dimana masyarakat bisa
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Lampiran 105
melakukanpengawasanterhadapkeuangandaerah.Setidaknya,merekabisajugamengkritisi
LPJBupatiyangdiberikansetiaptahun.Masyarakatmulaisadardengansendirinyabahwa
korupsitelahterjadisaatbanyakproyekpembangunanyangtersendatdiBlitar.
Jadi,sebenarnyabagaimanakahpengawasanyangideal?Yangpasti,bagaimanapunbentuk
pengawasan sudah seharusnya masyarakat dilibatkan, misalnya dengan membuat Perda
yangmengaturtentangtranparansidanpartisipasipublik.
Lebih Dari Sekadar Moral untuk Mengungkap Korupsi
Ada banyak faktor yang mampu membuat suatus kasus korupsi terkuak. Faktor yang
mendorongkeberhasilankasusBlitar,antaralain:
Faktor pertama adalah kesadaran masyarakat tentang korupsi dan bagaimana mereka
mampu berpartisipasi dalam pemberantasannya. Ketika menyebutkan aktor pendorong
dalam kasus Blitar, maka yang terbayang bukan hanya sekumpulan NGO, namun di
dalamnya benar-benar ada masyarakat yang mampu menyuarakan kepentingan mereka
sendiri,Kelompok7Kadesmisalnyaatauorang-orangyangaktifmeneleponkejariuntuk
membantupenyelidikan.
Faktorkeduajugastrategimerekadalammengepungkasus.AdaKelompok7Kadesyang
langsung ke Kejagung, ICW, Media Nasional bahkan mereka langsung menemui SBY
untuk mengadukan kasus ini.Sedangkan di tingkat lokal SOMASI bersama beberapa
NGOlainaktifmelakukantekanankepadapihakKejariagarsegeramengusutkasusini.
Belumlagisejumlahmediayanggencarmemberitakankasusiniterus-menerus.
Faktor ketiga yang menentukan adalah kerjasama yang baik antara aparat dan aktor
pendorongyangdiakuiolehAparatHukumamatmembantukinerjamerekadalamproses
penyidikan.Kerjasamainijugaditunjangdenganaparatyangcukupkooperatifdanterbuka
padamasyarakat.
Faktor terakhir adalah media. Media di Blitar telah mampu berperan sebagai penyampai
informasiapayangterjadidiBlitarpadamasyarakatdansebaliknyamerekajugamampu
menjadipenyampaisuaramasyarakatpadapemerintah.Selainitu,Mayangkarajugatelah
membukapintutranparansipengadilanpadapublikdengansiaranpengadilanyangberhasil
dilakukannya.
Jadi suatu kasus korupsi memerlukan peran serta banyak pihak sekaligus, bukan hanya
sebagian. Tanpa kerjasama antar beberapa elemen masyarakat, mustahil kasus korupsi
mamputersibak.Mengapa?Sepertikitatahu,uangmasihdianggapsebagaisuatupenentu
kekuasaandinegeriini.Dibutuhkanorang-orangdalamjumlahbesar,dengankeberanian
Lampiran
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
106
lebihdantekadbulatdemimenyibakkasusyangbermotifkanuang.Bukansekadarmoral,
melainkanjugaspiritdanperjuanganyangluarbiasa.
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Lampiran 107
KOALISI YANG RAPUH
(Studi Kasus Korupsi Yayasan Bestari di Kab. Pontianak)
Peneliti:DemanHuri
Yayasan Bestari Gate adalah korupsi berjamaah, itukan korupsi perorangan udah umum, dan
kebetulan itu terjadi di Mempawah yang dilakukan oleh eksekutif dan legislatif kalau kita lihat
sepertiitu.
PemangkuAdat
BAGIAN I: RINGKASAN
Sejumlah pejabat kabupaten Pontianak sepakat membentuk Yayasan Bestari yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota DPRD yang dinilai harus
diperhatikan. Diputuskan, eksekutif menganggarkan pos anggaran Unit Organisasi
Sekda,padaposanggaranbantuanuntukYayasanBestaripadabantuanpertamasebesar
Rp1,137.500.000.
Yayasan Bestari didirikan pada tahun 1998 dengan tujuan meningkatkan penghasilan
anggota DPRD yang waktu itu dinilai terlalu kecil. Bupati kembali mencairkan dana
tambahanbagiYayasanBestarisejumlah1,7MyangdicairkanduakalipadabulanApril
danAgustus.
Namun sekelompok kontraktor yang tidak puas karena proyek tender yang dikuasai
oleh para anggota DPRD selama ini, mendapat dokumen APBD dan melihat adanya
penyimpangan dalam APBD. Dugaan adanya penyimpangan itu semakin kuat dengan
didapatnyatandatanganparaanggotaDPRDkab.Pontianaksebagaibuktimerekatelah
menerimauangdariYayasanBestari.KasustersebutdilaporkankeharianPontianakPost
yangsegeramemuatnya.
Pemuatan tersebut langsung menarik perhatian masyarakat. Tokoh masyarakat dan
OrmasKab.PontianakmulaimendesakagarKejarisegeramengungkapkorupsiYayasan
BestariyangmelibatkanseluruhanggotaDPRDdaneksekutif,mediameliputsecaraluas.
Sedikitnya,ada37organisasimasyarakat,tokohmasyarakat,pengacara,danakademisiyang
ikutberperandalammendorongdanmengawalproseshukumYayasanBestari,termasuk
16 NGO tergabung dalam Forum Komunikasi Masyarakat Kabupaten Pontianak.
DukunganjugadatangdariKesultananMempawahyangmelakukanlobihinggaketingkat
Nasional.Prosespenyidikandanpenyusunandakwaanmemakanwaktusekitar10,5bulan.
Lampiran
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
108
SidangpertamauntukberkaspertamakasusYayasanBestaridimulaipadaAgustus2004.
JPUmembagidakwaandalamduaberkasyaitu2orangpengurusyayasandan3orang
pimpinan DPRD. Untuk kedua pengurus Yayasan, JPU menuntut hukuman 2 tahun
penjara dan denda 50 juta subsidair 4 bulan kurungan, sedangkan bagi 3 pimpinan
DPRDkab.PontianakJPUmenuntutmerekadenganhukuman2tahunpenjaradenda
50juta(subsidair4bulankurungan)danmembayaruangpengganti2,837Mditanggung
bersama-sama(ataudiganti6bulankurungan)
Sidanginiberlangsungselama9bulansidang.Padatanggal21April2005,duaterdakwa
pengurusYayasanBestaridivonisbebas.Tigaterdakwalain,yaitudariunsurpimpinan
DPRD di Vonis Bebas pula pada tanggal 12 Mei 2005. Pada tanggal 6 Juni 2005,
KejaksaanNegeriMempawahmembuatmemoriKasasiyangdisampaikankepadaketua
Mahkamah Agung Republik Indonesia, namun kasasi itu sampai sekarang belum ada
jawabandariMA.
BAGIAN II: LOCAL CONTEXT
Kabupaten Pontianak adalah salah satu dari daerah Kabupaten yang ada di Provinsi
KalimantanBarat.KabupateniniberibukotadiMempawah.SecaraadministratifKabupaten
Pontianakpadatahun2004berbatasandengandisebelahUtaraKabupatenBengkayang,
sebelahSelatanKabupatenKetapangdisebelahBaratLautNatunasdandisebelahTimur
KabupatenLandakdanmemiliki14kecamatan.
KabupatenPontinakterletakkuranglebih60kmdariKotaPontianakdandapatdiakses
dengan jalan darat kurang lebih satu setengah jam. Dari satu kecamatan ke kecamatan
lain juga sudah bisa ditempuh dengan sarana transportasi yang sudah baik, kecuali ada
beberapa kecamatan yang harus ditempuh dengan menggunakan transportasi air. Ibu
kotaMempawahrelatifsepidanbanyakpegawaipemerintahantinggaldikotaPontianak.
Denyut nadi perekonomian kabupaten ini sebagian besar ditunjang oleh hasil hutan dan
pengolahannyasertaperkebunansepertikaretdankelapasawit.
PendudukKabPontianaksebagianbesaradalahberasaldarietnisMelayu-BugisdanDayak
disusulolehetnislainsepertiCinadanMadura.GolkarselalumenjadiPartaipemenang
Pemilu di daerah ini disusul oleh PDI-P. Partai-partai berasaskan Islam menjadi pilihan
berikutnya mengingat penduduk kab. Pontianak yang sebagian besar adalah muslim.
Selama ini sering terjadi letupan-letupan kecil di kab. Pontianak yang disebabkan tarik
ulur kepentingan tentang dari etnis mana yang akan menjadi pemegang kekuasaan di
Mempawah baik itu di Legislatif maupun Eksekutif. Bahkan pada tahun 1999 terjadi
pembakarangedungkantorDPRDdiMempawahyangdikarenakansalahsatuetnistidak
puasdenganhasilpemilihanBupatiyangdilakukanDPRD.Untungnya,masyarakatmasih
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Lampiran 109
mampu bersikap arif untuk tidak melanjutkan konfik antar etnis itu menjadi lebih luas
sepertiyangterjadidibeberapadaerahlaindiKalimantan.
BAGIAN III : KRONOLOGI
Latar belakangynya kami mau menegakkan hukum, yang bersalah, tetap bersalah dan harus ada
kepastianhukum.TapinyatanyasekaranginisebagianorangsudahmundursebabkasuskorupsiYB,
YB itu yang melakukan korupsi 45 orang, tetapi yang diputuskan oleh pengadilan hanya 5 orang,
sementarasatuorangmeninggal.Disinidimanaletakkeadilannya?
TokohMasyarakat
LATAR BELAKANG
YayasanBestaridibentukatassarananggotaDPRDProvinsiKalbar,JimmyIbrahimyang
juga Pemangku (Sultan) Kerajaan Mempawah. Tujuan pembentukannya adalah untuk
meningkatkankesejahteraananggotaDPRDKab.Pontianakberdasarkanrendahnyagaji
anggotaDewansaatitu.UsulituditerimadanYayasanituakhirnyadibentukdandisahkan
melaluiaktenotarisNo.25/98.Padatahun2003,KetuaDPRDKabupatenPontianakdengan
SKKetuaDPRDNomor:1703/31A/DPRD/2002tanggal31Januari2002menunjukdua
pengurusbaruuntukYayasanBestari.
Bulan September 2003, terjadi pertemuan di restoran Fajar Pontianak atas permintaan
anggotaDewanyangdihadiriolehpimpinanDPRD,ketuadananggotadari6fraksi,ketua
panitia anggaran, bupati dan sekretaris Panitia Anggaran Eksekutif. Topik pembicaraan
adalah permohonan DPRD tentang peningkatan kesejahteraan mereka yang harus
diperhatikan. Pertemuan dilanjutkan 3 minggu kemudian di ruangan Bupati dengan
topik pembicaraan yang sama. Bupati mengatakan bahwa permohonan DPRD itu akan
dipertimbangkan.
PanitiaAnggaranLegislatifdanEksekutifdalamsidangparipurnaanggaranmembahas
tentang bantuan untuk Yayasan Bestari dalam APBD tahun anggaran 2003. Maka
kemudiandisahkanlanAPBDkabPontianaktahun2003yangdidalamnyamemuatpula
posbantuanuntukYayasanBestaridiUnitOrganisasiSekdasebesarRP.1.137.500.000,-.
Padatanggal11Maret2004PengurusYayasanmenandatanganikwitansipencairandana
untuk Yayasan Bestari yang berasal dari APBD TA 2003 melalui pos Sekda sejumlah
Rp.1.137.500.00DanatersebuttidakdisetorkankeKasYayasanmelainkandibagikandan
diserahkan kepada 45 anggota DPRD. Tiga Pimpinan DPRD memerintahkan kepada
KetuadanWakilBendaharaYayasanBestariyangjugaanggotaDPRDuntukmencairkan
danabantuanYayasanBestariIdanlangsungdibagi-bagikankepadapimpinandananggota
DPRDyangberjumlah45orang.Rincianpembagianuang:ketua30juta,wakilketua27,5
jutadananggota25juta.
Lampiran
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
110
PadabulanMaretdalamyangpertemuandiruangBupatidihadiriolehPimpinanDPRD,
Ketuadananggotadari6fraksidiDPRD,KetuaPanitiaAnggaranDPRD,Bupati,Ketua
dan Sekretaris Panitia Anggaran Eksekutif, disepakati tambahan bantuan dana untuk
Yayasan Bestari sebesar Rp 1.700.000. 000. Panitia Anggaran Legislatif dan Eksekutif
membahasdalamsidangparipurnaanggarantentangbantuanuntukYayasanBestaridalam
APBD tahun anggaran 2003 dan penambahan itu akhirnya dipenuhi dalam perubahan
APBDkab.Pontianak.Uangitudicairkanduakaliyaitupadatanggal17April2004sebesar
Rp562.500.000danpadatanggal6Agustus2004sebesarRp1.137.500.000,-,kesemuanya
langsung dibagikan pada ke 45 anggota DPR. Sebagai catatan, setiap penerimaan uang
olehanggotaDPRDmerekamenandatanganikwitansipenerimaannya.
Pengungkapan dan Pelaporan
Oranguntukmelakukankorupsimakinpintar,sekarangmodusnyabermacam-macam,yangjelas
darimulaiperencanaananggaransampaikepenggunaananggaransaratdengankorupsi.
JaksaPenuntutUmum
Sekelompok kontraktor lokal mengendus ketidakberesan pada sejumlah proyek
pembangunan yang dibiayai dari APBD 2003. DPRD membantah keterlibatan mereka
dalampengurusanproyekpembangunanyangdibiayaidariAPBD2003itu.Parakontraktor
itukemudianmendapatdokumenAPBDdanmelihatadanyakejanggalantentangYayasan
Bestari.MerekamulaimencariketerangantentangYayasanBestarisampaiakhirnyamereka
mendapatdokumenpenandatangananpenerimaandanaYayasanBestariolehparaanggota
DPRDKab.Pontianak.Dokumenitudidapatdarisalahsatukontraktoryangjugaputra
pengurusYayasanBestariyangsudahmeninggal.
DokumenitudidapatpadabulanOktober2004danparakontraktoritumemberikannya
padaFrontPembelaKedaulatanRakyat(FPRKP),salahsatuNGOyangadadiPontianak
Wacana tentang adanya korupsi yang dilakukan oleh para anggota DPRD mulai tersiar
dan berkembang di masyarakat dan banyak pihak yang mulai concern pada isu ini
terutamabagiNGO-NGOdantokohmasyarakatbaikituyangadadiPontianakmaupun
Mempawah.BeberapaNGOdantokohmasyarakatpadatanggal15Oktoberbersepakat
untukmembentukForumKomunikasiMasyarakatKabupatenPontianak(FKMKP)untuk
mengawalprosesini.
Pelaporan mulai dilakukan oleh masyarakat ke Kejari. Laporan pertama dari seseorang
yangmenurutkabarmasihsalahsatuanggotakelompokkontraktor,namuntidakdiketahui
namanya.SedanglaporanyanglaindatangdaribeberapaNGOtermasukFKMKP.Namun,
menurutKejariMempawahsebelumlaporan-laporanitudatangmerekasebenarnyasudah
mulaimenyelidikikasusini.Tentangdarimanainformasitentangkasusinidatang,Kejari
tidakbersediamenerangkanhaltersebut.
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Lampiran 111
Tanggal20Oktober,KetuaFPRKPmemberikaninformasitentangkasuskorupsiYayasan
BestarikeharianPontianakPost.InformasiitukemudiandimuatdiPontinakPostbahwa
Yayasan Bestari Kabupaten Pontianak disinyalir telah menerima dana sebesar Rp 1,7
miliar, padahal yayasan tersebut sudah lama tidak aktif, namun bisa mendapatkan dana
daripemerintahmiliaranrupiah.PemberitaanPontinakPostinilahyangmenjadititikawal
pemicuperhatianmasyarakatKalbarsecaraluaspadakasusini.
Modusnyaanggotadewanmembuatyayasan.Yangnamanyayayasanitukanberfungsiuntukkerja-
kerja sosial, tetapi ini dananya untuk anggota Dewan sendiri, mereka bagi-bagi dana sebesar 2,5
milyar,danayangdigunakanadalahberasaldariAPBDkabupatenPontianak,Padahaldewankan
sudah dapat gaji dan tunjangan, mengapa anggota Dewan menggunakan dana yayasan hanya
untukkepentinganpribadimereka,inisalahbesar.
DirekturLPSAIR
Setelah pemberitaan di Pontianak Post itu, Sembilan tokoh pemuda mengadakan aksi
kegedungDPRDKab.Pontianakyangsedangmengadakanparipurna,merekamendobrak
gedung Dewan dan menyandra anggota Dewan yang berada di ruang sidang, kemudian
mereka menuntut anggota Dewan mengakui penggunaan Dana APBD untuk Yayasan
Bestari.AnggotaDewandisandraolehdemonstrandandukunganmasyakatMempawah
makinbanyakdihalamanGedungDewan.Kesembilanitusebenarnyatelahditangkaptapi
dibebaskanlagikarenaPolisidanKejaksaanberjanjiakanmenyelesaikankasusinisecara
hukum.
Akhir bulan Oktober desakan masyarakat agar kasus ini segera diusut semakin kuat.
Beberapa tokoh masyarakat dan NGO mendesak agar kejaksaan segera mengusut kasus
ini.KeesokanharinyabeberapaormasIslamjugamendatangiKejariMempawahmenuntut
proseshukumsesegeramungkinataskasusYayasanBestari.
Dalam kurun waktu 10 bulan sejak pelaporan kasus pertama kali berbagai diskusi juga
digelar dengan topik utama tentang kasus korupsi Yayasan Bestari baik oleh kalangan
NGOmaupunAkademisi,misaldiskusi-diskusiyangdilakukanolehLPSAIRbekerjasama
denganUNTAN.Aksi-aksilainjugadilaksanakanuntukmeningkatkandukunganrakyat
seperti penyebaran dokumen tanda tangan anggota DPRD sebagai bukti penerimaan
dana Yayasan Bestari di sudut-sudut kota Mempawah sampai diselenggarakannya rapat
akbar masyarakat Mempawah di kantor Bupati yang dihadiri kurang lebih 1000 orang
yangmenggelarorasi-orasidukunganterhadappemberantasankasuskorupsidiPontianak.
LobiketingkatNasionalpundilakukan.BeberapautusandariFKMKPmendatangikantor
KejagungdanKementrianDalamNegeriuntukmencaridukunganterhadappenyelesaian
kasusini.
Pada bulan April 2004 Pemilu legislatif digelar. Berkali-kali masyarakat dihimbau untuk
tidakmemilihparapolitisiyangsedangdiprosessehubungandengankasusYayasanBestari,
Lampiran
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
112
baikmelaluiopiniMediajugahimbauan-himbauanlangsungyangdilakukanolehbeberapa
NGO terutama GEMAWAN yang cukup mempunyai basis yang kuat di Mempawah.
Namun sayangnya himbauan itu kurang mendapat respon dari masyarakat, buktinya 16
anggotaDPRD1999-2004terpilihlagisebagaianggotaDPRDkab.Mempawah.
Prosespenyidikanberlangsungselama6bulandanpadatanggal24April2004,kejaksaan
akhirnyamenetapkan5orangterdakwakasuskorupsiYayasanBestari,yaituberkaspertama
dua orang pengurus Yayasan Bestari dan berkas kedua adalah ketiga pucuk pimpinan
DPRDkab.PontianakyaituKetuaDPRDdan2orangwakilnya(wakilDPRDdariunsur
TNI/POLRItidakdimasukkansebagaiterdakwa).
Terseretnya Muatan SARA dan Politik
SayademokegedungDewan,namunsetelahkekejaksaansayatidakikutdanteman-temansaya
menarikdiri,karenasudahbanyakmuatan-muatanpolitikdankepentinganpribadi.
KetuaForumKepalaDesa
Sidang ditunda selama 4 bulan. Penyebabnya, pada bulan Juni terjadi gejolak dalam
masyarakatMempawahyangdikarenakansentimenetnis.Sebagianbesaraktorpendorong
adalahmerekayangberasaldarietnisMelayudanbeberapaterdakwaadalahmerekayang
berasal dari etnis Dayak, hal ini memicu kemarahan dari etnis Dayak. Ada peristiwa
dimanaseorangtokohpemudaMelayudiculikolehbeberapawargaDayakpedalaman.
Untungpolisisempatbertindak,karenahampirsajaterjadibentrokanantaretniskarena
kejadianitu.
Tahun1999,pernahterjadiketeganganantarawargaMelayudanDayak.Bahkanpada
saatitusempatterjadipembakarankantorDPRDMempawah.Polisitakutkejadianini
terulanglagi.
Ada juga dua momen politik penting yang berlangsung ketika kasus ini bergulir. Yang
pertamaadalahPemiluLegislatifyangpadaApril2004danPilkadayangdilaksanakan
padaJuni2005.Parapendukungpihak-pihakyangdidugaterlibatdalamkasuskorupsi
YayasanBestarimenyatakanbahwakasusiniadalahupayalawan-lawanpolitikmereka
untuk menjatuhkan anggota DPRD dan Bupati yang akan mencalonkan kembali
dalam Pemilu dan Pilkada. Ada yang berpendapat bahwa kasus ini hanyalah lemparan
dariorang-orangyangtidaksukadenganbilaanggotaDPRDdanBupatiyangsedang
menjabatterpilihkembali.
Selamaprosespenyidikandanmenunggupelaksanaansidangrupanyamasyarakatmenilai
kalauproseshukumberjalanamatlambatdankurangtransparan.Berkali-kalijugaNGO-
NGOsepertiGemawan,beberapaormasIslam,KontakRakyatBorneomaupunFKMKP
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Lampiran 113
berkali-kali mengunjungi Kejari untuk menanyakan perkembangan penyidikan dan
mendesakagarkasusinisegeradituntaskan.
KetikamengetahuibahwatidaksemuaanggotaDPRDditetapkansebagaiterdakwa,banyak
protesyangmunculagarKejaritidaktebangpilihdalamproseshukumyangberlangsung
danmenyeretsemuapelakuyangadatermasukeksekutif.Kejarimengelakbahwamereka
akanmenyeretanggotaDPRDyanglainjikaparapelakuyangmerekaajukandalamdua
berkas pertama dapat dibuktikan bersalah. Sedangkan untuk eksekutif mereka beralasan
belumadabuktiyangcukupuntukmenyeretmereka.
Penahanan juga menjadi isu krusial yang selalu didengung-dengungkan para aktor
pendorong.Berkali-kalimerekamendesakagarparatersangkaditahan,namunkejaksaan
menganggaphalitubelumperludilakukan.Paratersangkamemangakhirnyaditahantapi
hanya 3 orang itupun hampir memasuki masa sidang. Adanya dua tersangka yang tidak
ditahan menimbulkan protes dari aktor pendorong. Ketika mendapat berita bahwa dua
orang itu tidak akan ditahan oleh kejaksaan, mereka mengumpulkan tanda tangan dari
beberapaNGOdanmemberikannyapadaKetuaPTKalbar.Setelahaksitersebutdilakukan
makapadasaatpersidanganakhirnyahakimmemerintahkanagarsemuaterdakwaditahan
Itupundiamalu-malu,diamauditahantapilewatjalanbelakang,diatidakmaunaikmobil
tahanankejaksaankomentarsalahseorangaktorpendorong.
Koruptor Harusnya Diapakan?
Putusanhakimdenganpertimbangan-pertimbangan,namunputusanitupastimenimbulakanpro
dankontra.Kamisecarapribadidanlembagamelihatkeputusaninimungkinadayangtidakberes.
Kokbisajadibebasmurni.
RedakturPelaksanaHarianEquator
Penuturan dari Nur Iskandar ini mencerminkan betapa kecewanya masyarakat terhadap
keputusanmayoritaspengadilandinegeriiniterhadapkasuskorupsi.Halserupadirasakan
masyarakatPontianaksaatkasusYayasanBestarimulaidisidangkan.
Sidang pertama untuk berkas pertama kasus Yayasan Bestari mulai disidang di PN
Mempawah, dihadiri oleh 400-an masyarakat dari berbagai elemen. Sidang ini dipantau
juga olehTim Mahkamah Agung yang terdiri dari Ketua MudaTindak Pidana Khusus
MA Iskandar Kamil, SH bersama Hakim Agung Prof DR Achmad Subadja. Dalam
persidangan pertama, Majelis Hakim memerintahkan agar Kejaksaan menahan 3 orang
terdakwadiRutan.TigaterdakwakemudianditahanolehKejaksaanselama45hariselama
pengadilanberlangsung.
Lampiran
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
114
November 2004, JPU menuntut terdakwa pengurus Yayasan Bestari dengan tuntutan
masing-masingduatahun,dendabagitiapterdakwasebesarRp50jutasubsidairkurungan
selama 4 bulan dan mengganti kerugian negara sebesar sedangkan bagi ketiga terdakwa
KetuaDPRDdanWakilKetuaDPRDdituntutuntukmenggantikerugiannegarasebesar
2,837Myangditanggungbersama-sama.
Dalam persidangan, terdakwa dalam berkas pertama, pengurus Yayasan Bestari, di
persidangan mengakui jika Yayasan Bestari adalah fktif, karena pembukuan keuangan,
rapat-rapatanggota,laporantahunan,kegiatandankantoryayasansamasekalitidakpernah
ada.Disisilain,suap-menyuapmulaiterjadi.KetuaFKMKPdituduhtelahmenerimauang
sebesar 25 juta dari terdakwa pimpinan DPRD.Tuduhan itu kemudian terbukti setelah
ia mengakui sendiri hal ini. Akhirnya atas tuntutan anggota FKMKP, Ketua forum ini
diganti.
Persidangan akhir untuk berkas pertama korupsi Yayasan Bestari dihadiri oleh banyak
ormas,NGOdantokohmasyarakat.MajelisHakimyangmengadiliberkaspertamaYayasan
Bestari dengan terdakwa pengurus Yayasan Bestari memutus perkara dengan putusan
bebasmurni.JPUlangsungmenyatakanupayahukumkasasikeMahkamahAgung.Ketua
MajelisHakim,ArdiandaPatriamenyatakanbedapendapat(dissentingopinion)dengan2
anggota Majelis Hakim lainnya yang berpendapat bahwa para terdakwa telah secara sah
danmenyakinkantelahmelakukantindakpidanakorupsisebagaimanayangdidakwaoleh
JPU.
April2005,KejarimenyerahkanberkaskeduakorupsiYayasanBestarikePNMempawah
dengan terdakwa pimpinan DPRD. Sidang untuk berkas kedua ini menarik minat
masyarakatbaikdaripihakmasyarakatyangbergabungdenganaktorpendorong,maupun
masyarakatpendukungparaterdakwa.WargapendukungterdakwadariKecamatanToho
sertaKadesdari3desadiKecMempawahHilir;DesaBakauKecil,KepalaDesaAntibar,
danDesaPasir,mendatangiKejariMempawah.Merekamemintakejaksaanmengeluarkan
paraTerdakwadariRutan.Sebelumnyaadabelasantrukberisiratusanpendukungterdakwa
berencana melakukan unjuk rasa di Kantor PN Mempawah namun ditahan oleh warga
Kecamatan Sungai Pinyuh. Alasan warga menahan massa pendukung Terdakwa karena
tidakinginkejadianunjukrasaberakhirdengantindakkekerasansepertiunjukrasapada
tahun1999yangberujungpadapembakarangedungDPRDKabupatenPontianak.
Sebulan kemudian, pada Tanggal 12 Mei 2005, Hakim PN Mempawah menyatakan
bahwatigaterdakwaYayasanBestaritidakterbuktibersalahdandibebaskan.JPUlangsung
menyatakan upaya hukum kasasi ke Mahkamah Agung. Sampai saat ini, MA belum
mengeluarkanputusanKasasiatasbandingJPUdalamkasusini.
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Lampiran 115
Kesaksian Yang Mengagetkan
Yang paling menyedihkan adalah saksi ahli juga melemahkan dakwaan, padahal yang dijadikan
saksiahliadalahkawankita,dandiaseringkitagunakansebagaipembicarajugastafahliteman-
temanNGO,tapisetelahitudiaberpihakkepadaterdakwa.
DirekturLPSAIR.
Hal lain yang menarik dari sidang ini adalah adanya kesaksian dari para akademisi
UniversitasTandjungPurasebagaisaksiahliyangmeringankanterdakwa.Duaakademisi
inimenyatakanbaiksecarapidanamaupunHukumAdministrasi,pencairandanamelalui
YayasanBestaribagiparaanggotaDPRDtidakmenyalahihukum.
Hal ini sempat membuat para aktor pendorong shock, karena selama ini mereka selalu
melibatkan para akademisi itu untuk bersama-sama membahas kasus ini. Bahkan, para
akademisi sebelumnya sempat menyatakan dalam salah satu dialog dengan beberapa
NGObahwadasarhukumyangdigunakanJaksaamatlemahuntukdapatmenjaringpara
tersangka. Ternyata dalam sidang kelemahan-kelemahan dakwaan itulah yang mereka
serang habis-habisan. Akhirnya, pada pertimbangan hukumnya hakim menjadikan
keterangansaksiahlisebagaipenguatputusanbebasbagiseluruhterdakwa.
Lampiran
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
182
Jalan Berliku ke Meja Hijau
Ada hal yang kurang lazim dalam proses hukum awal ini, dimana tim penyelidik Kejari
barumulaimemanggilparatersangkaketikasudahadarekomendasidarianggotaDPRD
(November2002).PadahalkasusinisudahdilaporkanaktorkeKejaribersamaandengan
dilaporkannyakasusinikeDPRD(September2002).Aturanmanayangmengatakankerja
aparat hukum dapat diintervensi DPRD? Dalam perjalanannya, tanpa alasan yang jelas
kasusinisempatdipetieskanselamadelapanKejariPraya.
Setelah Dipeti-eskan, Kasus Kembali Hangat
Setelah8bulandipeti-es-kandiKejari,kasuskemudiandibukakembaliolehKajariyang
barubulanMei2003.Berdasarkanlaporanaktor,prosespengadaanyangdipermasalahkan
adalah pengadaan tanah untuk TA 2001, dengan tersangka utama adalah Pimpro dan
Bendahara Proyek. Namun dalam proses penyidikan lebih lanjut, jaksa juga menemukan
indikasiyangsamadalampengadaantanahTA2002,yangjugamelibatkanPenanggungjawab
Proyek dan Kadinkes Loteng. Akhirnya, proses penyidikanpun diikuti dengan penahaan
terhadapparatersangka.
Dalam dakwaan jaksa disebutkan dalam menjalankan proyek pengadaan tanah ini para
tersangkatelahmenyalahgunakankewenangandenganmelakukansendiripenaksirandan
penawaransertapembayaranhargatanahtanpamelibatkanpanitiapengadaantanahlain,
denganhargadibawahstandarDIPDA.Atasdakwaanini,paraterdakwadituntutdengan
pasal2danatau3jopasal17dan18ayat1hurufbUUNo.31tahun1999jopasal43
UUNo.20tahun2001jopasal55ayat1ke1KUHPjopasal64ayat1KUHP,dengan
hukumanmasing-masing:TerdakwaIdanII3tahunpenjara;TerdakwaIII2tahunpenjara
dan terdakwa IV 1 tahun penjara. Masing-masing terdakwa juga diharuskan membayar
dendadangantirugisesuaidengankesalahannyamasing-masing.
Vonis Bebas yang Mengejutkan
MemangituyangtertuangdiBAP,sebetulnyaitutidakbenar.BuktinyadiPengadilanTinggi,saya
diputusbebas.Tapi,begitulahproseshukumdiPrayaini,semuanyabisadibelidanorangyangtidak
terlibatdalampembebasantanahkokdibawakeproseshukum?
Terdakwa
SelangsetahunpascakasusinidiproseskembaliolehKejari,berkasperkaradilimpahkan
ke Pengadilan Negeri (PN) Praya tanggal 26 Mei 2004. Rangkaian sidang ditingkat PN
berlangsung5bulan,denganmelakukan15kalipersidangansampaiakhirnyadiputuskan.
KeputusanvonisPNuntukmasing-masingterdakwalebihrendahdariyangdituntutoleh
JPU, yaitu:Terdakwa II divonis bersalah dengan pidana penjara 18 bulan dan denda 10
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Lampiran 183
juta;TerdakwaIIIdivonispenjara12bulandenda10juta;danTerdakwaIdivonispenjara
9bulandandenda10jutasertamembayaruangpenggantiRp20juta;sedangkanterdakwa
IVdivonispenjara4bulan.
AtasputusantersebutJaksamelakukanbanding.NamunditingkatbandingdiPengadilan
TinggiMataramKadinkesjustrudivonisbebasdenganmasapercobaan1tahun,sedangkan
yang lainnya Pengadilan Tinggi Matam menguatkan putusan Pengadilan Negeri Praya.
Atas putusan itu Jaksa melakukan Kasasi ke MA dan hingga penelitian lapangan ini
berakhir(Oktober2006)putusankasasibelumturun.KecualiterdakwaI,setalah14bulan
keluar hasil kasasi yang memperkuat vonis PN, sehingga terdakwa I hanya menjalani 14
harikurungansetelahdipotongmasatahanan,namunyangbersangkutanbelummembayar
dendamaupunuangpengganti.
BAGIAN IV: ANALISA
Dua Motif yang Menyibak Korupsi
Inisiatorbekerjadisebuahharianlokal,relatifindependendanbersihdarimotifpolitikserta
kekuasaan.Tentunyaiainginkasusdiselesaikansecarahukum,walaudibalikpengungkapan
inijugadilatarirasadendaminisiatorkepadaterdakwa.Sedangkansipelapor,politisi,pada
dasarnyainginkasusdiselesaikansecarapolitiksaja.Tujuannyahanyainginmenghantam
lawanpolitiknya,yangdidugaharusbertanggungjawabataskasusini.Kombinasikinerjadua
aktorutamayangmasing-masingpunyadendampribadiinicukupunik,karenaakhirnya
berhasilmenghantarkankasuskejalurhukum.
Apapersoalanpribadiaktordengantersangka,danbagaimanakombinasimotifduaaktor
utamainibekerjadalammendorongkasus?
Dendamaktorwartawandengantersangkasesungguhnyadiawalimasalahyangterbilang
sederhana. Semua bermula ketika terdakwa I memecat muadzin (pengumandang azan)
sebuah masjid karena berpoligami. Muadzin tersebut adalah orang yang pernah mengaji
(belajaragama)denganorangtuasiaktor.Selainituterdakwajugapernahmemukulsalah
satutemanaktoryangngebutdijalanan.Bermuladaripersoalanyangsangatpribadiinilah
aktorterdoronguntukmembongkarkasustersebut,untukbalasdendam.
Sedangkan dendam politisi terhadap terdakwa terjadi ketika salah satu anaknya pernah
mengerjakanproyekpengadaanpakaiandinaspemdaLoteng.Tapikarenadianggaptidak
sesuaidenganspesifkasi,terdakwaIpernahmemarahianakaktordenganperkataanyang
tidak menyenangkan didepan banyak orang. Aktor juga punya dendam politik dengan
bupatiyangsaatitumenjabat.Akibatkalahdansakithati,aktorakhirnyakeluardaripartai
Lampiran
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
184
tersebutdanmenjadiketuaDPCpartaiminoritasdiLoteng.Denganmotifini,mulanya
aktorhanyainginmelaporkankasuskejalurpolitik,namunberakhirgagal.
Dengan motif pribadi dan politis yang sangat dominan, bagaimana aktor berkerja, dan
bagaimanakasusakhirnyabisadiprosessecarahukum?
Hal pertama yang dilakukan aktor wartawan adalah melakukan investigasi ke Pemkab
Loteng.Disiniaktormendapatbocorandatadarisalahsatustaftersangka,tentangadanya
indikasikorupsidalambentukmarkupdalamproyektersebut.Tidakdiketahuipastiapa
motifstafpemkabyangjugabawahanterdakwainimembocorkandatatersebut.Yangpasti,
yang bersangkutan tidak mau sampai diketahui identitas dirinya. Diduga tidak adanya
aturanperlindungansaksidinegeriini,membuatbanyakorangyangmengetahuiterjadinya
kasuskorupsitidakberanibersaksi.Karenaakibatnyaakansangatfatal,berpengaruhpada
jabatan dan keselamatan diri dan orang-orang disekitarnya. Namun sebelumnya, aktor
sudahpernahmendengarselentingankeluhanbeberapapemiliktanahyangmenciumada
ketidakberesandalamprosespengadaanini.
Disini terlihat aktor inisiator ini sangat jeli melihat keunggulan sekaligus celah sang
politisi.Terbukti, hitung-hitungan politis wartawan mengajak politisi meneruskan kasus
inimenangditanganwartawanyangmenginginkankasusselesaidijalurhukum.Dendam
politikdijadikancelahuntukmembakaremosipolitisi,sedangkankeunggulannyasebagai
seorang reformis, keturunan bangsawan dan mantan jaksa senior dipandang mampu
memberipengaruhbesardalampenyelesaiankasusinidijalurpolitik.
Berbekal dari hasil investigasi wartawan dan hasil verifkasi tim yang dibentuk politisi,
kasus dilaporkan ke DPRD. Dalam bayangan politisi, kasus ini bisa diselesaikan disini,
mengingatselamainibanyakkasusmarkupdiLoteng,namunberakhirdengandamai.
Aktor sebenarnya aktor tidak pernah berniat untuk menjebloskan terdakwa ke penjara,
karenasebenarnyayangmenjaditerdakwaadalahkerabatdekatnyasendiri,bahkanbupati
sendirisebenarnyamasihdalamsatukeluargadenganaktor.
Dugaan aktor untuk menyelesaikan kasus ini di ranah politik meleset. Motif politik ini
terbendungolehopinipublikyangterusdiberitakanolehkoranlokal,yangsejakawalingin
mengungkap kasus secara objektif di ranah hukum. Tak hentinya kasus ini disuarakan
agar tidak diselesaikan di jalur politik. Disini komitmen aktor dipertanyakan sekaligus
dipertaruhkanjikapolitisimasihmembawakasusdiranahpolitik.
Tapi apapun motif awal yang mendorong penanganan kasus ini, dengan bekerja sama
berbagi peran, mereka sudah mampu membuat kasus yang melibatkan orang-orang
terhormatLotenginisampaikemejahijau.SesuatuyangtidakmudahdilakukandiLoteng
yangikatankebangsawanandankekeluargaannyamasihsangatkuat,apalagiinimerupakan
kasuskorupsipertamayangdimejahijaukan,diawal-awalerareformasi.
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Lampiran 185
Proses Hukum yang Ganjil:
Intervensi dan Peti-Es Hingga 8 Bulan
Ada hal yang cukup menarik dalam proses pengungkapan kasus ini. Pasalnya bersamaan
dengan dilaporkannya kasus ini ke DPRD, kasus juga ditembuskan ke Kejari. Namun
mengapa Kejari baru mulai memproses kasus ini setelah ada rekomendasi dari DPRD?
Sejakkapankewenanganyudikatifbisadiintervensiolehlegislatif?
Lagi-lagipengaruhkebangsawanandankekuasaanyangmengemuka.Keduafaktorinipun
ternyatamampumengintervensikinerjaaparathukumyangharusnyaindependen.Aparat
hukumyangharusnyapunyakekuasaanpenuhataspenindakkankasus,barumampubekerja
lewatlembagayangnotabenetidakpunyawewenanguntukmemberikanrekomendasikerja
kepadayudikatif.
DalamkontekskasusyangmelibatkanputramahkotabangsawanLotengini,aparathukum
sepertinyatakutbertindaktegasdancepat.Semuanyapenuhdenganperhitungan.Dengan
rekomendasi ini, aparat hukum seolah berlindung dibalik baju DPRD, jika suatu saat
merekaakankenadampaknegatifdaripengusutankasusini.Ditambahlagi,inimerupakan
kasuskorupsipertamayangmelibatkankalanganelitbangsawandanpejabatpemerintahan
diNTB,yangdiprosessecarahukum.Aparatseolahtidaktahuapayangharusdilakukan.
Semuaterasaserbasalah.
Disatusisiadakeengganandankesegananaparatuntukmenindakkasuslebihlanjut,disisi
laingerakanpemberantasankorupsidalamsuasanaerareformasimulainyaringterdengar
dibawah kepemimpinan Presiden AbdurrahmanWahid. Undang-Undang Anti Korupsi-
pun pada waktu itu sedang gencar-gencarnnya didengungkan. Tidak heran, keluarga
tersangka-punmenganggappenyelesaiankasusinilebihdikarenakandampakdarisituasi
politikpadasaatitu.Inimenunjukkanbagaimanaranahhukumsebenarnyasangatrentan
diintervensiolehkekuasaan,kekayaandankekerabatan.
Judicial Corruption?
Sejak awal, penanganan kasus berjalan sangat lambat. Bagaimana tidak, dibutuhkan
waktu 28 bulan kasus ini baru bisa dilimpahkan ke Pengadilan. Kasus sempat mandeg 8
bulandikejaksaantanpakejelasan.Apayangterjadi?Belakangandiketahui,darikesaksian
penasehathukumterdakwadipersidangan,telahterjaditransaksisuap-menyuapdiKejari,
yangmelibatkanKajaridanKasiIntel.Tujuannya,agarkasustidakditeruskan.
BegitulahproseshukumdiPrayaini,semuanyabisadibeli.Manakalajaksasendiriyangberperilaku
korupkayabegitu,makakasuspunbisadibuattidur
PHTerdakwa
Lampiran
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
186
Lebih dari itu, hakim PN dan PT juga diakui dalam wawancara dengan PH terdakwa
meminta uang kepada terdakwa, dengan iming-iming hukuman akan lebih diringankan.
Memang jika kita lihat vonis di PN dan PT kecenderungan hukuman makin ringan.
MenurutPHyangmelakukantransaksisuapdalamkasusini,aparathukumselaluberasumsi
bahwasetiapterdakwakasuskorupsipastimasihmenyimpanuanghasilkorupsinya.Jika
tidak dipenuhi, terdakwa juga ketakutan akan divonis sesuai dengan ancaman hukuman
maksimal.Itulahyangkemudianmemaksaterdakwakamimautidakmauharusmelakukan
penyuapan.
BahkantransaksisuapjugasempatterjadiantaraterdakwadenganpejabatBawasdayang
notabeneadalahlembagapengawaspelaksanaanproyek-proyekdipemkab.Adasekitar22
orang pejabat Pemkab yang diakui terdakwa telah menikmati uang haram dari proyek
tersebut.
Di republik ini anehnya, seringkali pengakuan terdakwa/penasehat hukum dalam
persidangan maupun penyidikan tentang adanya penyuapan terhadap oknum aparat
hukum jarang sekali ditindak. Untuk kasus pengadaan tanah ini, yang bersangkutanpun
tidakpernahdipanggiluntukdimintaiketerangan.Sungguhdiskriminatifpenegakhukum
kita,ketikadugaankorupsiitumenimparekanseprofesinya.
Bagi-Bagi Jatah Sisa Proyek
Istilahnya,ya..harusmengertidong...namuncukupmembuktikantransaksi-transaksiini
PHTerdakwa
Kembali pada fenomena bahwa kejahatan itu menular, demikian pula yang terjadi pada
kasusini.Adahalcukuppentingdanmenarikdarikasusini,tapimungkinjugasebenarnya
umum di republik ini, yaitu bagi-bagi sisa uang proyek dan uang balas budi. Adalah
sebuah kebiasaan yang sudah turun-temurun di institusi pemerintahan Loteng untuk
membagi-bagikan jatah sisa dana proyek, termasuk yang dilakukan oleh Pimpro, dengan
membagi-bagikannyakepada22pejabatdiLoteng.
Orang nomer satu di Loteng disebut-sebut juga menerima uang sisa proyek ini. Adalah
jamak, orang yang diangkat sebagai Pimpro pada waktu itu seperti merasa hutang budi
jikatidakmembagikanrejekinyasebagaiPimprokepadayangmengangkatdanpejabat
lain yang terkait. Seperti ada aturan tidak tertulis tapi berlaku mutlak, dan bisa juga itu
disebut danaucapan terimakasih. Ini juga sering terjadi atau berlaku bagi kepala dinas
danpejabat-pejabatlainnyayangdiangkatpadajabatantertentu.Konvensiinitentunya
bisa menjadi pemicu para pelaksana proyek atau pejabat lainnya terpaksa melakukan
penyimpanganuntukbalasbudiatasjabatandanposisinya.
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Lampiran 187
Kalaupun sisa dari pembayaran tanah tadi disadari harus dimasukkan kembali ke kas
daerah,jamakjugadiketahuibahwayangbersangkutantidakakanlamamenjadiPimpro
aliashanyaseumurjagung,karenadianggaptelahbertindaktidaklazim,sepertikebiasaan
yangselamainimembumi.
Denganbanyaknyapihakyangikutmenikmatihasiljarahanini,kasusmemangsemakin
tidakmudahdiungkap.Tarikulurmewarnaiproseshukumawalkasusini.Bupatisendiri
akhirnyamemohonpenangguhanpenahananterdakwa,dansiapmenjadijaminannya.
BOX: Profl Terdakwa
TerdakwaIPenanggungjawabProyekadalahKabagPemerintahanPemkabLoteng,yang
berasaldariketurunanbangsawanLoteng.BeliauadalahkeponakandariBupatiLoteng
periode sekarang dan cucu dari Bupati Loteng pertama, dan juga masih keluarga dari
bupatiyangmenjabatketikakasusiniterungkap.Daripihakbapaknya,aktorpendorong
(yangmelaporkan)kasusiniadalahkakekterdakwa.Terdakwamerupakanputramahkota
yangsudahdipersiapkanuntukmenjadiBupatiLotengdimasadepan.
Terdakwa II Pimpinan Proyek adalah sepupu dari terdakwa I yang maish dalam satu
keturunankeluargabangsawanLoteng.
TerdakwaIIIBendaharaProyek.BeliauadalahsalahsatupejabatdilingkunganPemkab.
Loteng
Terdakwa IV Kadinkes Loteng. Beliau adalah warga keturunan minoritas, yang
berprofesi sebagai dokter, yang sangat dipercayai dan dihormati karena kemampuannya
menyembuhkanpenyakit,dankarenakekayaannyayangsangatbesar.
Bagian V: KESIMPULAN
Bukti hitam di atas putih dan kesaksian orang terkait menjadi hal paling utama dalam
menyeretkasuskorupsikemejahijau.Danuntukmendapatkannya,dibutuhkaninvestigasi
yangdetail.
Selintas,aktordalamkasusinitidaklahberperanterlalubanyak.Aksidemonstrasihampir
tidakada,kecualipadasaatpersidangandiPN.ItupunkarenaundanganPNyangsudah
kewalahanmenghadapiaksidemoparapendukungterdakwa,yangmenuntutkasustidak
dilanjutkan.BahkanketikakasusinisempatvakumdiKejaksaanpun,hampirtidakadaaksi
yangmenuntutpenyelesaiankasus.Koranlokalyangtadinyacukupintensmemberitakan
kasusjugatidakmuncul.Belakangandiketahuimesincetakmediatersebuthancurdirusak
pendukungterdakwa.
Lampiran
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
188
Koranlokalinisebenarnyamerupakankoranpemerintah,dalamartioperasionalnyasebagian
besar didanai oleh pemerintah. Namun karena gencarnya pemberitaan tentang kasus ini
olehmediatersebut,bantuanuntukkoraninipundihentikan.Sehinggaketikamesincetak
dirusak pendukung terdakwa, praktis koran ini tidak bisa hidup kembali. Namun patut
diancungijempol,mediakecil,yanghidupnyasebagianbesardaripemerintahini,ternyata
mampumepertahankanidealismenya,dengantetapmenyuarakanapayangdirasabenar.
Dimana LSM? Di Loteng sendiri pada waktu itu LSM belumlah banyak. Umumnya
merekapunlebihbanyakbergerakdiMataram,IbuKotaNTByanghanyaberjarakkurang
dari satu jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor. Kalaupun ada aksi yang
merekalakukanuntukmendorongkasusini,tidakdilakukandiLoteng,tapidiMataram
untukmenghindaribentrokdenganmasapendukungterdakwayangsaatitusangatgencar
melakukanaksidanperlawanan-perlawananlainnya.
Tapi jangan lupa, sebenarnya cukup banyak upaya yang dilakukan oleh aktor pendorong
agarkasusinituntas,sepertimelakukaninvestigasi,membangunopinipublikmelaluimedia,
dan mendekati tokoh-tokoh berpengaruh di Loteng. Mungkin memang cara seperti ini
jauhdipandanglebihampuhdaripadademo,mengingatterdakwadalamkasusiniadalah
orang-orangyangsangatkuat,berpengaruhdanmendapatbanyakdukungandaripublik.
Denganstrategidanaksiyangrelatifminim,bagaimanakasusinibisasuksessampaike
mejapengadilan?
Adabeberapahalyangmempengaruhikeberhasilantersebut:
Pertama,adabuktikuatberupadatahasilinvestigasiwartawandanhasilverifkasipolitisi
yangmenunjukkanadanyaindikasikorupsidalamkasustersebut.Inimerupakanhalyang
sangatberani,mengingatyangsedangdiinvestigasiadalahkasusyangmelibatkantetinggi
danbangsawanLoteng.Sebelumnya,sangatlahsulitmemperolehdatasepertiinidalam
upayamembongkarsebuahkasuskorupsi.KeterlibatanorangdalampemkabLotengyang
juga bawahan tersangka menjadi faktor penting juga dalam mengungkapkan kasus ini.
Ditambahlagikesaksianparapemiliktanahyangrata-ratamenaruhcurigaakantransaksi
yangdilakukankuranglazimolehoknumpanitiapengadaantersebut.
Kedua, adanya pengaruh kelembagaan partai dan pengaruh personal aktor politisi yang
melaporkan kasus ini, sehingga kasus ini sangat cepat ditanggapi oleh dewan. Personal
aktordikenalsebagaiketurunanbangsawan,politisiulung,jugamantanjaksasenioryang
disegani.Dorongandaridewaninibelakanganjustruyangmemotivasikejaksaanuntuk
menangani kasus ini, dimana sebelumnya bisa dikatakan hampir tidak ada pihak yang
berani mengotak-atik kasus mark up yang sebenarnya sudah jamak terjadi di Pemkab
Loteng.walauupayainisempattercorengakibatadanyaoknumkejaksaanyangmenerima
suapdariparaterdakwaagarmempeti-eskankasusini.
Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi
Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah Daerah
Lampiran 189
Ketiga,situasipolitikdankebijakanpemerintahpusatyangsangatgencarmenyuarakan
pemberantasan korupsi, ditambah lagi UU Korupsi juga sedang giat-giatnya
dikumandangkan.Inimenjadimotivasitersendiribagisemuaelemenmasyarakat,termasuk
politisidanaparatpenegakhukumuntukmemprosesnya.Ditambahkondisibangsayang
secaraekonomisemakinterpurukakibatkorupsi.Terbuktisetelahmengendap8bulan,
kasusiniakhirnyadibukakembaliolehkajaribaruyangrelatiflebihreformis,yangpunya
backgrounddalampemberantasankorupsi,sehinggamenjadidorongantersendiribaginya
untuk memprioritaskan penanganan kasus korupsi di wilayah yang baru dijabatnya.
Sebagaiorangbaru,Kajariinibelummemilikiikatanemosionalyangkuatdenganunsur
Muspida.Dibanyaktempat,keanggotaandidalamMuspidaseringkalimembuataparat
hukum ewuh pekewuh dalam menyelesaikan kasus yang melibatkan anggota Muspida
lainnyasepertiDPRD,Eksekutif,Kepolisian.