Anda di halaman 1dari 3

Negeri Keporia Oleh ; hari tulus s.

/ 082144210 Selama bertahun tahun negeri Keporia dalam keadaan bimbang dan kebingungan, menentukan masa depan dan pemimpin mereka. Ditengah keadaan negeri yang carut marut oleh perang saudara dan berbagai pemberontakan diberbagai daerah, dibutuhkanlah seorang sosok pemimpin yang tangguh dan mampu mengatasi segala permasalahan tersebut. Raja dari negeri Keporia yaitu baginda raja Kepor tengah berada dalam keadaan tidak begitu sehat. Raja Kepor yang terkenal tangguh dan perkasa sekarang menjadi lemah dan tidak bertenaga setelah kematian istrinya, sang raja dikarunia satu putri yang bernama Putri Windowsiana. Keadaan ini dimanfaatkan oleh bawahan bawahannya untuk mengendalikan negeri Keporia atas nama raja. Berbagai kebijakan janggal dicetuskan selama raja Kepor tidak sehat, seperti peraturan baru yang mengharuskan setiap anak perempuan dari kasta terendah harus diserahkan kepada senopati senopati untuk diperistri tanpa alasan yang jelas. Setiap saudagar diwajibkan untuk menyerahkan 5 upeti yang berisikan berbagai macam makanan dan hasil dagang mereka. Seluruh pelayan kerajaan diharuskan untuk menyanyikan lagu kebangsaan negeri Keporia setiap berpapasan dengan senopati senopati ataupun menteri menteri dalam kerajaan. Dari kebanyakan bawahan raja yang paling setia adalah patih Keriwil, patih Keriwil selalu mematuhi perintah raja, baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Suatu ketika raja Kepor memanggil patih Keriwil ketempatnya. Sesampainya ditempat sang raja, patih Keriwil mendapatkan amanat dari sang raja. Amanat tersebut adalah patih Keriwil diperintahkan untuk mencari wangsit kenegeri seberang yaitu negeri Wangsitan, yang terkenal dengan rakyatnya yang pintar meramal. Kemudian pergilah patih Keriwil kenegeri Wangsitan memenuhi perintah sang baginda raja Kepor. Selama tiga hari menempuh perjalanan kenegeri Wangsitan patih Keriwil mendapatkan berbagai kendala baik itu dari alam maupun dari mahluk gaib. Sebelumnya sang baginda raja Kepor memang memberitahukan kepada sang patih Keriwil untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum menempuh perjalanan tersebut, karena akan mendapatkan berbagai macam rintangan baik itu yang terlihat maupun tidak terlihat. Sang patih pun mempersiapkan dirinya baik fisik maupun batin, sebelum itu sang raja telah memberikan waktu kepada sang patih Keriwil selama tiga hari untuk mempersiapkan dirinya. Selama tiga hari itu sang patih bersemedi dan mempersiapkan senjata utama yaitu tombak kejujuran yang merupakan senjata andalanya.

Hari pertama sang patih memulai perjalan menuju negeri Wangsitan, sang patih bermalam disebuah desa untuk mencari tempat berteduh dan beristirahat. Disaat sang patih hendak menuju kesebuah pendopo yang kelihatannya memang disiapkan untuk orang orang yang ingin bersinggah sebentar. Sang patih dihadang oleh seekor mahluk tinggi besar, berbadan hitam dan bertaring, yang tidak bisa dilihat oleh sembarang orang. Mahluk itu menghadang sang patih ketika sang patih tinggal beberapa langkah lagi sampai dipendopo tersebut. Sang patih bertanya,wahai mahluk didepanku mengapa engkau menghalangi langkahku. Mahluk tersebut tidak menjawab dan tidak bergeming sedikitpun dari tempatnya tadi, kemudian sang patih bertanya sampai ketiga kali, tapi mahluk tersebut tidak berbuah tetap pada tempatnya tadi. Tanpa kata kata lagi sang patih langsung mengeluarkan tombak kejujurannya, dan berkata Jikalau engkau mahluk bermaksud jelek, maka hancurlah kau dengan kekuatan tombakku ini, jikalau tidak maka pergilah sebelum engaku aku tebas dengan tombakku ini. Mahluk tersebut bersujud dan meminta maaf kepada sang patih atas sikapnya kemudian sang patih bertanya lagi Atas perintah siapa engaku menghalangi langkahku. Mahluk tersebut menjawab atas suruhan raja negeri Sembelit, negeri tetangga yang memang dari dulu merasa iri terhadap kesuksesan negeri Keporia. Sang patih pun dapat beristirahat dipendopo tersebut dan mahluk tadi pergi takur dengan kekuatan tombak kejujuran sang patih. Perjalanan hari kedua pun dilalui oleh sang patih, dihari kedua sang patih menemui kendala keadaan cuaca yang tidak bersahabat. Selama satu hari tersebut hujan tidak henti hentinya mengalir. Dari awal sang patih memulai perjalanan hujan telah mengguyurnya tanpa henti. Awalnya sang patih menganggap hujan ini adalah hujan biasa tetapi karena hujannya tidak berhenti, maka sang patih mengeluarkan kembali tombak kejujurannya. Sang patih mengacungkan tombak kejujurannya keatas langit dan berkata jika engaku hujan, hujan yang diturunkan oleh dewa, maka mengalirlah terus, tapi jika engaku hujan buatan manusia yang dengki terhadapku dan negeriku maka berhentilah engaku sekarang juga. Dari langit kemudian terdengar suara maafkan aku oatih aku dipaksa oleh raja dair negeri Sembelit untuk merintangi perjalannmu. Dalam sekejap hujan tersebut berhenti dan cuaca kembali normal seperti biasanya. Untuk mempersingkat waktu sang patih menerpakan ilmu langkah seratus ribunya. Sang patih pun melangkah seratus ribu kali lebih cepat dari biasanya. Dihari ketiga sang patih tidak beristirahat sama sekali khawatir akan mendapatkan rintangan yang lebih rumit lagi. Tak pelak lagi ketika sang patih memasuki danau penggoda, sang patih tidak dihadang oleh mahluk hitam atau pun hujan, tapi oleh mahluk yang cantik dan menawan. Disini sang patih

sempat terpukau oleh kecantikan mahluk tersebut, sang patih sempat terayu oleh kecantikan mahluk itu. Tapi kemudian sang patih teringat kembali dengan amanat raja, dia bergegas meninggalkan mahluk cantik tersebut untuk memenuhi tugasnya. Sebelumnya sang patih juga mengeluarkan tombak kejujurannya untuk melawan mahluk cantik tersebut. Sesampainya dinegeri Wangsitan, sang patih langsung menuju tempat peramal terbaik dinegeri tersebut. Sang patih bertemu dengan Mbok Wingsit, dia adalah peramal terbaik dinegeri Wangsitan. Mbok Wingsit meramal negeri Keporia akan segera hancur jika tidak berhasil melahirkan minimal 10 pangeran dengan badan kekar, dan pandai bermain senjata, juga berwajah tampan. Kemudian mbok Wingsit juga memberitahu bahwa keturunan seperti itu dapat diwujudkan melalui perkawanian antara sang putri Windowsiana yang merupakan anak pertama dan anak tunggal dari raja Kepor dengan sang patih Keriwil. Sang patih Keriwil kemudian bergegas pergi dengan membawa serta Mbok Wingsit untuk menjelaskan kepada sang baginda raja Kepor, perihal perkawinan tadi. Dengan memanggil elang saktinya sang patih mengantar Mbok Wingsir kenegerinya yaitu negeri Keporia. Sesampainya disana Mbok Wingsit menerangkan kepada raja Kepor bahwa hanya dengan cara mengawinkan sang patih dengan anaknya putri windowsianalah kerajaan negeri Kepor akan menghasilkan minimal 10 pangeran yang berbadan kekar, pandai bermain senjata. Mbok Wingsit menerangkan kepada harus melahirkan minimal 10 pangeran karena didalam negeri Keporia terjadi sekurang kurangnya 10 tindak kejatahatan terhadap rakyatnya maupun negeri lain, sehingga dibutuhkan minimal sepuluh orang yang cakap dan pandai untuk menumpas kejatahan kejatahan tersebut. Dengan kelahiran minimal 10 pangeran tersebut maka kejatahatan kejatahan yang ada dinegeri Keporia akan berhasil ditumpas dan kehidupan kerajaan kembali normal, rakyat pun kembali sejahtera. Kemudain Tidak menunggu lama sang raja Kepor segera memperisapkan pernikahan tersebut. Setelah pernikahan yang dilaksanakan tidak lama putri Windowsiana melahirkan cucu raja yang ditunggu tunggu. Akhirnya putri windowsiana dieluh-eluhkan oleh rakyatnya karena berhasil amelahirkan 20 pangeran sekaligus dengan berat tiap pangeran 50 kg, badan kekar, pandai bermain senjata, dan berwajah tampan dari segala ketampanan.

Anda mungkin juga menyukai