paruh kedua semester mereka ditugasi menyusun karya ilmiah sederhana. Karya ilmiah yang berkaitan dengan bidang yang ditekuni mahasiswa itu kira-kira sebanyak 810 halaman dan disusun selama 6 minggu. Makalah tersebut harus dapat diserahkan pada kuliah terakhir semester ini.
8.2 Penentuan Judul Penelitian Penentuan judul penelitian dapat dilakukan, antara lain, dengan cara pembatasan
topik/pokok bahasan melalui pembuatan bagan pembatasan topik. Contoh Bagan Pembatasan Topik
Perhotelan
Konsep Perhotelan
Sumber Daya
Pengelolaa n
Pemasaran
Sarana Perhotelan
Jenis Hotel
Lansekap Perhotelan
Penginapan
Hotel Melati
Hotel Berbintang
Losmen
Motel
Inn
Perlengkapan
Lain
Dengan mempertimbangkan Bagan Pembatasan Topik di atas, salah satu judul yang dapat dipilih adalah Mutu Pelayanan pada Hotel Berbintang Mandarin Jakarta Tahun 2012. Topik yang sudah mengkhusus ini dapat langsung diangkat menjadi judul karya ilmiah Anda. Selain itu, penentuan judul karya ilmiah dapat pula ditempuh dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan. Tentu saja, tidak semua pertanyaan itu harus digunakan pada penentuan judul. Mungkin, pertanyaan itu perlu dikurangi atau ditambah dengan pertanyaan lain. Perhatikan contoh penentuan judul penelitian dengan cara bertanya berikut. 1. "Pengembangan Industri Metanol di Pulau Bunyu Tahun 2010"; 2. "Manfaat Desain Interior dalam Mendukung Kegunaan Perkantoran di Jakarta Dewasa ini". 3. "Inseminasi Buatan di Peternakan Sapi Tapos, Jawa Barat". Sebelum memulai penyusunan karya tulis ilmiah, seorang penulis harus mengutarakan ide/gagasan pokoknya. Gagasan pokok harus dinyatakan dengan jelas dalam kalimat lengkap. Kalimat yang memuat gagasan pokok atau pokok pikiran tulisan itu disebut tesis. Untuk memperjelas pembuatan tesis yang baik di bawah ini akan dipaparkan caranya. Cara membuat tesis yang baik adalah sebagai berikut. 1.Tesis harus dinyatakan dalam kalimat pernyataan yang lengkap. Salah: Perpustakaan yang memegang peranan penting di SMA Benar: Perpustakaan sekolah mempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan mutu pendidikan masyarakatnya. 2. Tesis harus terbatas, tidak boleh terlalu luas Salah: Masalah Pendidikan di Indonesia Benar: Pendidikan anak di Indonesia belum diatur sesuai dengan UU Pendidikan. 3. Tesis tidak boleh negandung ungkapan subjektif Salah: Menurut pendapat saya, pendidikan anak di Indonesia belum diatur sesuai dengan UU Pendidikan. Benar: Pendidikan anak di Indonesia belum diatur sesuai dengan UU Pendidikan. 4.Tesis tidak boleh dinyatakan dengan kiasan Salah: Anak yang pandai bagai benalu di dalam kelas. Benar: Anak yang pandai sering tidak
memperhatikan pelajaran karena apa yang dijelaskan guru sudah dikuasainya. 5. Tesis tidak boleh dinyatakan dalam kalimat majemuk setara. Salah: Pemerintah harus membuat UU Pendidikan dan harus melaksanakan undang-undang itu. Benar: Apabila pemerintah tidak melaksanakan Undang-Undang Pendidikan secara konsisten, pelanggaran itu akan terus terjadi di masyarakat. Contoh 1) penentuan topik, tujuan, dan tesis penelitian 1.Topik : Peranan perpustakaan sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan masyarakatnya Tujuan Topik: Menunjukkan peran perpustakaan sekolah sebagai sarana yang sangat penting untuk meningkatkan mutu pendidikan. Tesis : Perpustakaan sekolah mempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan mutu pendidikan masyarakatnya. Tesis di atas akan mengarahkan penulis kepada tujuan awal penulisan. Penulis akan memaparkan macam-macam peran perpustakaan sekolah bagi masyarakatnya yang dapat mencakupi: 1. Perpustakaan berperan sebagai pusat pendidikan 2. Perpustakaan berperan sebagai pusat informasi 3. Perpustakaan berperan sebagai tempat rekreasi Contoh 2) penentuan topik, tujuan, dan tesis penelitian 2.Topik : Pencapaian tujuan perusahaan pada era globalisasi Tujuan Topik: Perlunya karyawan yang berkualitas Tesis : Untuk mencapai tujuan perusahaan dalam era globalisasi, perusahaan sangat membutuhkan karyawan yang berkualitas.
ragangan kerja, yakni ragangan yang sudah merupakan peluasan atau penjabaran dari ragangan buram. Misalnya, judul karya ilmiah Anda adalah "Korupsi di Negeriku Saat Ini. Hal yang dapat tersangkut-paut dan dapat dibicarakan dalam karya ilmiah itu adalah 1) definisi korupsi, 2) undang-undang tentang korupsi, 3) kondisi yang mendukung merajalelanya korupsi, 4) lembaga pemerintah yang memberantas korupsi, 5) solusi pemberantasan korupsi, 6) perangkat peraturan dan perundang-undangan tentang pemberantasan korupsi, 7) keseriusan presiden dan penegak hukum dalam membasmi korupsi. Hal-hal tersebut dapat disajikan dalam tujuh judul subbab analisis. Ketujuh subbab itu dapat dipaparkan dalam satu bab analisis atau dalam dua bab analisis. Langkah berikutnya adalah pembuatan rencana daftar isi karya ilmiah. Ragangan masalah yang dianalisis ditempatkan pada bab 2 dalam daftar isi. Untuk membuat daftar isi yang lengkap, analisis masalah yang hanya satu bab dilengkapi dengan tajuk prakata, daftar isi, daftar tabel (jika ada), daftar gambar (jika ada), dan bab pendahuluan. Bab I Pendahuluan itu terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka teori, populasi dan sampel, serta metode dan teknik penelitian. Kemudian, pada bagian akhir daftar isi dicantumkan tajuk bab simpulan dan saran, daftar pustaka, serta lampiran (jika ada). Akhirnya, tersusunlah daftar isi sebagai berikut. KORUPSI DI NEGERIKU SAAT INI PRAKATA DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Kerangka Teori 1.5 Sumber Data 1.6 Metode dan Teknik BAB II KORUPSI DAN SELUK-BELUKNYA 2.1 Definisi Korupsi 2.2 Undang-Undang tentang Korupsi 2.3 Kondisi yang Mendukung Merajalelanya Korupsi 2.4 Lembaga Pemerintah yang Memberantas Korupsi 2.5 Solusi Pemberantasan Korupsi 2.5.1 Perangkat Peraturan dan Perundang-undangan tentang Pemberantasan Korupsi 2.5.2 Keseriusan Presiden dalam Membasmi Korupsi 2.5.3 Keseriusan Penegak Hukum dalam Membasmi Korupsi BAB III SIMPULAN DAN SARAN 3.1 Simpulan 3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA
8.8.2 Perwajahan
Yang dimaksud dengan perwajahan adalah tata letak unsur-unsur karya ilmiah serta aturan penulisan unsur-unsur tersebut, yang dikaitkan dengan segi keindahan dan estetika naskah. Tata letak dan penulisan unsur-unsur karya ilmiah harus diusahakan sebaik-baiknya agar karya ilmiah tampak rapi dan me-narik. Periksalah kulit luar naskah, halaman judul,
daftar isi, daftar pustaka. Sudah lengkapkah bagian-bagian di dalamnya? Dalam pembicaraan tentang perwajahan tersebut akan dibahas a) pola ukuran kertas dan b) cara penomoran.
Bagian yang dikosongkan di sebelah kanan kertas adalah 2,5 cm. Dalam pengetikan naskah ____________________________________________ final, harap diperhatikan kaidah penyukuan kata dalam Pedomari Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. ____________________________________________ Tajuk "Prakata" atau "Ucapan Terima Kasih", Daftar Isi", "Bab 1 Pendahuluan", "Bab 2 Analisis" atau "Uraian Masalah" "Bab 3 Simpulan", "Daftar Pustaka", dan "Lampiran" harus ____________________________________________ dituliskan dengan huruf kapital, terletak di tengah-tengah dan sekitar 5 cm dari pinggir atas kertas, jadi seperenam bagian atas kertas dikosongkan, serta tidak diberi tanda baca apa pun. ________________________________________
___________________________________
Pias kanan
Pias atas
Penomoran yang lazim digunakan dalam karya ilmiah adalah dengan angka Romawi kecil, angka Romawi besar, dan angka Arab. Angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv, v) dipakai untuk menomori halaman judul, halaman yang bertajuk prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik (jika ada), daftar bagan (jika ada), daftar skema (jika ada), daftar singkatan dan lambang. Angka Romawi besar (I, II, III, IV, V) digunakan untuk menomori tajuk bab pendahuluan, tajuk bab analisis atau pembahsan, dan tajuk bab simpulan. Angka Arab (1,2,3,4,5) digunakan untuk menomori halaman-halaman naskah mulai bab pendahuluan sampai dengan halaman terakhir dan untuk menomori nama-nama tabel, grafik, bagan, dan skema.
BAB I 1.1 1.2 1.3 1.4 BAB II 2.1 2.2 2.2.1 2.2.2 a. b. 1) 2) a) b) (a) (b) BAB III
B. II. Secara prinsip, kalau dalam kerangka karya ilmiah itu ada Bab I tentu sekurang-kurangnya harus ada Bab II. Kalau ada huruf A tentu minimal harus ada huruf besar B, dan seterusnya. 8.9 Sistematika Karya Ilmiah 8.9.1 Kulit Luar Kulit luar berisi a) judul karya ilmiah, lengkap dengan anak judul (jika ada), b) maksud penyusunan, c) nama penyusun, d) nama lembaga pendidikan tinggi (nama jurusan, fakultas, dan universitas), e) nama kota tempat lembaga pendidikan tinggi, dan f) tahun penyusunan. a. Judul Karya Ilmiah dan Keterangannya Judul karya ilmiah dicantumkan sekitar lima sentimeter dari pinggir atas kertas. Judul karya ilmiah dituliskan dengan huruf kapital seluruhnya tanpa diakhiri tanda baca apa pun. Seperti dikemukakan pada halaman terdahulu, jika judul itu memiliki anak judul, antara judul dan anak judul dibubuhkan tanda titik dua. b. Maksud Penyusunan Maksud penyusunan karya ilmiah dicantumkan di bawah judul, yang ditulis dengan menggunakan huruf kapital pada semua awal kata, kecuali kata tugas, seperti di, dalam, dan, bagi, untuk, dari, guna, dan yang. Isi pernyataan ini juga tidak diberi tanda baca apa pun. Misalnya: a) Makalah yang Disusun guna Melengkapi Syarat Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Bahasa Indonesia, Fakultas Ekonomi, Universitas Trisakti b) Skripsi yang Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Kedokteran, Universitas Tarumangara Nama penyusun dan nomor induk mahasiswa dicantumkan di bawah maksud penyusunan dengan didahului kata Oleh dengan huruf awal kapital. Selanjutnya, nama
penyusun juga dituliskan dengan huruf awal kapital. Kemudian, singkatan nomor induk mahasiswa (NIM tidak diberi titik) dan nomor induk mahasiswa dicantumkan di bawah nama. Misalnya: Oleh Naim Sukasah NIM 1391605 Kemudian, nama jurusan, fakultas, universitas, atau sekolah tinggi tampat penyusun berkuliah dicantumkan di bawah identitas penyusun yang diikuti nama kota tempat penyusunan dan tahun penyusunan. Keterangan ini ditulis-kan dengan huruf kapital semua awal kata, kecuali kata tugas. Dalam penulisan harus diusahakan agar setiap unsur di atas dituliskan dalam baris yang berbeda. Misalnya: Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Sejahtera Prima Jakarta 2012 Harus diperhatikan oleh penyusun karya ilmiah, jarak antarjudul, penyusun, dan nama lembaga pendidikan tinggi itu diusahakan sama. Selain itu, bagian yang kosong pada pias atas dan pias bawah serta pias kiri dan pias kanan tidak melampaui batas yang ditentukan oleh pola ukuran kertas. Dalam menyajikan bagian-bagian yang terdapat pada kulit luar, dapat digunakan sistem simetris dan dapat pula digunakan sistem lurus. Perhatikan contoh-contoh berikut.
ercantum dalam halaman judul merupakan turunan semua hal yang terdapat dalam kulit
PENGARUH PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK PT INTERDELTA, JAKARTA
Makalah yang disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester I/2012
8.9.2 Prakata
Prakata ditulis secara singkat, tetapi jelas. Dalam hubungan itu, unsur-unsur yang dicantumkan dalam prakata hendaklah dibatasi pada (1) puji syukur kepada Tuhan yang telah memberikan kekuatan kepada penulis karya ilmiah, (2) penjelasan tentang pelaksanaan penyusunan karya ilmiah, (3) informasi tentang arahan dan bantuan dari berbagai pihak, (4) ucapan terima kasih kepada semua pihak yang memungkinkan tersusunnya karya ilmiah, dan (5) penyebutan nama tempat, tanggal, bulan, dan tahun penyusunan, serta nama penyusun karya ilmiah. Tajuk PRAKATA dituliskan dengan huruf kapital seluruhnya tanpa diberi tanda baca apa pun dan diletakkan turun sekitar seperenam bagian (lima sentimeter) dari pinggir atas kertas dan persis di tengah-tengah. 8.9.3 Daftar Tabel, Grafik, dan Bagan Cara penulisan daftar tabel (jika ada) sebagai berikut. Tajuk DAFTAR TABEL dituliskan dengan huruf kapital seluruhnya, tanpa diberi tanda baca apa pun. Tajuk DAFTAR TABEL terletak di tengah-tengah kertas dan turun seperenam bagian dari pinggir atas kertas (5 sentimeter). Nama-nama tabel itu diberi nomor dengan angka Arab dan dituliskan dengan huruf kapitar pada semua awal katanya, kecuali partikel seperti di, ke, dan, dari, yang, dan untuk. Penulisan daftar grafik atau daftar bagan (jika ada) hampir sama dengan penulisan daftar tabel. Daftar grafik atau daftar bagan itu dibuat jika grafik atau bagan dalam karya ilmiah tersebut lebih dari satu buah. Cara menuliskannya sebagai berikut. Di tengah-tengah kertas dituliskan tajuk DAFTAR GRAFIK atau DAFTAR BAGAN dengan huruf kapital semua, tanpa diberi tanda baca apa pun. Tajuk-tajuk ini pun diletakkan di tengah-tengah kertas dan turun seperenam bagian dari pinggir atas kertas (5 sentimeter). Berilah nomor urut grafik atau bagan dengan angka Arab, 1, 2, 3 dan seterusnya, seperti Grafik 1 atau Bagian 2 dengan diikuti nama masing-masing. 8.9.4 Daftar Singkatan dan Lambang
Dalam karya ilmiah, penulis dapat menggunakan singkatan atau lambang istilah atau nama sesuatu. Hal itu dilakukan agar isi karya ilmiah terasa padat, efisien, dan efektif. Singkatan dan lambang yang digunakan dalam bagian analisis harus dimuat dalam daftar singkatan dan lambang Patokannya, singkatan dan lambang yang sudah ditentukan harus digunakan dan dituliskan secara konsisten atau ajek, dari halaman pertama sampai dengan halaman terakhir. Ketentuan yang lain, pada saat pertama kali diguna-kan, singkatan itu harus didahului oleh bentuk lengkapnya, singkatannya dituliskan di dalam kurung, seperti contoh berikut. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), sedangkan pada pemakaian berikutnya, bentuk lengkapnya tidak perlu dituliskan berulang-ulang, tetapi singkatannya saja, dan tanpa diberi tanda kurung. Seperti penggunaan singkatan, penggunaan lam-bang pun harus konsisten/ajek. Perhatikan daftar singkatan dan lambang berikut. DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
Daftar Singkatan AI BP IK IKD ILD MNC : aneka industri : batas produksi : industri kecil : industri kimia dasar : industri logam dasar : multinsional cooperation
Bab pendahuluan adalah bab yang mengantarkan isi naskah, yaitu bab yang berisi hal-hal umum yang dijadikan landasan kerja dan arah kerja penyusun. Berikut ini akan dibicarakan bagian-bagian bab pendahuluan itu. a. Latar Belakang Subbab latar belakang ini, sekurang-kurangnya, men-cantumkan alasan penulis mengambil judul itu dan manfaat praktis yang dapat diambil dari karya ilmiah tersebut. Bagian ini mengemukakan juga beberapa buku yang telah dibaca yang juga mempermasalahkan topik yang sama atau yang relevan, dan menyebutkan perbedaannya dengan pembahasan karya ilmiah yang ditulis sekarang. Bagian ini mencantumkan juga bagian-bagian yang akan dibahas dalam bab-bab berikutnya agar pembaca segera menge-tahui garis besar penelitian ini secara sepintas lalu. Perhatikan contoh Latar Belakang yang ditulis Amandari.
peneliti akan berpegang teguh pada pertanyaan tersebut. (Sebelum diajukan pertanyaan, penulis karya ilmiah membuat dahulu kalimat pengantar yang relevan). Beberapa pertanyaan yang dapat digunakan, antara lain, sebagai berikut. 1) Mengapa terjadi.? 2) Bagaimana proses .? 3) Seberapa jauh dampak .? 4) Seberapa besar sumbangan .....? 5) Seberapa bermanfaat .? 6) Seberapa pentingkah .? 7) Seberapa sering ..? 8) Alat apa saja yang diperlukan .....? 9) Di mana terjadinya ...? 10) Apa solusi yang ditawarkan ...? 11) dan pertanyaan yang lain. Di bawah ini ditampilkan satu contoh Rumusan Masalah yang ditulis Aji).
1.3Tujuan Penelitian
Berkenaan dengan permasalahan pada 1.2 di atas, tujuan penelitian tentang Perkembanagn Koperasi Simpan Pinjam di Indonesia adalah 1) ingin menjelaskan masalah koperasi dan koperasi simpan pinjam; 2) ingin mengetahui sejarah koperasi simpan pinjam di Indonesia; 3) ingin menggambarkan perkembangan koperasi simpan pinjam di Indonesia saat ini;
4) ingin menguraikan peranan koperasi simpan pinjam di dalam masyarakat; 5) ingin mengetahui manfaat koperasi simpan pinjam dalam masyarakat.
d. Anggapan Dasar dan Hipotesis Anggapan dasar (yang disebut juga asumsi) adalah isi pernyataan umum yang tidak diragukan lagi kebenarannya. Anggapan dasar inilah yang akan memberikan arah kepada penulis dalam mengerjakan penelitiannya dan anggapan dasar ini pula yang akan mewarnai simpulan penelitian yang diambil. Anggapan dasar dapat juga berupa suatu teori atau prinsip yang berkaitan dengan pokok masalah yang akan diteliti, yang sudah dapat dipertanggungjawabkan. Isi pernyataan anggapan dasar harus ringkas, jelas, dan relevan dengan masalah yang dikemukakan. Jika anggapan dasar sudah ditentukan, kini Anda membuat hipotesis. Hipotesis tidak sama dengan dugaan. Hipotesis merupakan teori penyamarataan coba-coba dan merupakan suatu prinsip baru berdasarkan hasil observasi yang sistematis terhadap fakta yang khas. Hipotesis (disebut juga hipotesis kerja) adalah isi pernyataan yang berupa generalisasi tentatif (sementara) tentang suatu masalah, yang belum pasti kebenarannya. Hipotesis inilah yang akan diuji benar atau tidak benarnya dalam penelitian ini. Boleh jadi, dalam simpulan nanti ternyata hipotesis itu benar atau hipotesis itu tidak benar. Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan sederhana. f. Kerangka Teori Kerangka teori berisi prinsip-prinsip dasar yang memengaruhi pembahasan. Prinsip-prinsip dasar teori itu dikutip dari berbagai sumber, seperti dari buku, majalah, surat kabar, tabloid, kamus, jurnal ilmiah, atau internet, yang dikemukakan oleh para pakar dalam bidangnya. Kerangka teori dalam penelitian ilmiah berguna untuk membantu gambaran langkah dan arah kerja yang akan dilakukan peneliti. Kerangka teori akan membantu peneliti dalam membahas masalah yang sedang diteliti. Kerangka teori itu harus dapat menggambarkan tata kerja teori itu. Misalnya, kerangka teori untuk hal-hal yang berhubungan dengan desain interior adalah bagaimana seharusnya penyusunan ruangan, pembagian ruangan, penggantian udara, dan penyinaran matahari ke dalam ruangan. Semua teori yang menunjang peranan desain interior suatu rumah tinggal dikemukakan secara jelas di sini. Dalam bab-bab selanjutnya, semua penerapan teori dipakai. Jadi, pada bagian kerangka teori, semua teori dipasang. (Uraian lengkap dan contoh-contoh pengutipan untuk kerangka teori dibicarakan khusus pada subbab 8.11).
1.4 Kerangka Teori Jika dilihat dari penjelasan proses berdirinya Bank Islam, Antonio (2001:18) menyatakan bahwa suatu kemajuan yang sangat menggembirakan menjelang abad XX ialah terjadinya kebangkitan umat Islam dalam segala aspek, termasuk dalam aspek ekonomi. Gagasan mengenai konsep ekonomi Islam sendiri secara internasional muncul pada sekitar dasawarsa 70-an, ketika pertama kali diselenggarakan konferensi internasional tentang ekonomi Islam di Mekkah pada
tahun 1976. Di antara pemikir-pemikir sistem ekonomi Islam tersebut ada kelompok pragmatis yang berhasil mendirikan lembaga-lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan prinsip Islam, termasuk di antaranya mendirikan bank-bank Islam. Kemudian, Muhammad (2001:32) mengatakan bahwa akhirnya pemerintah mulai menaruh perhatian dalam permasalahan bank syariah berdasarkan hasil Munas IV MUI (Majelis Ulama Indonesia) tersebut dibentuklah kelompok kerja untuk mendirikan bank Islam yang disebut Tim Perbankan MUI. Hasil kerja dari tim perbankan MUI tersebut adalah berdirinya Bank Muamalat Indonesia, sebagai bank syariah pertama di Indonesia yang akte pendiriannya ditandatangani pada tanggal 1 November 1991. Dengan lahirnya peraturan pemerintah No. 7 Tahun 1992. kemudian direvisi dengan UU No 10 Tahun 1998 yang dengan tegas mengakui keberadaan dan berfungsinya bank bagi hasil atau sistem Bank Syariah. Lalu, pendeskripsian seberapa besar manfaat bank Islam didirikan yakni bank-bank syariah mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi, terutama dalam kaitannya dengan upaya bangsa ini untuk meningkatkan daya saing, lalu meningkatkan investasi, serta pertumbuhan ekonomi (Sjahdaeini, 1999: 27). Kemudian, alasan bank Islam didirikan adalah karena saat ini dunia Islam tercerai-berai. Dengan langkah tersebut, ternyata dunia Islam pun bisa dipersatukan. Pembentukan Bank Pembangunan Islam merupakan salah satu contoh pengalaman kecil dari hal itu. Kita mampu memusatkan sebagian dari peradaban dunia Islam berupa persoalan finansial dan moneter. Mari kita lihat, betapa besar manfaat yang dihasilkan dari langkah tersebut bagi dunia Islam saat ini. (http://ejajufri. wordpress.com /2010/ 04/29/mufti-suriah-bicarakanmasa-depan-banksyariah/14/05/2010)
Selanjutnya, seberapa jauh potensi dalam pengem-bangan perbankan syariah yakni dengan upaya mendorong pengembangan perbankan syariah nasional, diperlukan usaha untuk memperluas jaringan perbankan syariah pada wilayah-wilayah yang dinilai potensial dan membutuhkan jasa perbankan syariah. Perluasan jaringan perbankan syariah bersifat market driven, yaitu berdasarkan kebutuhan dan kesediaan bank untuk memberikan jasa syariah. (http://ekiszone.co.cc/prospek-perbankan-syariah-ke-depan/16/05/2010) Ada juga kelaziman pada perguruan tinggi tertentu yang menempatkan kerangka teori pada sebuah bab. Biasanya, karya ilmiah jenis ini memaparkan landasan teoretisnya secara menyeluruh (komprehensif) dan mendetail (terperinci). Jadi, para mahasiswanya dianjurkan untuk menempatkan kerangka teori penelitiannya pada Bab II secara khusus. Pada Bab II itulah si peneliti mengemu-kakan semua prinsip dasar dan pokok pikiran para pakar yang akan dijadikannya sebagai pisau analisis peneli-tiannya. e. Sumber Data/Populasi dan Sampel Suatu penelitian ilmiah harus pula memaparkan sumber data. Sumber data adalah tempat penulis bertumpu. Artinya, penelitian itu bertolak dari sumber data. Kalau penelitian itu melihat desain interior suatu rurnah tinggal, sumber datanya adalah desain interior itu sendiri, yang ada di kompleks perumahan di Jakarta Pusat, misalnya. Kalau penelitian itu melihat manajemen suatu perusahaan batik, sumber datanya adalah perusahaan batik itu
sendiri, yaitu Perusahaan Batik Sejahtera dan Perusahaan Batik Maju di Yogyakarta, misalnya. Sumber data itu boleh lebih dari satu. Jika sumber data banyak dan beragam, dalam bagian ini penulis karya ilmiah dapat pula menggunakan istilah populasi dan sampel. Populasi adalah kumpulan dari seluruh sumber data yang akan diteliti. Contoh populasi: Populasi penelitian ini adalah seluruh murid kelas XII SMA, negeri dan swasta di Tasikmalaya. Karena data penelitian ini banyak dan tidak mungkin dapat diteliti seluruhnya mengingat waktu dan dana yang tersedia terbatas, peneliti dapat mengambil hanya beberapa bagian sebagai sampel (percontoh) penelitian. Syarat sampel yang baik adalah harus dapat mewakili seluruh populasi. Contoh sampel: Sampel penelitian ini adalah 200 orang murid yang diambil dari SMA negeri dan SMA swasta dari 20 kecamatan yang ada di Tasikmalaya (masing-masing lima orang). f. Metode dan Teknik Penelitian ilmiah harus menggunakan metode dan teknik penelitian. Menurut Wiradi (1988:9), metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun secara sistematis (urutannya logis), sedangkan teknik adalah cara melakukan setiap langkah tersebut. Dalam masyarakat ilmiah dikenal metode penelitian lapangan dan bukan penelitian lapangan. Yang tergolong metode penelitian lapangan adalah sebagai berikut. Kalau dalam penelitian itu penulis datang ke sumber data dan menganalisis data itu apa adanya, metode ini disebut metode deskriptif. Andaikata dalam penelitian itu, penulis membandingkan dua sumber data, metode yang dipakai adalah metode komparatif. Selanjutnya, jika penelitian itu menggunakan metode percobaan di lapangan atau pengujian di laboratorium, metode tersebut dikatakan metode eksperimen. Selain itu, dalam penelitian sosial digunakan metode lain, seperti metode sensus, metode survai, metode studi kasus, yang merupakan metode penelitian lapangan, dan metode penelitian kepustakaan serta metode analisis isi (content analysis} yang termasuk metode bukan penelitian lapangan. Dalam praktik penelitian, terutama dalam penelitian sosial, kadang-kadang digunakan kombinasi berbagai metode. Artinya, digunakan dua metode atau lebih dalam suatu penelitian, lebih-lebih jika penelitian itu dilakukan secara antardisiplin (multidisiplin atau transdisiplin). Teknik penelitian yang dapat digunakan ialah teknik wawancara, angket, daftar kuesioner (daftar tanyaan), dan observasi. 8.10.2 Bab Analisis atau Bab Pembahasan Bab analisis atau bab pembahasan ini merupakan bab yang terpenting dalam penelitian ilmiah. Di dalam bab ini akan dilakukan kegiatan analisis, sintetis pembahasan, interpretasi, jalan keluar, dan beberapa pengolahan data secara tuntas. Bagian ini dapat dibagi menjadi beberapa bab, setiap bab dibagi-bagi menjadi anak bab, sesuai dengan kebutuhan penelitian. Dengan demikian, segala masalah yang akan dijangkau terbicarakan dalam bab ini. Bab ini dapat diuji dengan beberapa pertanyaan. 1. Sudahkah keseluruhan tahap pengolahan data (deskripsi, analisis, interpretasi) itu memberikan keyakinan terhadap pembaca? 2. Sudahkah semua masalah dapat dilaksanakan secara
taat asas dan lengkap? 3. Sudahkah keseluruhan gambaran analisis dan inter-pretasi itu mempunyai korelasi satu dengan yang lain? 4. Sudahkah teori ditegaskan secara tepat dalam analisis? 5. Sudahkah istilah-istilah digunakan secara tepat dan taat asas dalam analisis? Semua pertanyaan itu akan menguji karya ilmiah Anda terhadap keseluruhan isinya. 8.10.3 Bab Simpulan dan Saran Bab ini berisi simpulan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Simpulan yang dimaksud adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis yang sudah dikemukakan. Simpulan ini diperoleh dari uraian analisis, interpretasi, dan deskripsi yang tertera pada bab analisis. Dalam hubungan itu, sering dijumpai simpulan yang menggunakan nomor (1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya), yang seolah-olah merupakan kalimat yang terlepas-lepas. Simpulan seperti itu kurang baik karena terasa kaku. Simpulan akan lebih baik dan lebih informatif jika disajikan dalam paragraf-paragraf yang tidak dinomori. Selanjutnya, saran-saran penulis tentang metodologi penelitian lanjutan, penerapan hasil penelitian, dan beberapa saran yang mempunyai relevansinya dengan hambatan yang dialami selama penelitian.
a. Daftar Pustaka
Ciri khas karya ilmiah adalah adanya kerangka teori dan daftar pustaka. Uraian lengkap tentang tata cara penyusunan daftar pustaka dapat Anda pelajari pada subbab 8.12.
b. Lampiran
Laporan akhir, skripsi, atau tesis lazim dilengkapi dengan lampiran. Lampiran dapat berupa korpus data, dapat berupa denah lokasi penelitian, atau bagan organisasi instansi yang diteliti. Tujuan dicantumkannya lampiran adalah agar pihak-pihak yang menerima laporan tersebut dapat mempertimbangkan dengan lebih teliti dan lebih saksama hasil penelitian tersebut.
digarap hendaknya dicatat pada kartu hasil studi pustaka. Keterangan itu dapat berupa rumus, definisi, atau perincian yang berhubungan erat dengan pokok garapan dan dituliskan dalam kartu hasil studi pustaka, yang berukuran sekitar 14 x 10 cm2. Segala isi pernyataan atau keterangan yang menurut pendapat kita sangat relevan dengan karya tulis ilmiah yang akan ditulis, isi pernyataan itu segera dipindahkan ke dalam kartu hasil studi pustaka yang sudah disiapkan. Tuliskan pokok masalah pada sudut kanan sebelah atas. Di bawah pokok masalah, kita mencantumkan data ke-pustakaan (pengarang, tahun terbit, judul buku, tempat terbit, nama penerbit, dan nomor halaman). Data kepustakaan ini akan digunakan nanti pada waktu kita akan merujuknya. Di bawah data kepustakaan, kita mengutip isi pernyataan atau keterangan yang diperlukan.
akademik tidak perlu dicantumnkan), tahun terbit, nomor halaman, dan bunyi pernyataan yang dikutip. Contoh Model (1): Kutipan yang menempatkan nama pengarang di depan kutipan diawali dengan kalimat pengantar yang cerdas dan relevan, kemudian kurung buka, nama belakang pengarang, tahun terbit, tanda titik dua, nomor halaman, kurung tutup, dan diakhiri bunyi pernyataan yang dikutip, seperti tampak berikut ini.
Jika dirumuskan bagaimana hubungan arsitektur dan arsitek, Waluyo (2010:25) mengatakan bahwa arsitektur adalah perpaduan ilmu dan seni, sedangkan arsitek adalah orang yang menciptakan ruang sehingga melahirkan bentuk arsitektur yang beraneka ragam.
Contoh Model (2): Kutipan yang menempatkan nama pengarang di belakang kutipan diawali dengan kalimat pengantar yang cerdas dan relevan, kemudian bunyi kutipan, diikuti kurung buka, nama belakang pengarang, tanda koma, tahun terbit, tanda titik dua, nomor halaman, dan kurung tutup, seperti contoh berikut. Sehubungan dengan penyerahan barang karena perjanjian sewa beli atau leasing, ditegaskan bahwa jual beli baru terjadi benar-benar pada saat cicilan terakhir dibayar oleh si penyewa dalam sewa beli atau dalam leasing. Oleh karena itu, penyerahan barang karena leasing sebaiknya tidak dianggap sebagai penyerahan barang yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai (Soepandji, 2010:148).
Contoh Model (3): Kutipan yang diambil dari sumber langsung yang pengarangnya dua orang dapat dilihat pada contoh berikut ini.
Jika dilihat dari proses berdirinya Bank Islam, Antonio dan Ramli (2001: 18) melukiskan bahwa kemajuan yang sangat menggembirakan menjelang abad XX ialah terjadinya kebangkitan umat Islam dalam segala aspek, termasuk dalam aspek ekonomi dengan berdirinya Bank Syariah.
Contoh Model (4): Kutipan yang diambil dari sumber langsung yang pengarangnya tiga orang atau lebih (misalnya Noor Komari Pratiwi, S.E., M.M., Ir. Asbabun Nuzul, dan Dr. Abdul
Hakim Nasution, S.H.), hanya mencantumkan nama belakang pengarang pertama, tanpa nama depan dan tanpa gelar akademik, seperti dapat dilihat pada contoh berikut ini.
Berkenaan dengan perkembangan UKM di Tanah Air beberapa tahun terakhir, Pratiwi dkk. (2010:28) berpendapat bahwa UKM sangat layak untuk diapresiasi karena jasanya dalam perekonomian bangsa. Bahkan, sangat pantas UKM dipandang sebagai katup penyelamat dalam proses pemulihan ekonomi nasional. Pendek kata, keberadaan UKM di negara berkembang seperti Indonesia menjadi penting. Contoh Model (5): Kutipan yang diambil dari sumber langsung yang banyaknya lebih dari lima baris mengikuti cara berikut. Kutipan dituliskan tersendiri atau dipisahkan dari kalimat pengantar dan diketik dengan jarak hanya satu spasi serta menjorok dari kiri dan kanan kira-kira lima ketukan atau dua sentimeter. Lihat contoh berikut ini. Dalam hubungan itu, seorang pakar keuangan dari Indonesia memberikan pendapat yang berbeda dari pendapat pakar luar negeri mengenai kebijakan fiskal. Berikut dikemukakan pendapat pakar Indonesia yang bernama Khairunnisa (2010:218) mengenai hal tersebut.
Kebijakan fiskal adalah strategi dan langkahlangkah pemerintah di dalam pengeluaran dan cara-cara pengumpulan pajak. Adapun kebijakan moneter adalah langkah-langkah pemerintah untuk memengaruhi situasi keuangan dalam perekonomian, yaitu memengaruhi tingkat suku bunga, garansi bank, dan mengatur jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. Kedua kebijakan ini sangat penting artinya di dalam mengatur kegiatan ekonomi. Kebijakan fiskal dan moneter merupakan tindakan untuk mengatasi kenaikan harga dan inflasi.
Contoh Model (6): Kutipan yang diambil dari kutipan yang sudah ada sering dilakukan dalam suatu penelitian. Hal itu dilakukan karena sumber pertama tidak dapat dilacak lagi. Umpamanya, pendapat Socrates yang kita kutip tidak mungkin kita ambil dari buku Socrates sendiri. Kita akan mengutip buku-buku yang menulis
kembali pendapat yang dikatakan oleh Socrates itu. Penyajian contoh kutipan dari kutipan itu dapat Anda lihat berikut ini. Dalam peningkatan efektivitas mengajar agar diperoleh hasil yang lebih menggembirakan, penggunaan alat peraga sangat memudahkan guru dalam menyampaikan informasi secara cepat dan lebih konkret. Berkaitan dengan hal itu, Colleti (dalam Mashum, 2003:160) mengatakan bahwa urutan efektivitas dalam proses pembelajaran dan kecepatan siswa menangkap informasi adalah (a) melihat (dengan alat peraga), (b) mendengar (dengan ceramah), (c) meraba, (d) membau/mencium, dan (e) merasakan.
Contoh Model (7): Dalam beberapa hal kita dapat mengutip suatu persoalan yang sama dari beberapa buku. Setiap buku memuat hal yang kita bicarakan itu walaupun redaksionalnya tidak persis sama. Penyajian hal seperti itu dapat dilihat pada contoh berikut ini. Guna mencapai sukses dalam karier, seseorang harus bersedia bekerja keras. Selain itu, dia harus memiliki keyakinan diri, penampilan yang baik, kepandaian memilih putusan yang tepat, semangat atau motivasi yang tinggi, dan kepiawaian berkomunikasi. (Mudor, 2010:24; Djunaedi, 2010:38; Safiie, 2010:30).
Contoh Model (8): Contoh ini adalah kutipan dari internet. Seperti kutipan-kutipan yang lain, buat dahulu kalimat pengantar yang relevan dan cerdas, kemudian tuliskan bunyi kutipan yang diinginkan, dan akhirnya cantumkan alamat internet yang diakses dengan dilengkapi tanggal, bulan, dan tahun saat Anda mengakses internet tersebut. Dapat ditambahkan bahwa citra digital adalah citra taktampak yang dapat diolah dengan menggunakan komputer, sedangkan untuk jenis citra lain jika hendak diolah dengan komputer, harus diolah dahulu menjadi citra digital, misalnya, foto dipindahkan ke komputer dengan menggunakan scanner. Setelah melalui proses pengolahan, citra digital terdiri atas sejumlah piksel yang dapat dilihat sebagai sebuah matriks yang terdiri atas dua dimensi. (http://www. digit.image.proc.science-course-200/13/12/2010)
Catatan: Alamat website sumber kutipan dari internet jangan lupa ditulis dan ditempatkan pada bagian terakhir daftar pustaka karya ilmiah.
Lembaga Ilmu Pengetahun. 2011. Politik Pencitraan Elit Kekuasaan di Republik Indonesia. Jakarta. b. Majalah sebagai Sumber Acuan Sumber acuan dapat pula diambil dari majalah. Urutan unsur-unsur dalam penulisan daftar pustaka adalah nama pengarang, tahun terbit, judul artikel (diberi tanda petik), nama dan nomor majalah (ditulis dengan huruf miring yang didahului oleh kata Dalam. Kemudian, bulan terbit dan tahun penerbitan keberapa ditempatkan dalam kurung dengan dibatasi tanda koma), dan tempat terbit. Penyajiannya dapat dilaukan sebagai berikut. Rangkuti, Dwinita Apriyani. 2008. Upaya peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IXA SMPN 3 Muntok di dalam Menyelesaikan Soal IPAFisika, Tahun 2006/2007. Dalam Jurnal Pendidikan: Penelitian Tindakan Kelas No. 8 (Agustus, VI). Jakarta: PT Pustaka Mandiri. c. Surat Kabar sebagai Sumber Acuan Selain majalah, surat kabar juga dapat dijadikan sumber pustaka. Urutan yang dicantumkan pada daftar pustaka adalah nama pengarang, tahun terbit, judul artikel (diberi tanda petik), nama surat kabar (ditulis dengan huruf miring yang didahului oleh kata Dalam), tanggal terbit, dan tempat terbit. Penyajiannya dilakukan sebagai berikut: Alkostar, Artidjo. 2008. Nilai HAM sebagai Konstitusi Kehidupan. Dalam Kompas. 24 Desember Jakarta.
Manusia
dan