Anda di halaman 1dari 10

Pertemuan Pertama (1) Pengertian Manajemen Pendidikan Sebelum membahas mengenai pengertian menejemen pendidikan terlebih dahulu kita

membahas mengenai pengertian manajeman itu apa dan pendidikan itu apa. Pengertian Manajemen: Manajemen berasal dari kata manus yang berarti tangan, berarti menangani sesuatu, mengatur, membuat sesuatu menjadi seperti yang diinginkan dengan

mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada. Secara teoritis, setiap ahli memberikan pandangan yang berbeda tentang batasan manajemen, karena itu tidak mudah memberi arti universal yang dapat diterima semua orang. Namun demikian dari pemikiran-pemikiran ahli tentang defenisi manajemen kebanyakan menyatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses mendayagunakan orang dan sumber lainnya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Berikut ini merupakan beberapa definisi manajemen merut beberapa ahli: 1. Menurut Syamsi (1985:10) Manajemen adalah seluruh kegiatan dalam setiap usaha kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok atau lebih orang-orang secara bersamasama dan simultan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2. Menurut Soepardi (1988:7) Manajemen adalah keseluruhan proses kegiatankegiatan kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok atau lebih oarang-orang secara bersama-sama dan simultan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3. Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. 4. Menurut Georgy R. Terry (1986:4), manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. 5. Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain dengan kata lain bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang perlu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri. 6. Menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan,

pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan

menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 7. Dr. Sp. Siagian dalam buku Filsafat Manajemen Management, management dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui orang lain. 8. Menurut Sondang P. Siagian (1997 : 5). Manajemen dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa manajemen merupakan alat pelaksana utama Manajemen. 9. Menurut Prajudi Atmosudirdjo, (1982 : 124). Manajemen itu adalah pengendalian dan pemanfaatan daripada semua faktor dan sumberdaya, yang menurut suatu perencanaan (planning), diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu prapta atau tujuan kerja yang tertentu. 10. William H Newman (1951) mendefinikan manajemen adalah dapat dipahami sebagai pembimbingan, kepemimpinan dan pengawasan usaha-usaha suatu kelompok orangorang ke arah pencapaian tujuan bersama.

Pengertian Pendidikan: Berasal dari kata Yunani educare yang berarti membawa keluar yang tersimpan, untuk dituntut agar tumbuh dan berkembang. Dan dalam bahasa arab dikenal dengan istilah tarbiyah, berasal dari kata raba-yarbu yang berarti mengembang, tumbuh. Seperti satu benih yang menumbuhkan tunas dan lembaganya, makin mengeras dan kokoh batangnya hingga mengagumkan bagi banyak petani. Pendidikan memiliki fungsi yang hakiki dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang akan menjadi aktor-aktor dalam menjalankan fungsi dari berbagai bidang kehidupan. Berikut ini merupakan defenisi pendidikan dari beberapa ahli: 1. Menurut Prof. Dr. Hasan Langgulung : Pendidikan ialah yang memiliki 3 macam fungsi, yaitu : 1). Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini berkaitan erat dengan kelanjutan hidup (survival) masyarakat sendiri 2). Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan-peranan tersebut dari generasi tua

kepada generasi muda. 3). Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup (surviral) suatu masyarakat dan peradaban. Dengan kata lain, tanpa nilai-nilai keutuhan (integrity) dan kesatuan (integration) suatu masyarakat, maka kelanjutan hidup tersebut tidak akan dapat terpelihara dengan baik yang akhirnya akan berkesudahan dengan kehancuran masyarakat itu sendiri. 2. Abdul Fattah Jalal, mendefinisikan pendidikan sebagai proses pemberian

pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan penanaman amanah, sehingga penyucian atau pembersihan manusia dari segala kotoran dan menjadikan diri manusia berada dalam kondisi yang memungkinkan untuk menerima al-hikmah serta mempelajari apa yang bermanfaat baginya dan yang tidak diketahuinya. 3. Ahmad D.Marimba, merumuskan pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani siterdidik menuju terbentuknya keperibadian yang utama. 4. Francis Bacon, ia berkeyakinan bahwa pendidikan ialah apabila manusia ingin sarnpai pada kebenaran harus meninggalkan cara berpikir deduktif dan beralih ke cara berpikir yang induktif. Dengan cara berpikir yang analitik orang akan dapat membuka rahasia alam dan dengan terbukanya alam itu kita sebagai bagian dari alam dapat menentukan sikap dan mengatur strategi hidup. Artinya, dengan terbukanya alam kita rnanusia dapat menyesuaikan atau memanfaatkan alam dari hidup dan kehidupan manusia. 5. Zuhairin (1982), Pendidikan dalam pengertian yang luas adalah meliputi perbuatan atau semua usaha generasi tua untuk mengalihkan (melimpahkan) pengetahuannya, pengalamannya, kecakapan serta keterampilannya kepada generasi muda, sebagai usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik jasmaniah maupun rohaniah. 6. Friedrich Frobel (1782-1852), sangat mencintai anak dengan dunia anak-anaknya. Dia berpendapat bahwa Pendidikan yang benar adalah pendidikan yang memperhatikan persesuaian antara kebutuhan dengan alam anak-anak. Perinsip pendidikan Frobel adalah anak harus dibuat aktif, aktif bermain dan aktif bekerja serta aktif berlatih. Perinsip didaktiknya adalah pengajaran harus dimulai dari yang sederhana, yang gampang meningkat kepada hal-hal yang komplek, yang sulit. 7. Endang Saifuddin Anshari, Pendidikan adalah proses bimbingan (pimpinan, tuntunan, usulan) oleh obyek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi, dan sebagainya ), dan raga obyek didik dengan bahan-bahan materi

tertentu, pada jangka waktu tertentu, dengan metode tertentu, dan dengan alat perlengkapan yang ada kearah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi diri. 8. UU Nomor 20 tahun 2003,Pengertian Pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. 9. Mustofa Al-Ghulayani : Bahwa Pendidikan itu ialah menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan petunjuk dan nasihat, sehingga ahklak itu menjadi salah satu kemampuan (meresap dalam) jiwanya kemudian buahnya berwujud keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah air. 10. Anwar Jasin (1985), Pendidikan adalah kegiatan mengarahkan perkembangan seseorang sesuai dengan nilai-nilai yang merupakan jawaban atas pertanyaanpertanyaan mereka. Maka, dengan pengertian atau definisi itu, kegiatan atau proses pendidikan hanya berlaku pada manusia tidak pada hewan."

Manajemen Pendidikan: Secara sederhana manajemen pendidikan adalah suatu lapangan dari studi dan praktik yang terkait dengan organisasi pendidikan. Sehingga diharapkan melalui kegiatan manajemen pendidikan tersebut, tujuan pendidikan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Berikut ini merupakan defenisi manajemen pendidikan dari beberapa ahli: 1. Menurut Syarif (1976: 7). Manajemen Pendidikan: segala usaha bersama untuk mendayagunakan sumber-sumber (personil maupun materiil) secara efektif dan efisien untuk menunjang tercapainya pendidikan. 2. Menurut Sutisna (1979:2-3) adalah : Manajemen pendidikan adalah keseluruhan (proses) yang membuat sumber-sumber personil dan materiil sesuai yang tersedia dan efektif bagi tercapainya tujuan-tujuan bersama. Ia mengerjakan fungsifungsinya dengan jalan mempengaruhi perbuatan orang-orang. Proses ini meliputi perencanaan, organisasi, koordinasi, pengawasan, penyelenggaraan dan pelayanan dari segala sessuatu mengenai urusan sekolah yang langsung berhubungan dengan pendidikan seklah seperti kurikulum, guru, murid, metode-metode, alat-alat pelajaran, dan

bimbingan. Juga soal-soal tentang tanah dan bangunan sekolah, perlengkapan, pembekalan, dan pembiayaan yang diperlukan penyelenggaraan pendidikan termasuk didalamnya. 3. Djaman Satori, (1980: 4). Manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. 4. Made Pidarta, (1988:4). Manajemen Pendidikan diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. 5. Biro Perencanaan Depdikbud, (1993:4). Manajemen pendidikan ialah proses perencanaan, peng-organisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan. 6. Soebagio Atmodiwirio. (2000:23). Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagi proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. 7. Engkoswara (2001:2). Manajemen pendidikan ialah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama. 8. Hadari Nawawi (1981 : 11). Manajemen pendidikan, adalah rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan, secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu, terutama lembaga pendidikan formal. 9. Menurut Stephen J. Knezeich Manajemen pendidikan merupakan sekumpulan fungsifungsi organisasi yang memiliki tujuan utama untuk menjamin efisiensi dan efektivitas pelayanan pendidikan, sebagaimana pelaksanaan kebijakan melalui perencanaan, pengambilan keputusan, perilaku kepemimpinan, penyiapan alokasi sumber daya, stimulus dan koordinasi personil, dan iklim organisasi yang kondusif, serta menentukan

perubahan esensial fasilitas untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat di masa depan. 10. Menurut H. A. R. Tilaar (2001:4) manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan yang mengimplementasikan perencanaan atau rencana pendidikan. Jadi Manajemen pendidikan adalah proses keseluruhan kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan, dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personil, materiil, maupun spirituil untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Komponen dan sub-Komponen Manajemen Pendidikan Secara umum manajemen pendidikan dijabarkan melalui beberapa komponen berupa perencanaan pendidikan, pengorganisasian pendidikan, kepemimpinan pendidikan,

penggiatan atau pelaksanaan pendidikan, pengendalian atau pengawasan pendidikan. Redja Mudyahardjo dalam Filsafat Ilmu Pendidikan mengemukakan manajemen pendidikan mencakup sub-sub komponen: y y perencanaan; sistem pendidikan menurut tahap-tahap perkembangan (jenjang pendidikan) dan aspek-aspek pengembangan (jenis pendidikan); y y y y y y organisasi; administrasi; keuangan; pemasokan tenaga pendidikan; sistem evaluasi; dan penelitian.

Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan Douglas (1963:13-17) merumuskan prinsip-prinsip manajemen pendidikan sebagai berikut : y Memprioritaskan tujuan diatas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme kerja. y Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab

Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan sifatsifat dan kemampuannya

y y

Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia Relativitas nilai-nilai Prinsip-prinsip diatas memiliki esensi bahwa manajemen dalam ilmu dan praktiknya

harus memperhatikan tujuan, orang-orang, tugas-tugas, dan nilai-nilai. Fungsi Manajemen Pendidikan Mengadopsi fungsi manajemen dari para ahli, fungsi manajemen yang sesuai dengan profil kinerja pendidikan secara umum adalah melaksanakan fungsi planning, organizing, staffing, coordinating, leading (facilitating, motivating, innovating), reporting, controlling. Pada dunia pendidikan, istilah directing lebih tepat memakai istilah leading dengan perluasan facilitating, motivating, innovating. Selanjutnya fungsi pengawasan dilaksanakan sebagai bagian dari pelaksanaan manajerial. Pada level sekolah, pengawas lebih berperan sebagai quality assurance dengan tugas supervise debagai upaya pembinaan terhadap staf untuk memeprbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan.

Pertemuan Kedua (2) Konsep Organisasi Definisi Organisasi Dalam buku Abdul Azis Wahab (2008:2-3) beberapa pendapat mengenai definisi organisasi adalah sebagai berikut: 1. Hicks dan gullet, 1976:22 mengemukakan definisi berdasarkan lima fakta yang umum terdapat pada setiap organisasi adalah sebagai berikut: 1) Organisasi selalu berikan orang-orang; 2) Orang-orang tersebut saling terlibat dan melalui cara-cara tertentu mereka itu saling berinteraksi; 3) Interaksi-interaksi tersebut selalu dilakukan secara teratur atau ditentukan oleh sejenis struktur; 4) Semua orang dalam organisasi mempunyai tujuan tujuan pribadi dan beberapa diantaranya itulah mendasari tindakan-tindakan mereka. Setiap orang mengharapkan bahwa partisipasi mereka dalam organisasi akan membantu mencapai tujuan tujuan-tujuan individu; 5) Interaksi-interaksi tersebut dapat juga membantu mencapai tujuan-tujuan yang memiliki keterkaitan yang mungkin berbeda tetapi berhubungan dengan tujuan-tujuan pribadi. 2. Chester I Bernard mengemukakan organisasi adalah suatu sistem kerja sama (Cooperative activies) antara dua orang atau lebih. 3. Gibson (2005:5) berpendapat mengenai organisasi bahwa: Organisasi adalah unit yang dikoordinasikan dan berisi paling tidak dua orang atau lebih yang fungsinya adalah untuk mencapai tujuan bersama atau seperangkat tujuan bersama. 4. Moorehead dan Griffin (1989:392) mengatakan bahwa : Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan. 5. Robinns (1998:4) menjelaskan bahwa organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar yang berfungsi secara relative terus menerus untuk mencapai tujuan bersama atau seperangkat tujuan.

Selain itu ada beberapa pendapat lain mengenai organisasi diantaranya adalah: 1. Menurut Ernest Dale : Organisasi adalah suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan, pengembangan, dan pemeliharaan suatu struktur atau pola hubunngan kerja dari orang-orang dalam suatu kerja kelompok.

2. Menurut Cyril Soffer: Organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masingmasing diberi peran tertentu dalam suatu system kerja dan pembagian dalam mana pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-tugas, dibagikan kemudian digabung lagi dalam beberapa bentuk hasil. 3. Menurut Kast & Rosenzweig: Organisasi adalah sub system teknik, sub system structural, sub system pshikososial dan sub system manajerial dari lingkungan yang lebih luas dimana ada kumpulan orang-orang berorenteasi pada tujuan. 4. Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama. 5. James D Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. 6. Chester I Bernand berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. 7. Stephan P Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Dari berbabagai pendapat di atas penulis dapat disimpulkan bahwa: Organisasi adalah sebuah wadah kesatuan sosial yang secara sadar dibentuk oleh sekelompok manusia yang didalamnya saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karakteristik Organisasi Abdul Azis Wahab (2008:4) menjelaskan beberapa karakteristik dari organisasi diantaranya adalah 1) Sebuah entitas sosial; 2) Bertujuan atau diarahkan oleh tujuan (goal directed) 3) Memiliki sistem kegiatan terstruktur yang disengaja dan; 4) dengan batas-batas yang jelas. Sedangkan menurut Gerlof (1998:6) karakteristik dari sebuah organiasi yaitu : 1) Tujuan; 2) Orang; 3) Rencana. Sedangkan beberapa pendapat lain mengenai karakteristik organisasi adalah: 1. Lembaga social yang terdiri atas kumpulan orang dengan berbagai pola interaksi yang ditetapkan. 2. Dikembangkan untuk mencapai tujuan 3. Secara sadar dikoordinasi dan dengan sengaja disusun 4. Instrumen social yang mempunyai batasan yang secara relatif dapat diidentifikasi.

Pertemuan Ketiga (3) Kepemimpinan MBS MBS berasal dari tiga kata, yaitu manajemen, berbasis, dan sekolah. Manajemen adalah pengkoordinasian dan penyerasian sumberdaya melalui sejumlah input manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan atau untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Input manajemen terdiri dari tugas, rencana, program, limitasi yang terwujud dalam bentuk ketentuan-ketentuan, pengendalian (tindakan turun tangan), dan kesan dari anak buah ke atasannya). Sedangkan Berbasis berarti berdasarkan pada atau berfokuskan pada. Sedangkan pengertian dari sekolah adalah suatu organisasi terbawah dalam jajaran Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) yang bertugas memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik atas dasar ketentuan-ketentuan yang bersifat legalistik (makro, meso, mikro) dan profesionalistik (kualifikasi, untuk sumber daya manusia; spesifikasi untuk barang/jasa, dan prosedur-prosedur kerja). Dari pengertian diatas dapat dirangkum bahwa manajemen berbasis sekolah adalah pengkoordinasian dan penyerasian sumberdaya yang dilakukan secara otonomis (mandiri) oleh sekolah melalui sejumlah input manajemen untuk mencapai tujuan sekolah dalam kerangka pendidikan nasional, dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan (partisipatif). Pengelolaan sekolah akan selalu berkaitan erat dengan kualitas kepemimpinan kepala sekolah. Menurut Slamet (2000 : 50) kepala sekolah tangguh adalah kepala sekolah yang
mempunyai karakteristik: (1) visi, misi, strategi, (2) kemampuan mengkoordinasikan dan menyerasikan sumber daya dengan tujuan, (3) kemampuan mengambil keputusan secara terampil, (4) toleransi terhadap perbedaan pada setiap orang, tetapi tidak toleran terhadap orang-orang yang meremehkan kualitas, prestasi, standar dan nilai-nilai, (5) memobilisasi sumber daya, (6) menggunakan input manajemen, yaitu meliputi : tugas yang jelas, rencana yang rinci, program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana yang rinci, program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana,a turan yang jelas sebagai panutan untuk bertindak dan sistem pengendalian mutu yang efektif dan efisien, (8) menjalankan perannya sebagai manajer, memimpin, pendidik, wirausahawan, regulator, penyedia, pencipta iklim kerja, administrator, pembaharu dan pembangkit motivasi, (9) melaksankaan dimensi-dimenti tugas, proses lingkungan dan keterampilan personal, dan (10) menggalang team work yang cerdas dan kompak, (11) mendorong kegiatan-kegiatan yang kreatif, (12) menciptakan sekolah belajar, (13) menerapkan manajemen berbasis sekolah, (14) memusatkan perhatian pada pengelolaan belajar mengajar dan memberdayakan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai