Anda di halaman 1dari 5

Kajian Intrinsik Puisi

Kajian intrinsik pada kertas kerja ini tidak jauh berbeda dari yang sebelumnya, yakni membahas tema dan amanat yang terdapat pada antologi puisi Beranda Senja. Hanya saja kali ini lebih mengkhususkan kepada puisi yang bercorak personal dan salah satu unsur yang terdapat pada amanat, yaitu makna akan dibahas dan diuraikan lebih lanjut mengenai makna lugas, makna kias(simbol dan lambang) dan makna utuh yang ter- dapat di dalam puisi tersebut. Puisi DI DEPAN ARCA, 1 hal 112 Hari Maja Kelana (Bandung, Jabar) DI DEPAN ARCA 1 kemudian aku bercermin mengingat jalan pulang sebelum senja tiba di depan arca kata menjadi doa saat perempuan berkebaya menyalakan dupa menyalakan rindu sebatas batu di depan arca kutaruh tubuh kuhitung sisa usia

Introspeksi

Permohonan

Manusia dan Pandangan Hidup

Berserah diri

TEMA

Pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat, yang dipilih secara kolektif oleh para individu dengan golongan di dalam masyarakat. Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan kehidupan. Dalam kehidupannya, manusia tdak dapat melepaskan diri dari cita-cita, kebajikan dan sikap hidup.

Berdasarkan pandangan hidup tersebut, maka manusia selanjutnya akan mulai menata dan menentukan apa-apa saja yang harus dilakukan agar dapat memiliki pandangan hidup yang baik. Pada puisi ini pandangan hidup itu terlihat pada gagasan yang ada di setiap bait yakni introspeksi, permohonan dan berserah diri. Gagasan-gagasan tersebut mendukung pandangan hidup yang berupa cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Gagasan yang terdapat pada bait pertama adalah introspeksi diri. Dalam pandangan hidup introspeksi juga dapat disebut dengan mengenal. Mengenal seperti yang terdapat pada keseluruhan bait pertama adalah bagaimana melihat diri dan berhadapan dengan diri sendiri, mengetahui segala yang ada dan mengerti mengapa hal tersebut ada, sebelum terlambat. Maka dari itu manusia harus menyadari apa yang tertanam dalam dirinya karena ketika manusia bahkan tidak mengenal dirinya sendiri maka pandangan hidupnya akan menjadi sempit. Permohonan menjadi hal pokok pada bait kedua. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya yakni manusia tidak dapat melepaskan diri dari cita-cita maka permohonan seperti yang tergambar pada bait kedua merupakan bentuk lain dari cita-cita. Permohonan pada bait kedua lebih menekankan kepada suatu pandangan hidup yang merupakan hasil renungan. Bait ketiga mengandung gagasan berserah diri. Berserah diri pada puisi ini dapat pula diartikan sebagai penghayatan. Hal yang penting di dalam sebuah penghayatan ialah sikap penerimaan. Adanya sikap penerimaan akan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri.

AMANAT 1. Pesan Hal-hal yang disampaikan dalam puisi ini ialah sebagai berikut: a. Dalam hidup ketika suatu saat manusia pasti akan melakukan kegiatan yang disebut dengan merenung atau introspeksi diri. Introspeksi diri dilakukan untuk menyadari dan mengevaluasi segala sesuatu yang pernah terjadi dalam kehidupan pribadinya. Biasanya dengan hal ini manusia menjadi lebih tenang dan terarah. b. Hendaklah semua perkataan, doa dan harapan disampaikan kepada Sang Pencipta, karena ia maha mendengar dan mengetahui.
2

c. Ibadah merupakan salah satu cara yang baik untuk menyalurkan perasaan, apapun keyakinannya.

2. Nilai a. Nilai ketaatan yang berupa wujud peribadatan seperti yang terdapat pada bait kedua yaitu di depan arca kata menjadi doa. b. Nilai budaya yang bersangkutan dengan corak agama hindu atau budha seperti arca dan dupa. c. Nilai tanggung jawab, yakni ketika manusia merasa bahwa ia harus lebih melihat dan memahami hidup dimulai dari dirinya sendiri.

3. Makna

a. Makna lugas

Makna pada bait pertama kemudian aku bercermin secara lugas menyatakan bahwa ketika manusia bercermin ia pasti akan melihat dirinya sendiri dan kebiasaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah ia sudah terlihat baik atau belum. Sedangkan pada baris selanjutnya mengingat jalan pulang sebelum senja tiba yang berarti ia mungkin sedang dalam perjalanan atau mengunjungi tempat baru sehingga ia harus mengingat jalan pulang dan bisa kembali tepat pada waktunya. Makna pada bait kedua di depan arca kata menjadi doa dapat dimaknai bahwa apapun yang kita bicarakan dan katakan di dalam suatu lingkungan atau tempat peribadatan akan selalu menjadi doa dan bukan hanya merupakan perkataan biasa. Kemudian pada baris ketiga yaitu saat perempuan berkebaya menyalakan dupa menyalakan rindu sebatas batu tergambar salah satu tata cara beribadah dan dengan apa yang dilakukan wanita berkebaya ini membuat tokoh aku lirik teringat akan sesuatu yang mebuatnya rindu entah itu berasal dari si wanita berkebaya atau dupa yang dinyalakannya. Makna pada bait ketiga di depan arca kutaruh tubuh kuhitung sisa usia mengandung makna bahwa di hadapan sebuah arca, seseorang ini duduk dan menunggu pergantian usia. Berbeda dengan yang dilakukan orang-orang pada

umumnya,

biasanya

mereka

akan

berkumpul

dengan

keluarga

dan

melangsungkannya dengan beragam bentuk perayaan.

b. Makna kias

Makna kias yang terdapat pada bait pertama dimulai dengan simbol seperti cermin. kemudian aku bercermin mengingat jalan pulang sebelum senja tiba bermakna seseorang di dalam suatu tahap dalam hidupnya akan mulai melihat dan memahami dirinya sendiri, mengetahui apa saja yang telah ia perbuat. Dan kemudian ia akan mengingat lagi dari mana semua bermula dan berawal, karena ia ingin menata dirinya kembali dan ingin memasuki tahap lanjutan dalam kehidupannya dengan perasaan tenang dan damai. Pada bait kedua di depan arca kata menjadi doa bermakna bahwa setiap berada dalam tempat ibadah kata akan menjadi doa dan doa biasanya berupa permohonan dan biasanya permohonan dapat berupa pengampunan dan sesuatu yang dicita-citakan. Baris selanjutnya hingga akhir bait dapat dimaknai bahwa kegiatan yang terjadi di dalam tempat peribadatan itu menyadarkannya akan suatu hal dalam hidup sesuatu yang ia rindukan tapi juga bukan sesuatu yang sangat besar. Pada bait ketiga di depan arca kutaruh tubuh kuhitung sisa usia sikap religiusitas yang tinggi ditunjukkan disini, yaitu ketika menunggu pergantian usia, tokoh aku lirik menenggelamkan diri di hadapan sebuah arca. Menantikan suatu masa yang biasanya disambut dengan suka cita dengan tidak berhura-hura tetapi lebih kepada sesuatu yang berupa evaluasi diri sebelum usia lebih lanjut dan tak sempat berbenah diri.

c. Makna utuh

Secara utuh makna pada puisi ini ialah ketika seseorang memasuki saat pergantian usia tidak menyambutnya dengan sukacita melainkan lebih dipandang kepada suatu perbaikan diri. Dan dilakukan dengan berserah diri melalui suatu bentuk ibadah yang membuat dirinya merasa tenang. Tidak hanya dengan melakukan ibadah ia bahkan langsung mengunjungi tempat ibadah yang ia rasa akan membuat dirinya tenang berada
4

disana, tidak hanya itu di tempat tersebut muncul sebuah kerinduan akan sesuatu, sesuatu yang sangat dekat dengan batinnya atau hanya sebatas perasaan rindu yang muncul tiba-tiba dan hilang begitu saja. Dengan adanya suatu pergantian usia ia juga memiliki keinginan dan cita-cita yang hendak ia capai pada saat memasuki tahapan selanjutnya dalam hidup. Sehingga ia memiliki tujuan untuk membentuk dan menata kehidupannya sesuai dengan apa yang ia cita-citakan.

Anda mungkin juga menyukai