Anda di halaman 1dari 5

Hal ini terlihat dari munculnya serangkaian kebijakan privatisasi, dan kemudian diturunkan kedalam varian yang lebih

sederhana yaitu Piblic Private Partnership. Kemitraan swasta dan pemerintah adalah bentuk lain privatisasi, sedangkan privatisasi adalah salah satu cara bekerjanya pasar dimana ruang kerja yang dimilikinya menjadi semakin melebar bahkan sampai ke wilayah yang selama ini dimonopoli oleh negara. Sentralisme pembangunan ekonomi tersebut sebenarnya tidak lepas dari sentralisme kekuasaan orde baru yang sangat jakarta. Dimana aktivitas ekonomi dan politik dikendalikan dan berputar di pusat. Namun pola pembangunan tersebut dianggap kurang berhasil terutama bagi mereka yang berada di daerah. Pemerintah pusat dianggap mengekploitasi sumber daya yang ada di daerah secara terus menerus tanpa berbagai dengan adil dengan daerah sebagai pemilik sumber daya tersebut.selain itu pembangunan terpusat juga dirasakan tidak mampu memberdayakan pemerintah daerah, daerah menjadi sangat tergantung dengan kucuran dana dipusat. Pemerintah daerah pun tidak terbiasa mencari sumber sumber pembiayaan alternatif bagi daerahnya. Ketika krisis ekonomi datang, desentralisasi politik dijalanka. Kewenangan pusat banyak yang dilimpahkan ke daerah. Setelah adanya otonomi daerah, daerah seakan akan berlomba untuk membangun daerahnya. Pembangunan derah yang paling menonjol adalah pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur dianggap penting dalam menunjang pembangunan dan pertumbuhan ekonomi daerah. Namun sebagaimana hal yang sering terjadi di level daerah pada negara berkembang, masalah pendanaan sebagai sumber finansial serta kemampuan daerah yang belum mampu memanfaatkan sumber daya yang ada menjadi penyebab terhambatnya pembangunan infrastruktur di daerah. Ditengah tengah terbatasnya sumber pendanaan tersebut maka strategi kemitraan menjadi salah satu sumber alternatif. Kemitraan tersebut dibagun antara uang lingkup negara pemerintah dan swasta terbingkai dalam konsep Public Private Partnership. Kemitraan adalah bentuk meluasnya peran swasta dalam lingkup negara. Peran negara yang dahulu luas dan menyeluruh hampir disegala aspek ekonomi negara, kini harus meneyempit karena harus berbagi dengan sektor swasta. Berdasarkan undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, daerah sendiri berwenang untuk mngatur dan mngurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan yang diharapkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, peran serta masyarakat, serta meningkatkan daya saing daerah. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan penyediaan pelayan publik, daerah dapat mengembangkan kerjasama dengan daerah lain atau pihak ketiga didasarkan dengan pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelayan publik., sinergi yang saling menguntungkan yang dapat diwujudkan dalam bentuk badan kerjasama Kemitraan anatar swasta dan pemerintah dalam pembangunan infrastruktur publik yang terbingkai dalam Konsep Public Private Partnership memiliki model dan variasi dimana dalam masing masing model ini peran dan fungsi masing masing sektor juga berbeda, baik dalam perencanaan, pembiayaan, pelaksana proyek, maupun pasca pelaksanaan proyek yaitu pemanfaatan, pengelolaan, dan pertanggungjawaban Pemerintah dan swasta

Pemerintah secara umum sebagai personil dari negara baik elit maupun aparat birokrasinya. Eksistensi masyarakat sendiri tidak dapat dilepaskan dari keberadaan negara. Dalam tinjauan pemerintah negara menjadi organisasi tertinggi yang mencakup pengertian yang paling luas. Teori negara arif budiman. Negara sebagaimana dijelaskan greenberg dalam arif budiman memiliki beberapa aspek penting yaitu ; negara itu sendiri, kebijakan, dan pemerintah. Negara merupakan sistem kekuasaan untuk suatu tujuan tertentu, yaitu penguasaan sumber daya ekonomi dan politik. Adapun rejim diartikan sebagai prinsip prinsip atau norma norma atau aturan aturan, dan pengambilan keputusan yang dianut loleh penguasa sebuah negara. Kebijakan yang diambil merupakan kebijakan publik yang diambil oleh negara dan dilaksanakan oleh aparat birokrasi. Adaoun pemerintah sebagai lembaga eksekutif negara yang meliputi aparat birokrasi teknis birokrasi (birokrasi dalam arti sempit)maupun politisi atau negarawan yang menjadi puncak kepemimpinan suatu negara Pemerintah kini tidak lagi di definisikan sebagai organ peneyelnggaran kekuasaan negara, namun lebih dipahami sebagai aktivitas di dalam negara, tepatnya didalam lingkup birokrasi. Negara tidak lagi dikonstruksikan secara teoritis sebagai organisasi yang berisikan lapis lapis kewenangan yang tertata secara piramidal karena negara belakangan ini diperankan tidak lebih dari sekedar arena atau medium. Peran pemerintah yang ada ketika negara itu ada mengalami perunaham dari waktu ke waktu. Sondang F. Siagian mengidentifikasikan negara kedalam empat fungsi yaitu : a. b. c. d. Fungsi negara politik Fungsi negara hukum Fungsi negara kesejahteraan Dan fungsi negara administrasi

Fungsi negara tersebut diterjemahkan kedalam fungsi dan peranan pemerintah. Fungsi peran pemerintah yang paling klasik dan tradisional adalah sebagai pemelihara ketertiban, keamanan, pertahanan, diplomatik, dan penarik pajak Seiring dengan perkembangannya dimasyarakat serta munculnya kesadaran akan hak dan kewajiban individu, peran negara hukum kemudian semakin dibutuhkan untuk mnegatur perlindungan terhadap warga dan jaminan atas pelaksanaan kewajiban. Namun ketika kesejahteraan warga berubah menjadi cita cita dan tujuan terbentuknya negara dan pemerintahan, maka muncullah fungsi negara kesejahteraan untuk menjamin kesejahteraan masyarakat dengan menditribusikan kebutuhan masyarakat. Sementara itu, peran pemerintah dalam memberikan pelayan (service function) dalam bingkai pemerintah sering disebut sebagai peran pemerintah di dalam pemebrian pelayanan masyarakat. Dalam melakukan perannnya dibidang ekonomi, stephen J. Bailey mengidentifikasikan peran pemerintah yang terdiri dari : 1. Peran alokasidalam mendistribusikan barang atau kebutuhan

Peran alokasi merujuk pada peran pemerintah dalam mendistribusikan barang dan kebutuhan masyarakat kepada mereka secara adil dan merat, termasuk disini akses terhadap sumber sumber ekonomi dan produksi sehingga kesejahteraan masyarakat dapat tercapai. 2. Peran ditribusi Fungsi ini dijalankan demi menciptakan keadilan dan pemerataan atara warga negara agar tidak menimbulkan ketimpangan akses 3. Peran regulasi Fungsi ini berangkat dari asumsi adanya keterbatasan sumber daya sehingga menimbulkan persaingan dan perebutan untuk saling menguasainya. Fungsi ini dijalankan untuk menghindari dan mengurangi terjadinya konflik atas perebutan sumber aday tersebut. Sekaligus mengatur dan membatasi akses terhadap pemanfaatan sumber daaya yang ada 4. Peran stabilisasi Dalam fungsi ini pemerintah berperan menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan dan kenyamanan pihak swasta dalam menyelenggarakan kegiatan ekonominya dan didalamnya termasuk penyelenggaraan pelayanan publik Dalam pembangunan infrastruktur publik swasta sebagai pemegang modal besar dapat mengambil peran pemerintah dalam membenahi pelayananpublik. Sedangkan pemerintah yang mengalami kekurangan sumber daaya finansial dituntut untuk melibatkan swasta untuk mendanai pembiayaan infrastruktur. Swasta Swsata yang biasa disebut sebagai sektor swasta (private sector) adalah sektor non negara dan pemerintahan. Sektor swasta adalah sebuah bagian dari sektor ekonomi dimana kegiatan produksi barang serta pemberian pelayanan dilakukan oleh individu atau perusahaan yang selama ini menjadi lawan dari sektor yang selalu mengontrol kegiatan ekonomi secara penuh atau yang sering disebut sebagai sektor publik. Secara teoritis, sektor swasta dan pemerintah (sektor publik) memiliki perbedaan fundamenta, perbedaan tersebut menyangkut pelaku utama dalam aktivitas masing masing melihat masyarakat. Pertama, pelaku utama dalam sektor publik adalah negara. Negara dalam sektor publik berperan dominan dalam mengatur dan mendistribusikan public goods, yaitu barang dimana semua orang memiliki kesempatan untuk mengaksenya, tidak hanya dalam bentuk fisik seperti fasilitas umum. Namun juga dalam bentuk non fisik seperti kemanan, ketertiban, udara, dan lain lain. Dalam hal ini akses setiap orang dalam warga negara tidak dibatasi oleh uang dalam bentuk invenstasi. Sebaliknya dalam sektor swasta bisnis atau koorporat bertindak sebagai pelaku utama. Kedua dalam konesp sektor publik tujuan dari negara bersifat non profit. Berbeda dengan orientasi swsata yang lebih condong untuk mencari keuntungan. Ketiga, mekanisme kerja negara adalah dengan cara menetapkan aturan aturan unutk memperlancar, menjaga ketertiban dan mendukung aktivitas negra dengan menetapkan aturan hukum yang memperlancar menjaga ketertiban dan mendukung akitivitas negara di tengah tengah masyarakat. Swsata sebagai organisasi bisnis bekerja menurut kompetensi sehingga prestasi, kualitas, dan produktivitas hasil sangat berpengaruh terhadap kinerjanya. Ke 4 negara melihat individu masyarakat sebagai warga negara dan sebaliknya posisi masyarakat yang berada dalam bingkai negara sebagai citizen ini menyebabkan mereka tidak

mempunyai pilihan untuk memilih alternatif. Akuntabilitas dalam perspektif negara kembali kepada berbagai pihak yang diwakili berdasarkan pandangan, ideologi, dan kadang wilayah. Sedangkan sektor swasta hanya terjadi dalam internal mereka sendiri. Kemitraan menurut rahardi ramelan adalah pemberian sebagian wewenang pemerintah kepada swasta untuk melaksanaka sebaian atau seluruhnya kegiatan pembangunan dan atau pengoperasian infrastruktur. Namun kemitraan antara pemerintah dan swasta atau yang sering disebut Public private Partnership adalah salah satu bentuk atau variasi dari privatisasi dimana elemen elemen dari pelayanan pembangunan yang pada mulanya dilakukan sepenuhnya oleh sektor publik kemudian dilakukan disediakan secara bersama sama mellalui kerjasama antara pemerintah dengan sat atau dua perusahaan swasta. Kemitraan pemerintah swsata atau PPP juga disebut sebagai bentuk kolaborasi anatara badan negara seperti otoritas lokal atau pemerintah pusat dengan perusahaan swsata dengan tujuan melakukan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Dengan seperti itu kemitraan swasta dengan pemerintah biasa dilakukan baik ditingkatan pemerintah pusat ataupun ditingkatan pemda sebagai kekuatan sinergi penting dalam pembangunan dewasa ini Namun ada juga yang berpendapat bahwa kemitraan memiliki perbedaan dengan privatisasi, perbedaan anatara PPP dan privatisasi terletak pada status kepemilikan aset. Dalam kemitraan aset dari suatu lembaga atau fasilitas publik tetap dimiliki oleh pemerintah, sedangkan keterlibatan swasta hanya dalam pembiayaan dan pembangunannya, bukan kepemilikan aset tersebut dalam jangka panjang. Intinya kemitraan hanyalah bentuk kerjasama antara pemerintah dengan swasta yang dilakukan berdasarkan suatu kontrak (perjanjian kerjasama) dalam rangka peningkatan pelayanan masyarakat. Sedangkan dalam privatisasi, aset dari suatu lembaga atau perusahaan menjadi milik swasta dan negara tidak lagi memiliki wewenang untuk mengelola dan memiliki karena tanggung jawab secara otomatis berpindah. Persamaan keduanya adalah terlibatnya aktor non negara (swasta/masyarakat) kedalam sektor pemerintah. Vincent Kouwenen Hoven dalam Kooiman menyebutkan bahwa dalam kemitraan antara pemerintah dan swasta akibat adanya perubahan dan pergeseran peiran keduanya, dimana permasalahan publik semakin kompleks. Disatu sisi pemerintah memiliki sumber daya dan kekuatan internal terbatas untuk memenuhi dan menangani permasalahn tersebut sehingga negara dirasakan perlu untuk memindahkan sebagaian tugasnya ke sektor lain, yaitu swasta. PPP merupakan penggabungan governance (joint governance) melalui kerjasama sektor swasta dan pemerintah. Namun menurutnya, kemitraan hanya ini hanya dilakukan jika ada interaksi dan fokus anatar keduanya dalam mencapai tujuan bersama. Dalam ppp, dikotomi swasta dan pemerintah tidak terletak pada soal kepantasan atau kelayakan potensi masing masing, tetapi lebih pada dampak kemanfaatan yang diharapkan dari interaksi dan kemitraan yang dilakukan., yaitu tercapainya efektivitas dan efisiensi. Jadi kemitraan menurutnya bukan terletak pada persoalan siapa yang paling berhak, kenapa berhak, dan harus melaksanakan pembangunan ataupun pelayanan, tetapi lebih dari kedua hal tersebut yaitu terciptanya kebutuhan publik di satu sisi, dan efisiensi disisi pemerintaha. Inefisiensi pemerintahan menurutnya disebabkab oleh peran pemerintah yang terlalu dominan dalam penditribusian barang publik sehingga menyebabkan ekonomi biaya tinggi. Alasan pembagian beban pemerintah kepada sektor swsata yaitu :

1. Alasan pragmatis, pembagian kerja dengan swasta adalah pendekatan strategis untuk meningkatkan produktivitas pemerintah dan memberikan pola efektivitas pembiayaan dalam kegiatan penyelenggaraan pelayanan publik 2. Alasan komersial, dimana demi kepentingan bisnis dengan asumsi bahwa lembaga swasta lebih mamu mengelola bisnis dan lebih cepat merespon kemauan klien 3. Alasan populis, yaitu menciptakan masyarakat yang semakin maju dengan anggapan bahwa masyarakat memiliki banyak pilihandalam untuk memperoleh pelayanan publik yang lebih baik, dan dengan itu masyarakat haruslah di beri kekuasaan untuk mendefinisikan dan mengembangkan kebutuhannya sendiri. Hal ini menurut savas akan jauh lebih baik jika diputuskan oleh organisasi swasta dripada diputuskan oleh strutur birokrasi publik ditingkat atas. 4. Alasan ideologis, yaitu, ketika pemerintah semakin besar dan semakin kuat sehingga pemerintah perlu membagikan sedikit kewenangan pada sektor lain. Berdasarkan keputusan menteri dalam negeri tentang kerjasama antar daerah, bahwa kerjasama anatara pemerintah daerah dengan pihak swasta dikembangkan berdasarkan kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi secara langsung oleh pemerintah daerah yang bersangkutan karena berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh masing masing adaerah otonom. Kerjsama ini diklasifikasikan menjadi : BOT BT BOO Management contract Kontrak pelayanan Kontrak sewa Kontrak konsesi Kerjasama dengan persetujuan mendagri Swasta membangun fasilitas publik, membiayai, mengoperasionalkan, dan memelihara dalam jangka waktu yang telah disepakati

Anda mungkin juga menyukai