Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Adapun latar belakang dibuatnya makalah ini adalah karena makalah ini merupakan salah satu tugas dalam matakuliah Pengolahan Citra pada program Studi TI jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana. Latar belakang lainnya adalah makalah ini dibuat sehingga penulis memiliki referensi pembelajaran pribadi mengenai topik penitngkatan kualitas citra dalam makalah ini.

B. Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai suatu tugas dalam matakuliah Pengolahan Citra pada program Studi TI, jurusan Teknik Elektro, fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana yang mana nilainya akan diambil sebagai nilai tugas sebelum Ujian Tengah Semester. Lebih daripada itu, makalah ini dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa ataupun siapa saja yang ingin mempelajari mengenai Peningkatan Kualitas Citra (Image Enhancement) dengan menggunakan metode Contrast Stretching.

C. Manfaat Dengan adanya materi mengenai Peningkatan Kualitas Citra menggunakan metode Contrast Stretching dalam makalah ini maka para pembaca dapat memperoleh wawasan tambahan dalam hal tersebut. Juga sebagai bahan belajar bagi pembaca yang ingin mempelajari lebih lanjut mengenai Peningkatan kualitas Citra dengan metode dimaksud.

D. Batasan Masalah Masalah-masalah yang membatasi pembahasan dalam makalah ini antara lain: 1. Level warna yang dibahas adalah monochorome/gray level. 2. Teknik yang digunakan adalah Contrast Stretching dalam domain Spasial. 3. Program yang digunakan adalah Matlab 7.0.1

BAB II LANDASAN TEORI

Perkembangan citra digital telah menjangkau seluruh dunia. Kamera digital yang mana merupakan sumber dari citra digital, saat ini telah dapat dengan mudah diperoleh ditoko-toko terdekat dengan harga yang terjangkau pula. Seringkali citra yang diambil dengan menggunakan kamera digital tidak memenuhi standar yang diinginkan pengguna sehingga dibutuhkan peningkatan kualitas dari citra tersebut. Sekarang ini, banyak terdapat teknik-teknik untuk meningkatkan kualitas citra tanpa harus membuang hasil potret dalam bentuk citra digital tersebut. Secara umum teknik atau metode peningatan kualitas citra dapat dibagi dalam dua kategori yakni: 1. Metode lingkup spasial 2. Metode lingkup Frekuensi Teknik spasial, biasanya langsung bekerja dengan piksel citra. Nilai piksel dimanipulasi sedemikian rupa sehingga diperoleh kualitas citra yang diinginkan. Dalam domain Frekuensi, citra awalnya dipindahkan kedalam domain frekuensi, yang berarti pertama-tama transformasi Fourier dari citra tersebut dikomputasikan. Semua operasi peningkatan kualitas citra, dilakukan menggunakan transformasi Fourier terhadap citra dan kemudian dilakukan transformasi Invers Fourier untuk memperoleh hasil dari citra. Adapun Citra (image) : bisa didefinisikan sebagai fungsi dua dimensi f(x,y) di mana x dan y adalah koordinat spasial dan amplitudo f pada setiap pasang (x,y) disebut intensitas (gray level) citra pada titik tersebut. Jika x dan y berhingga (finite) dan diskrit (tidak kontinyu) maka disebut citra digital. Citra digital terdiri dari sejumlah elemen berhingga yang masing-masing mempunyai lokasi dan nilai. Elemenelemen x dan y disebut elemen citra / pels / pixel. Adapun level citra yang dibahas adalah level gray scale. Citra digital Gray merupakan matriks dua dimensi sederhana yang memiliki jangkauan dari 0 hingga 255. Angka-angka ini (dari 0 hingga 255) mewakili corak berbeda dari warna gray (abu-abu) ini. Angka 0 mewakili warna hitam yang sebenarnya dan angka 255 mewakili warna putih yang sebenarnya. Ada dua metode dalam lingkup spasial yakni point Processing dan Mask Processing. Point Processing merupakan metode paling dasar yang digunakan dalam peningkatan kualitas citra digital, dimana masing-masing piksel pada citra digital yang diitngkatkan dihitung satu persatu terhadap piksel pada citra asli: J(i, j) = f[I(i, j)].

Dari Gambar diatas diketahui bahwa ada dua buah metode yang bekerja dalam ruang lingkup spasial yakni metode Point Processing dan metode Mask Processing. Cara paling mudah untuk melakukan peningkatan mutu pada domain spasial adalah dengan melakukan pemrosesan yang hanya melibatkan satu piksel saja (tidak menggunakan jendela ketetanggaan). Yang termasuk disini misalnya :  Citra negatif,  Contrast Stretching,  perataan histogram,  Image Substraction,  Image Averaging Dan sesuai dengan batasan masalah yang telah ditentukan sebelumnya bahwa yang akan dibahas adalah mengenai metode dalam ruang lingkup spasial yaitu metode Point Processing menggunakan Contrast Stretching. Namun, adalah perlu jika kita juga mengetahui metode-metode yang lain walaupun secara garis besar.  Citra Negatif Operasi paling sederhana dan mendasar dalam pengolahan citra adalah menghitung citra negatif. Nilai piksel abu-abu diinvert untuk menghitung citra negatif suatu citra digital. Misalnya jika suatu citra berukuran R x C, dimana R mewakili baris dan C mewakili kolom, dan citra direpresentasikan dengan I(r,c). Maka citra negatif N(r,c) dari I(r,c) dihitung sebagai: N(r,c) = 255 I(r,c) dimana 0 <= r <= R dan 0 <= c <= C.

Dapat dilihat bahwa setiap nilai piksel dari I(r,c) dikurangi dengan 255 sehingga menghasilkan negatif I(r,c). Hasilnya mirip dengan negatif film (klise). Cocok untuk perbaikan detail citra putih atau keabuan dengan latar belakang yang gelap.

Gbr 2. Citra asli (kiri), Citra negatif (kanan)

 Perataan histogram Histogram adalah Diagram yang menunjukkan kemunculan grey level (0 - 255) pada suatu citra. Perataan histogram digunakan untuk mengubah pemetaan grey level sehingga sebaranya lebih menyebar pada kisaran 0 255. Bentuk-bentuk histogram processing: y y y y Gambar gelap: histogram cenderung ke sebelah kiri Gambar terang: histogram cenderung ke sebelah kanan Gambar low contrast: histogram mengumpul disuatu tempat Gambar high contrast: histogram merata diseluruh tempat.

 Image Substraction Dilakukan jika gambar yang ingin diambil hanyalah sebagian saja.

Gbr. a). Citra asli, b). Citra hasil substraksi

 Image Averaging Dilakukan jika terdapat beberapa citra yang sama namun semua citra memiliki noise namun masing-masinng citra memiliki noise berbeda.Metodenya adalah melakukan operasi rata-rata terhadap semua citra yang ada tersebut.

BAB III PEMBAHASAN a. Pendahuluan Contrast stretching adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan citra baru dengan kontras yang lebih baik daripada kontras dari citra asalnya. Proses contrast stretching termasuk proses perbaikan citra yang bersifat point processing, yang artinya proses ini hanya tergantung dari nilai intensitas (gray level) satu pixel, tidak tergantung dari pixel lain yang ada di sekitarnya. Citra yang memiliki kontras rendah dapat terjadi karena kurangnya pencahayaan, kurangnya bidang dinamika dari sensor citra, atau kesalahan setting pembuka lensa pada saat pengambilan citra. Ide dari proses contrast stretching adalah untuk meningkatkan bidang dinamika dari gray level di dalam citra yang akan diproses. Gambar 3 berikut menunjukan fungsi transformasi contrast stretching, titik koordinat (r1,s1) dan (r2,s2) merupakan titik control dari fungsi transformasi. Titik-titik tersebut dapat diatur untuk menentukan tingkat penyebaran grey level dari citra yang dihasilkan. Misalkan titik r1=s1 dan r2=s2 maka fungsi transformasi berbentuk linear yang menghasilkan citra yang tidak berubah level intensitas. Jika r1=r2 dan s1=0 dan s2=L-1, maka transformasi menjadi fungsi tresholding yang menghasilkan suatu citra biner. Nilai r1,r2,s1,s2 akan menghasilkan berbagai derajat penyebaran pada grey level dari gambar keluaran, yang akan mempunyai pengaruh pada contrast-nya. Untuk menghitung nilai hasil transformasi tersebut, kita dapat membuat tiga fungsi sebagai berikut: Untuk r <= 0 < r1, maka s = r . (s1 / r1) Untuk r1 <= r < r2, maka s = s1 + ( (r-r1) . ((s2-s1) / (r2-r1)) ) Untuk r2 <= r <=(L-1), maka s = s2 + ( (r-r2) . ((L-1)-s2) / ((L-1) - r2) )

Gambar 3 Fungsi transformasi contrast stretching

Dalam algoritmanya, secara sederhana untuk setiap piksel (pi) dalam gambar, lakukan Jika pi <= s1 lakukan

pi = (s1/r1)*pi Jika s2 < pi <= s2 lakukan Pi = s1 + (s2-s1) *((pi-r1)/r2-r1) Jika pi > s2 lakukan Pi = s2 + (255-s2)*((pi-r2)/(255-r2) selesai sedangkan untuk r1 = r2 tidak dapat dibuat karena akan ada error (pembagian dengan 0), jadi minimal r1 = r2+1

b. Program

c. Hasil Output (i). Input yang dimasukkan (r1,s1) = (20, 80) dan (r2,s2) = (90, 200)

Gambar 4. Hasil output program Contrast Stretching percobaan I

(ii). Input yang dimasukkan (r1,s1) = (20, 80) dan (r2,s2) = (180, 240)

Gambar 5. Hasil output program Contrast Stretching Percobaan II

(iii) Input yang dimasukkan (r1,s1) = (70, 30) dan (r2,s2) = (200, 120)

Gambar 6. Hasil output program Contrast Stretching Percobaan III

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil output diatas dapat disimpulkan beberapa point sebagai berikut : i. Penentuan nilai titik (r1,s1) dan (r2,s2) sangat berpengaruh pada proses contrast stretching. Pada output 1 dengan nilai (r1,s1) = (20,80) dan (r2,s2) = (90,200) terlihat perbedaan citra asli dengan citra hasil, dimana pada citra hasil terjadi kenaikan kecerahan. Hal ini telihat dari penyebaran nilai histogram citra asli dengan citra hasil sudah merata. ii. Pada output (ii) Apabila nilai r1dan r2dibuat tetap yaitu (r1,s1) = (20,80) dan (r2,s2) dinaikan menjadi (180,240) maka tingkat kecerahan bertambah dan terlihat pada gambar 5 (c) dan 5 (d) nilai-nilai histogram menyebar ke sebelah kanan grafik (daerah terang). Hal ini mengindikasikan bahwa jika nilai r1 r2dan s1 s2makin besar maka contrast citra cendrung meningkat monoton. iii. Pada output (iii) nilai diset (r1,s1) = (70,30) dan (r2,s2) = (200,120) terlihat bahwa citra hasil lebih gelap dibandingkan dengan citra hasil. Dari histogram terlihat bahwa nilai grafik mengecil ke kiri (daerah gelap). Hal ini mengindikasikan bahwa jika nilai r1 r2dan s1 s2makin kecil maka contrast citra cendrung menurun. iv. Metode contrast stretching sangat tergantung dari kebutuhan, apakah contrast citra mau dibuat kearah gelap atau ke arah yang terang. Contrast yang bagus akan terlihat pada nilai-nilai grafik histogram yang menyebar secara merata dari daerah gelap sampai daerah terang.

DAFTAR PUSTAKA http://jawawuan.web.ugm.ac.id/cstretching.pdf http://www.yovian.web.ugm.ac.id/system/application/downloads/cs_pub.pdf http://aladin.elf.stuba.sk/~ppkulla/doc/IMAGE%20ENHANCEMENT.doc http://lecturer.eepis-its.edu/~nana/matericitra08/Citra_ContrastStretching_HEqualisasi.pdf http://www.scribd.com/document_downloads/direct/44162448?extension=pdf&ft=1319444517&lt=1319 448127&uahk=jUSQVdioqakRdGLVhRLkx1RBoaI http://www.scribd.com/document_downloads/direct/22594087?extension=pdf&ft=1319445312&lt=1319 448922&uahk=WqeGPZUkDSkBst9uBBpJJeCFYDE

Anda mungkin juga menyukai