Anda di halaman 1dari 11

RANGKAIAN PENGONTROL NADA

I.

Tujuan Percobaan Percobaan ini bertujuan agar mahasiswa : 1. 2. 3. Mampu membuat rangkaian tone control dari gambar yang diberikan Mengetahui pengaruh potensiometer pada daerah trebel dan base Mampu mengukur respon frekuensi pada rangkaian dan menggambarkan gragik respon tersebut 4. Mampu menjelaskan pengaruh antara pembagian tegangan ohmic dan kapasitif pada 2 frekuensi berbeda

II. Landasan Teori Rangkaian pasif tone control terdiri dari frekuensi independent (ohmic)dan frekuensi dependent (lebih kapasitif), pembagi tegangan . bagian ohmic adalah respon untuk jumlah terbatas pada redaman seperti itu, frekuensi tinggi atau rendah dinaikkan atau diturunkan. Fungsi rangkaian pada praktikum ini adalah membuat pengertian yang mudah ketika 3 particular setting pada potensiometer, hanya komponen yang efektif, dipertimabngkan; a. bass control, P1

b. Treble control, P2

Pengaruh pembagian pada potensiometer,ketika berada pada posisi tengah, hasil dari karakteristik non-linear. Logaritma potensiometer digunakan. Tergantung pada frekuesi sinyal yang dimasukkan, kapasitor yang efektif pada frekuensi ini, pengaruh bagian ohmic pada pembagi banyal atau sedikit, supaya dinaikkan atau diturunkan pada base atau treble dapat diachived.

III. komponen dan Peralatan Resistor 1 kOhm Resistor 10 kOhm Potensiometer 100 kOhm Capasitor 1 nF 400 V = 250 V Capasitor 0.47 nF 400 V = 250 V Capasitor 10 nF 400 V = 250 V Capasitor 22 nF 400 V = 250 V Capasitor 0,22 nF 400 V = 250 V Panel path universal Plug penghubung Power supply 1 buah 2 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 120 buah

Functin generator Kabel probe Osiloskop Kabel BNC Connection plugs

Daftar komponen : R1 = 10 kOhm R2 = 1 kOm R3 = 10 kOhm P1 = 100 kOhm, log P2 = 100 kOhm, log C1 = 22 nF C2 = 220 nF C3 = 1 nF C4 = 15 nF (4,7 nF dan 10 nF paralel)

IV. Gambar rangkaian

V. Langkah Kerja 1. merangkai rangkaian seperti pada gambar Generator : sinyal sinus, 8 Vpp, jaga tegangan tetap konstan selama praktek Ossiloskop : tegangan input pada canal 1, trigger dari canal 1 menampilkan tegangan output ketika frekuensi input f = 10 kHz. Amati pengaruh potensiometer pada tegangan output a. Seperti langkah 1, dengan frekuensi f = 100 Hz b. Sama seperti langkah 1 dengan frekuensi f= 1 kHz 2. mengukur kurva respon a.memasang potensiometer P1 dan P2, kedua-duanya pada posisi tengah (skala 5,5). Mengukur tegangan output pada frekuensi yang diberikan dan mencatat nilainya pada tabel b. sama seperti langkah 2.a dengan P1 dan P2 pada posisi

minimum c.sama seperti langkah 2.a dengan P1 dan P2 pada posisi maksimum d. mengubah tegangan output yang diukur ke dalam nilai dB,

gunakan nilai tersebut untuk mengukur pada 1 kHz dan mencatat nilaina pada tabel 3. Menggambarkan grafik a. menggambarkan 3 kurva respon, dengan warna yang berbeda b. merancang kura respon ketika P1 pada keadaan minimum dan P2 pada keadaan maksimum 4. menjumlahkan reaktansi kapasitor C1 C4 pada frekuensi f = 100 Hz dan f= 10 kHz

5.

kenapa setting P2 pada 100 Hz tidak penting? Menggambarkan pembagi tegangan dengan P2 dan jumlahkan nilai XC3 dan XC4

6.

bagaiman respon frekuensi saat P2 diganti pada10 kHz? Jelaskan pengaruh ketika P2 kedua-duanya pada posisi akhir dan menggambarkan, menunjukkan nilai komponen

7.

dengan cara yang sama, gambarkan pengaruh P1 pada 2 frekuensi yang sama.

VI. Hasil Percobaan

1.

Pengaruh potensiometer terhadap tegangan output a. untuk f = 10 kHz P1 P2 = = tidak memberikan pengaruh pada tegangan output Vo tegangan output berubah-ubah dimana pada saat potensiometer semakin maksimum Vo semakin besar.hal ini berarti P2 berpengaruh pada control treble. b. untuk f = 100 Hz P1 = tegangan output berubah-ubah dimana pada saat potensiometer semakin maksimum Vo semakin besar.hal ini berarti P1 berpengaruh pada control bass. P2 = tidak memberikan pengaruh pada tegangan output Vo

c. untuk f = 1 kHz P1 = memberikan pengaruh pada tegangan output Vo yang konstan P2 = P2 mempengaruhi tegangan Vo

2. Vin = 8 Vpp Voref = 1 KHz Frekuensi (Hz) Posisi tengah Vopp/V 20 30 50 80 100 200 500 800 1k 2k 5k 10k 12k 15k 18k 20k 0.6 0.63 0.68 0.69 0.69 0.7 0.7 0.67 0.62 0.65 0.69 0.7 0.7 0.71 0.71 0.71 Vo/dB -0.35 0.13 0.80 0.92 0.92 1.053 1.053 0.6732 0 0.4097 0.92 1.053 1.053 1.177 1.177 1.177 Penggunaan kedua potensiometer Fully CCW Vopp/V 0.078 0.079 0.079 0.099 0.13 0.15 0.30 0.60 0.61 0.50 0.40 0.16 0.13 0.90 0.11 0.09 Vo/dB -18.006 -17.896 -17.896 -15.939 -13.572 -12.327 -6.30 -0.291 -0.1418 -1.868 -3.8074 -11.7676 -13.5721 -3.233 -15.20 -15.93 Fully CW Vopp/V 6.8 6.5 5.9 5.0 4.2 1.9 1.2 0.80 0.76 1.0 2.2 4.8 5.2 5.6 5.9 6.4 Vo/dB 20.80 20.40 19.56 18.1310 16.61 9.714 5.711 2.2117 1.76272 4.1473 10.999 17.77 18.46 19.115 19.56 10.322

Vo (dB) = 20 log Voref

Vo

Pengaruh potensio P1 adalah untuk mengatur frekuensi rendah Pengatur ini disebut dengan pengatur nada Bass

Pengatur potensio P2 adalah untuk mengatur frekuensi tinggi. Pengatur ini disebut pengatur nada treble.

VII. Analisa Pada percobaan ini kita akan mengukur Rangkaian tone control. dimana dengan menggunakan modul rangkaian tone control, osiloscope dan fungtion generator. Tone control dapat diartikan dengan rangkaian pengatur nada. Pada percobaaan ini akan diamati pengaruh potensiometer pada rangkaian. Selain itu juga membuktikan frekuensi pendengaran yaitu sebesar 20 Hz-20kHz. Pada rangkaian tone control ini kita menggunakan potensiometer logaritmik.Karena pada dasarnya potensiometer dibagi atas 2 bagian yaitu 1. potensiometer linier mempunyai tahanan yang tetap 2. potensiometer logaritmik yang mempunyai nilai tahanan yang berubah-ubah. Audio sama dengan bunyi dan dapat juga dikatakan sama dengan frekuensi pendengaran yaitu sebesar 20 sampai 20000 Hz. Frekuensi audio terdiri dari frekuensi musik dan frekuensi suara (voice). Dimana pada sebuah musik terdapat nada rendah (bass) dan ada nada tinggi (treeble). Dan frekuensi suara ialah frekuensi middle atau frekuensi tengah. Pada percobaan ini kita akan mengukur level dari frekuensi rendah (bass) dan treeble tinggi (treeble). Dalam percobaan ini rangkaian pengendali nada yang dibahas adalah pengaruh komponen potensiometer pada rangkaian sederhana ini. Dilihat dari fungsinya potensiometer berfungsi untuk mengatur atau mengubah-ubah tahanan atau hambatan dalam rentang nilai tertentu.

Dari rangkaian diatas setelah dilihat dan diukur dengan menggunakan osiloskope P1 hanya berpengaruh untuk pengaturan nada rendah (Bass) dan P2 digunakan untuk pengaturan nada tinggi (Treeble). Pada prakteknya kita tidak langsung mendapatkan penguatan atau redaman yang terjadi pada level frekuensi dalam dB(desible). Maka untuk merubahnya dari Vpp ke dB(desible) ialah dengan menggunakan rumus sebagai berikut ini: Vo (dB) = 20 log Voref Dimana Vref diambil dari V pada saat posisi middle atau pada saat frekuensi input 1 kHz. Pada percobaan pertama dengan mnginputkan sinyal sinus dengan frekuensi dari 20 Hz sampai dengan 20 kHz (frekuensi audio). 20 Hz sampai dengan 800 Hz mewakili frekuensi rendah. 1 kHz ialah frekuensi middle dan 2 kHz sampai dengan 20 kHz mewakili frekuensi tinggi. Dari percobaan ini terlihat bahwa tidak terjadi pengutan level secara signifikan atau penguatan level terjadi secara merata. Pada percobaan kedua dengan menginputkan frekuensi yang sama yaitu frekuensi audio (20 sampai 20 kHz) dan kedua potensio diputar secara CCW (berlawanan arah jarum jam) maka dapat dilihat dari hasil percobaan bahwa level frekuensi middle penguatannya lebih tinggi dari penguatan frekuensi rendah (bass) dan frekuensi tinggi. Atau artinya pengatur membesarkan frekuensi tengahnya saja dan bass dan treble nya diredam. Pada percobaan terakhir dengan menginputkan frekuensi yang sama yaitu frekuensi audio (20 Hz sampai dengan 20 kHz) tapi kedua potensiometer yang terdapat dalam rangkaian tone control diputar CW(Clock Wise) atau searah jarum jam maka dapat dilihat dari data table hasil percobaan terlihat bahwa terjadi penguatan level frekuensi Tinggi (Treeble) dan frekuensi Rendah (Bass) tapi terjadi redaman pada frekuensi tengah (Middle). Dari percobaan kedua dan ketiga dapat dilihat bahwa arah putaran dari poternsiometer mempengaruhi pengaturan dari frekuensi. Hal ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Vo

VIII. Kesimpulan 1. Tonecontrol adalah rangkaian pengatur nada. 2. P1 digunakan untuk pengaturan nada rendah(Bass) dan P2 digunakan untuk pengaturan nada tinggi(Treble). 3. Audio itu sama dengan bunyi sama dengan frekuensi pendengaran yaitu sebesar 20 sampai 20000 Hz. Frekuensi audio terdiri dari frekuensi musik dan frekuensi suara(Voice). Dimana sebuah musik itu ada Nada rendah(Bass) dan ada nada tinggi (Treeble). Dan frekuensi suara ialah frekuensi middle atau frekuensi tengah. 4. Apabila kedua potensio diputar secara CCW (berlawanan arah jarum jam) maka dapat dilihat dari hasil percobaan bahwa level frekuensi middle penguatannya lebih tinggi dari penguatan frekuensi rendah (Bass) dan frekuensi tinggi. Atau artinya pengatur membesarkan frekuensi tengahnya saja dan Bass dan treble nya dir edam. 5. Apablia kedua potensiometer yang terdapat dalam rangkaian tone control diputar CW(Clock Wise) atau searah jarum jam maka dapat dilihat dari data table hasil percobaan terlihat bahwa terjadi penguatan level frekuensi Tinggi (Treeble) dan frekuensi Rendah (Bass) tapi terjadi redaman pada frekuensi tengah (Middle).

Anda mungkin juga menyukai