Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Masa remaja merupakan masa dimana seseorang mencari jati dirinya. Namun dalam pencarian jati diri tersebut, terkadang remaja salah langkah dan menjerumus kepada hal-hal yang negatif. Peran serta keluarga dan lingkungan sangat besar dalam perkembangan remaja tersebut, yang akan berdampak pada pembentukan watak remaja tersebut. Lembaga pendidikan pada umumnya dan sekolah-sekolah pada khususnya yang merupakan rumah kedua bagi remaja merupakan tumpuan harapan para orangtua, siswa, dan masyarakat guna memperoleh pengetahuan dan keterampilan, juga berperan penting dalam pembentukan kepribadian remaja tersebut.

B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Apa saja masalah pribadi, sosial, belajar yang dirasakan oleh siswa ? Bagaimana pengaruh masalah tersebut terhadap belajar siswa ? Apa saja layanan/bantuan yang diterima dari guru ? Apa saja layanan/bantuan yang diharapkan oleh siswa ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apa saja masalah pribadi, sosial, belajar yang dirasakan oleh siswa. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh masalah tersebut terhadap belajar siswa. 3. Untuk mengetahui apa saja layanan/bantuan yang diterima dari guru. 4. Untuk mengetahui apa saja layanan/bantuan yang diharapkan oleh siswa.

D. Metode Penulisan
Dalam penulisan laporan ini tentunya penulis menggunakan metode observasi dengan mewawancarai dua orang guru mata pelajaran, dua orang guru Bimbingan dan Konseling, dan lima orang siswa/I SMK Negeri 11 Bandung. Setelah itu, hasil wawancara dianalisis dengan mengacu terhadap beberapa teori yang telah dipelajari sebelumnya.

BAB II PEMBAHASAN
A. Identitas Sekolah
Nama Sekolah NSS Status Sekolah Izin operasional Jenis Bidang Keahlian : SMK NEGERI 11 BANDUNG : 34.1.02.60.03.001 : NEGERI : No. 0207/0/1980 Tgl. 30-07-1980 : Bisnis Manajemen, Teknologi Informasi & Komunikasi

Jenis Program Keahlian : 1. Akuntansi 2. Sekretaris/ Administrasi Perkantoran 3. Penjualan 4. Rekayasa Perangkat Lunak 5. Multimedia Akreditasi Kelembagaan : BAIK Alamat Sekolah Kelurahan, Kecamatan Nomor Telepon/ Fax Web Site : Jln. Budi,Cilember, Cimindi ,Bandung Barat : Sukaraja, Cicendo : (022) 6652442 : www.smkn11bdg.net http://smkn11bdg.wankota.org E-mail : info@smkn11bdg.com

B. Waktu
Hari : Selasa Tanggal : 01 Juni 2010 Pukul Tempat : 10.00 s/d 12.30 WIB : SMK Negeri 11 Bandung

C. Deskripsi Hasil Studi Lapangan


Pertumbuhan dan perkembangan anak di dukung oleh tiga pilar kehidupan yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat/sosial. Ketiga pilar tersebut saling berinteraksi dalam mempengaruhi perkembangan individu menuju pada kedewasaan. Individu yang sedang berkembang memerlukan bantuan dari individu lainnya untuk memahami lingkungan sekitarnya dan menguasai keterampilan-keterampilan tertentu, agar menjadi manusia sebagai pribadi seutuhnya. Salah satunya sekolah yang merupakan tempat belajar yang terencana dan terorganisasi melibatkan kegiatan proses belajar mengajar dengan tujuan menghasilkan perubahan-perubahan positif dalam diri anak didik (pelajar). Pendidikan formal saat ini semakin dibutuhkan, terutama untuk membantu perkembangan aspek kognitif dan sosioemosional yang semua itu berkaitan dengan pembangunan bangsa. Untuk

memahaminya, diperlukan sedikit analisis ke salah satu sekolah dengan menggunakan metode wawancara. Narasumbernya antara lain beberapa siswa, guru mata pelajaran serta guru bimbingan dan konseling. Atas dasar inilah penulis untuk menyusun laporan hasil studi lapangan mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Pencarian data atau sering disebut observasi yang dilakukan penulis adalah dengan mengunjungi SMK Negeri 11 Bandung disamping tempatnya yang cukup dekat kami pun berharap dapat menemukan masalah masalah yang kompleks karena menurut pengalaman salah satu penulis yang dulunya lulusan SMK mengatakan bahwa dunia SMK itu lebih nakal istilahnya dibandingkan dengan dunia SMA karena rata rata siswa di SMK kebanyakan laki laki, walaupun untuk sekarang kenyataannya hampir seimbang antara laki laki dan perempuan. Observasipun dilaksanakan pada hari selasa tanggal 1 juni 2010, dimana penulis diwajibkan untuk mewawancarai tiga kategori yaitu siswa, guru mata pelajaran dan guru bimbingan dan konseling tujuannya adalah untuk mencari dan menganalisis data mengenai dinamika masalah dan perkembangan siswa. Akhirnya usaha penulis membuahkan hasil, apa yang penulis cari dari SMK Negeri 11 Bandung ternyata dapat diperoleh, disana kami menemukan banyak masalah masalah yang dipaparkan oleh setiap narasumber mengenai dinamika masalah siswa dan

perkembangannya. Masalah masalah tersebut sangat beragam. Berikut pemaparan masalah masalah dari narasumber :
4

1. Masalah Pribadi a. Masalah Mengenai Pacar Pada masalah pribadi kebanyakan yang siswa kemukakan adalah mengenai pacaran. SN siswa kelas XII menyebutkan banyak masalah yang terjadi dalam setiap hubungan tersebut. Misalnya selalu salah paham atau berselisih. Seorang guru pun berpendapat mengenai masalah ini karena masa Sekolah Menengah merupakan masa pubertas kebanyakan siswa disekolah ini memiliki masalah mengenai pacarannya. Bu VR pernah ditanya oleh salah satu siswanya Ibu kalau punya pacar itu gimana sih?. Menurut pengamatan Bu VR masalah mengenai pacaran yang terjadi pada siswanya ada yang sudah bisa dewasa artinya ia bisa mengaturnya dengan baik dan ada pula yang masih butuh bimbingan. b. Latar belakang keluarga yang kurang mendukung Namun masalah pribadi yang terjadi tidak hanya itu sekolah menengah kejuruan yang kebanyakan siswanya berasal dari kalangan ekonomi tingkat menengah kebawah hal ini sangat berpengaruh terhadap masalah dan perkembangan siswa. Seperti yang dikemukakan oleh salah satu guru bimbingan dan konseling, Bu WW berpendapat bahwa sebagian besar masalah yang timbul disekolah adalah bawaan dari keluarga. Ketika keadaan keluarganya kurang mampu atau tidak harmonis, hal ini memicu timbulnya masalah masalah disekolah. Seperti seorang bapak yang tidak bertanggung jawab terhadap ekonomi keluarganya atau lingkungan rumah tanggga yang tidak kondusif faktor latar belakang keluarga seperti ini terkadang sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. c. Tidak memiliki minat untuk masuk SMK Ada juga masalah muncul ketika siswa merasa bahwa ia masuk sekolah menengah kejuruan itu salah, siswa tersebut merasa terpaksa karena ia masuk SMK bukan dari minat dan keinginannya melainkan keinginan orang tuanya. Karena ia ingin menghormati orang tuanya maka ia memaksakan untuk masuk SMK dan menuruti orang tuanya masalah seperti ini tidak sedikit salalu terjadi dikalangan SMK.

d. Belum bisa mengatur waktu Masalah lain yang terjadi yaitu kurang pandainya dalam mengatur waktu. Salah seorang siswa bercerita bahwa ketika ia terlibat dalam suatu organisasi ternyata organisasi tersebut malah menjadi suatu pengganggu dalam proses belajarnya.

2. Masalah Sosial a. Sikap tidak patuh terhadap tata tertib & kurang sopan/ hormat Mengenai masalah sosial yang terjadi dikalangan siswa diantaranya adalah masalah tidak patuh terhadap tata tertib dan kurang sopan terhadap guru dan teman temannya. Menurut Bu SA bahwa masalah seperti ini terjadi akibat pergaulan lingkungan yang kurang baik karena jika pergaulan disekolah beliau masih bisa mengamati dan dapat langsung mengarahkan tetapi jika sudah terpengaruh dari lingkungan luar siswa sulit untuk dikontrol. Contoh kasus seperti siswa yang baru selesai praktek kerja industri (prakerin), mungkin ketika di industri ia merasa bebas dengan aturan yang ada waktu itu, sehingga ketika kembali ke lingkungan sekolah, ia merasa dikekang dan menjadi siswa yang malas-malasan hal ini memerlukan waktu untuk bisa menyesuaikan kembali dengan lingkungannya seperti biasa lagi, begitu juga sebaliknya untuk lingkungan industri. b. Egoisme yang tinggi & perselisihan paham antar teman Selain itu masalah yang muncul berikutnya adalah rasa egoisme yang tinggi dalam setiap pergaulan dan selalu berselisih paham antar teman. Masalah inilah yang sering di temukan dalam masalah masalah sosial di sekolah.

3. Masalah Belajar yang Dirasakan a. Fasilitas kurang mendukung Adapun masalah belajar yang di rasakan siswa SMK Negeri 11 Bandung selama mereka di sekolah adalah mereka merasakan bahwa fasilitas belajar kurang mendukung. Ketika penulis menanyakan kepada siswa mengenai bagaimana belajar yang kalian rasakan di sekolah ini?, diantara siswa tersebut seperti yang diutarakan oleh GL, DA, dan TH menjawab fasilitas yang ada banyak yang masih kurang, seperti komputer untuk jurusan rekayasa perangkat lunak, kursi kursi yang pada rusak.
6

Tidak hanya siswa yang merasakan mengenai masalah kurangnya fasilitas yang mendukung dalam proses belajar. Seorang guru mata pelajaranpun berkomentar mengenai masalah ini. Beliau berkata kebetulan saya wali kelas siswa jurusan rekayasa perangkat lunak jadi ada beberapa siswa yang mengeluhkan minta mengganti komputer dengan laptop. Karena menurut mereka laptop lebih praktis penggunaanya dibandingkan dengan komputer. b. Guru kurang disiplin Selain itu ada juga yang bercerita mengenai seorang guru yang kurang disiplin. ST menceritakan pengalaman waktu belajarnya, bahwa ketika ia belajar misalnya dengan guru A tidak lama kemudian jam mengajarnya itu sudah habis akan tetapi guru tersebut masih tetap mengajar sehingga jam untuk pelajaran guru B terpakai, akhirnya guru B pun masuk kelas dengan marah marah tidak jelas.

4. Pengaruh/Dampak Masalah Terhadap Belajar Dari masalah masalah yang di sebutkan di atas tentunya masalah tersebut sangat mempengaruhi dalam proses belajar. Adapun pengaruh masalah tersebut bisa berupa positif juga negatif. a. Pengaruh positif Cukup banyak pengaruh positif yang bisa diambil dari masalah masalah di atas, penulis ambil salah satu contoh mengenai masalah pacaran. Menurut Bu VR, pacaran itu tidak hanya berdampak negatif tapi banyak dampak positifnya juga. Ada salah satu siswa yang berpacaran justru dengan adanya pacar motivasi belajarnya semakin meningkat dan ia juga berprestasi di kelasnya, ada juga siswa yang termotivasi untuk berwirausaha dan tidak hanya itu terdapat juga siswa yang awalnya pemalu dengan berpacaran jadi lebih lancar dalam berkomunikasi. Tidak hanya masalah pacaran yang memiliki pengaruh positif, masalah masalah yang berasal dari latar belakang keluargapun ada segi positifnya dimana ketika seorang siswa memiliki dasar pendidikan agamanya yang kuat maka ia akan menjadi lebih dewasa dan lebih mandiri dibandingkan dengan siswa yang berasal dari latar belakang keluarga yang harmonis.

b. Pengaruh negatif Dari masalah masalah diatas, disamping adanya pengaruh positif terdapat pula pengaruh negatif, berikut beberapa dampak negatif menurut narasumber contoh dalam berpacaran. Ketika kami melakukan wawancara, salah satu siswa mengungkapkan pendapatnya bahwa pacaran sangat merugikan, dapat menyita waktu, kebanyakan tidak dapat membagi waktu untuk belajar hingga kegiatan belajar terabaikan. Dampak dari masalah lain seperti masalah latar belakang keluarga bisa berupa hilangnya keceriaan siswa yaitu cenderung murung, bertindak menjadi

berlebihan/tidak wajar dan ada juga ada yang menjadi malas malasan belajarnya. Untuk masalah masalah lain dampaknya yaitu kehadiran dalam belajar menjadi kurang maksimal, pulang kerumah selalu telat. Ada pula menurut Bu SH yaitu dampak dari siswa yang tidak memiliki minat ke SMK yang merasa di paksa oleh orang tuanya. Maka untuk menghormati orang tuanya ia tetap belajar, namun apa yang ia pelajari semuanya menjadi percuma pelajaran tersebut tidak di kuasai sepenuhnya, itu di karenakan belajar ia merasa terpaksa bukan karena niat dari dirinya.

5. Layanan / Bantuan yang Diterima Dari Guru Seorang guru merupakan orang tua kedua selain di rumah, peranan seorang guru adalah sebagai pengajar dan pembimbing. Dalam dewasa ini guru diharapkan berkembang sesuai dengan fungsinya yaitu membina untuk mencapai tujuan pendidikan. Guru sebagai pembimbing sudah sepantasnya memberikan bantuan terhadap siswanya untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang di butuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum terhadap sekolah keluarga serta masyarakat. a. Nasihat dan saran Bantuan / layanan awal yang diterima dari guru ialah berupa nasihat dan saran. Kebanyakan siswa masuk ke sekolah tersebut bukan karena minat dari dalam diri pribadinya, melainkan karena faktor keluarga atau diterima di sekolah tersebut sebagai pilihan lain other options . Guru sendiri paham akan hal itu maka guru

melakukan interaksi positif kepada siswa agar minimalnya siswa memiliki motivasi untuk belajar. b. Tambahan jam pelajaran Yang kedua, siswa diberikan oleh guru tambahan jam pelajaran. Dalam artian siswa yang masih kurang paham akan pelajaran yang dimaksud memiliki hak untuk mengikuti tambahan pelajaran yang disediakan guru agar siswa menjadi paham akan pelajaran yang menurut mereka sulit. c. Layanan konseling Terakhir, siswa mendapat layanan konseling dari guru bimbingan dan konseling. Layanan konseling ini tidak hanya berlaku di lungkungan sekolah, tetapi juga berlaku di lingkungan luar sekolah.

D. Analisis Hasil Studi Lapangan


Studi lapangan ini dimaksudkan untuk mengetahui tentang bagaimana masalah-masalah (pribadi, sosial, dan belajar) yang dialami oleh seluruh pihak sekolah tersebut dalam beberapa waktu ini. Secara garis besar, analisis hasil studi didasarkan pada objek utama narasumber (siswa, guru mata pelajaran, dan guru layanan Bimbingan dan Konseling). Sekolah Tingkat Menengah yang pada dasarnya para siswa dalam tahap perkembangan remaja, tentunya sudah dipastikan banyak masalah pribadi mengenai pacaran mengapa demikian? Remaja tergolong pada masa transisi (Trantition Stage) yaitu masa peralihan dari masa anak- anak menuju masa dewasa muda, dimana umur mereka dimulai dari usia 13 tahun sampai 21 tahun. Masa remaja memiliki tanda yang spesifik dalam kehidupannya yaitu adanya perubahan perubahan fisikologis yang menyebabkan remaja mengalami kematangan seksual dan pubertas ciri lain adalah pertumbuhan fisik yang relatif cepat. Organ organ fisik mencapai taraf kematangan yang memungkinkan berfungsinya sistem reproduksi dengan sempurna, konsekuensinya apabila mereka melakukan hubungan seksual maka akan dapat mengakibatkan kehamilan. Oleh karena itu para orang tua mulai mencemaskan keberadaan anak anaknya yang menginjak masa remaja. Selain itu, dalam teorinya, Piaget menyebutkan bahwa seorang manusia dalam perkembangannya melewati beberapa tahap. Salah satu dari tahap tersebut adalah tahap operasional formal. Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif
9

dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya. Dilihat dari faktor biologis,. tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit Seperti yang dikemukakan oleh Erik Erikson, seorang tokoh Neo Psikoanalisa bahwa remaja memiliki tugas perkembangan untuk mencari identitas diri (self identity). Mereka ingin memperoleh kesempatan untuk mengembangkan diri guna menunjukkan jati diri, hanya saja cara berfikir mereka cenderung egosentrik dan sulit untuk memahami pola pikir orang lain. Inilah yang menyebabkan munculnya masalah perselisihan antar teman maupun pacar, juga yang menyebabkan egois yang tinggi. Hal ini juga bisa terjadi di lingkungan keluarga seperti antara orang tua dan remaja terjadi perbedaan pandangan dan konflik, bila tak terselesaikan dengan baik maka hal ini cenderung menyebabkan masalah keluarga. Ciri lain yang cukup menonjol pada remaja ialah sifat refisioner, pemberontak, progresif yang cenderung ingin mengubah kondisi yang mapan. Apabila sifat ini terarah dengan baik, maka mereka dapat menjadi pemimpin yang baik dimasa depan, sebaliknya bila terbimbing dengan baik, mereka cenderung akan merusak tatanan dan nilai-nilai sosial masyarakat. Ada sebagian dari siswa/i masuk SMK Negeri 11 Bandung karena paksaan dari orang tuanya, bahkan ada siswa yang sama sekali tidak memiliki minat untuk bersekolah di SMK, namun untuk menghormati orang tuanya ia tetap memaksakan untuk masuk dan belajar, akibatnya siswa/i tersebut tidak dapat/mampu mengikuti pelajaran dengan baik dan maksimal bahkan hal yang lebih dikhawatirkan siswa tersebut tidak dapat mengembangkan bakatnya. Selain itu sebagian lagi masuk SMK Negeri 11 Bandung karena dijadikan pilihan lain. Siswa tidak diterima di sekolah yang diinginkan sehinngga belajar di SMK Negeri 11 Bandung merasa tidak sesuai.
10

Padahal di dalam teori yang dikembangkan John Holland, dituturkan bahwa minat adalah aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan. Minat dapat menjadi indikator dari kekuatan seseorang di area tertentu di mana dia akan termotivasi untuk mempelajarinya dan menunjukkan kinerja yang tinggi. Bakat akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak diawali dengan adanya minat pada bidang yang akan ditekuni. Sehingga siswa yang tidak memiliki minat untuk bersekolah di sekolah yang ia inginkan dikhawatirkan akan berdampak pada perilaku individu dimana seharusnya perilaku yang dibutuhkan adalah perilaku termotivasi dimulai dari minat sedangkan apabila minat suatu individu kurang maka hanya terbentuk perilaku instingtif, hanya perilaku yang sekehendak hati atau tanpa disadari. Guru sudah memiliki solusi untuk mengatasi hal tersebut, yaitu melalui pendekatan subjektif. Hal ini dikarenakan pengalaman manusia dan subjektivitas lebih penting dari pada objektivitas. Aplikasinya sudah terlihat di sekolah. Guru yang melihat hasil pembelajaran siswa akan mengecek siswa yang kurang nilainya kemudian melakukan pendekatan subjektif kepada siswa yang bersangkutan. Hal ini bertujuan pembelajaran tidak hanya menjadi sebuah formalitas melainkan sebuah pengalaman karena belajar berlangsung jika ada pengalaman. Pengalaman sendiri di dapat melalui interaksi antar individu antar individu dalam hal ini ialah antara guru dengan siswa . Dalam hal lain banyak dari siswa SMK Negeri 11 Bandung yang sering melakukan pelanggaran tata tertib sekolah seperti contoh kecilnya rambut yang terlalu gondrong, datang terlambat, dan lain sebagainya. Dalam kasus ini remaja adalah sosok yang tidak mau di kekang atau dibatasi secara kaku oleh aturan maupun tata tertib maka muncullah masalah yang kurang sopan dan tidak patuh terhadap aturan sekolah. Selain itu masa remaja dikenal dengan masa storm and stress dimana terjadi pergolakan emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan psikis yang bervariasi. Masa remaja adalah fase perkembangan yang cukup penting. Remaja merupakan tahap perkembangan yang dilematis, dikalangan orang dewasa mereka belum diterima sedangkan disisi lain mereka juga sudah tidak mau dikatakan sebagai anak anak lagi. masa remaja sering disebut masa yang labil penuh dengamasa mencari hidup seksual yang mempunyai bentuk yang definitif. Masa remaja sebagai masa kebutuhan saling mengisi,
11

masa pembentukan sikap-sikap terhadap segala sesuatu yang dialami individu, masa pencarian jati diri, masa remaja sering ditandai dengan perubahan, fisik dan psikologis, perubahan ini menimbulkan problema tertentu bagi remaja maupun lingkungan sekitarnya. Biasanya remaja akan bertanya tanya tentang perubahan yang terjadi pada dirinya sehinga mereka dapat menyadari possisi dalam keluarga maupun masyarakat tetapi banyak juga remaja yang tidak begitu mempedulikan perubahan yang terjadi pada diri mereka sehinga seringkali menimbulkan berbagai problematika. Dengan adanya masalah tersebut tidak dapat dipungkiri bahwa peranan lingkungan dan orang-orang disekitarnya terutama orang tua dan guru sangat penting. Inilah hasil analisis hasil temuan dalam studi lapangan di SMK Negeri 11 Bandung. Secara garis besar, dinamika masalah dan perkembangan siswa cukup beragam. Kemudian siswa, guru mata pelajaran dengan guru bimbingan dan konseling saling bersinergi tidak hanya sebatas formalitas tuntutan sekolah tetapi juga di luar hal tersebut.

12

BAB II KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


A. Kesimpulan
1. Dunia SMK adalah masa di dimana mayoritas tahap yang di permasalahkan adalah tahap perkembangan remaja. Jadi masalah dan perkembangannya sangat erat dengan masalah remaja. 2. SMK Negeri dalam analisis kebanyakan siswanya berasal dari tingkat ekonomi menengah ke bawah sehingga masalah yang timbul seputar kesehariannya di dalam keluarga. 3. Masalah-masalah yang terjadi pada siswa, ini sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa baik itu dari segi positif maupun negatif. 4. SMK merupakan sekolah kejuruan dimana memiliki jurusan jurusan tertentu ketika permasalahan siswa muncul terkadang dijadikan salah satu alasan bahwa mereka salah jurusan. 5. Adapun masalah yang diperoleh dari analisis di SMK Negeri 11 Bandung adalah sebagai berikut: a. Masalah pribadi 1) Masalah mengenai pacaran 2) Latar belakang keluarga yang kurang mendukung 3) Tidak memiliki minat untuk masuk SMK 4) Belum bisa mengatur waktu b. Masalah sosial 1) Sikap kurang sopan/hormat 2) Kurang pandai dalam bergaul 3) Sikap egois yang tinggi 4) Perselisihan paham antar teman c. Masalah belajar yang dirasakan 1) Fasilitas kurang mendukung
13

2) Guru yang kurang disiplin d. Pengaruh masalah terhadap belajar 1) Positif a) Motivasi belajarnya semakin meningkat dan berprestasi di kelasnya b) siswa yang awalnya pemalu dengan berpacaran jadi lebih lancar dalam berkomunikasi. c) Dengan berpacaran ada juga yang termotivasi ingin berwirausaha 2) Negatif a) Pelajaran yang siswa ikuti tidak dapat terserap b) Jadi murung c) Jadi terkesan berlebihan/lebay d) Kehadiran menjadi kurang e) Pulang selalu telat e. Layanan/bantuan yang diterima dari guru 1) Nasehat dan saran serta arahan arahan pemicu motivasi belajar 2) Tambahan jam pelajaran 3) Memberikan layanan konseling f. Layanan/ bantuan yang diharapkan jika bantuan yang di berikan tidak sesuai Karena waktu penulis melakukan wawancara dan narasumber berkata hampir semua layanan/bantuan yang diberikan sesuai, maka tidak ada layanan/bantuan lain yang siswa harapkan.

B. Rekomendasi
1. Untuk Siswa Bagi siswa/i yang memiliki masalah di sekolahnya maupun di lingkungan luar sekolah seperti keluarga, masyarakat dan sebagainya. Baik itu masalah pribadi atau sosial cobalah untuk berintrosfeksi diri, cari penyebab muncuknya masalah tersebut jangan langsung menyalahkan kepada orang lain, jika kalian masih kesulitan untuk mencari solusinya cobalah untuk terbuka dengan orang yang kalian anggap percaya dan bias memecahkan masalah tersebut. Ceritakan masalah tersebut maka orang tersebut akan

14

membantu kalian. Contoh jika di lingkungan sekolah, kalian bisa menceritakan masalah itu dengan guru maupun teman kalian sendiri. Jika dirumah kalian bisa menceritakannya dengan orang tua atau kakak bahkan adik sekalipun. Jika dimasyarakat bisa dengan teman bergaul kalian.

2. Untuk Guru Mata Pelajaran Dalam menghadapi siswa/i yang bermasalah sebaiknya seorang guru harus mampu bersabar dan mengalah untuk muridnya disamping itu juga seorang guru harus bisa memahami apa yang diinginkan oleh para siswanya supaya dalam proses belajar mengajar tercipta suasana yang nyaman untuk menciptakan suasana tersebut guru harus bisa melakukan pendekatan (perhatian) pada siswa-siswinya, agar mereka merasa lebih dekat dan nyaman.

3. Untuk Guru Bimbingan dan Konseling Sama halnya dengan guru mata pelajaran guru bimbingan konseling juga harus memiliki kemampuan yang dimiliki guru-guru lain seperti yang disebutkan diatas, disamping itu guru BK harus mampu membuat program pengembangan diri disuatu sekolah, adapun jika program tersebut sudah diterapkan maka hal yang harus dilakukan adalah menjaganya supaya tetap terus berjalan dengan sebaik-baiknya. Hal lain yang bisa dilakukan yaitu sering bekerja sama dengan guru wali kelas serta orang tua wali untuk menyempatkan waktu mengadakan konverensi kasus.

15

Anda mungkin juga menyukai