Anda di halaman 1dari 6

SUMUR BIOPORI

Akhirnya jadi juga saya mempunyai lubang resapan biopori (LRB), atau yang lebih dikenal dengan lubang biopori. Rumah saya ada di kompleks perumahan Mutiara Bogor Raya, Katulampa, Bogor Timur, yang mulai dibangun awal 2007. Di atas halaman yang luasnya kurang lebih 25 meter persegi saya membuat sekitar 34 lubang silinder, ditambah empat lubang memanjang. Mulut lubang disemen untuk dudukan loster sebagai penutup. Dengan biopori kita menyelesaikan sebagian persoalan sampah, memperoleh pupuk, dan membantu mencegah banjir. Khusus untuk yang terakhir ini, terutama dalam konteks pencegahan dan penanganan banjir skala nasional, usaha saya membuat biopori mungkin tidaklah signifikan jika hanya sendirian. Pada kenyataanya, sudah banyak yang menyuarakan dukungan nyata terhadap biopori (lihat daftar di bagian bawah). Hari ini dan di masa mendatang, kita butuh lebih banyak lagi biopori. Jadi, mari ramai-ramai membuat biopori!

Sedikit intro. Biopori adalah lubang sedalam 80-100cm dengan diameter 10-30 cm, dimaksudkan sebagi lubang resapan untuk menampung air hujan dan meresapkannya kembali ke tanah. Biopori memperbesar daya tampung tanah terhadap air hujan, mengurangi genangan air, yang selanjutnya mengurangi limpahan air hujan turun ke sungai. Dengan demikian, mengurangi juga aliran dan volume air sungai ke tempat yang lebih rendah, seperti Jakarta yang daya tampung airnya sudah sangat minim karena tanahnya dipenuhi bangunan. Teknologi biopori yang dicetuskan oleh Ir. Kamir R. Brata, Msc dari Institut Pertanian Bogor (IPB) ini memanfaatkan aktifitas organisme kecil dan sejumlah mikroorganisme untuk menguraikan sampah organik di dalam lubang. Makhluk-makhluk yang hampir tidak pernah hadir dalam ruang sadar kita ini membuat lubang-lubang kecil di dinding lubang selama proses penguraian. Dalam waktu 2-4 minggu, proses penguraian menghasilkan pupuk yang berguna sebagai nutrisi tanaman dan menyehatkan tanah.

Proses pembuatan. Membuat lubang biopori bukan pekerjaan susah, hanya memang memerlukan daya yang cukup besar. Kedalaman lubang yang disarankan adalah 80-100 cm, kedalaman yang memungkinkan organisme pengurai bekerja dengan optimal. Sedangkan diameter yang disarankan adalah 10-30 cm. Karena saya membuatnya di halaman rumah, maka 10 cm lebih proporsional. Pekerja saya menggali lubang-lubang secara manual menggunakan peralatan sederhana seperti pipa paralon, bambu, dan linggis. Jika ketemu lapisan batu penggalian dialihkan ke titik lain. Jika tanah terlalu keras dasar lubang diairi secukupnya dan penggalian diteruskan setelah air meresap. Sebenarnya IPB menyediakan alat bor tapi pada saat itu saya belum berpikir untuk berinvestasi. Setelah lima hari, jadilah sebanyak 34 lubang silinder dan empat lubang memanjang. Meskipun angka ini sebenarnya terlalu banyak, tapi saya tidak menyesalinya. Penggalian lubang dilakukan pertengahan Februari ketika Bogor sedang mengalami puncak musim hujan. Waktu yang lebih baik tentu saja ketika hujan tidak sedang turun. Saya memilih loster sebagai penutup lubang. Loster biasanya digunakan sebagai lubang angin yang dipasang di dinding WC atau dinding rumah yang menghadap keluar. Satu buah loster dipotong untuk dua lubang. Untuk memperkuat kedudukan loster sekeliling mulut lubung disemen sehingga cukup kokoh jika kita berjalan di atasnya. Dengan ditutupnya lubang kaki tidak akan kejeblos, apalagi anak saya masih kecil-kecil dan senang bermain-main di halaman.

Pengisian. Sekarang waktunya membuang sampah, eh maksudnya mengisi lubang biopori. Sejak awal saya sudah merencanakan untuk memisahkan sampah organik dan

sampah non-organik. Saya ingin membuat pupuk bokashi melalui fermentasi sampah organik dengan bantuan aktivator EM4. Di dapur saya menyediakan dua tempat sampah, sebut saja S (sampah) dan B (biopori), yang masing-masing diberi kantong plastik. Pada prinsipnya semua bahan dari makhluk hidup masuk dalam kategori organik. Namun untuk mengisi tempat sampah B saya membatasi pada bahan-bahan yang lebih mudah terurai seperti sisa sayur dan potongan tempe/daging/ikan yang tidak terpakai. Juga sisa makanan yang tidak habis dimakan, sisa makanan lain seperti roti dan cemilan, ampas kopi, dan kantung teh celup, masuk ke B. Tulang ayam dan tulang sapi, bonggol jagung, serta kulit telur walaupun masuk kategori organik, saya masukkan ke tempat sampah S. Di tempat sampah ini bergabung kertas, besi, plastik, kayu, kain, dan benda-benda lain yang tidak mungkin atau sulit terurai. Hampir setiap hari saya mengambil kantong plastik dari tempat sampah B, membuka loster, memasukkan isi kantong plastik ke lubang, dan menutup lubang kembali. Kantong plastik kemudian saya satukan ke tempat sampah S yang selanjutnya di tempatkan di bak sampah luar rumah.

Sesekali waktu, saya merapikan tanaman dengan memotong daun, bunga yang mulai layu, sulur yang kepanjangan, atau memotong rumput dan ranting pohon seperlunya. Sampah yang dihasilkan dari proses ini langsung saya masukkan ke lubang-lubang terdekat. Agar merapat ke dasar, bumbungan sampah hijau ini saya dorong dengan tongkat. Jarang saya menyadari atau memikirkan apakah sebenarnya saya sedang membuang sampah (organik), atau sedang membuat pupuk, atau sedang berbiopori ria. Ah sudahlah, itu tidak penting, bukan?

Sekedar evaluasi. Terus terang saya tidak berpikir cukup panjang tentang penggunaan loster sebagai penutup lubang, saya tidak tahu seberapa bagus hasilnya dibandingkan dengan bahan lain, misalnya tutup lubang saluran air yang sering digunakan di WC. Beberapa titik sepertinya kurang efektif sehubungan dengan laju air. Sekitar lima sampai enam lubang kurang dalam karena terhadang lapisan batu, sayangnya pekerja saya tidak memindahkan penggalian dan malah menyemen mulut lubang yang dangkal.

Sesekali menjemur kasur, mumpung matahari lagi terik, dan sedang tidak ada yang diisikan ke lubang Fungsi Sumur Biopori Sumur biopori dapat dibuat dengan sederhana saja namun fungsinya cukup berarti bagi kesehatan dan kenyamanan rumah. Fungsi sumur biopori : 1. Menjadi tempat peresapan air hujan, sehingga air tidak menggenang di halaman rumah. Terlebih bila daerah rumah Anda termasuk kawasan yang cukup rendah dibanding kawasan hunian lainnya. 2. Tempat penyimpanan cadangan air tanah, di kala sedang musim kering dan kemarau, dengan cara menggali lebih dalam sumur tersebut sehingga dapat mengeluarkan air hujan yang selama ini ditampung. 3. Menjadi alternatif pengolah pupuk kompos secara alami, berkat bantuan mikro organisma yang ada di dalam tanah (seperti cacing). Cara Pembuatan Sumur Biopori Secara teknis, pembuatan sumur biopori dapat dilakukan dengan cara membuat dua atau tiga lubang berdiameter 30 cm, dengan kedalaman cukup 1 meter saja. Buatlah lubang-lubang tersebut pada posisi paling tepi dari halaman rumah. Kurang lebih sedikit merapat pada tembok pembatas rumah, agar tidak membahayakan anak-anak yang bermain di halaman rumah.

Lubang-lubang kecil tersebut pertama-tama pada dasar lubangnya diisikan batu koral atau batu apung yang banyak lubangnya setinggi kira-kira 10cm (jangan terlalu padat). Kemudian di atas batu koral/apung tadi diisikan ijuk setinggi 10cm pula. Dan terakhir adalah mengisikan sampah bekas basah (bekas makanan) ataupun sampah-sampah ranting/daun dari halaman rumah kita sampai penuh terisi lubang tersebut. Untuk tetap menjaga keindahan, tutupilah atau sembunyikan lubang-lubang tadi dengan tanaman perdu, rumput ataupun bunga-bungaan yang gampang tumbuh seperti mawar hutan. Sehingga tampilannya tidak merusak keindahan halaman muka dan belakang rumah kita. Dalam sekali sebulan, lubang tersebut dapat kita gali dan sampah makanan atau sampah halaman yang sudah berubah menjadi pupuk kompos dapat kita panen untuk lebih menyuburkan tanam-tanaman kita yang lainnya.

Cara Membuat Sumur Biopori


y y y y y

Gali lubang bentuk silinder, diameter 10 - 30 cm, kedalaman 80 - 100 cm (boleh kurang jika muka air tanah dangkal) Jarak antara lubang yang satu dengan yang lain 50 - 100 cm Isi lubang dengan sampah organik (sampah dapur, daun, rumput). Tambah terus sampah organik jika isi lubang berkurang akibat pembusukan Perkuat mulut lubang dengan memasukkan paralon (10 cm) dan pinggir mulut lubang disemen agar tidak longsor Tutup dengan "loster" atau tutup saluran WC agar tidak membahayakan anakanak

Fungsi dari Sumur Biopori:


y y y y y

mengatasi banjir karena meningkatkan daya resapan air mengatasi sampah karena dapat mengubah sampah organik menjadi kompos mengurangi emisi dari kegiatan mengkompos sampah organik menyuburkan tanah mengatasi masalah timbulnya genangan air penyebab demam berdarah dan malaria

SUMUR BIOPORI
NAMA : DEHANA MUTHI P.
LUVY AMANAH P.

KELAS : X.I

Anda mungkin juga menyukai

  • EKINODERMATA
    EKINODERMATA
    Dokumen35 halaman
    EKINODERMATA
    Luvvyamanah Deep Hernanda
    Belum ada peringkat
  • Hati (Hepar) Terbesar
    Hati (Hepar) Terbesar
    Dokumen4 halaman
    Hati (Hepar) Terbesar
    Luvvyamanah Deep Hernanda
    Belum ada peringkat
  • Kerajaan 2
    Kerajaan 2
    Dokumen8 halaman
    Kerajaan 2
    Luvvyamanah Deep Hernanda
    Belum ada peringkat
  • Sumur Biopori
    Sumur Biopori
    Dokumen6 halaman
    Sumur Biopori
    Luvvyamanah Deep Hernanda
    Belum ada peringkat
  • Indonesia Malaysia
    Indonesia Malaysia
    Dokumen53 halaman
    Indonesia Malaysia
    Luvvyamanah Deep Hernanda
    Belum ada peringkat
  • Indonesia Malaysia
    Indonesia Malaysia
    Dokumen53 halaman
    Indonesia Malaysia
    Luvvyamanah Deep Hernanda
    Belum ada peringkat
  • L
    L
    Dokumen3 halaman
    L
    Luvvyamanah Deep Hernanda
    Belum ada peringkat