Anda di halaman 1dari 30

BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH

A. Analisis Hasil Analisis Data Umum Dari data tentang wilayah kerja Puskesmas Salaman I, Kabupaten Magelang, didapatkan : A. Luas wilayah kerja Puskesmas Salaman I : 29,87 km2 B. C. D. E. F. G. H. Wilayah kerja meliputi 10 desa dengan 71 dusun, jumlah penduduk Keadaan geografis : dataran 25%, pegunungan 50%, dan dataran Sarana transportasi ke desa yaitu mobil, sepeda motor, angkutan Angka ketergantungan 57,12% Mata pencaharian sebagian besar petani 16,45% Tingkat pendidikan terbanyak adalah SD-SLTP (61,59%) Perilaku masyarakat yang merugikan kesehatan : Kebiasaan hidup bersih masih rendah Kebiasaan menggunakan sungai, kolam, saluran air untuk BAB Kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya 26.357 jiwa (th 2008) dan kepadatan penduduk 882 jiwa/Km.2 bergelombang 25% umum (ojek), andong, angkudes, pick up dan bis umum.

2. Analisis Masukan Jumlah seluruh tenaga Puskesmas Salaman I sebanyak 31 orang. Puskesmas mempunyai sarana medis dan non medis yang memadai Dana puskesmas dari APBD kabupaten, DAK dari Dinas Kesehatan, PKPS-BBM dan ASKES

40

3. Analisis Keluaran Data pencapaian kegiatan 6 program Puskesmas Salaman I selama bulan Januari sampai oktober 2009 adalah sebagai berikut Tabel 18. Data Pencapaian Kegiatan 6 Program Pokok Puskesmas Salaman I Bulan Januari-oktober 2009

No.

MASALAH

BESAR MASALAH

SKOR PENCAPAIAN (%) 95.1 97.9 94.4 94.7 80.8 98.2 95.9 73.05 18.7 44.8 97.75 87.1 94.1 92.8 91.8 97.4 86.8 66.4 41

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Cakupan Kunjungan bumil K4 Cakupan pertolongan persalinan oleh Jumlah pembinaan TK Pelayanan KB jumlah seluruh peserta aktif Cakupan pelyanan pra usila dan usila Cakupan bumil yg di beri 90 tab Fe Cakupan suspek tb paru Penemuan kasus TB BTA(+) (Case Detection Rate) Cakupan balita dg pneumoni yg ditemukan Balita dg diare yg ditangani sesuai standar jumlah bumil yang mendapat TT1 jumlah bumil yang mendapat TT2 BCG DPT3 Polio 1 Polio 4 Campak Hep B1

4.90 2.10 5.60 5.30 19.20 1.80 4.10 26.95 81.30 55.20 2.25 12.90 5.90 7.20 8.20 2.60 13.20 33.60

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Hep B total Hep B3 Rumah tangga sehat bayi yang dapat ASI eksklusif Penyuluhan P3 napza Penyuluhan HIV pembentukkan dokter kecil pembinaan dokter kecil pemberantasan sarang nyamuk deteksi kasus baru dan lama P2TPM kecelakaan lalu lintas diabetes mellitus jumlah kunjungan gilut pelayanan gangguan jiwa

5.70 0.60 23.70 92.10 39.40 39.40 33.90 72.70 1.50 65.89 98.43 56.90 47.40 89.00

94.3 99.4 76.3 7.9 60.6 60.6 66.1 27.3 98.5 34.11 1.57 43.1 52.6 11

B. Prioritas Masalah Dari sekian permasalahan yang ada di Puskesmas Salaman I ditentukan prioritas masalah berdasarkan metode Hanlon Kuantitatif sebagai berikut : 1. Besarnya masalah (kriteria A) Besarnya masalah dilihat dari besarnya dampak pada penduduk dengan kategori sebagai berikut :

Tabel 19. Besarnya masalah MASALAH BESARNYA MASALAH PER 41.107 NILAI 42

PENDUDUK 0,6 15,6 (2) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 X X x x X X X X X X X X x x x x x x x x x x 15,7 30,7 (4) 30,8 45,8 (6) 45,9 60,9 (8) 61 76 (10) > 76, 1 (12) 2 2 2 2 4 2 2 4 12 8 2 2 2 2 2 2 2 6 2 2 4 12

43

23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 X

X X X x

6 6 6 10 2 x X x x X 10 12 8 8 12

2.

Kegawatan masalah (kriteria B) Dampak terhadap cakupan program dengan bobot 5, dimana : Sangat berpengaruh Tidak berpengaruh Sangat mendesak Tidak mendesak Sangat murah Mahal sekali :5 :1 :5 :1 :5 :1

Tingkat urgensi dengan bobot 5, dimana :

Tingkat biaya yang dikeluarkan dengan bobot 5 dimana :

Tabel 20. Kriteria B (Kegawatan masalah) MASALAH KESEHATAN 1 2 KEGANASAN 2.857 3.429 TINGKAT URGENCY 2.286 3.286 BIAYA YG DIKELUARKAN 7.143 8.964 TOTAL 12.28571429 15.67857143 44

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

1.857 1.857 1.571 2.143 4.571 4 4 3.571 2.571 2.429 2.714 2.714 2.857 2.429 2.714 2.571 2.286 2.286 1.857 3.429 2 2.143 1.571 1.429 2.714 2.143

1.429 2.143 1.714 2.714 4 3.714 3.143 3.714 2.286 2.286 2 1.857 2 1.571 1.857 2 1.857 1.571 2.286 2.714 2.571 2.143 1.857 2 2.571 2.571

5.161 6.125 5.411 7.357 11.32 10.34 10.39 10.29 7.857 7.714 7.214 7.071 7.482 6.25 7.196 7.071 6.643 6.232 7.393 9.768 7.571 6.786 5.804 5.429 8.036 6.839

8.446428571 10.125 8.696428571 12.21428571 19.89285714 18.05357143 17.53571429 17.57142857 12.71428571 12.42857143 11.92857143 11.64285714 12.33928571 10.25 11.76785714 11.64285714 10.78571429 10.08928571 11.53571429 15.91071429 12.14285714 11.07142857 9.232142857 8.857142857 13.32142857 11.55357143 45

29 30 31 32

2.714 2.714 1.571 1.429

2.714 2.143 2 2.143

7.554 6.857 5.446 5.321

12.98214286 11.71428571 9.017857143 8.892857143

3.

Kemudahan penanggulangan (kriteria C) Dengan bobot 5 dimana : Sangat mudah Sangat sulit :5 :1 Tabel 21. Kemudahan penanggulangan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 MASALAH Cakupan Kunjungan bumil K4 Cakupan pertolongan persalinan oleh Jumlah pembinaan TK Pelayanan KB jumlah seluruh peserta aktif Cakupan pelyanan pra usila dan usila Cakupan bumil yg di beri 90 tab Fe Cakupan suspek tb paru Penemuan kasus TB BTA(+) (Case Detection Rate) Cakupan balita dg pneumoni yg ditemukan Balita dg diare yg ditangani sesuai standar jumlah bumil yang mendapat TT1 jumlah bumil yang mendapat TT2 BCG DPT3 Polio 1 Polio 4 KEMUDAHAN 3.125 3 2.625 2.75 2.5 3.25 2.25 2.625 2.875 3 3 2.75 3.125 3.125 2.875 2.875 46

17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Campak Hep B1 Hep B total Hep B3 Rumah tangga sehat bayi yang dapat ASI eksklusif Penyuluhan P3 napza Penyuluhan HIV pembentukkan dokter kecil pembinaan dokter kecil pemberantasan sarang nyamuk deteksi kasus baru dan lama P2TPM kecelakaan lalu lintas diabetes mellitus jumlah kunjungan gilut pelayanan gangguan jiwa

2.75 2.625 2.625 2.5 3.5 3.375 3.125 2.875 2.75 2.625 2.75 2.375 1.875 2 1.375 1.375

4. Kriteria PEARL (kriteria D) Penilaian PEARL meliputi propriety, economy, acceptability, resources, dan legality. Skor yang digunakan : 1 = setuju 0 = tidak setuju Penilaian disesuaikan dengan 8 orang untuk setiap kriteria masalah. Nilai yang tercantum terdiri atas rerata penilaian masing-masing anggota kelompok dikalikan dengan bobot dari masing-masing kriteria. Tabel 22. Kriteria PEARL MASALAH 1 P 1 E 0 A 1 R 0 L 1 NILAI 0 47

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 48

28 29 30 31 32

1 1 1 1 1

0 0 0 0 0

1 1 1 1 1

1 1 1 1 1

1 1 1 1 1

0 0 0 0 0

5.

Penilaian Prioritas Masalah Setelah kriteria A, B, C, dan D didapatkan kemudian nilai-nilai tersebut dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut : Nilai prioritas dasar (NPD) = (A+B) x C Nilai prioritas total (NPT) = (A+B) x C x D

Tabel 23 Penilaian Prioritas Masalah Masalah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 NPD 44.6428571 53.0357143 27.421875 33.34375 31.7410714 46.1964286 49.2589286 57.890625 84.9151786 76.7142857 44.1428571 Nilai PEARL 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 NPT 0 0 27.421875 33.34375 0 46.1964286 0 57.890625 84.9151786 76.7142857 44.1428571 4 2 3 10 49 9 19 18 Prioritas

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

39.6785714 43.5267857 42.6339286 41.2254464 35.21875 37.8616071 46.3125 33.5625 30.2232143 54.375 94.1986607 56.6964286 49.0803571 41.8883929 49.5 42.1339286 51.1897321 46.8415179 39.4285714 23.3995536 28.7276786

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0

39.6785714 43.5267857 42.6339286 41.2254464 35.21875 37.8616071 46.3125 33.5625 30.2232143 54.375 94.1986607 56.6964286 0 0 49.5 0 0 0 0 0 0

14 11 12 13 16 15 8 17 18 6 1 5

Berdasarkan hasil perhitungan secara Hanlon kuantitatif dan konfirmasi dari kepala puskesmas Salaman I, dari 32 masalah di atas didapatkan 1 masalah yang menjadi prioritas utama dan dicari alternatif pemecahannya serta dibuat rencana pelaksanaan kegiatannya yaitu rendahnya cakupan penemuan kasus TB BTA(+) (Case Detection Rate). Definisi kasus TB BTA(+) adalah penderita yang

50

memenuhi gejala TB yang telah dilakukan pemeriksaan sputum dengan hasil BTA (+).

51

C. Analisis Penyebab Masalah Setelah diadakan analisis data baik data umum, khusus, manajemen, dan SPM Puskesmas ternyata ditemukan beberapa permasalahan. Untuk mengidentifikasi secara keseluruhan masalah yang ada, maka perlu dipergunakan pendekatan sistem. Sistem yang diutarakan di sini adalah sistem terbuka pelayanan kesehatan yang dijabarkan sebagai berikut :
OUTCOM E Mutu

INPUT Tenaga Sarana Mesin Biaya Metode

PROSES P1 P2 P3

OUTPUT Cakupan Stratifika

DAMPAK Kesakita n Kematian

Lingkungan :
Fisik Kependudukan Sosial Budaya Sosial Ekonomi

Gambar 3. Pendekatan Sistem Dari pendekatan tersebut dapat ditelusuri kebelakang hal-hal yang menyebabkan kemungkinan munculnya permasalahan rendahnya cakupan penemuan kasus TB BTA (+) selama 1 bulan di puskesmas Salaman I. D. Menentukan Penyebab Masalah 1. Penyebab Masalah Manajemen Puskesmas Dianalisis dengan Pendekatan Sistem Untuk menganalisis penyebab masalah manajemen secara menyeluruh digunakan pendekatan sistem yang meliputi input, lingkungan, proses, output, outcome, serta dampak. Dengan pola pemecahan masalah berdasarkan sistem tersebut dapat ditelusuri ke belakang hal-hal yang dapat menyebabkan munculnya permasalahan. Dari tahap ini didapatkan hasil asumsi penyebab masalah sbb: 52

Tabel 24. Identifikasi Penyebab Masalah Tahap Analisis Pendekatan Sistem Input Komponen Man Kelebihan Kekurangan Jumlah petugas laboratorium Petugas medis sudah mencukupi Petugas terlatih Adanya bidan desa di tiap desa Adanya kader posyandu di Money Material Desa Tersedianya dana dari APBD kabupaten Tersedia puskesmas dengan Belum ruang Method Machine laboratorium pemeriksaan BTA Pasif case finding dan DOTS Tersedianya SOP Sputum, pot sputum, cat, objek glas, mikroskop dahak tersedianya ruang laboratorium untuk

kunjungan rumah terbatas telah Kurangnya jumlah kader di setiap desa

untuk khusus untuk mengeluarkan

Proses

P1

Pasif finding

case

finding

dalam

bentuk pasif promotif case Tersedianya SOP Adanya membuka P2 perencanaan pelayanan untuk setiap penjelasan mengenai pemeriksaan menjaring BTA (+) dengan hari Puskesmas dan Laboratorium Kurangnya buka tiap hari sesuai jadwal SOP petugas sputum Pelayanan pemeriksaan sesuai pentingnya

Pasien suspek BTA yang tidak Tidak semua pasien yang datang untuk pemeriksaan SPS dicurigai TB dan didatangi 53

atau

tidak

datang

untuk kerumah dapat ditemui penyuluhan masyarakat Kurangnya penjelasan petugas puskesmas tentang teknik mengeluarkan dahak Kurang jelasnya pemberian informasi mengenai TB kepada pasien Kurangnya media informasi tentang masyarakat TB kepada kelompok ke

pemeriksaan ulang difasilitasi Tidak terdapat jadwal rutin oleh petugas kunjungan rumah

P3

Adanya evaluasi rutin program

Faktor Lingkungan : Penderita luar wilayah banyak yang tidak datang kembali Keenganan pasien untuk kembali karena jarak yang jauh 2. Penyebab Masalah Mutu Pelayanan (Simple Problem)

Dalam menilai mutu puskesmas dilakukan dengan simple problem, digunakan catatan medis dan observasi berdasarkan standar operating prosedur (SOP) untuk tata laksanan cakupan TB BTA (+) di puskesmas salaman I Tabel 25. Anamnesis Penyebab Masalah Mutu Pelayanan Rawat Jalan (Simple Problem)

54

No 1 2

Penilaian Petugas membaca surat pengantar Petugas mengambil sampel sesuai pemeriksaan yang diinginkan

Ya 3 3

Tidak 0 0

TB 0 0

Pasien diberi tahu berapa lama menunggu hasil pemeriksaan

Petugas menulis hasil pada blangko dan mencatat di buku register

5 TOTAL

Petugas memberikan hasil pada pasien

3 12

0 3

0 0

Tabel 26. Anamnesis Penyebab Masalah Mutu Pelayanan Rawat Inap (Simple Problem) No 1 Penilaian Petugas menerima daftar pasien rawat inap yang akan diperiksa ke laboratorium 2 Petugas laboratorium mempersiapkan peralatan untuk mengambil sampel 3 Petugas laboratorium mengambil sampel ke rawat inap 4 5 Petugas mengetahui metode pemeriksaan Petugas menulis hasil pada blangko dan buku register 6 Petugas laborat mengantar hasil ke rawat inap TOTAL 18 0 0 3 0 0 3 3 0 0 0 0 3 0 0 3 0 0 Ya 3 Tidak 0 TB 0

Tabel.27 Pemeriksaan laboratorium Sputum BTA 55

No Penilaian 1 Apakah pasien datang membawa sampel sputum beserta surat pengantar 2 BP dari dokter Apakah petugas

Ya 3

Tidak 0

TB 0

laboratorium mengerjakan sampel yang ada dengan terlebih dahulu memakai jas 3 labiratorium dan 3 0 0 masker? Apakah jaurum ose disterilkan dengan dibakar di pembakar spiritus 4 begitu juga obyek glass? Apakah jarum ose yang steril dipakai untuk mengambil sampel sputum dan dibuat smear 5. pada obyek glass Apakah smear yang sudah jadi difiksasi terlebih dulu 6. 7. diatas spiritus? Apakah kemudian dicat dengan reagen ZN nielsen Apakah smear ditetesi dengan reagen ZN satu kemudian dipanaskan sampai keluar uap, 8. dibiarkan dingin dulu? Apakah setelah dingin dicuci dengan air kemudian ditetesi reagen ZN kira-kira 1 menit 9. kemudian dicuci? Apakah setelah itu ditetesi dengan reagen ZN tiga dibiarkan kira-kira 3 menit kemudian dicuci 10 . dan dikeringkan? Apakah setelah kering slide diperiksa dengan diberi 1 tetes anisol untuk diperiksa di mikroskop 3 0 0 56 3 0 0 3 0 0 3 3 0 0 0 0 3 0 0 3 0 0

Keterangan: 0 = tidak 1 = ya Compliance Rate: Y = 63 = 91,3 % Y + T 69

Dari hasil observasi terhadap kinerja petugas kesehatan dalam memeriksa pasien suspek TB dengan acuan SOP yang ada, didapatkan angka compliance rate > 80%, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan petugas baik. 3. Problem) Dalam menilai mutu pelayanan puskesmas dilakukan complex problem dengan menggunakan 9 dimensi mutu, digunakan kuesioner dan observasi terhadap 9 dimensi mutu. Kuesioner diajukan kepada 3 pasien di puskesmas Salaman I. Penyebab Masalah Mutu Pelayanan (Kompleks

Tabel 28. Penyebab Masalah Mutu Pelayanan (Kompleks problem) NO 1. 9 DIMENSI QA KOMPETENSI TEKNIS, PENGETAHUAN, KETERAMPILAN a. petu gas puskesmas menanyakan identitas pasien b. pasien c. petugas puskesmas 3 0 0 3 0 0 Ya Tidak Tidak Berlaku

menanyakan tentang keluhan batuk petugas puskesmas 3 0 0

memberi penjelasan tentang gejala penyakit TB d. petugas puskesmas memberi penjelasan bagaimana mengeluarkan dahak yang benar e. petugas puskesmas 2 1 0 57 2 1 0

memberi penjelasan tentang pentingnya pemeriksaan berkala untuk pemantauan penyakit TB f. petugas puskesmas memberi penjelasan tentang pengobatan TB g. petugas puskesmas memberi penjelasan tentang komplikasi 2 penyakit TB dan efek samping obat KETERJANGKAUAN a. Apakah tarif pemeriksaan BTA yang berlaku di puskesmas ini cukup terjangkau? b. c. Apakah lokasi puskesmas dekat dengan rumah pasien? c. Apakah ada sarana transportasi yang memudahkan pasien datang ke puskesmas? d. Apakah ada puskesmas pembantu di daerah tempat tinggal pasien? e. Apakah pustu mudah terjangkau 3 oleh warga? KESINAMBUNGAN PELAYANAN a. Apakah pasien mendapatkan pemeriksaan dahak berulang sebanyak 3 kali? b. Apakah pasien diminta 2 1 0 2 2 1 0 0 0 3 2 0 1 0 0 3 0 0 2 1 0 2 1 0

pemeriksaan dahak lagi setelah diberi obat? c. Apakah ada petugas kesehatan yang memantau pasien minum obat setiap hari? d. Apakah ada anggota keluarga 2 1 0 3 0 0

pasien yang diminta memantau pasien 4 minum obat setiap hari? EFISIENSI a. Apakah pasien

menunggu

kedatangan dokter tidak terlalu lama? 58

b. Apakah pasien tidak menunggu lama sampai masuk keruang pemeriksaan? c. Apakah anda tidak mendapat kesulitan ketika mendaftar diloket? d. Apakah anda tidak mendapat kesulitan ketika membayar diloket? e. Apakah biaya yang dibayar sesuai dengan pelayanan yang didapat?

3 3 3

0 0 0

0 0 0

EFEKTIFITAS a. Apakah setelah diberi obat dari puskesmas keluhan berkurang ? b. Apakah pernah ada petugas kesehatan memberikan puskesmas datang ke lingkungan tempat tinggal pasien dan penjelasan tentang pentingnya pemeriksaan dahak dan penyakit flek paru? c. Apakah penyuluhan diberikan puskesmas yang

3 3

0 0

0 0

memberikan

manfaat bagi pasien? HUBUNGAN INTERPERSONAL a. Apakah petugas di puskesmas ini bersikap ramah terhadap pasien ? b. Apakah petugas kesehatan puskesmas menggunakan bahasa yang mudah dimengerti? c. Apakah petugas puskesmas mendengarkan pasien dengan seksama? d. Apakah petugas menanyakan kesehatan kesehatan keluhan

3 3

0 0 0

puskesmas anggota

keluarga yang lain? INFORMASI a. Apakah di puskesmas terdapat poster-poster mengenai penyakit TB

59

dan pemeriksaannya? b. apakah anda mendapat informasi yang jelas tentang biaya di Puskesmas ? c. apakah petugas puskesmas pernah memberi penyuluhan di tempat tinggal pasien? d. apakah pasien mengerti fasilitasfasilitas yang disediakan puskesmas 8 KEAMANAN a. apakah petugas memakai masker dan mencuci tangan sebelum atau sesudah memeriksa anda? b. apakah petugas puskesmas memakai sarung tangan baru setiap mengambil sampel pemeriksaan 9. KENYAMANAN a. Apakah anda merasa nyaman dengan ruang tunggu puskesmas? b. Apakah ada pasien lain ketika anda sedang diperiksa? c. apakah lingkungan puskesmas bersih? TOTAL disekitar 83 3 0 3 22 0 3 0 0 0 0 0 0 3 0 3 0 3 0 3 0 0 0 0

60

Nilai dimensi mutu : Y x 100% Y+T = 83 x 100% 105 = 79,04 % Berdasarkan nilai compliance rate yang didapat sebesar 79,04%, maka quality assurance dalam menilai mutu merupakan sebuah masalah (kompleks problem)

P2 : - Kurangnya penjelasan petugas mengenai pentingnya pemeriksaan sputum - Tidak semua pasien yang dicurigai TB dan didatangi kerumah dapat ditemui - Tidak terdapat jadwal rutin penyuluhan kelompok ke masyarakat - Kurang jelasnya pemberian informasi mengenai TB kepada pasien - Kurangnya media informasi tentang TB kepada masyarakat - Kurangnya penjelasan petugas puskesmas tentang teknik mengeluarkan dahak

Man :

- Petugas medis untuk kunjungan rumah terbatas - Kurangnya jumlah kader di setiap desa

Rendahnya Cakupan Penemuan Kasus TB BTA(+)

61

Material : - Belum tersedianya ruang khusus untuk mengeluarkan dahak

Outcome : - Tingkat kepuasan pasien < 80%

Gambar 4. Fish Bone QA Kompleks Problem

Daftar inventarisasi penyebab masalah yang didapatkan dari pendekatan sistem, QA simple, dan QA kompleks dan telah dikonfirmasikan dengan kepala Puskesmas Salaman I: A. Petugas medis untuk kunjungan rumah terbatas B. Kurangnya jumlah kader di setiap desa C. Kurangnya penjelasan petugas mengenai pentingnya pemeriksaan sputum D. Tidak semua pasien yang dicurigai TB dan didatangi kerumah dapat ditemui E. Tidak terdapat jadwal rutin penyuluhan kelompok ke masyarakat F. Kurang jelasnya pemberian informasi mengenai TB kepada pasien G. I.
J.

Kurangnya media informasi tentang TB kepada masyarakat


H. Belum tersedianya ruang khusus untuk mengeluarkan dahak

Tingkat kepuasan pasien < 80% Kurangnya penjelasan petugas puskesmas tentang teknik mengeluarkan

dahak

Tabel 29. Paired comparison A A B C D E F G H I J Vertical 0 horizontal 4 B A C C C D A B C E E E E E F F F F F E G G G G G E F H A B C D E F G I A B C D E F G H 0 0 J J J J J J J J J J 9 0 62 TOTAL 4 3 3 2 4 3 2 1 0 0

0 3

2 3

0 2

4 4

4 3

4 2

0 1

Total

Tabel 30. Tabel Pareto Penyebab Masalah J E F G C A B D H I 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Frekuensi Persen (%) 20% 17,8% 15,6% 13,3% 11,1% 8,9% 6,7% 4,4% 2,2% 0% Frekuensi Kumulati f 9 17 24 30 35 39 42 44 45 45 Persen Kumulati f 20% 37,7% 53,3% 66,6% 77,7% 86,6% 93,3% 97,7% 100% 100%

63

Gambar 5. Diagram Pareto Dari hasil analisis pareto didapatkan bahwa dengan mengatasi lima penyebab masalah, dianggap masalah dapat diselesaikan. Penyebab masalah tersebut adalah:
1. Kurangnya penjelasan petugas puskesmas tentang teknik mengeluarkan

dahak 2. Tidak terdapat jadwal rutin penyuluhan kelompok ke masyarakat


3. Kurang jelasnya pemberian informasi mengenai TB kepada pasien

4. Kurangnya media informasi tentang TB kepada masyarakat 5. Kurangnya penjelasan petugas mengenai pentingnya pemeriksaan sputum 6. Petugas medis untuk kunjungan rumah terbatas

E. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH Untuk mengatasi penyebab masalah diatas, alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: Tabel 31. Daftar alternatif pemecahan masalah No 1 Penyebab masalah 1 Tujuan Menjelaskan kepada pasien tentang teknik mengeluarkan dahak yang benar Sasaran Petugas kesehatan Alternatif Membuat tempelan teknik mengeluarkan dahak yang benar di meja petugas, agar petugas tidak lupa menjelaskan kepada pasien

64

Meningkatkan pengetahuan masyarakat penyakit TB tentang

Petugas kesehatan

Puskesmas mengadakan penyuluhan tentang TB secara rutin dan terprogram kepada masyarakat

Meningkatkan pengetahuan masyarakat penyakit TB tentang

Petugas kesehatan Menyediakan waktu dan tempat khusus untuk konsultasi setiap pasien curiga TB (TB media Petugas Corner) Membuat dan menempel media informasi di tempattempat strategis

Kurangnya

informasi tentang TB kesehatan kepada masyarakat

Meningkatkan pengetahuan pasien tentang pentingnya pemeriksaan sputum

Petugas Kesehatan

Membuat dan memberikan kartu berobat yang berisi jadwal pengobatan yang lebih informatif kepada pasien Pihak puskesmas mengusulkan ke dinas kesehatan agar menambah jumlah petugas medis untuk kunjunga rumah

Bertambahnya jumlah kesehatan untuk

Petugas

petugas kesehatan

kunjungan rumah

F. Pengambilan Keputusan 65

Proses pengambilan keputusan menggunakan kriteria mutlak dan kriteria keinginan, dilakukan 8 langkah yaitu: 1.Menetapkan tujuan dan sasaran keputusan 2.Menentukan kriteria mutlak dan keinginan bagi tercapainya tujuan
3. Menetapkan bobot kriteria keinginan (1-5)

4.Inventarisasi

alternatif,

yaitu

kemungkinan-kemungkinan

cara

untuk

mencapai tujuan 5.Menguji alternatif-alternatif tersebut kedalam:


Kriteria mutlak Alternatif yang tidak lulus segera dikeluarkan, sedangkan yang lulus dilanjutkan ke matriks kriteria keinginan Matriks kriteria keinginan : Pada matriks ini setiap alternatif secara urut diberi nilai terhadap kriteria keinginan yang ada.
Angka nilai setiap alternatif tidak melebihi bobot kriteria

yang bersangkutan Alternatif yang memiliki jumlah tertinggi merupakan keputusan sementara 6.Menetapkan keputusan sementara
7.

Inventarisasi konsekuensi, yaitu faktor-faktor penghambat dan sementara

pendorong keputusan
8.

Penentu keputusan setelah mempertimbangkan : Tingginya jumlah nilai alternatif Kemampuan untuk mengatasi konsekuensi

Alternatif-alternatif pemecahan masalah tersebut kemudian diuji dalam matriks kriteria mutlak dan kriteria keinginan sebagai berikut:

1. Kriteria Mutlak

66

a. puskesmas b. c. Ada sarana prasarana

Ada sumber dana yang cukup dari dana operasional Ada tenaga kesehatan terlatih

Tabel 32. Kriteria Mutlak Alternatif 1 2 3 4 5 6 Dana + + + + + + Tenaga + + + + + + Sarana + + + + + + Total + + + + + + L/TL L L L L L L

2. Kriteria Keinginan Tabel 33. Kriteria Keinginan Alternati f 1 2 3 4 5 6 Efektif (10) 5x10 2x10 4x10 3x10 5x10 3x10 Mudah (8) 5x8 2x8 3x8 4x8 5x8 1x8 Efisien (6) 4x6 2x6 4x6 2x6 4x6 2x6 kesinambungan Total (4) 4x4 2x4 4x4 3x4 5x4 3x4 130 56 98 86 134 62

3. Keputusan Sementara Dari kriteria mutlak dan kriteria keinginan didapatkan alternatif pemecahan masalah sementara yang terpilih adalah: 1. 2. 3. 4. Membuat dan memberikan kartu berobat yang berisi jadwal pengobatan yang lebih informatif kepada pasien Membuat tempelan teknik mengeluarkan dahak yang benar di meja petugas, agar petugas tidak lupa menjelaskan kepada pasien Menyediakan waktu dan tempat khusus untuk konsultasi setiap pasien curiga TB (TB Corner) Membuat dan menempel media informasi di tempat-tempat strategis

67

5. 6.

Pihak puskesmas mengusulkan ke dinas kesehatan agar menambah jumlah petugas medis untuk kunjunga rumah Puskesmas mengadakan penyuluhan tentang TB secara rutin dan terprogram kepada masyarakat

4. Keputusan Tetap Dengan melakukan inventarisasi dan konsekuensi atas keputusan alternatif masalah, didapatkan: 1. Membuat dan memberikan kartu berobat yang berisi jadwal pengobatan yang lebih informatif kepada pasien Faktor penghambat : Membutuhkan dana khusus Membutuhkan kerjasama yang baik antara petugas kesehatan dan pasien Faktor pendorong : 2. Meningkatkan kepatuhan pasien untuk memeriksakan sputumnya Membuat tempelan teknik mengeluarkan dahak yang benar di meja petugas, agar petugas tidak lupa menjelaskan kepada pasien Faktor penghambat : Membutuhkan dana khusus Membutuhkan kerjasama yang baik antara petugas kesehatan

dan pasien Faktor pendorong :


3.

Meningkatkan pengetahuan pasien mengenai cara mengeluarkan sputum yang benar

Menyediakan waktu dan tempat khusus untuk konsultasi setiap pasien curiga TB (TB Corner) Faktor penghambat : Membutuhkan dana, tempat, dan waktu khusus Membutuhkan kerjasama yang baik antara petugas kesehatan dan pasien 68

Faktor pendorong : Meningkatkan pengetahuan pasien mengenai penyakit TB Forum konsultasi pasien TB dengan kader kesehatan

Membuat dan menempel media informasi di tempat-tempat strategis Faktor penghambat : 5. Membutuhkan dana khusus Meningkatkan pengetahuan pasien dan masyarakat tentang penyakit TB Pihak puskesmas mengusulkan ke dinas kesehatan agar menambah jumlah petugas medis untuk kunjunga rumah Faktor penghambat :
6.

Faktor pendorong :

Membutuhkan dana khusus Membutuhkan kerjasama dengan pihak dinas kesehatan Menambah tenaga petugas kesehatan untuk meningkatkan kualitas

Faktor pendorong :

Puskesmas mengadakan penyuluhan tentang TB secara rutin dan terprogram kepada masyarakat Faktor Penghambat:

Membutuhkan waktu khusus Membutuhkan kerjasama yang baik antara petugas kesehatan, Membutuhkan kerjasama lintas program kader, dan masyarakat

Faktor Pendorong: Meningkatkan pengetahuan masyarakat Berdasar hasil inventarisasi dan konsekuensi tersebut, maka ditetapkan keputusan untuk masalah yang terpilih. melakukan keenam alternatif pemecahan

69

Anda mungkin juga menyukai