Anda di halaman 1dari 2

Perkembangan Komoditas Kakao di Provinsi Sulawesi Tengah

(http://www.kppu.go.id/docs/Positioning_Paper/positioning_paper_kakao.pdf) Provinsi Sulawesi Tengah merupakan salah satu penghasil kakao terbesar di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir. Dalam kurun waktu 1994 sampai dengan akhir 2007, kakao merupakan komoditas pernyumbang devisa eksport non migas terbesar di Sulawesi Tengah. Pada tahun 2008 dari bulan Januari sampai dengan bulan September komoditas kakao telah menyumbang devisa lebih dari US $150 juta, sekaligus menempatkan kakao di tempat teratas perolehan devisa sementara. Areal perkebunan kakao di Sulawesi Tengah menunjukkan pertumbuhan pesat. Pada tahun 1990 areal kakao hanya sekitar 15.169 hektar. Satu dasawarsa kemudian luas areal perkebunan kakao telah meningkat sebesar 450% menjadi 83.462 hektar. Tahun 2006 areal perkebunan kakao berkembang semakin pesat menjadi 1,2 kali dari luas areal tahun 2010 atau seluas 180.873 hektar. Berbanding lurus dengan perkembangan luas areal, produksi kakao di Provinsi Sulawesi Tengah juga menunjukkan grafik yang terus meningkat. Bila pada tahun 1990 produksi kakao provinsi ini hanya 4.845 ton, maka pada tahun 2010 pertumbuhan produksi yang cukup fantastis berhasil dicapai sehingga jumlah produksi menjadi 60.453 ton atau naik sebanyak sebelas kali lipat. Tahun 2010 produksi kembali menunjukkan kenaikan signifikan menjadi sebesar 153.955 ton. Tabel di bawah ini menyajikan perkembangan luas areal, produksi dan produktivitas kakao di Sulawesi Tengah tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 Tabel 1. Perkembangan Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Kakao di Sulawesi Tengah Tahun 2006-2010 tahun Luas area(ha) Produksi(kg) Produktivitas(kg/ha) 2006 119.678 59.294 1,641.00 2007 142.577 117.080 1,259.00 2008 173.065 149.085 2,216.00 2009 174.592 152.418 1,150.00 2010 180.873 453.955 1,091.00
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian

Dari sisi produktivitas, produktivitas tanaman kakao di Sulawesi Tengah masih terbilang rendah dibandingkan dengan potensi yang ada. Potensi produksi bisa mencapai 1,5 2 ton per hektar, namun saat ini hanya sekitar 1,2 ton per 14hektar.11 Pada akhir 2007, luas areal perkebunan kakao milik rakyat di Sulawesi Tengah mencapai 160 170 ribu hektar, Rendahnya tingkat produktivitas ini antara lain disebabkan oleh rendahnya kualitas SDM petani. Selain itu terbatasnya tenaga penyuluh lapangan juga merupakan penyebab rendahnya tingkat produktivitas kakao. Sentra produksi kakao di Provinsi Sulawesi Tengah meliputi beberapa daerah seperti Kabupaten Donggala, Kab. Parigi Moutong dan Kab. Poso. Berdasarkan data Statistik Perkebunan Indonesia dari Departemen Pertanian, pada tahun 2006 luas areal perkebunan kakao terbesar terdapat di Kab. Donggala sebesar 42.545 hektar, diikuti oleh Kab. Buol Toli-Toli seluas 10.090 hektar, Kab. Buol 8.180 hektar, Kab. Poso 7.382 hektar, Kab. Banggai 5.319 hektar dan Kab. Morowali seluas 3.892 hektar. Pada tahun 2006 luas areal perkebunan kakao di Sulawesi Tengah meningkat. Kab. Donggala masih menjadi daerah dengan areal perkebunan kakao terluas, meskipun turun sebesar 2% menjadi 41.696 hektar. Luas areal perkebunan kakao di Kab. Poso menunjukkan perkembangan yang pesat. Tahun 2006 areal kakao di Kab. Poso

mencapai 27.228 hektar. Pertumbuhan yang signifikan juga dialami oleh Kab. Morowali sehingga luas areal yang ditanami kakao berkembang menjadi 14.632 hektar. Kab. Buol, Kab. Buol Toli-Toli dan Kab. Banggai masih menjadi daerah sentra produksi kakao di Sulawesi Tengah dengan luas areal masing-masing sebesar 10.791 hektar, 10.030 hektar, dan 5.902 hektar. Dari sisi produksi, daerah-daerah yang memiliki areal perkebunan kakao cukup luas mampu menghasilkan kakao cukup besar pula. Sebagaimana disebutkan di atas, daerah di Sulawesi Tengah dengan produksi kakao tertinggi adalah Kab. Donggala dengan produksi 37.139 ton, Kab. Buol Toli-Toli 9.497 ton, Kab. Poso 3.005 ton, Kab. Buol 2.098 ton, Kab. Banggai 1.858 ton, dan Kab. 1.268 ton. perkembangan produksi kakao di Sulawesi Tengah tidak menunjukkan perubahan yang cukup berarti. Daerah-daerah sebagaimana disebutkan sebelumnya kembali memberikan kontribusi yang hampir sama bagi tingkat produksi kakao Sulawesi Tengah. Pada tahun 2006 tercatat bahwa Kab. Parigi Moutong merupakan daerah penghasil kakao dengan luas areal terbesar di Sulawesi Tengah yaitu 61.780 hektar. Kab. Donggala menempati peringkat kedua dengan areal kakao 48.007 hektar, diikuti Kab. Poso seluas 40.354 hektar, Kab. 17.314 hektar, Kab. Banggai 17.314 hektar dan Kab. Morowali 16.245 hektar. Semantara itu dari sisi produksi, Kab. Donggala merupakan daerah produsen kakao terbesar dengan jumlah produksi 44.197 ton. Kab. Parigi Moutong yang memiliki luas areal terbesar memproduksi kakao sebanyak 28.564 ton. Data luas areal dan produksi kakao di Sulawesi Tengah tahun 2006 dapat dilihat dalam Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Perkembangan Luas Areal dan Produksi Kakao di Sulawesi Tengah Tahun 2006

Anda mungkin juga menyukai

  • Intro
    Intro
    Dokumen14 halaman
    Intro
    Srag de Gen
    Belum ada peringkat
  • Stinki
    Stinki
    Dokumen3 halaman
    Stinki
    Jendral Sana Sini Tetep'jendral
    Belum ada peringkat
  • PENISREVITALISASIPP
    PENISREVITALISASIPP
    Dokumen33 halaman
    PENISREVITALISASIPP
    Jendral Sana Sini Tetep'jendral
    100% (1)
  • Sistem Otomasi
    Sistem Otomasi
    Dokumen3 halaman
    Sistem Otomasi
    Jendral Sana Sini Tetep'jendral
    Belum ada peringkat
  • Sistem Otomasi
    Sistem Otomasi
    Dokumen3 halaman
    Sistem Otomasi
    Jendral Sana Sini Tetep'jendral
    Belum ada peringkat