Metoda C/M
Pemilik Proyek
Sub-Kontraktor
Sub-Kontraktor
Sub-Kontraktor
Kontraktor
Kontraktor
Kontraktor
Metoda Design-Build
Fungsi Kontraktor
Pemilik Proyek
Fungsi Desain
Sub-Kontraktor
Sub-Kontraktor
Sub-Kontraktor
Sejarah
Sebelum abad 15 :
Desgin & Build
Metoda Tradisional
Pemilik Proyek
Abad ke 15 :
dibedakan antara pedagang dan arsitek Perhatian lebih pada aspek desain
Abad 18
Kontraktor Umum juga berperan sebagai pedagang Sub Kontraktor masih jarang
A/E
Kontraktor
Sebelum 1930
Metoda beragam, pada umumnya Desain-Bangun
Pasca PD II
Muncul kontraktor yang lebih khusus. Sub-kontraktor mulai banyak
Pasca 1960
Struktur Organisasi lebih kompleks Mulai dikenal Manajemen Konstruksi
Sub-Kontraktor
Sub-Kontraktor
Sub-Kontraktor
Metoda Tradisional
Menyewa Konsultan untuk menyiapkan Desain dan Dokumen Kontrak Setelah desain selesai dilakukan Tender terbuka atau negosiasi dengan Kontraktor Kontraktor bertanggung jawab sampai selesainya proyek (dimungkinkan untuk di subkontrak-kan) Kontraktor adalah satu-satunya pihak yang bertanggung jawab thd pelaksanaan proyek
Metoda Tradisional
Proses Konstruksi dilakukan secara berurutan Terjadi hubungan kolaborasi antaraKonsultan (A/E) dan Pemilik Proyek Konsultan dipilih berdasarkan kualifikasi dan kompetensi Masing-masing pihak memiliki interes yang berbeda :
Pemilik Proyek : Kualitas Infrastruktur yang dihasilkan, Skejul Pelaksanaan, Keselamatan Kontraktor : Profit, Waktu Konstruksi, Hubungan baik dg semua pihak, Reputasi Konsultan : Profit, Esthetik, Hubungan baik dg semua pihak, Kualitas, Dikenal
Sub Kontraktor
Jika ada Sub-Kontraktor, maka kesemuanya di bawah kendali Kontraktor Utama
Pengecualian : Tenant subcontractors Akan muncul overhead pada tiap level Bertanggung jawab untuk menangani rencana kegiatan pada pihak Konsultan Memilih Sub-Kontraktor berdasarkan penawaran yang diajukan Sub-Kontraktor Sub-Kontraktor yang terlibat bisa banyak Bertanggung-jawab jika atas kegagalan Sub-Kontraktor Sub-Kontraktor biasanya yang menyusun Shop drawings, meskipun atas nama Kontraktor Utama
Harus disetujui oleh Konsultan sebelum dilaksanakan
Bagi kepentingan pelaksanaan, Kontraktor terkadang perlu mendesain struktur yang bersifat sementara ( temporary structures)
Konsultan harus menyetujuinya
Sub Kontraktor
Motivasi penggunaan Sub-Kontraktor
Tidak memiliki kemampuan pada bidang dimaksud Tidak begitu mengenal kondisi lingkungan sekitar (kondisi lokal) Karena diatur oleh peraturan ataupun perundangan Membutuhkan kemampuan khusus (terspesialisasi) Menginginkan lebih murah dan efisien
Peran Konsultan
Biasanya diikat dalam Kontrak yang dirundingkan
Merekrut tenaga ahli sesuai dengan kebutuhan Perlu memiliki kemampuan finansial yang baik Dalam memperebutkan jobs terkadang bersaing dengan Konsultan lain Dalam penawaran jangan mengajukan biaya yang terlalu rendah :
Akan menghasilkan hasil yang mengecewakan Tenaga ahli yang dilibatkan tidak memiliki kompetensi yang diperlukan Tidak ada biaya dan waktu untuk melakukan double-check
Terkadang Kontraktor Utama menyediakan peralatan untuk kebutuhan Sub-Kontraktor Terkadang timbul ketegangan di lapangan (semuanya ingin cepat, banyak sub-kontraktor di lapangan) Kemampuan untuk mengelola/mengkoordinasikan subkontraktor sangat berpengaruh pada produktivitas Terkadang Pemilik Proyek atau Kontraktor mengasuransikan sub-kontraktor, agar ada jaminan.
Contrast :
Harga kegiatan Desain hanya bagian kecil dari biaya seluruh pembangunan infrastruktur Kualitas desain berpengaruh signifikan terhadap biaya infrastruktur keseluruhan
Keunggulan
Metoda yang paling dikenal Fleksibilitas selama proses design (vs. design-build) Biaya telah ditetapkan sejak awal (pada saat proses tender) Dokumen kontrak yang disusun dgn baik akan melindungi kepentingan pemilik proyek Prosedur tender terbuka dapat dilakukan dengan mudah Pemilik proyek tidak terlalu terlibat dalam proses konstruksi Hubungan antara Konsultan dan Pemilik Proyek bersifat hubungan profesional yang didasarkan pada kepercayaan
Kelemahan
Hasil desain terkadang tidak sempat direview sebelum pelaksanaan Konstruksi
Hilangnya peluang bagi penghematan biaya maupun waktu Terkadang dibutuhkan perubahan karena kondisi lapangan
Interaksi antara pemilik proyek, konsultan dan Kontraktor tidak terjadi secara intens Pelaksanaan Konstruksi belum dapat dimulai jika desain belum selesai Sulit untuk menciptakan inovasi dalam pembiayaan Sulit diterapkan bagi Proyek yang memiliki kompleksitas tinggi Cenderung menghasilkan strategi design yang sangat konservativ
Kelemahan
Pemilik proyek terkadang menjadi sandera pihak Kontraktor Desain bersifat Fixed setelah pelaksanaan konstruksi dimulai High pressure if have
Bidded Lumpsum
C/M
A/E
Sub-Kontraktor
Sub-Kontraktor
Sub-Kontraktor
Mempengaruhi alokasi biaya yang diperlukan Konsultan M/K cenderung lebih sophisticated
Hati2: Banyak Kontraktor yang mengklaim sebagai Konsultan M/K
Field supervision
QA, Targets met, invoice checking, coordinate work of contractors, M&E, change orders, payments, claims, inspections for design requirements, sometimes safety
Keunggulan
Dengan keterlibatan dalam proses Design, maka
Pemilik Proyek dimungkinkan memperoleh informasi tentang harga Konstruksi lebih awal Resiko yang muncul sebelum proses tender dapat dieliminasi Desain yang dihasilkan lebih Constructability Dapat dilakukan value engineer sejak awal
Keunggulan
Memiliki Fleksibilitas yang lebih untuk dilakukannya perubahan desain jika diperlukan Konsultan M/K lebih bisa bertindak secara objektif, dan berfikir secara holistik (tidak parsial) Jarang terjadi Konflik yang berarti antara pemilik Proyek dan Konsultan M/K Resiko finansial yang ditanggung Konsultan M/K relatif kecil Ditinjau dari biaya, maka
Biaya yang dapat dihemat dengan dilakukannya tender untuk Kontraktor dan Sub-Kontraktor cukup signifikan
Diperoleh penghematan 5-8% jika Sub-Kontraktor berhubungan langsung dengan M/K
Dimungkinkan adanya fleksibiltas dalam penyusunan skejul (Fast tracking ) Dapat memilih Konsultan M/K berdasarkan kualitas dan kompetensi Konsultan M/K menjadi lebih familiar pada desain sebelum pelaksanaan Konstruksi
Hubungan antara Kontraktor/Sub-Kontraktor dengan M/K bersifat profesional Mengurangi tanggung-jawab pemilik proyek Pemilik proyek dapat memberhentikan sub-kontraktor dengan mudah
Kelemahan
Pada saat Pelaksanaan Konstruksi dimulai, pemilik proyek tidak bisa mengetahui secara pasti total biaya Terjadi potensi konflik dengan bebeberapa pihak terkait :
Konsultan Perencana Sub-Kontraktor
Tidak ada incetif bagi Konsultan M/K untuk dapat mengurangi biaya ataupun waktu pelaksanaan proyek Pemilik proyek sepenuhnya yang menanggung resiko besarnya biaya proyek yang harus disiapkan Tidak ada jaminan yang dapat diberikan oleh Konsultan M/K Seluruh pihak harus berpartisipasi secara aktif dan harus melakukan komunikasi yang baik Bagi Konsultan M/K kegiatan ini memiliki resiko yang tinggi terhadap reputasinya Semua pihak harus memiliki komitmen yang jelas sejak awal pelaksanaan proyek
Design Build
Pemilik Proyek
Construction Function
D/B Entity
Design Function
Sub-Kontraktor
Sub-Kontraktor
Sub-Kontraktor
Hubungan Internal
Perusahaan dimaksud dapat berupa Perusahaan design/build atau dapat juga merupakan Perusahaan joint-venture Perusahaan DB dimungkinkan untuk memiliki sub-Kontraktor Sangat cocok untuk proyek yang kompleks
Design Build
Satu Team besar bertanggung-jawab untuk kegiatan Desain dan pelaksanaan Konstruksi Pemilik Proyek biasanya lebih konsen pada skejul, meskipun memiliki kontrol yang lebih kecil pada aspek biaya Pemilik proyek tidak memiliki kontrol pada desain dan fleksibilitas pada perubahan Pemilik proyek harus memiliki kompetensi yang memadai untuk dapat menetapkan parameter awal, mereview proposal dan memonitor proses
Keunggulan
Pelaksaan pembangunan infrastruktur bisa lebih cepat Mungkin cocok untuk proyek yang memiliki kompleksitas tinggi
Adanya koordinasi yang erat sesama anggota Team
Akuntabilitas dapat diarahkan pada satu institusi Timbulnya interaksi yang baik antar partisipan Timbulnya konflik antara Designer/Kontractor tidak ter-expose pada pemilik proyek Mudah dilakukan penyesuaian maupun perubahan jika dijumpai kondisi lapangan yang sulit
Kelemahan
Hubungan profesional antara Designer dengan pihak-pihak lain sulit untuk terjadi
Ada resiko terjadinya kualitas desain yang baik, karena ingin memperoleh keuntungan yang tinggi
Harga tidak bisa diperoleh pada awal pelaksanaan konstruksi Pada batas-batas tertentu akan sangat buruk untuk proyek yang memiliki kompleksitas tinggi :
Sangat penting bagi pemilik proyek untuk dapat terlibat secara aktif pada proses design untuk beberapa aspek-aspek tertentu yang penting
Dapat timbul keterlambatan, karena adanya kesulitan ataupun masalah pada proses desain. Hanya cocok untuk pemilik proyek yang memiliki kompetsnsi yang memadai Proses Checks and balances lebih sulit dilakukan
Perubahan Kontrak Permasalahan terkadang disembunyikan Dapat terjadi keadaan dimana pelaksanaan konstruksi tidak seperti yang diinginkan pemilik proyek Jika ada perubahan perusahaan D/B terkadang mengusulkan perubahan biaya yang tinggi Kerja ulang Iterasi
Pemilik Proyek bertanggung jawab terhadap Quality assurance Dilakukan dalam satu paket : Pemilik proyek tidak bisa mengganti salah satu komponen dari Team D/B
For risks that contractor cant control, may be willing to pay a risk premium to owner to take over
Contractor here will lower costs if owner assumes certain risk (essentially, paying the owner a risk premium)
For risks that contractors can control, cheaper for a contractor to manage risk than to pay a risk premium
Fundamental Balance
Impose high high enough risk incentive to get contractor do job efficiently within the specifications of the contract
E.g. Incentive to finish on time, incentive to stay within budget E.g. better team assignment, equipment provision, mgmt
Risk can be better handled by A vs. B here means that the risk premium that would be charged by the A for taking on this risk is smaller than would be charged by B
Impose low enough risk to have reasonably low bid Impose according to contractor ability to tolerate
Required for many public projects Good for some well-defined projects
Good price competition in commodity metric
High contractor risk means typically start late Very different from typical meaning of Fixed fee!
Contractors have incentive to grow scope, price Terrible with turnkey delivery type!
Either scope or construction method unknown Confidential projects (limit public knowledge )