Anda di halaman 1dari 1

Untuk ukhtiku..

Suami yang menikahimu, tidak semulia Muhammad SAW, tidak setaqwa Ibrahim AS, pun tak setabah Ayub AS, ataupun segagah Musa As, apalagi setampan Yusuf AS. Justru suamimu hanyalah pria akhir zaman yang punya cita-cita membangun keturunan yang shaleh Suami adalah nahkoda kapal, kamu navigatornya. Suami bagaikan balita yang nakal, kamu adalah penuntun kenakalannya. Saat suami menjadi raja, kau nikmati singgasananya Seketika suami menjadi bisa, kamulah penawarnya Seandainya suami adalah masinis yang lancang, sabarlah memperingatinya Pernikahan mengajarkan kita perlunya iman dan taqwa, untuk belajar meniti sabar dan ridha karena ternyata memiliki suami yang tak segagah, justru kamu tersentak dari alpha Kamu bukan Khadijah yang begitu sempurna menjaga, pun bukan Hajar yang begitu setia dalam sengsara, bukan pula Aisyah yang benar benar memikat. Kamu hanyalah wanita akhir zaman yang berusaha menjadi shalehah Akhirnya Komunikasi adalah jembatan perbedaan. sabar dan ridha adalah senjata keutuhan, doa adalah pengikat sukma, senyum keikhlasan lebih indah dari segala harta. Semoga Allah merahmatimu teman. Barakalllahu laka wa baaraka alaika wajamaakuma fii khoirin, amien.

Temanmu yang tersayang Kepi yogizio

Anda mungkin juga menyukai