Anda di halaman 1dari 73

1

P E N D A H U L U A1 N

Latar Belakang

Pada hakekatnya pembangunan berkelanjutan merupakan aktivitas


memanfaatkan seluruh sumberdaya, guna meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan masyarakat manusia. Pelaksanaan pembangunan pada dasarnya
juga merupakan upaya memelihara keseimbangan antara lingkungan alami
(sumberdaya alam hayati dan non hayati) dan lingkungan binaan (sumberdaya
manusia dan buatan), sehingga sifat interaksi maupun interdependensi antar
keduanya tetap dalam keserasian yang seimbang. Dalam kaitan ini, eksplorasi
maupun eksploitasi komponen-komponen sumberdaya alam untuk pembangunan,
harus seimbang dengan hasil/produk bahan alam dan pembuangan limbah ke
alam lingkungan. Prinsip pemeliharaan keseimbangan lingkungan harus menjadi

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
2

2
dasar dari setiap upaya pembangunan atau perubahan untuk mencapai
kesejahteraan manusia dan keberlanjutan fungsi alam semesta.

Sistem masukan dan keluaran dalam pembangunan yang berwawasan


lingkungan, dapat dikontrol dari segi sains dan teknologi. Penggunaan perangkat
hasil teknologi diarahkan untuk tidak merusak lingkungan alam, serta bersifat
‘teknologi bersih’, dan mengutamakan sistem daur ulang. Arah untuk menjadikan
produk ramah lingkungan, dan menekan beaya eksternal akibat produksi tersebut
harus menjadi orientasi bagi setiap usaha pemanfaatan sumberdaya alam untuk
kesejahteraan masyarakat. Mekanisme pengaturan keseimbangan sistem
masukan dan keluaran akan ditentukan oleh kepedulian atau komitmen
sumberdaya manusia, sistem yang berlaku, infrastruktur fisik, sumberdaya lain
yang dibutuhkan. Dengan prinsip keterlanjutan, pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan perlu disusun dalam arah strategis untuk menyelamatkan aset
lingkungan hidup bagi generasi mendatang. Upaya peningkatan kesejahteraan
manusia harus seiring dengan kelestarian fungsi sumberdaya alam, agar
keseimbangan lingkungan tetap terjaga dan potensi keanekaragaman hayati tidak
akan menurun kualitasnya.

Undang-undang Pengelolaan Lingkungan Hidup telah memberikan


pengertian sumberdaya yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri atas
sumberdaya manusia, sumberdaya alam hayati, sumberdaya alam non hayati
dan sumberdaya buatan. Pengertian tersebut mencakup tentang manusia dan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Iptek dapat dilihat merupakan bagian dari
sumberdaya manusia dan dari sumberdaya buatan. Pengertian lama bahwa
sumberdaya alam adalah batubara, biji besi, air terjun, kayu dan sinar matahari
telah diperluas pengertiannya. Demikian pula ketersediaan sumberdaya alam
tersebut akan tetap lestari pemanfaatannya, guna meningkatkan kualitas
kesejahteraan manusia.

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
3

3
Pembagian sumberdaya alam kepunahan. Teknologi daur ulang
menjadi sumberdaya alam terbarui dan limbah cair maupun sampah,
tidak terbarui memberikan pengertian merupakan contoh sumberdaya
tentang fungsi keterlanjutan persediaan terdaur ulangkan.
sumberdaya tersebut bagi kehidupan di
alam semesta. Sumberdaya alam
hayati akan tetap mampu memperbarui
diri, sepanjang eksploitasinya tidak
melampaui laju kembang biaknya,
sedangkan sumberdaya alam tak
terbarui, seperti galian tambang, gas
bumi, batubara, dan sebagainya,
kondisi jumlahnya di alam relatif
terbatas, oleh karena itu akan terurai di
alam bila daya gunanya telah habis.
Kategori sumberdaya alam telah
berkembang dengan penggolongan
sumberdaya alam tak terhabiskan dan
sumberdaya alam terdaur ulangkan.
Sumberdaya alam yang tak terhabiskan
adalah sinar surya, curah hujan, energi
pasang surut, ombak/gelombang arus
(OTEC) dan sebagainya, sedangkan
sumberdaya alam terdaur ulangkan
terkait dengan kemampuan teknologi
untuk daur ulang menjadi komponen
alami kembali, agar pemborosan dan
penggunaan sumberdaya alam yang
berlebihan dapat dikendalikan, dan
tidak mengarah pada kelangkaan dan

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
4

4
Masalah sumberdaya alam maupun sumber alam mempunyai sifat interaksi
dan interdependensi dengan kehidupan manusia dan perkembangan ilmu dan
teknologi. Oleh karena pemahaman sumberdaya alam tidak hanya terfokus pada
kepentingan manusia saja, tetapi mempunyai dimensi dalam materi, energi, ruang,
waktu dan keanekaragaman (Watt, 1980 dalam Soeriaatmadja, 1980). Jadi
kategori sumberdaya alam tidak hanya materi dan energi saja, tetapi masih
mempunyai keanekaragaman lainnya. Masalah lain adalah pandangan manusia
yang lebih mementingkan ekonomi daripada pertimbangan ekologi, dalam upaya
memanfaatkan sumberdaya alam. Pandangan ini akan menghambat terwujudnya
‘sustainable development’ yang mengutamakan keserasian, keseimbangan dan
kelestarian fungsi yang terlanjutkan.

Kondisi sumberdaya alam merupakan modal dasar dan penentu


keterlanjutan kemampuan daya dukung lingkungan. Lingkungan pada dasarnya
mengandung matra biogeofisik kimia, sosial ekonomi, sosial budaya dan
kesehatan. Dalam kaitan kuantitas dan kualitas sumberdaya alam untuk
mendukung peri kehidupan, maka hubungan keselarasan dengan jenis-jenis
kegiatan manusia harus terus dipelihara
kelestarian kemampuan daya dukung
lingkungannya. Penilaian kemampuan tersebut
biasanya lebih banyak bersifat dari sisi
kepentingan manusia (antroposentris), cara ini
seyogyanya dapat dikaji lebih cermat untuk
kepentingan alami dan binaan. Upaya
pendayagunaan potensi sumberdaya alam
yang efisien dan efektif membutuhkan
perangkat perencanaan dan kemampuan iptek
yang cermat. Oleh karena cara pandang,
bahwa teknologi dapat menyelesaikan
masalah keserasian interaksi sumberdaya

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
5

5
alam, sumberdaya manusia dan iptek, tidak semuanya dapat menyelesaikan
masalah pembangunan. Pada sisi lain, masalah pembangunan juga dimuati matra
politik, sosial, budaya, ekonomi, kesehatan dan aspek lainnya. Dalam studi
lingkungan hidup, kondisi sumberdaya alam hayati dan non hayati secara rinci
harus diungkapkan data dan informasinya, sehingga kajian identifikasi, Prediksi
dan evaluasi potensi, pelestarian, pemanfaatan dan dampaknya, didasarkan atas
kondisi dan potensi daya dukung lingkungan yang ada. Kehadiran komunitas
hayati dalam suatu ekosistem merupakan bagian dari keseimbangan lingkungan
(homeostatis lingkungan), sehingga penilaian hadirnya komunitas hayati harus
dilihat dari segi fungsi ekosistem, dan tidak perlu selalu harus dapat memberikan
nilai ekonomi tertentu. Upaya pembangunan sumberdaya binaan yang
memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan, perlu menserasikan antara
kepentingan ekonomi dan pertimbangan ekologi, dalam perencanaan maupun
pelaksanaan pembangunan tersebut. Oleh karena kehadiran lingkungan alami
mempunyai lima fungsi pada terbentuknya lingkungan binaan (Van Raay et. Al
1980 dalam Soeriaatmadja 1986) yaitu fungsi produksi; fungsi pengatur; fungsi
pemurni; fungsi informasi; fungsi pembawa-pemelihara keseimbangan.

Pada bidang sumberdaya alam dan lingkungan hidup, telaah tentang


sumberdaya didasarkan pada upaya pelestarian fungsi dan pemanfaatan untuk
kehidupan. Cara mengungkapkan data dan informasi sumberdaya tersebut
disajikan dalam format hasil inventarisasi, pencagaran dan potensi maupun kondisi
yang ada. Secara kualitatif kondisi kualitas sumberdaya alam yang ada disajikan
dalam Status Lingkungan Hidup Daerah, untuk memberi gambaran umum tentang
ketersediaan sumberdaya yang dapat menopang tujuan pembangunan. Salah
satunya dengan menyusun Rencana Strategis Pengelolaam Lingkungan Hidup
yang memuat visi, misi, nilai, tujuan dan strateginya, dengan dukungan data dasar
pembangunan maupun pengembangan wilayah provinsi secara tepat dan akurat,
agar dapat dipakai sebagai acuan maupun referensi valid untuk berbagai
perencanaan bidang/sektor terkait. Dengan demikian, keterkaitan kualitas dan

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
6

6
kuantitas berbagai sumberdaya pada pemanfaatan sumberdaya alam dan
lingkungan dalam kehidupan sangatlah erat, karena hasil analisis atau evaluasi
ketersediaan dan potensi sumberdaya dibutuhkan untuk pengambilan keputusan
dan perencanaannya, termasuk untuk digunakan sebagai dasar pengelolaan dan
pemantauannya.

Perencanaan dan pengelolaan lingkungan hidup harus di dasarkan pada


prinsip Pembangunan Berkelanjutan (PB) yang berwawasan lingkungan.
Komitmen untuk mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi dan sosial dalam
melaksanakan Pembangunan Berkelanjutan harus dilakukan secara konsisten,
melalui pendekatan holistik. Dengan demikian, setiap usaha untuk meningkatkan
kualitas hidup dan kehidupan, perlu didasari dengan semangat kebersamaan,
kemitraan, keberlanjutan dan akuntabilitas pada semua fihak yang terkait dengan
Pembangunan Berkelanjutan. Kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keberlanjutannya merupakan tugas bersama dari pemerintah, swasta dan
masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH), dan bertumpu pada
kemitraan pemerintah dan masyarakat. Upaya untuk memperluas jangkauan
kepedulian dan kesadaran lingkungan hidup perlu terus ditumbuhkan, agar dapat
mengikat komitmen semua fihak yang terkait guna terwujudnya Pembangunan
Berkelanjutan. Untuk itu diperlukan panduan integrative untuk dapat secara nyata
memasukkan pertimbangan lingkungan ke dalam seluruh perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan di Indonesia pada umumnya dan di Propinsi Jawa
Timur pada khususnya.

Sebagai bagian dari wilayah ekosistem pulau Jawa, Propinsi Jawa Timur
mempunyai berbagai potensi Sumberdaya Alam yang cukup lengkap, untuk dapat
dimanfaatkan bagi pembangunan wilayah, guna meningkatkan kesejahteraan
penduduk. Arah kedepan perlu tahapan peningkatan pengelolaan lingkungan
hidup dengan mengerakkan perekonomian regional dan Nasional yang berbasis

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
7

7
teknologi ramah lingkungan. Fungsi
penataan ruang wilayah Jawa Timur
merupakan dasar atas semua bentuk
perencanaan fisik pembangunan, karena
alokasi lahan dan jenis kegiatannya perlu
mempertimbangkan aspek ekologi dan
kajian dampak lingkungan, serta
kemampuan daya dukung
lingkungannya. Hal ini juga perlu di
dukung dengan peraturan perundangan dan pedoman pelaksanaannya, agar
semua kebijakan dalam pemanfaatan ruang dapat ditaati dan dilaksanakan secara
konsisten.

Sumberdaya alam (SDA) di wilayah Jawa Timur merupakan kekayaan dan


modal bagi pembangunan dan pengembangan wilayah. Oleh karena itu alokasi
penataan ruang harus didasarkan atas peruntukan dan fungsi ekologisnya, setelah
memperhatikan kemanfaatan dan kelayakan ekonomi dan sosialnya. Dilihat dari
sebaran lokasi Sumberdaya alam Taman Nasional Indonesia, wilayah Jawa Timur
mempunyai 5 (lima) lokasi yaitu, Bromo Tengger Semeru, Meru Betiri, Baluran,
Alas Purwo dan Kawah Ijen dari 43 lokasi Taman Nasional se Indonesia. Lokasi
Taman Nasional tersebut merupakan wilayah preservasi yang mutlak di lindungi,
karena berfungsi sebagai penopang sistem kehidupan (life support system) karena
memiliki spesifikasi/khas dan unik. Disamping itu, masih banyak dijumpai
sumberdaya alam hayati maupun non-hayati lainnya, yang perlu dikelola untuk
dimanfaatkan secara lestari.

Pembangunan dan lingkungan di Indonesia masih bergantung pada


sumberdaya alam. Komitmen Nasional tentang Pembangunan Berkelanjutan (PB)
juga telah lama dicanangkan antara lain, dengan menerima persetujuan tidak

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
8

8
mengikat (non-binding agreement) tentang pembangunan berkelanjutan (yang
memuat 27 prinsip dasar), Agenda 21 global (pelayanan masyarakat, pengelolaan
limbah, pengelolaan sumberdaya alam dan lahan), prinsip kehutanan, konvensi
iklim dan konvensi biodiversitas. Selain sejumlah pedoman secara normatif
tersebut, selanjutnya juga perlu memperhatikan pedoman operasional untuk
pencapaian target dengan horison tahun 2015 yang tertuang dalam hasil
Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi tahun 2002 yaitu kebijakan Millineum
Development Goals (MDGs) yang memuat 7 sasaran khususnya pada sasaran
untuk menjamin keberlanjutan lingkungan (Ensure Environmental Sustainability).

Berdasar uraian di atas, maka pertimbangan untuk keserasian ekologi,


ekonomi dan sosial wajib digunakan dalam penyusunan dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jawa Timur, untuk dapat
diuraikan lebih lanjut dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan
Kerja Perangkat Daerah (RPJM-SKPD) atau Renstra SKPD untuk periode 5 (lima)
tahun. Dalam implementasinya, prinsip-prinsip Pembangunan Berkelanjutan (PB)
juga harus termuat dalam dokumen Rencana Pembangunan Tahunan Daerah
(RPTD) maupun Rencana Kerja (Renja) – SKPD, baik di propinsi dan kabupaten
maupun kota. Prinsip-prinsip utama dalam Pembangunan Berkelanjutan (PB)
antara lain, sifat interaksi-interdependensi, asas faktor pembatas dan toleransi,
asas daya dukung dan daya lenting lingkungan, asas keseimbangan ekosistem,
asas holocoenitik, teknologi ramah lingkungan, sistem manajemen lingkungan
(environmental management system), ekolabel, produksi bersih, ISO seri 14000,
etika lingkungan dan kesadaran atau kepedulian lingkungan, yang wajib
dipertimbangkan dengan seksama dalam penyusunan dokumen perencanaan
pengelolaan lingkungan hidup di Propinsi Jawa Timur.

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
9

Tujuan dan Sasaran Renstra


Tujuan
Tujuan penyusunan Rencana Strategis Pengelolaan Lingkungan hidup
ini, guna mewujudkan visi dan melaksanakan misi pengelolaan lingkungan hidup
secara berkelanjutan, untuk dapat dilakukan secara bertahap, guna melestarikan
kemampuan sumberdaya alam dan lingkungan hidup

Sasaran Sasaran yang akan dicapai dengan Rencana Strategis


Pengelolaan Lingkungan Hidup ini adalah menjadi arahan dan
panduan bagi semua perencanaan sektoral dan lintas sektor dalam wilayah Jawa
Timur, baik wilayah Kabupaten, Kota dan wilayah perbatasan, untuk mengadopsi
prinsip pembangunan berkelanjutan dan penataaan ruang wilayah, agar dapat
dimplementasikan dalam sektor/bidang pembangunan terkait. Dengan demikian
semua perencanaan pembangunan berbasis sumberdaya alam dan lingkungan
dan penataan ruang wilayah ekosistem , diarahkan untuk mencapai
pembangunan ekonomi yang ramah lingkungan. Sasaran ini dapat dicapai secara
bertahap, dalam program tahunan dan lima tahunan, sesuai dengan misi , guna
mencapai visi pengelolaan lingkungan hidup.

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
10

10

Landasan Hukum

1. Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945


2. Undang-undang No. 23 /1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Undang-ungang No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
4. Undang-undang No. 24/1992 tentang Penataan Ruang
5. Undang-undang No. 17/2003 tentang Keuangan Negara
6. Undang-undang No. 5/1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati
dengan Ekosistemnya
7. Undang-undang No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
8. Undang-undang No. 41/1999 tentang Kehutanan
9. Undang-undang No. 7/2004 tentang Sumberdaya Air
10. Undang-undang No. 10/2004 Pembentukan Peraturan Perundangundangan

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
11

11
11. Undang-undang No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
12. Peraturan Pemerintah No.10/2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk
Penataan Ruang Wilayah
13. Peraturan Pemerintah No. 68/1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Peranserta Masyarakat dalam Penyelenggaraan Negara
14. Peraturan Pemerintah No. 47/1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional
15. Peraturan Pemerintah No. 21/2004 tentang Rencana Kerja dan Anggaran
Instansi Pemerintah
16. Peraturan Pemerintah No. 28/1985 tentang Perlindungan Hutan
17. Peraturan Pemerintah No. 68/1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan
Kawasan Pelestarian Alam
18. Peraturan Pemerintah No. 27/1999 tentqng Analisa Dampak Lingkungan
Hidup
19. Peraturan Pemerintah No. 63/2002 tentang Hutan kota
20. Peraturan Pemerintah No. 16/2004 tentang Penatagunaan Tanah
21. Keputusan Presiden No. 32/1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung
22. Peraturan Presiden No. 7/2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional
23. Instruksi Presiden No. 7/1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
12

12
24. Peraturan Daerah Propinsi Jatim No. 11/1991 tentang Penetapan Kawasan
Lindung di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur
25. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No. 4/2003 tentang Pengelolaan
Hutan Di Jawa Timur

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
13

13

Pola Penyusunan Renstra

Pola penyusunan Rencana Strategis Pengelolaan Lingkungan Hidup


diformulasikan pada gambar yang ditampilkan pada lampiran. Inventarisasi dan
hasil pembahasan yang berupa data dan informasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup, sebagai langkah awal yang harus dilakukan. Data dan informasi tersebut
antara lain berupa peraturan perundang-undangan, isu pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup, indikator lingkungan hidup, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional, standarisasi lingkungan hidup, komitmen stakeholder
Pengelolaan Lingkungan Hidup, peran serta masyarakat dan multimedia, hasil
penelitian lingkungan hidup dan berbagai bentuk data lainnya yang dapat
digunakan sebagai pendukung penyusunan Renstra Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Untuk itu disusunlah kerangka dasar perencnaan yang menyangkut pokok-
pokok bahasan dan materi yang harus dirumuskan dalam dokumen Renstra
Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Penyusunan konsep awal dokumen Renstra dilakukan oleh tim kecil (para
konseptor) untuk memformat dan memformulasi materi terintegrasi tentang

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
14

14
Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam dokumen awal, berdasar atas data dan
informasi lingkungan hidup yang telah ada. Kompilasi dokumen awal Renstra
tersebut dibahas dan diperbaiki oleh para pakar/ahli yang memahami tentang pola
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan/atau ahli perencanaan, ahli ekonomi
sumberdaya, ahli sosiologi, ahli komunikasi, ahli strategi, ahli ekologi Sumberdaya
Alam, dan para praktisi dan birokrasi yang mempunyai pengalaman lapang tentang
permasalahan dan hasil pelaksanaan program Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Hasil perbaikan tersebut dirumuskan dalam konsep Renstra perbaikan, untuk
kemudian dilakukan uji publik atas sistematika, format, prosedur dan substansi
dokumen Renstra, dengan para fihak yang terkait dengan Pengelolaan Lingkungan
Hidup . Untuk itu, uji publik tersebut dilakukan secara terbuka, dengan para fihak
terkait dengan Pengelolaan Lingkungan Hidup, baik secara perseorangan maupun
kelembagaan. Untuk selanjutnya, perbaikan dan penyempurnaan dokumen
dilakukan konsolidasi hingga menjadi naskah terakhir dari dokumen Renstra
Pengelolaan Lingkungan Hidup, untuk disosialisasikan dan dijadikan panduan
utama dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup .

Dokumen Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup ini dapat diturunkan untuk


menjadi pedoman dasar penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD),
Renstra Bapedal/Dinas lingkungan hidup, Renstra Sektor/Bidang, Renstra
Kabupaten/Kota, maupun renstra satuan kerja lainnya yang terkait dengan
pemanfatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Disamping itu, dapat pula
dijadikan dasar kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi, penetapan
Program dan kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup, penyusunan Rencana
Kerja dan anggaran Tahunan (RKAT) dan pedoman teknis untuk implementasi di
unit/satuan kerja. Untuk koordinasi implementasi program Pengelolaan Lingkungan
Hidup, dapat menggunakan Dewan Lingkungan Hidup atau Dewan Pembangunan
Berkelanjutan sebagai medium musyawarah untuk konsultasi/klarifikasi
permasalahan Pengelolaan Lingkungan Hidup di berbagai sektor pembangunan.
Fungsi kemitraan dalam pelaksanaan program lingkungan hidup patut

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
15

15
dikedepankan, sebagai bentuk kebersamaan atas tanggung jawab bersama.
Dengan demikian, tidak akan terjadi dominasi atas satu dengan lainnya, dan
musyawarah digunakan sebagai cara mencari alternatif solusi suatu permasalahan
Pengelolaan Lingkungan Hidup di wilayah masing-masing. Peran dan fungsi
kebijaksanaan dan kearifan dengan santun dan bijak, harus digunakan oleh para
pemimpin formal maupun nonformal dalam mengawal pembangunan menuju
lingkungan hidup yang semakin baik dan sehat, untuk mewujudkan masyarakat
madani Indonesia.

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
16

GAMBARAN UMUM16KONDISI LINGKUNGAN HIDUP

Kondisi Umum Saat Ini

Lingkungan hidup di wilayah Jawa Timur dalam dasa warsa terakhir


menunjukkan kondisi dan situasi yang tidak/kurang menggambarkan
keseimbangan lingkungan hidup yang baik, antara lingkungan ekosistem alami
dengan lingkungan ekosistem budidaya/buatan manusia. Beberapa faktor
penyebabnya adalah tidak konsistensi dalam penataan ruang ekosistem, tekanan
penduduk terhadap sumber alam, konsentrasi penduduk tidak merata,
perlindungan sumberdaya alam yang lemah, masalah penegakan dan pentaatan
hukum, pencemaran dan kerusakan lingkungan tidak tertangani dengan tuntas,
keseimbangan lingkungan alami dan budidaya/buatan tidak terjaga, eksploitasi

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
17

17
sumber alam cenderung berlebihan, mitigasi bencana alam, perubahan iklim/cuaca
global, keanekaragaman hayati menurun, dan berbagai masalah lingkungan hidup
lainnya, yang secara keseluruhan menunjukkan lemahnya komitmen dan
konsistensi berbagai fihak yang terkait dalam mewujudkan Pembangunan
berkelanjutan di Indonesia.

Kondisi umum lingkungan hidup di wilayah Jawa Timur dapat ditunjukkan


oleh beberapa indikator lingkungan, yaitu :

a. Penataan ruang ekosistem belum dijadikan dasar alokasi pemanfaatan ruang


wilayah
b. Menurunnya kualitas dan fungsi hutan lindung,
c. Keanekaragaman hayati semakin langka dan punah
d. Musibah alam karena salah kelola sumberdaya alam,
e. Kekeringan di musim kemarau (separo mata air menghilang)
f. Sumber mata air tidak dilindungi (mata air perlu dilindung area arboretum)
g. Pencemaran yang cenderung merusak lingkungan hidup
h. Taman nasional dan cagar alam diperankan untuk kegiatan budidaya
Perlindungan hayati di wilayah pesisir semakin rusak
i. Konversi peruntukan lahan untuk budidaya tidak terkendali
j. Pemukiman perkotaan semakin tidak ramah lingkungan hunian, kota pengap,
panas dan tidak nyaman
k. Pemusatan kegiatan industri dalam kawasan industri tidak diterapkan dengan
konsisten
l. Kelemahan penerapan dan sanksi hukum bagi pelanggarnya, tidak berjalan

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
18

18
m. Konflik sosial tentang pemanfatan lahan/ruang wilayah tidak berdasar fakta
hukum
n. Hunian penduduk di kawasan lindung sulit diatasi, karena faktor ekonomi atau
kemiskinan
o. Ketaatan penduduk pada peraturan belum menjadi tradisi, terutama sejak
memasuki masa reformasi
p. Tradisi ramah ekologi di pedesaan dan perkotaan cenderung dirusak oleh
kebutuhan hidup yang cepat/instan dan mengabaikan dampak lingkungannya
q. Pentaatan dan penegakan hukum versus pengerahan massa untuk pemaksaan
kepentingan kelompok

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
19

19

Kondisi Lingkungan Hidup Masa Depan

Masa depan lingkungan hidup di Indonesia, termasuk di wilayah Jawa Timur,


di gambarkan sebagi suatu kondisi dinamis yang selalu berubah, dan bertumpu
pada kelestarian fungsi sumberdaya alam guna mendukung kualitas kehidupan
manusia yang semakin baik dan berkelanjutan. Keseimbangan antara daya
dukung lingkungan alami dengan eksploitasi sumberdaya alam untuk kehidupan
manusia, seharusnya selalu dalam kondisi yang serasi, berkelanjutan dan alami.
Peran ilmu dan teknologi digunakan untuk meningkatan kualitas pemanfaatan
sumberdaya alam bagi kesejahteraan manusia, serta upaya teknologi guna
mencegah kerusakan sumberdaya alam, agar dapat dimanfaatkan oleh manusia
secara berkelanjutan. Luasnya negara Indonersia dengan jumlah penduduk yang
besar, membutuhkan penataan ruang kehidupan berdasar atas kemampuan
ekosistem alami yang mendukungnya.

Aspek pemukiman manusia dengan berbagai infrastruktur yang dibutuhkan,


dalam pembangunannya memerlukan keserasian dengan kemampuan daya
dukung alam. Sehingga kehidupan manusia dalam memenuhi kesejahteraan hidup

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
20

20
di masa datang akan selalu serasi dan berbasis pada kemampuan dukungan
lestari dengan kondisi dan daya dari ekosistem sumberdaya alam dan
dukung ekosistem sumberdaya alam lingkungan hidup. Masa depan
dan lingkungan hidup. Keserasian lingkungan hidup akan bertumpu pada
pemukiman, baik perkotaan dan bagaimana cara pengelolaan
pedesaan, membutuhkan lingkungan hidup saat ini, yang akan
minfrastruktur yang memperhatikan dapat memberikan dampak kumulatif
aspek petrlindungan sumberdaya bagi kehidupan mendatang.
alam. Agar perencanaannya tidak Sumberdaya alam yang digunakan saat
mengabaikan kondisi lingkungan alami ini, tidak boleh mengurangi kemampuan
yang telah ada, atau membangun penggunaannya di masa mendatang.
bersama alam untuk kesejahteraan Dengan demikian hak setiap warga
manusia. negara untuk mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat, secara
bertahap dapat terpenuhi.
Kondisi lingkungan hidup harus
menjadi semakin baik, berkualitas dan
memiliki kemanfaatan yang besar bagi
kehidupan. Dengan demikian
perubahan atau konversi ruang
ekosistem untuk kepentingan
budidaya harus tetap diserasikan
dengan daya dukung lingkungannya.
Untuk ruang wilayah ekosistem yang
masuk katagori preservasi atau
lindung mutlak, tentunya tidak dapat
dikonversi atau alih peruntukan untuk
kepentingan apapun juga. Oleh karena
prinsip berkelanjutan mengandung
makna pada kelangsungan fungsi
kehidupan sepanjang masa, yang

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
21

21

Analisis Situasi dan Kondisi Lingkungan Hidup


A. Faktor internal

Kekuatan :

• Sumberdaya alam hayati dan nonhayati relatif lengkap dijumpai dalam


wilayah Jawa Timur

• Potensi sumberdaya minyak bumi / gas alam belum tereksplorasi secara


optimal, untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat

• Topografi wilayah yang memiliki kontur daratan, perbukitan dan gunung


berapi, sebagai bentang alam berpotensi subur

• Potensi persawahan sebagai lumbung pangan padi, terutama pada jalur


wilayah tengah

• Potensi jalur pantai utara, dengan pusat-pusat perikanan dan pelabuhan


rakyat

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
22

22
• Sumber air dengan daerah aliran sungai yang relatif merata di wilayah

• Potensi jalur wilayah selatan yang belum dikembangkan,

• Terbentuknya Dewan Lingkungan Hidup sebagai forum konsultasi,


advokasi dan musyawarah bagi fihak terkait Pengelolaan Lingkungan
Hidup

• Komitmen masyarakat akan pembangunan lingkungan hidup relatif baik.

Kelemahan :

• Sumberdaya alam hayati di hutan cenderung semakin rusak dan tidak


terlindungi dengan baik

• Areal hutan alam menurun luasannya, karena kerusakan atau konversi


untuk budidaya

• Sumber mata air semakin sedikit jumlahnya, guna mendukung kehidupan

• Pencemaran air dan udara di wilayah perkotaan, yang bersumber dari


industri, transportasi dan rumah tangga kota

• Kesadaran dan komitmen lingkungan hidup melemah karena krisis


kepercayaan terhadap penegakan hukum

• Kapasitas kelembagaan lingkungan hidup belum tersinergi dengan baik,


karena ‘egosektor’ masih menghambat dalam pelaksanaannya

• Sumberdaya pesisir/komunitas hayati di pantai utara terancam pencemaran


maupun kerusakan lingkungan

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
23

23
• Koordinasi antar sektor atas perbatasan wilayah lingkungan hidup sulit
tersinergi dengan baik

• Ketaatan dan penegakan pada peraturan perundang-undangan belum


tersosialisasi dengan baik

• Koordinasi antar sektor/lintas sektor tentang Pengelolaan Lingkungan


Hidup kurang berjalan baik, baik dalam perencanaan maupun
pelaksanaannya

• Konflik kepentingan pemanfaatan sumberdaya alam masih ada, karena


konsistensi penegakan hukum melemah

• Rehabilitasi kerusakan lingkungan hidup lambat, karena mahal dan butuh


waktu lama

• Kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan tidak mendapat penalti yang


sesuai dengan akibat dan dampak yang ditimbulkan

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
24

24
B. Faktor Eksternal

Peluang

• Potensi sumberdaya alam dapat ditata/dikelola lebih baik

• Pendidikan lingkungan hidup dapat dilakukan melalui berbagai lini dan level
di sekolah/lembaga pendidikan

• Masyarakat berpendidikan dapat diajak untuk menumbuhkan komitmen


terhadap lingkungan hidup

• Melakukan advokasi publik tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pada


semua stakeholder di pemerintah dan kelompok masyarakat

• Kelembagaan lingkungan hidup yang ada, dapat disinergikan peran, tugas


dan fungsinya dalam melaksanakan Pengelolaan Lingkungan Hidup

• Mengikat komitmen lingkungan hidup bagi aparat pemerintah dapat


dilakukan melalui dewan lingkungan hidup

• Tekanan dampak globalisasi mengharuskan Pengelolaan Lingkungan


Hidup harus efisiensi & efektif

• Semakin membaiknya infrastruktur penegakan hukum & perbaikan sistem


hukum di Indonesia

• Komitmen terhadap lingkungan hidup merupakan isu global, yang harus


diantisipasi dan ditindak lanjuti secara bersama

• Isu peningkatan kualitas hidup berkaitan erat dengan kualitas lingkungan


hidup

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
25

25
• Kesadaran lingkungan hidup dapat dilakukan secara
yang telah tumbuh, harus diikuti konsistensi dan taat asas
dengan konsistensi
pelaksanaan Pengelolaan • Komitmen kepemimpinan
Lingkungan Hidup yang baik terhadap Pengelolaan
Lingkungan Hidup, merupakan
• Hak warga negara atas awal kebijakan yang baik dan
lingkungan hidup yang baik dan berkelanjutan
sehat, dapat diterjemahkan
dalam program Pengelolaan • Prinsip dan asas Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang Lingkungan Hidup dapat
terintegrasi diimplementasikan dalam
program dan kegiatan
• Prinsip pencemar membayar, Pengelolaan Lingkungan
dapat ditindak lanjuti dengan Hidup, serta terukur
peraturan dan prosedur tetap keberhasilannya.
yang lengkap

• Peningkatan anggaran PLH


dapat dikonsolidasikan dengan
perencan aan Pen gelolaan
Lingkungan Hidup terpadu antar
sektor/lintas sektor

• Meningkatkan pendidik
sumberdaya manusia yang
peduli lingkungan, untuk
melaksanakan pembangunan
berkelanjutan

• Penegakan dan pentaatan


peraturan perundang-undangan,

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
26

26
Hambatan

• Kesadaran dan komitmen terhadap lingkungan hidup masih rendah

• Sinkronisasi peraturan perundang-undangan masih belum serasi, masih ada


tumpang tindih
• Konsistensi dalam pentaatan dan penegakan pada peraturan dan hukum
melemah
• Sulitnya koordinasi kelembagaan antar sektor dalam melaksanakan program
Pengelolaan Lingkungan Hidup

• Kasus lingkungan hidup yang berkaitan dengan administrasi wilayah


perbatasan
• Pembinaan Sumberdaya Alam yang peduli pada lingkungan hidup kurang
mendapat prioritas
• Rendahnya anggaran pemerintah, mendorong terjadinya pencemaran dan
kerusakan lingkungan

• Pemahaman lingkungan hidup dan sosialisasi Pengelolaan Lingkungan


Hidup belum terprogram dan terintegrasi dengan baik
• Pendidikan lingkungan hidup belum terprogram dengan sasaran multilevel
dalam masyarakat dan pemerintahan
• Kewenangan pengelolaan wilayah pesisir dan laut masih tumpang tindih dan
berpotensi konflik

• Tekanan jumlah penduduk, kerakusan dan kemiskinan untuk kelangsungan


hidup, terhadap eksploitasi sumberdaya alam-lingkungan hidup

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
27

27
Berdasar kajian tersebut di atas, alokasi sumberdaya publik untuk
dan data informasi yang terekam dalam pengelolaan lingkungan hidup.
berbagai dokumen lingkungan hidup Perencanaan dalam pengelolaan
maupun Status Lingkungan Hidup lingkungan hidup mempunyai nilai
Daerah (SLHD) Jawa Timur, dapat strategis dalam mencapai tujuan dan
diidentifikasikan bahwa, sumberdaya sasaran yang telah ditetapkan.
alam dan lingkungan hidup di wilayah Pendekatan holistik dalam
Jawa Timur mempunyai kelemahan p e r e nc a na a n s t ra te g i k s a ng a t
dalam pengelolaan, yang dimulai dari diperlukan, agar sinergi dan muatan
perencanaan hingga pelaksanaan dan kepentingan sektor dapat
pemantauan maupun evaluasinya. terakomodasi dengan baik. Upaya
Potensi sumberdaya alam-lingkungan menjaring kemitraan dalam sinergi
hidup yang besar di wilayah Jawa perencanaan perlu dilakukan, agar
Timur mempunyai peluang dapat muatan pengelolaan lingkungan hidup
digunakan sebagai aset pembangunan menjadi lengkap dan
berkelanjutan, dengan penataan ruang, merepresentasikan kepentingan
fungsi dan manfaat bagi kesejahteraan semua pihak, untuk menuju pada
masyarakat. Prinsip pengelolaan implementasi pembangunan
sumberdaya alam-lingkungan hidup berkelanjutan.
harus menjadi acuan pokok dalam
menyusun perencanaan. Beberapa
asas atau ciri dasar pengelolaan
lingkungan hidup yang harus
memperoleh perhatian adalah sifat
interaksi-interdependensi, keterbatasan
daya dukung lingkungan dan
sumberdaya alami, ciri keberlanjutan,
batasan wilayah ekologi, kelembagaan
dan sinergi program, sampai pada
komitmen kepemimpinan maupun

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
28

28

Isu Pokok Lingkungan Hidup

Berdasar kajian kondisi dan situasi Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH)


yang lalu, dan potensi maupun isu strategis yang ada di Propinsi Jawa Timur,
dapat dirumuskan ada 5 (lima) isu pokok lingkungan hidup yang wajib mendapat
perhatian bersama, yaitu :

1. Pengelolaan Hutan, Lahan dan Sumber Air

Kerusakan ekosistem hutan telah memberikan dampak pada konservasi


lahan maupun kelangkaan sumber air/mata air. Kecenderungan ini telah tampak
dari indikator menurunnya kualitas lingkungan hidup karena tekanan penduduk
maupun bencana alam, dan pemanfaatan berlebihan sumber daya alam yang
melampaui daya dukung lingkungannya. Kasus pembalakan hutan secara liar,
erosi dan longsor, rusaknya habitat biota, menurunnya biodiversitas, banjir dan
kekeringan, berubahnya iklim, kebakaran hutan, masalah dampak sosial
ekonomi akibat eksploitasi dan sebagainya, telah menjadikan masalah laten
yang memerlukan pendekatan holistik dan bertahap guna menyelesaikan atau
menangani masalah ini.

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
29

29
Pada tahun 2004 luas lahan kawasan hutan di Jawa Timur pada
kritis didalam kawasan hutan yang tahun 2004 mencapai luas 865.000
meliputi kawasan hutan produksi dan Ha. Kondisi ini mengakibatkan banjir,
hutan lindung seluas 160.000 Ha, tanah longsor dan kekeringan dimusim
yang tersebar antara lain di wilayah kemarau. Kawasan konservasi sumber
Ngawi, Jombang dan Mojokerto. plasma nuftah dan perlindungan
Luas lahan kritis di kawasan hutan daerah bawahan juga mengalami
konservasi seluas 40.000 Ha, kerusakan. Pada tahun 2004 luas
sedangkan di luar kawasan hutan lahan kritis Taman Hutan Raya R.
telah mencapai 665.000 Ha. Selain Soeryo seluas 14.000 Ha, yang
itu pada tahun 2004, banyak terletak di hulu Daerah Aliran Sungai
kawasan hutan yang tidak sesuai (DAS) Brantas yang mengakibatkan
dengan fungsi dan peruntukannya sekitar 60 % mata airnya berhenti
yaitu seluas 251.618 Ha kawasan mengalir ke Sungai Brantas.
hutan produksi yang seharusnya
berfungsi sebagai hutan lindung
serta adanya konversi hutan menjadi
lahan non hutan seperti pemukiman
dan perkebunan mencapai seluas
9.000 Ha yang berada diwilayah
Jember, Banyuwangi, Pasuruan dan Indonesia
• Luas DAS : 12,000 km2 (25% Jawa Timur)
• Penduduk (2001) : 15.5 juta jiwa (45% Jawa Timur)
Mojokerto. Hal ini yang • Panjang sungai : 320 km
• Curah hujan rerata :2,000 mm/tahun
menyebabkan luas lahan kritis diluar • Potensi air : 12 miliar m3/tahun
Jawa Timur
kawasan hutan dan lahan rusak Jawa Timur

didalam kawasan hutan di Jawa Bendungan Bening

Timur terus bertambah hingga ± 0,02 DAS Brantas

% per tahun. Bendungan Selorejo

Bendungan Wonorejo Bendungan


Wlingi
Bendungan
Sengguruh
Lahan kritis dan lahan rusak di Bendungan
Lodoyo Bendungan
Sutami-Lahor
dalam kawasan hutan dan diluar

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
30

30
2. Permasalahan Wilayah Pesisir dan laut

Luasnya wilayah pesisir dan keanekaan sumberdaya yang ada, maka


wilayah pesisir sebagai daerah ekoton yang labil, perlu ditangani dengan kehati-
hatian dan menyeluruh, karena ciri khas pantai yang cukup beraneka ragam.
Interaksi nelayan dengan perairan pesisir maupun laut, dengan kegiatan utama
eksploitasi hayati laut telah berlangsung sejak lama, yang menyangkut
kehidupan masyarakat, dalam aspek ekonomi, sosial dan budaya.

Oleh karena itu untuk mengurangi masalah pesisir dan laut dibutuhkan
pendekatan kemasyarakatan yang menyeluruh, terencana, melibatkan fihak
terkait, serta konsisten dalam pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi. Dengan
meningkatnya pembangunan diwilayah pesisir yang kurang memperhatikan
kelestarian lingkungan hidup, utamanya didaerah Tuban, Lamongan, Gresik,
Surabaya telah menyebabkan kerusakan ekosistem pesisir dan laut. Sebagai
contoh ekosistem mengrove di Jawa Timur saat ini tercatat 37.237 Ha, dengan
kondisi rusak seluas 11.124 Ha dan tanah kosong yang ideal untuk ditanami
mangrove seluas 5.242 Ha, sedangkan luas hutan mangrove di Jawa Timur
idealnya sebesar 45.000 Ha. Kondisi di Jawa Timur masih kurang optimal.
Untuk ekosistem terumbu karang di perairan laut Jawa Timur, pada tahun 2004
kondisi kerusakannya bervariasi
antara 30 – 80 % yang tersebar
antara lain di wilayah pesisir
Situbondo, dan beberpa pulau kecil
diantaranya, Pulau Sabunten, Pulau
Sesiil, Pulau Bili Raja, Pulau Raas
dan Pulau Mamburit.

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
31

31
3. Permasalahan Pencemaran Air, Tanah dan Udara

Pencemaran lingkungan, baik dalam medium air, udara maupun tanah


telah menjadikan kualitas lingkungan hidup menurun. Sumber-sumber
pencemar dari industri, domestik, maupun yang lain harus dapat diatasi, dalam
bentuk pencegahan maupun pengendalian. Dampak pencemaran yang bersifat
akut atau kronis perlu diantisipasi, agar sumber daya yang ada dapat
dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Masalah pencemaran ini perlu
ditangani secara sistemik, terencana, taat asas dan terus menerus. Upaya
pemulihan dan pencegahan juga harus dimulai dari perencanaan hingga
evaluasi pelaksanaannya, agar prinsip pembangunan berkelanjutan dapat
diterapkan dalam mencegah dan mengendalikan pencemaran lingkungan.

Pada tahun 2003, tercatat pencemaran air dari industri sebanyak 14


kasus, sedangkan tahun 2004 tercatat 5 kasus ditambah dengan kualitas air
sungai yang buruk pada masing-masing Daerah Aliran Sungai (DAS), terutama
bagian hilir. Hal ini juga diakibatkan oleh karena penggunaan pestisida yang
tidak terpantau. Berdasarkan indikator kualitas air, khususnya BOD (Biologycal
Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand), pada tahun 2004
sungai Brantas mencapai BOD : 18, 83 Mg/l, COD : 39,59 Mg/l yang masing-
masing diatas ambang batas baku mutu yang ditetapkan yaitu BOD : 6 Mg/l dan
COD :10 Mg/l.

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
32

32
4. Permasalahan Lingkungan Perkotaan

Permasalahan lingkungan yang paling utama di perkotaan adalah


masalah pengelolaan sampah, banjir, pencemaran transportasi, minimnya
ruang terbuka hijau (RTH), penataan ruang kota dan sebagainya. Sebagai
contoh pengelolaan limbah padat, produksi sampah di Surabaya dikumpulkan
pada lokasi-lokasi TPA (Tempat Pembuangan Akhir), yaitu : TPA Sukolilo dan
TPA Benowo, yang telah menimbulkan konflik sosial. Rata-rata produksi
sampah di Surabaya sebesar 8.700 M3/hari atau 2.436 ton/hari, sedangkan
produksi sampah di Gresik rata-rata 1.580 M3/hari atau 442,45 ton/hari. Hal ini
ditambah dengan sistem pengelolaannya yang kurang tepat, yaitu dengan ‘open
dumping’ dan bukan ‘sanitary landfil’ sehingga mengakibatkan umur TPA
terbatas, pemcemaran lindi cair,dan harus segera menyediakan lahan TPA
baru.

5. Permasalahan Sosial Kemasyarakatan

Pendekatan pada komponen utama Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH)


yaitu ekonomi, ekologi dan sosial perlu diterapkan mulai tahap perencanaan,
hingga operasional dan evaluasinya. Oleh karena masalah pengelolaan
lingkungan hidup tidak akan lepas dari aspek sosial, ekonomi, budaya dan
tingkat pendidikan karena menyangkut pemenuhan kebutuhan dasar dan
kesejahteraan masyarakat. Aspek kemasyarakatan dilihat dari indikator
memburuknya kualitas fisik/infrastruktur perkotaan, serta menurunnya kualitas
hidup masyarakat perkotaan, antara lain disebabkan karena keterbatasan
pelayanan kebutuhan dasar perkotaan yang lebih banyak dipicu oleh factor
daya tarik ekonomi dalam urbanisasi. Masalah kemasyarakatan ini dapat
didekati dengan perubahan paradigma yang berfihak pada pengelolaan

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
33

33
lingkungan hidup, untuk kemudian diikuti dengan sosialisasi tentang hak dan
kewajiban mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, dan diikuti
dengan perubahan budaya tingkah laku menuju masyarakat yang hidup baik,
sehat dan bertanggung jawab.

Kelima isu tersebut perlu diterjemahkan dalam program dan kegiatan


yang mendukung berbagai upaya perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH), dalam rangka menjaga agar
pembangunan tetap terlanjutkan, dan sumberdaya alam dan lingkungan dapat
lestari guna pemanfaatan yang terkendali, serta membangun sikap ramah
dengan lingkungan alam sekitarnya. Pembangunan akan menjadi tak
terlanjutkan, apabila para fihak terkait mengabaikan atau meninggalkan
wawasan dan kesadaran tentang kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
34
STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
34

Visi dan Misi

Visi

Mewujudkan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan dalam pengelolaan sumberdaya


alam dan lingkungan hidup dalam pembangunan nasional dan daerah, guna
meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat Indonesia

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
35

35
Misi

1. Menjadikan Sumberdaya Alam dan lingkungan sebagai modal dan aset


pembangunan berkelanjutan

2. Mengelola potensi Sumberdaya Alam dan lingkungan untuk menjadi


kekuatan mandiri dan berkelanjutan

3. Mengendalikan dan memantau eksplorasi , eksploitasi dan dampak


lingkungan akibat pembangunan, agar terpelihara kelestarian fungsi
lingkungan hidup

4. Menjadikan kondisi kualitas lingkungan menjadi semakin baik dan sehat

5. Mengikat komitmen dan keberfihakan semua sektor/bidang pembangunan


terhadap pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup

6. Melaksanakan fungsi koordinasi vertikal dan horizontal pada semua fihak


terkait, dalam pelaksanaan program dan kegiatan bersama / lintas sektor

7. Mencegah kerusakan lingkungan hidup, akibat pembangunan yang tidak


ramah lingkungan atau keserakahan bermotif keuntungan diri

8. Mensosialisasikan pendidikan lingkungan hidup sebagai bagian untuk


memelihara motivasi masyarakat agar ikut peduli terhadap fungsi
sumberdaya alam dan lingkungan

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
36

36

Tujuan dan Sasaran Pengelolaan Lingkungan Hidup

Tujuan

Pengeloaan Lingkungan Hidup adalah mencapai keserasian dan keseimbangan


pembangunan budidaya untuk kesejahteraan manusia dengan kemampuan daya
dukung sumberdaya alam dan lingkungan hidup, secara berkelanjutan dan
semakin berkualitas.

Sasaran

Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah tercapainya sinergi program dan kegiatan


sektor/lintas sektor dalam pengelolaan lingkungan hidup untuk pembangunan, baik
untuk birokrasi pemerintah, peranserta masyarakat, bidang kewirausahaan,
kegiatan industri dan jasa perdagangan, dan sektor terkait lainnya.

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
37

37

Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup

Untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup di


wilayah Jawa Timur, dibutuhkan strategi untuk mencapai tujuan, agar visi dan misi
PLH dapat diwujudkan. Strategi mencapai tujuan tersebut didasarkan pada prinsip
dan asas dasar pengelolaan lingkungan hidup, yaitu :

∗ Pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup diarahkan untuk


pembangunan berkelanjutan, yang berwawasan lingkungan

∗ Sifat interaksi dan interdependensi antar ekosistem alami dan ekosistem


binaan dijadikan sebagai dasar kajian pembangunan, dengan pendekatan
holistik

∗ Penataan ruang wilayah ekosistem didasarkan pada alokasi ruang ekosistem


yang diperuntukkan sebagai ruang wilayah preservasi, konservasi dan
budidaya

∗ Proteksi terhadap keanekaragaman hayati (biodiversitas) pada wilayah tertentu


mendapat prioritas utama, sebagai sumber kekayaan alami khas tropika di
Indonesia

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
38

38
∗ Pengelolaan ekosistem alami maupun binaan, harus berorientasi pada prinsip
eko-efisiensi, serta mencegah secara dini terjadinya pencemaran dan
kerusakan lingkungan

∗ Kemampuan purifikasi alami dan daya dukung lingkungan pada suatu habitat
lokasi, dijadikan pertimbangan utama untuk menetapkan peruntukannya

∗ Pembangunan lingkungan binaan dan pengembangan ruang wilayah harus


berorientasi pada pembangunan ekonomi yang ramah lingkungan

∗ Pengelolaan sumberdaya alam hayati dan non-hayati untuk pembangunan


wilayah, didasarkan atas kebutuhan wajar, terlanjutkan/suistainibilitas,
kemampuan daya dukung lingkungan, faktor alami lokal dan global, kekhasan
dan keunikan habitat

∗ Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam pembangunan wilayah harus didasarkan


pada kemampuan, kecocokan dan elastisitas alami yang berorientasi pada
semangat kembali ke alam

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
39

39

Strategi Pembeayaan

Dalam rangka melaksananakan rencana strategis, guna mewujudkan visi


dan misi Pengelolaan Lingkungan Hidup, diperlukan strategi pembeayaan untuk
melaksanakan program dan kegiatan. Strategi pembeayaan ini diarahkan pada
penyusunan rancangan anggaran dan peningkatan skala prioritas untuk dibeayai
dengan anggaran negara. Pengelolaan Lingkungan Hidup pada hakekatnya
merupakan tugas dan tanggung jawab semua sektor pembangunan, untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Oleh karena semua program pembangunan
menggunakan sumberdaya alam, dan menempati lokasi di ruang ekosistem, maka
setiap perencanaan program pembangunan membutuhkan strategi pembeayaan
yang tepat. Untuk pembeayaan oleh pemerintah, dirumuskan dalam komponen
pembeayaan dalam rancangan belanja pemerintah pertahun anggaran. Salah satu
bentuk komitmen negara terhadap pembangunan berkelanjutan adalah adanya
kenaikan anggaran dan proyeksi pembeayaan Pengelolaan Lingkungan Hidup per
sektor pembangunan, yang secara keseluruhan menunjukkan pembangunan SDA-
LH menjadi semakin baik, berkualitas dan berkelanjutan.

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
40

40
Beberapa prioritas dalam strategi pembeayaan untuk melaksanakan program
Pengelolaan Lingkungan Hidup, adalah sebagai berikut :

• Peningkatan anggaran untuk pembeayaan Pengelolaan Lingkungan Hidup


pada setiap sektor/lintas sektor pembangunan

• Peningkatan bantuan pemerintah untuk pembeayaan Pengelolaan Lingkungan


Hidup yang diselenggarakan atas prakarsa masyarakat

• Rasionalisasi pemanfaatan anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup pada


setiap sektor pembangunan

• Mengutamakan pembeayaan program Pengelolaan Lingkungan Hidup yang


bersifat lintas sektor dan/atau lintas wilayah administrasi

• Peningkatan pembeayaan Pengelolaan Lingkungan Hidup dari partisipasi


usahawan, seperti dana mitra lingkungan dan bentuk lainnya

• Penyediaan dana investasi untuk merehabilitasi fasilitas publik yang rusak,


seperti sumber air, lahan produktif, udara kotor, sanitasi lingkungan, ruang
terbuka hijau dan lainnya

• Perumusan mekanisme pembeayaan program/kegiatan berbasis prinsip


transparansi, akuntabilitas publik, efisiensi, efektivitas dan tepat sasaran

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
41

41

Arah Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Berdasarkan Sasaran Kebijakan Nasional Pembangunan Berkelanjutan,


maka dapat dijabarkan dalam arah kebijakan pembangunan Sumberdaya Alam
(SDA) dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH) di Propinsi Jawa Timur, untuk
selanjutnya digunakan sebagai pedoman penyusunan program dan kegiatan
pengelolaan lingkungan hidup di wilayah Kabupaten maupun Kota dan perbatasan
wilayahnya. Arah kebijakan ini digunakan untuk mengkonsolidasikan PLH dalam
berbagai sektor pembangunan, dengan uraian sebagai berikut :

1. Arah Kebijakan dan Program Pembangunan untuk Pengendalian


Kerusakan Hutan, Lahan dan Sumber Air :

a. Memperbaiki sistem pengelolaan hutan termasuk pengawasan dan


penegakan hukumnya;

b. Mencapai kesepakatan antar tingkat pemerintahan daerah dalam hal


pembagian wewenang dan tanggung jawab pengelolaan hutan;

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
42

42
c. Mengefektifkan pengelolaan hutan serasi dengan sumberdaya alam yang
tersedia;

d. Memanfaatkan hasil hutan non-kayu dan jasa lingkungannya secara


optimal;

e. Mengembangkan potensi ekowisata berbasis kekayaan alami, baik di


daratan, pegunungan maupun pesisir laut;

f. Rehabilitasi maupun penghijauan lahan kosong/belum termanfaatkan untuk


konservasi lahan dan air;

g. Melindungi sumber-sumber air untuk kebutuhan masyarakat dan


memelihara daerah tangkapan hujan sekitarnya;

h. Menjaga hidroorologi hutan, aliran hulu-hilir sungai dan area tadah


hujannya;

i. Memelihara, melindungi dan menjaga kekayaan biodiversitas yang ada;

j. Memelihara taman nasional /suaka alam /taman laut pesisir sebagai aset
sumberdaya alam hayati;

k. Menegakkan peraturan perundang-undangan secara konsisten

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
43

43
2. Arah Kebijakan dan Program Pembangunan untuk Wilayah Pesisir dan
Laut:

a. Mengelola sumberdaya pesisir dan kelautan, termasuk pulau-pulau kecil,


secara lestari;

b. Merumuskan kewenangan tumpang tindih yang masih ada di wilayah


pesisir, dalam rangka otonomi daerah

c. Membangun sistem pengendalian dan pengawasan kegiatan di wilayah


pesisir;

d. Meningkatkan upaya konservasi laut, wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil,


serta merehabilitasi ekosistem yang rusak;

e. Mengembangkan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan dan berbasis


masyarakat;

f. Mengendalikan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup di wilayah


perairan tawar, wilayah pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil;

g. Menjalin kerjasama kemitraan dengan semua pihak terkait dalam


pengelolaan wilayah pesisir dan laut;

h. Memperkuat instrumen pendukung pembangunan yang meliputi kapasitas


kelembagaan, peraturan perundangan dan pemberdayaan masyarakat
nelayan;

i. Menegakkan peraturan perundang-undangan secara konsisten

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
44

44
3. Arah Kebijakan dan Program Pengendalian Pencemaran Air, Tanah dan
Udara :

a. Melakukan upaya pencegahan, lalu usaha pengendalian dan penanganan


atas kasus pencemaran;

b. Mengutamakan (mainstreaming) prinsip - prinsip pembangunan


berkelanjutan ke seluruh bidang/sektor pembangunan;

c. Sosialisasi dan koordinasi program pengelolaan lingkungan hidup di tingkat


propinsi dan Kabupaten/Kota;

d. Meningkatkan penegakan dan pentaatan pengelolaan dan pemantauan


lingkungan secara konsisten, kepada kegiatan yang potensi mencemari
lingkungan;

e. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pengelola lingkungan hidup baik di


tingkat Propinsi maupun Kabupaten/Kota;

f. Menegakkan peraturan perundang-undangan secara konsisten

4. Arah Kebijakan dan Program untuk Penanganan masalah Lingkungan


Perkotaan :

a. Penyusunan peraturan perundangan terkait dengan kebersihan dan


keindahan kota (termasuk mengelola sampah, saluran air dan ruang
terbuka hijau/resapan air hujan);

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
45

45
b. Pengembangan jaringan kerjasama kelembagaan untuk bantuan teknis
dan non teknis, guna memanfaatkan teknologi pengolahan sampah;

c. Pendirian perusahaan Tempat Pembuangan Akhir Regional di beberapa


kota besar, khususnya Gerbang Kertasusila;

d. Mengembangkan fasilitas infrastruktur perkotaan yang baik dan sehat;

e. Menambah fasilitas pelayanan kebutuhan dasar kota, akibat kepadatan


hunian penduduk;

f. Menserasikan keseimbangan pertumbuhan kota metropolitan, besar,


menengah, kecil dengan fungsi pelayanan pendukung bagi pengembangan
wilayah;

g. Menegakkan peraturan perundang-undangan secara konsisten

5. Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Pengembangan


Kemasyarakatan :

a. Meningkatkan peran aktif masyarakat dan swasta dalam pengelolaan


sumber daya alam;

b. Membangun kesadaran masyarakat agar peduli pada isu lingkungan hidup


dan berperan aktif sebagai kontrol-sosial dalam memantau kualitas
lingkungan hidup;

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
46

46
c. Meningkatkan daya kepedulian lingkungan dan responsibilitas masyarakat
terhadap pengelolaan lingkungan hidup yang rutin;

d. Menambah kesejahteraan sosial masyarakat, yang berbasis pada bahan


baku hayati untuk kegiatan ekonomi skala kecil dan mikro;

e. Pemberdayaan dan sosialisasi prinsip pembangunan berkelanjutan dan


berbagai implikasinya, kepada berbagai kelompok masyarakat, profesi dan
lembaga swadaya masyarakat;

f. Menangani sektor nonformal di perkotaan yang menggunakan lahan/


fasilitas publik yang terkait dengan bangun praja kota

g. Mensosialisasikan pentaatan peraturan perundang-undangan Pengelolaan


Lingkungan Hidup

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
47
SASARAN & PROGRAM PEMBANGUNAN SUMBERDAYA
ALAM DAN LINGKUNGAN
47 HIDUP

Sasaran Pembangunan Sumberdaya Alam - Lingkungan Hidup

Alam mencapai sasaran dan prioritas pengelolaan lingkungan hidup, perlu


memperhatikan rekomendasi tindak lanjut yaitu, komitmen kepemimpinan,
kesadaran lingkungan hidup bersifat lintas sektor dan interdisiplin, kebijakan
nasional konsisten berpihak pada lingkungan hidup, penegakan dan pentaatan
hukum, dan penggunaan alternatif instrumen Pengelolaan Lingkungan Hidup
(PLH) global. Adapun jenis sasaran pembangunan sumberdaya alam maupun
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH) diuraikan di bawah ini :

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
48

48
1. Sasaran Pembangunan untuk Kelestarian Fungsi Hutan, Lahan dan
Sumber Air adalah :

a. Tegaknya hukum, khususnya dalam pemberantasan illegal logging dan


penyelundupan kayu;

b. Pengukuhan kawasan hutan dalam tata-ruang seluruh wilayah Propinsi


Jawa Timur, paling sedikit 30 persen dari luas hutan yang telah ditata-
batas;

c. Optimalisasi nilai tambah dan manfaat hasil hutan kayu, berdasar prinsip
kelestarian fungsi hutan;

d. Meningkatkan hasil hutan non-kayu dari produksi tahun sebelumnya;

e. Bertambahnya hutan tanaman industri (HTI), sebagai basis


pengembangan ekonomi-hutan;

f. Konservasi hutan dan rehabilitasi lahan pada Daerah Aliran Sungai (DAS)
prioritas untuk menjamin pasokan air dan sistem penopang kehidupan
lainnya;

g. Berkembangnya kemitraan antara pemerintah, usahawan, dan


masyarakat dalam pengelolaan hutan lestari;

h. Penerapan iptek yang inovatif pada sektor kehutanan yang dikelola secara
lestari;

i. Perlindungan keanekaragaman hayati dan mengatisipasi dampak


perubahan iklim ke biosfer;

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
49

49
j. Pembobotan ulang pada tapal batas hutan yang disepakati para pihak
terkait dan menetapkan kewenangan operasional;

k. Pengendalian pola aliran air sungai dalam daerah pengaliran yang saling
berhubungan dalam wilayah tadah hujannya;

l. Menumbuhkan danau/embung dan sumber air lainnya sebagai cadangan


air permukaan;

m. Menyimpan cadangan air tanah dan secara selektif dalam eksploitasi air
tanah;

n. Memelihara pasokan kebutuhan air, dalam aspek kuantitas dan kualitas.

2. Sasaran Pembangunan untuk Wilayah Pesisir dan Laut adalah :

a. Pemberdayaan masyarakat pesisir terkait eksploitasi sumber daya hayati


bahari;

b. Merumuskan kewenangan operasional dan kelembagaan dalam


pengelolaan pesisir dan laut

c. Berkurangnya pelanggaran wilayah tangkap dan perusakan sumber daya


hayati laut dan jalur sempadan pantai;

d. Memformulasikan pengelolaan ekosistem pesisir, laut, dan pulau-pulau


kecil secara terpadu;

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
50

50
e. Penyelesaian ketentuan batas laut dan kewenangan pengelolaan di
wilayah pesisir;

f. Melengkapi peraturan pelaksanaan di wilayah pesisir, kaitannya dengan


otonomi daerah;

g. Merumuskan peta alokasi wilayah pesisir yang dilindungi (preservasi),


konservasi dan yang dibudidayakan;

h. Merehabilitasi struktur ekosistem bakau di pantai dan biota khas pantai;

i. Mentaati peraturan perundang-undangan dalam pengelolaan ekosistem


pesisir;

j. Pemberdayaan masyarakat pesisir berbasis sumberdaya lokal dan


kelestarian fungsi sumberdaya laut.

3. Sasaran Pembangunan untuk Penanggulangan Pencemaran Air, Tanah


dan Udara adalah :

a. Meningkatnya kualitas air sungai (Hulu, Tengah dan Hilir), khususnya di


seluruh Daerah Aliran Sungai (DAS) kritis disertai pengendalian dan
pemantauan secara kontinyu;

b. Terjaganya danau/waduk dan situ, dengan kualitas air yang memenuhi


syarat sesuai peruntukannya;

c. Berkurangnya pencemaran air dan tanah di perkotaan disertai

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
51

51
pengendalian dan pemantauan polusi pada sektor/sumber polusinya;

d. Terkendalinya kualitas air dan sumber air, melalui pendekatan terpadu


dan serasi antara kebijakan propinsi, kabupaten dan kota;

e. Membaiknya kualitas udara perkotaan khususnya di Surabaya, dilanjutkan


dengan perbaikan manajemen dan sistem transportasi kota yang ramah
lingkungan;

f. Berkembangnya kemampuan adaptasi lingkungan terhadap perubahan


iklim global;

g. Terwujudnya fasilitas pengelolaan limbah Bahan Berbahaya Beracun dan


Berbahaya (B3) yang baru di sekitar pusat kegiatan industri;

h. Tersusunnya aturan pendanaan-lingkungan yang inovatif sebagai


terobosan untuk membangun partisipasi pihak terkait untuk lingkungan
hidup;

i. Terlaksananya sosialisasi berbagai perjanjian internasional, himpunan


peraturan dan perundang-undangan bidang lingkungan hidup, kepada
para pengambil keputusan di daerah;

j. Pengendalian pencemaran lingkungan secara terpadu pada sumber-


sumber pencemar, serta konsisten dalam sanksi dan penghargaan.

k. Terlaksananya penegakan dan pentaatan hukum terhadap pelaku


pencemaran dan perusak lingkungan hidup

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
52

52
4. Sasaran Pembangunan untuk Permasalahan Lingkungan Perkotaan
adalah:

a. Terwujudnya Program kebersihan kota (kota adipura atau bangun praja


kota);

b. Terwujudnya peningkatan konsistensi Sumberdaya Manusia dalam hal


pengelolaan sampah dan/atau limbah kota;

c. Terwujudnya implementasi tentang penetapan luasan areal ruang terbuka


hijau (RTH) di perkotaan, kebersihan dan keserasian/keindahan kota;

d. Terwujudnya penyediaan prasarana dan sarana pengolahan sampah dan


komposting dengan peran serta masyarakat dan usahawan;

e. Terlaksananya pengembangan jaringan kerjasama kelembagaan tentang


bantuan teknis dan non teknis untuk teknologi pengolahan sampah;

f. Terlaksananya pengunaan bahan bakar ramah lingkungan di sektor


transportasi dan energi dalam upaya mengurangi polusi udara perkotaan;

g. Terwujudnya peningkatan peran sektor informal khususnya pemulung dan


lapak dalam upaya pemisahan dan mengurangi volume sampah ;

h. Terlaksananya pengkajian pendirian perusahaan TPA regional di


beberapa kota besar, khususnya Gerbang Kertasusila;

i. Terwujudnya peningkatan kualitas lingkungan permukiman pada kawasan


tidak layak sehat, terutama di perkotaan;

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
53

53
j. Terlaksananya peningkatan upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam
manajemen persampahan untuk mengurangi beban TPA;

k. Terlaksananya regionalisasi pengelolaan TPA secara profesional untuk


mengantisipasi keterbatasan lahan dan kampanye pemilahan jenis
sampah sejak dari sumbernya;

l. Meningkatkan fasilitas kesehatan dan sanitasi perkotaan pada


permukiman padat, beserta infra strukturnya.

5. Sasaran Pengembangan Kemasyarakatan dalam Pembangunan adalah :

a. Terwujudnya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya


memelihara sumberdaya alam dan lingkungan hidup;

b. Terlaksananya sosialisasi untuk pemberdayaan masyarakat di bidang


kebersihan kota, keindahan/kenyamanan kota dan ruang terbuka hijau
melalui penguatan kelembagaan;

c. Menumbuhkan komitmen dan kepedulian sosial atas upaya


pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup ;

d. Membantu kompetensi dan kualitas layanan umum untuk meningkatkan


fasilitas sanitasi dan kesehatan lingkungan;

e. Mendorong peranserta masyarakat pada berbagai kelompok untuk


mensosialisasikan pendidikan lingkungan hidup.

f. Mendorong gerakan masyarakat untuk membiasakan hidup bersih, aman,

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
54

54
teduh/rindang dalam suasana kondunsif yang serasi dengan alam
lingkungan sekitarnya

g. Mengembangkan peranserta masyarakat dalam pentaatan dan


penegakan hukum, serta mengfungsikan peran sosial kontrol masyarakat
dalam pembangunan fasilitas publik dan kepentingan masyarakat lainnya

h. Menggerakan publikasi keikutsertaan kelompok masyarakat dalam inovasi


untuk mencegah maupun menangani masalah lingkungan hidup, melalui
media massa atau multimedia guna membangun opini publik yang populer
di masyarakat

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
55

55

Program Pembangunan Sumberdaya Alam dan


Lingkungan Hidup

Arah Kebijakan pembangunan dan pengembangan Sumberdaya Alam (SDA) dan


Lingkungan di Propinsi Jawa Timur dijabarkan dalam program kegiatan yang
menjadi kewajiban semua sektor dan fihak terkait, guna mewujudkannya. Skala
prioritas disusun, berdasarkan pada target sasaran yang ingin dicapai, baik jangka
menengah maupun panjang. Program kegiatan pembangunan Sumberdaya Alam
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH) ini mengandung fungsi untuk
menyerasikan kesetaraan dan kemitraan antar semua fihak terkait, baik
pemerintah, swasta dan masyarakat, berdasar atas tanggung jawab dan tugas/
kewenangannya, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Program
maupun kegiatan PLH tersebut meliputi:

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
56

56
1. Program Pembangunan untuk Rehabilitasi dan Pencegahan Kerusakan
Hutan, Lahan dan Sumber Air :
PENCEGAHAN
• Penetapan dan penataan Tata Ruang Wilayah (RTRW);
• Pencegahan Kerusakan kawasan konservasi dan kawasan lindung/presevasi
• Moratorium Logging/Jeda Balak di wilayah kritis (selektif dan bertahap)
• Mengefektifkan pengawasan, pengendalian dan evaluasi program
• Mengefektifkan pengawasan, pengendalian dan evaluasi program
• Pengukuhan kawasan hutan, berdasar jenis dan fungsinya
• Penyusunan data potensi sumber daya hutan dan membangun basis-data kehutanan
• Penatagunaan hutan dan pengendalian alih fungsi dan status kawasan hutan
• Pengembangan hutan kemasyarakatan dan usaha perhutanan rakyat
• Pembinaan kelembagaan hutan produksi dan pengendaliannya
• Pengembangan hutan tanaman industri pada lahan konversi
• Pemasaran dan pengendalian peredaran hasil hutan
• Pembinaan industri kehutanan primer, dan hasil hutan non-kayu dan jasa lingkungannya
• Peningkatan nilai tambah dan kualitas hasil hutan produksi
• Menjaga perlindungan mutlak/preservasi pada hutan Taman Nasional
• Penelitian dan pengembangan yang berkaitan dengan peningkatan nilai ekonomi sosial, maupun
ekologi sumber daya hutan dan hasil hutan
• Membangun masyarakat tepi hutan dengan pemberdayaan ekonomi dan fasilitas dasar untuk
kehidupan masyarakat;
• Melindungi setiap sumber air dengan area arboretum
• Menegakkan hukum dan pentaatan peraturan perundang-undangan tentang SDA dan LH
Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup
Provinsi Jawa Timur 2006—2010
57

57

PENGENDALIAN
• Perlindungan legalitas peruntukan kawasan untuk penegakan dan pentaatan hukum
• Eksploitasi sumberdaya alam sesuai dengan daya dukung lingkungan dan kemampuannya
• Perubahan hutan produksi dengan kemiringan 40 – 60 % menjadi hutan lindung
• Pengembangan usaha produktif/budidaya disesuaikan dengan tata ruang wilayah
• Pengendalian lalu lintas hasil hutan yang legal, dan menindak kegiatan illegal
• Bekerjasama dengan pihak terkait dalam menangani kasus lingkungan hidup, dengan
menerapkan hukum yang berlaku

PEMULIHAN
• Rehabilitasi dan reboisasi lahan kritis dan kosong didalam dan diluar kawasan hutan, melalui :
Gerakan Rehabilitasi Nasional Hutan Lindung (GRNHL), Gerakan Sejuta Pohon, Penghijauan
kawasan
• Reklamasi dengan komunitas vegetasi pada lahan bekas penambangan terbuka
• Rehabilitasi dan intensifikasi tumbuhan pelindung pada arboretum di sekitar sumber-sumber air
• Pemulihan kerusakan habitat untuk menunjang keseimbangan ekosistem
• Melestarikan fungsi dan habitat keanekaragaman hayati;
• Pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat untuk melindungi sumber alam
• Sosialisasi penerapan hukum pada kasus pelanggaran dan kerusakan sumberdaya alam hayati.

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
58

58
2. Program Pembagunan untuk Wilyah Pesisir dan Laut :
PENCEGAHAN
• Penetapan dan pentaatan Tata Ruang Pesisir/ Pantai.
• Perlindungan kawasan pesisir/ pantai strategis sebagai kawasan konservasi/lindung
• Pengembangan sistem MCS (monitoring, controlling, and surveilance);
• Perumusan kebijakan dan penyusunan aturan tentang pengelolaan sumberdaya laut, pesisir, dan
pulau-pulau kecil
• Peningkatan kapasitas kelembagaan dan sosialisasi pentaatan hukum lingkungan
• Membangun kapasitas kelembagaan berbasis kebutuhan dan peraserta masyarakat
• Melestarikan fungsi wilayah pesisir dalam preservasi dan konservasi sumber alam laut
• Pengembangan riset dan teknologi kelautan serta riset sumber daya non hayati lainnya.
• Mensosialisasikan peraturan perundang-undangan tentang wilayah pesisir dan laut

PENGENDALIAN
• Pentaatan dan penegakan hukum, serta tindakan hukum atas kasus pelanggaran
• Mengefektifkan pengawasan dan pengendalian pada setiap pelanggaran hukum
• Pentaatan baku mutu air laut dan tidak menggunakan bahan peledak dan beracun untuk
penangkapan ikan.
• Melindungi peran dan fungsi komunitas terumbu karang dan pasir laut dan mencegah pengambilan
tanpa izin
• Memelihara kelanjutan fungsi pelabuhan tangkapan ikan secara berhasil guna, sesuai dengan
prosedur yang baku
• Mensosialisasikan peranan dan fungsi ekologi-ekonomi dari wilayah pesisir dan laut
• Menata ulang ruang pesisir untuk kemudahan akses publik ke pantai

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
59

59

PEMULIHAN
• Rehabilitasi kerusakan mangrove di dalam dan diluar kawasan hutan negara
• Memperbanyak rumpon untuk biota laut di perairan pesisir
• Memperbanyak bangunan pemecah gelombang, mencegah abrasi
• Memelihara keserasian garis pantai, kebersihan dan perlindungan alami
• Menata kembali fungsi tata ruang pesisir yang tidak sesuai peruntukannya

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
60

60
3. Program Pembangunan untuk Penanganan Kerusakan Air, Tanah dan
Udara:

PENCEGAHAN
• Penerapan teknologi ramah lingkungan produksi bersih
• Pengembangan sistem manajemen lingkungan
• Pengembangan kapasitasi informasi status pencemaran tanah, air dan udara
• Penyediaan sarana pengolah limbah cair dan padat
• Pemantauan kualitas udara dan badan air secara kontinyu dan terkoordinasi antar daerah dan
antar sektor
• Peningkatan fasilitas laboratorium lingkungan rujukan di tingkat propinsi
• Penyelesaian kasus pencemaran lingkungan secara hukum, melalui penyidikan, penuntutan dan
pengadilan
• Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan di sektor transportasi dan energi dalam upaya
mengurangi polusi udara perkotaan
• Sosialisasi penggunaan teknologi bersih dan eko-efisiensi di berbagai kegiatan manufaktur,
transportasi dan konsumsi produk ramah lingkungan
• Pengkajian mendalam thd dampak perubahan iklim global pada sektor-sektor tertentu
• Adaptasi dampak perubahan iklim pada rencana strategis sektor maupun rencana pembangunan
daerah
• Upaya pendirian satu fasilitas pengelola Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) baru
• Pengintegrasian biaya-biaya lingkungan ke dalam biaya produksi termasuk pengembangan pajak-
progesif dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
• Pengembangan teknologi yang berwawasan lingkungan, termasuk teknologi tradisional dalam
pengelolaan sumber daya alam, pengelolaan limbah, dan teknologi industri yang ramah lingkungan

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
61

61

PENCEGAHAN
• Pengembangan sistem insentif dan disinsentif terhadap kegiatan-kegiatan yang berpotensi
mencemari lingkungan seperti industri dan pertambangan
• Perumusan aturan dan mekanisme pelaksanaan tentang alternatif pendanaan lingkungan seperti
DNS (debt for nature swap), CDM (Clean Development Mechanism), retribusi lingkungan, dan
sebagainya

PENGENDALIAN
• Pentaatan dan penegakan hukum disemua level dan lini dalam pembangunan
• Pengembangan fungsi AMDAL dan Perijinan Pembuangan Limbah ke alam lingkungan;
• Pengembangan kapasitas Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan Pejabat Pengawas Lingkungan
Hidup Daerah (PPLHD), dengan pelatihan, sosialisasi dan pengendalianm tentang perngelolaan
lingkungan hidup
• Optimalisasi pemantauan evaluasi pengelolaan lingkungan oleh penanggung jawab usaha dan
pemberi ijin usaha
• Pengendalian pencemaran Kali Brantas/Kali Surabaya dan Bengawan Solo, serta badan air lainnya
• Peningkatan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pengawasan dampak lingkungan, pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup, melalui keterpaduan dan keterlanjutan kegiatan hingga tahap
penegakan dan kepastian hukum.

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
62

62
4. Program Pembangunan untuk Penanganan masalah Lingkungan
Perkotaan:

PENCEGAHAN
• Program kebersihan, kenyamanan dan keamanan kota, berdasar Rencana Umum Tata Ruang
(RUTR) kota dan peraturan pendukungnya
• Sosialisasi untuk pemberdayaan masyarakat di bidang penguatan kelembagaan dan peran serta
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup
• Peningkatan kualitas sumberdaya alam dalam hal pengelolaan kota dan infrastrukturnya, terutama
pengolahan sampah dan limbah
• Penetapan ruang terbuka hijau (RTH) di Kabupaten/Kota yang terawat baik dan berkelanjutan
• Sosialisasi peraturan perundangundanganan, terkait dengan kebersihan, fasilitas publik dan
keindahan kota
• Penyediaan prasarana dan sarana pengolahan sampah dan komposting, dengan peranserta
masyarakat, antara laindengan pembuatan demplot kompos dan sosialisasinya
• Penambahan jalur hijau/pejalan kaki di wilayah perkotaan dan memelihara kebersihan sungai/
saluran pematusan
• Pengunaan bahan bakar ramah lingkungan di sektor transportasi dan energi, dalam upaya
mengurangi polusi udara perkotaan
• Peningkatan produksi dan penggunaan pupuk kompos yang berasal dari sampah perkotaan
• Pengkajian pendirian perusahaan Tempat Pembuangan Akhir Regional di beberapa kota, khususnya
kota besar dan sekitarnya
Peningkatan infrastruktur lingkungan permukiman pada kawasan kumuh/tidak layak huni di perkotaan

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
63

63

PENCEGAHAN
• Pengendalian transportasi kota, terutama alur utama dan kemacetan oleh berbagai jenis kendaraan
dan jam beban puncak
• Pengaturan tata lingkungan kota berdasar Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota secara
konsisten dan taat asas

PENGENDALIAN
• Penegakan dan penerapan hukum dalam kebersihan kota/pengelolaan sampah
• Pentaatan Perda yang terkait dengan masalah Ruang Terbuka Hijau (RTH), kebersihan dan
keamanan kota
• Penetapan daya tampung dan daya dukung untuk wilayah tempat pembuangan akhir sampah
• Peningkatan metode pengolahan sampah dan pembuatan kompos
• Pemantauan penetapan alokasi lahan dan kawasan lindung di wilayah Kabupaten/Kota
• Identifikasi dan pengendalian pertumbuhan kawasan kumuh perkotaan, sesuai daya dukung
lingkungannya

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
64

64

PEMULIHAN
• Penatagunaan lahan bekas Tempat Pembuangan Akhir dan fungsi boezem kota
• Peningkatan penghijauan kota untuk mengurangi pencemaran udara
• Perawatan dan memperluas Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk menciptakan iklim mikro dan
estetika ruang wilayah
• Revitalisasi dan perbaikan sarana lingkungan permukiman pada kawasan kumuh.
• Perbaikan dan perawatan drainase kota untuk pengendalian banjir
• Peningkatan fasilitas kebutuhan air bersih dan sanitasi lingkungan pemukiman bagi penduduk kota
• Meningkatkan kepedulian dan peranserta masyarakat dalam pengelolaan kota yang bersih, hijau
dan aman

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
65

65
5. Program Pembangunan Kemasyarakatan :

• Pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat di bidang pemulihan kerusakan hutan dan
lahan
• Penguatan kelembagaan masyarakat di bidang pencegahan kerusakan pesisir dan pantai
• Peningkatan peran serta masyarakat di bidang pemulihan kerusakan pesisir dan pantai
• Sosialisasi untuk pemberdayaan masyarakat di bidang hukum lingkungan dan penguatan
kelembagaan di bidang pencegahan permasalahan lingkungan perkotaan
• Penyuluhan dan sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);
• Peningkatan peran serta dan pemberdayaan masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
• Pemberdayaan masyarakat dalam rangka pengawasan dan pengendalian sumberdaya pesisir dan
kelautan
• Penguatan masyarakat dalam rangka mengembalikan peran penegakan hukum berbasis
kepentingan masyarakat
• Sosialisasi dan mengembangkan mekanisme pengaduan masyarakat yang dapat diakses dengan
mudah dan murah oleh segenap lapisan masyarakat
• Kampanye penyadaran pemahaman lingkungan hidup kepada masyarakat melalui media cetak/
elektronik multimedia dan bentuk medium komunikasi publik lainnya
• Upaya penegakan dan pentaatan hukum bagi masyarakat umum perlu disosialisasikan terus,
dengan kampanye melalui berbagai media massa dan tindakan konsisten terhadap pelanggar
hukum, termasuk bagi aparat penegak hukum yang melanggar disiplin penugasan
• Membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dan kelestarian fungsi lingkungan
hidup

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
66

PENUTUP 66

Perencanaan strategis Pengelolaan lingkungan hidup merupakan salah satu


urusan wajib dari pemerintah daerah didalam penyelenggaraan pemerintahan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah. Pemerintah khususnya Pemerintah Propinsi Jawa Timur didalam
merencanakan pengelolaan lingkungan hidup harus berdasarkan pada prinsip
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dan hal ini merupakan
tugas bersama antara pemerintah, swasta dan masyarakat yang bertumpu pada
kemitraan pemerintah dan masyarakat.

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
67

67
Sumber daya alam di Jawa Timur merupakan kekayaan dan modal bagi
pembangunan dan pengembangan wilayah. Oleh karena itu pengelolaan dan
alokasi penataan ruang harus didasarkan atas peruntukan dan fungsi ekologisnya,
selain itu masih banyak dijumpai sumber daya alam hayati maupun non-hayati
yang perlu dikelola dan dimanfaatkan secara lestari.Berdasar uraian di atas, dalam
menyusun dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Propinsi
Jawa Timur perlu untuk mempertimbangkan keserasian ekologi, ekonomi, sosial,
etika lingkungan dan kesadaran/kepedulian akan kelestarian fungsi lingkungan
hidup.

Dewan Lingkungan Hidup Propinsi Jawa Timur telah melakukan kajian


evaluasi terhadap pelaksanaan program Pengelolaan Lingkungan Hidup yang
terdapat didalam Rencana Strategik (Renstra) Propinsi Jawa Timur Tahun 2001-
2005 serta potensi maupun isu strategis yang ada di Propinsi Jawa Timur. Dimana
telah dapat dirumuskan menjadi 5 (lima) isu pokok yang wajib mendapat perhatian
bersama, yaitu antara lain : kerusakan hutan, lahan dan sumber air; kerusakan
pesisir dan laut; pencemaran air, tanah dan udara; permasalahan lingkungan
perkotaan; dan aspek kemasyarakatan dalam arti luas. Kelima isu pokok ini yang
harus menjadi prioritas penanganan permasalahan pembangunan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana strategis
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Renstra PLH) Propinsi Jawa Timur Tahun 2006-
2010.

Berdasarkan ke-lima isu tersebut, Dewan Lingkungan Hidup (DLH) Propinsi


Jawa Timur, sebagai forum musyawarah dan advokasi kebijakan publik tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, berupaya untuk mengajak semua fihak terkait
memberikan masukan yang dapat berupa rumusan alternatif kebijakan dan
prioritas program pengelolaan lingkungan hidup bagi Pemerintah Propinsi Jawa

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
68

68
Timur maupun Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, di dalam menentukan arah
kebijakan pengelolaan lingkungan hidup dalam Pembangunan Berkelanjutan di
wilayahnya. Penyusunan dokumen Lingkungan Hidup di Jawa Timur ini telah
melalui seri diskusi dan pembahasan materi dari para anggota Tim Inti Dewan
Lingkungan Hidup Propinsi Jawa Timur, dimana para anggota Tim Inti tersebut
terdiri dari para pakar lingkungan baik yang berasal dari instansi pemerintah,
perguruan tinggi, organisasi profesi, praktisi lingkungan maupun lembaga swadaya
masyarakat bidang lingkungan hidup.

Disamping itu juga telah mendengar saran dan perbaikan dari berbagai fihak
terkait maupun nara sumber perorangan, yang peduli dengan PLH. Diharapkan
nantinya Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup Jawa Timur dapat dipakai
sebagai sumber referensi dan pertimbangan penyusunan program dan kegiatan
pembangunan bagi Pemerintah Propinsi Jawa Timur, maupun Pemerintah Daerah
Kabupaten / Kota se Jawa Timur, didalam menentukan skala prioritas program-
program perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari berbagai
program/kegiatan pengelolaan lingkungan hidup se Propinsi Jawa Timur.
Keseluruhan arah strategis Pengelolaan Lingkungan Hidup yang tertuang didalam
Rencana Strategis Pengelolaan Lingkungan Hidup Propinsi Jawa Timur dalam
periode tahun 2006 – 2010, dapat dipakai sebagai pedoman maupun acuan oleh
para fihak terkait, dalam rangka mewujudkan pembangunan berkelanjutan di
Indonesia, khususnya di wilayah Jawa Timur.

Dalam mewujudkan komitmen terhadap Pemerintahan yang bersih,


akuntabel, baik dan sehat, dan kompeten terhadap Lingkungan Hidup atau dikenal
sebagai prinsip ‘Good Environmental Governance (GEG), maka program
persiapan, pengadaan, pembinaan dan pengembangan sumberdaya manusia
yang terdidik dalam bidang lingkungan hidup sangatlah penting dan segera
dibutuhkan. Penataan dan pembakuan sistem dan prosedur dalam manajemen

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
69

69
dan organisasi / kelembagaan lingkungan hidup, amatlah sangat tergantung dari
komitmen dan kompetensi sumberdaya manusia yang melaksanakannya. Oleh
karena itu, rencana strategis pengelolaan lingkungan hidup ini hendaknya dapat
dijabarkan pula untuk pembinaan sumberdaya manusia, seiring dengan rencana
implementasi program hingga perencanaan alokasi anggaran yang memadai.
Untuk itu komitmen dan konsistensi kepemimpinan pada jajaran kepemerintahan
dan lembaga/institusi pendukung lainnya perlu ditindak lanjuti, dengan program
pembaruan kualitas sumberdaya manusia yang utuh dan dapat dipertanggung
jawabkan.

Aspek terpenting yang perlu mendapat perhatian lainnya adalah strategi


pembeayaan program, baik dalam alokasi dana maupun skala prioritas program/
kegiatan. Hal ini penting untuk dilakukan pendekatan dengan baik, agar
pengelolaan lingkungan hidup menjadi prioritas penting pada semua sektor
pembangunan, karena menyangkut masa depan bangsa dan kelestarian fungsi
lingkungan hidup dalam mendukung berbagai kehidupan manusia dan
ekosistemnya. Aspek pembeayaan program/kegiatan dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup tidak harus dikelompokkan pada sektor tertentu, tapi dapat di
sebarkan pada semua sektor pembangunan sebagai bentuk komitmen sektoral
terhadap kelestarian fungsi sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Dengan
demikian, tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan hidup tidak
dibatasi oleh batas administrasi kewilayahan ataupun kewenangan sektoral, tapi
menjadi tanggung jawab bersama sesuai dengan tugas kewenangan yang ada,
serta berorientasi pada prinsip Pembangunan Berkelanjutan atau ‘Good
Environmental Governance’ (GEG)

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
70
LAMPIRAN
70

STRATEGI PROGRAM DAN PRIORITAS PENGELOLAAN LINGKUNGAN


HIDUP PROPINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2006 – 2010

No Isu Pokok Kebijakan Program / Kegiatan Target Hasil Instansi Terkait

1 Hutan, Lahan 1. Pemetaan & Program perlindungan & 1. Peta kawasan & fungsi 1. Bapedalprov
dan sumber air penetapan TRW hutan konservasi SDA a.l.: hutan di wilayah hutan 2. Dinas Kehutanan
2. Kontrol alih fungsi 1. Pengkukuhan fungsi scara permanen 3. Perhutani
hutan kawasan hutan 2. Keseimbangan konservasi 4. ESDM
3. Penghentian/kontrol 2. Penataan ruang hutan / SDA & terpeliharanya 5. BKSDA
’illegal logging’ reskoring fungsi ekologi secara 6. PU Pengairan
4. Optimalisasi reboisasai 3. Moratorium –logging berkelanjutan 7. Perum Jasa Tirta
& penghijauan 4. Evaluasi TRW hutan dan 3. Tercapainya pengurangan 8. BAPPEPROP
5. Konservasi sumber air, peruntukannya lahan kritis dalam kawasan 9. BAPEDAL/ Dinas
arboretum (lindung 5. Sinkronisasi teknis hutan & luar kawasan LH
mutlak) reboisasai kawasan hutan & hutan 10. PT CQ PSL
6. Peningkatan kapasitas luar kawasan hutan/DAS 4. Optimalissi sumber- 11. Org LSM – LH
air di embung /waduk kritis sumber air di wilayah DAS 12. ORMAS
7. Kontrol populasi 6. Evaluasi sumber/ mata air di 5. Meningkatnya daya 13. PARPOL
penduduk dalam DAS tampung sumber-sumber 14. POLDA
kawasan hutan 7. Penambahan & perawatan air & terkendalinya 15. Kejaksaan Tinggi
waduk, bendung, embung di bencana banjir 16. Pengadilan/
DAS 6. Berfungsinya kembali Tinggi
8. Reset tement penduduk dlm lahan hutan dengan 17. BUMD
kawasan hutan ke lokasi lain tegakan vegetasi &
berkurangnya kawasan
terbuka dalam hutan.

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
71

71
No Isu Pokok Kebijakan Program / Kegiatan Target Hasil Instansi Terkait

2 Kawasan/lahan 1. Penghijauan, reboisasi, Program proteksi, rehabilitasi/ • Berkurangnya lahan kritis/


kritis dan labil reklamasi kerusakan pemulihan SDA, kegiatan a.l.: rawan bencana
pesisir • Optimalisasi GNRHL
2. Pemetaan raung ex- • Rehabiltasi & proteksi
(kawasan hutan & non-hutan) sumber air
penambangan
3. Gerakan penghijauan • Rehabilitasi mata air & • Pemanfaatan ex lokasi
(one man one tree) arboretumnya tambang
Hutan bakau / mang- • RTRW dilanjutkan dengan • Realisasi penghijaun,
rove RDTR rebioisasi, reklamasi,
4. Hutan rakyat • Pembibitan & penanaman rehabitasi SDA rusak
5. Terumbu karang sesuai musim
Konservasi diversitas • Manfaat bagi masyarakat
biota • Penanaman pohon pd lahan terukur
kosong (kota) • Kontrol bahan peledak &
• Pemilihan jenis hijauan kota racun di perikanan
yang cocok
• Bimbingan teknis perwatan
RTH/hutan kota, penghijauan,
reboisasi
• Implementasi kawasan
lindung
• Kewenagan wilayah pesisir
• Konservasi vegetasi pantai/
bakau

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
72

72
No Isu Pokok Kebijakan Program / Kegiatan Target Hasil Instansi Terkait

3 Kapasitas 1. Standarisasi lembaga Program Pengembang-an 1. Terbentuknya institusi


kelembagaan & PLH di Kab/Kota kapasitas pengelolaan sumber pengelola lingkungan
SDM 2. Pemberdayaan LSM daya alam setingkat Dinas/ Badan di
lingkungan Kegiatan antara lain : kab./Kota atas
3. Memfungsikan musya- 1. Meningkatkan kapasitas kewenangan wajib yang
warah/forum PLH kelembagaan lingkungan telah dilimpahkan pada
(Dewan LH Propinsi) hidup Kab./Kota Kab./Kota
2. Peningkatan kemampuan 2. Sumber daya manusia
sumber daya manusia pengelola lingkungan yang
3. Mendukung infrastruktur profesional
pengelolaan lingkungan hidup 3. Kesadaran masyarakat di
4. Peningkatan peran serta berbagai lapisan tentang
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
pengelolaan lingkungan antara lain : sampah,
5. Reward/subsidi/kerjasama penghijauan, kebersihan &
LSM lingkungan kesehatan
4. Gerakan peduli lingkungan
& transparansi PLH

4 Basis data Standarisai database Program peningkatan kualitas & 1. Potensi & sumber daya
Lingkungan lingkungan Jawa Timur akses informasi sumber daya alam Jawa Timur
Hidup / alam & lingkungan 2. Akses data internet/
Dokumen SLHD Kegiatan antara lain: validasi data
terpadu 1. Studi pemetaan sumber daya 3. Pemanfaatan data untuk
alam & lingkungan hidup perencanaan
Jawa Timur
2. Menyusun database sumber
daya alam
3. Menyusun neraca lingkungan
hidup Jawa Timur

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010
73

73
No Isu Pokok Kebijakan Program / Kegiatan Target Hasil Instansi Terkait

5 Pengendalian Pencegahan, 1. Baku limbah industri


pencemaran pengendalian pencemaran 2. Baku mutu air sungai
lingkungan lingkungan hidup, antara 3. Baku mutu udara
lain : 4. Baku mutu kerusakan
• Penetapan baku mutu alam
lingkungan (air, udara, 5. Kualitas air sungai kelas
kerusakan) per ekosis- 6. Kualitas udara emisi &
tem ambien
7. Industri yang bersih &
• Prokasih ramah lingkungan
• Langit Biru 8. Pembangunan yang
• Proper Lingkungan berkelanjutan
Hidup 9. Kota bersih, sehat, tertib,
aman & indah serta hijau
• Amdal 10. Konsentrasinya/
• Bangun praja kota terkelolanya limbah B3
• Pembangunan PPLI di secara aman
Cerme 11. Dipatuhinya ketentuan
hukun lingkungan yang
• Penegakan pertaatan dilanggar
hukum lingkungan 12. Data Industri & sungai di
• Pemetaan industri di Jawa Timur & dalam
wilayah sungai/DAS kawasan industri
• Pemetaan kawasan
industri di Jatim

6 EMS – produk 1. Menawarkan instrumen Program konsultasi & Peserta EMS semakin nstansi pemerintah /
ramah PLH yang sukarela pemantauan oleh Pemerintah, meningkat, dan Deperindag, Kadin,
lingkungan 2. Sosialisaasi EMS ke dan program aksi EMS oleh tersosialisasinya produk Asosiasi profesi dan
fihak terkait usahawan dan fihak terkait ramah lingkungan di LSM
3. Kampanye produk masayarakat konsumen
ramah lingkungan

Renstra Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi Jawa Timur 2006—2010

Anda mungkin juga menyukai