Anda di halaman 1dari 2

Mahasiswa dan kampus adalah entitas yang tidak dapat dipisahkan dari dunia Pergurna Tinggi.

Kampus adalah dunia yang sangat dekat dengan mahasiswa, dimana tidak hanya dihuni oleh mahasiswa, tapi juga dosen, petugas kebersihan, satpam, pegawai administrasi, serta para biokrat yang sangat berperan dalam pengambilan keputusan. Oleh sebab itu, diperlukannya kesetaraan dengan ditunjang sistem baik pendidikan maupun administrasi. Namun hal tersebut bukanlah tanpa kendala. Dimana kecendrungan sistem dan kurikulum pendidikan kita masih jauh dari nilai-nilai jati diri bangsa. Kenyataan saat ini lebih menunjukan pada gerak industrialisasi dengan semakin berkembangnya sistem kapitalis. Dibandingkan dengan pemberdayaan sumber daya alam, agraris dan maritim. Ironisnya lagi tidak ditemukan adanya singkronisasi. Padahal, ilmu pengetahuan bukan hanya mempertahankan kebenaran objektif semata, tapi juga harus disesuaikan dengan nilai-nilai sosial, ekonomi, budaya dan agama yang representatif dalam masyarakat bangsa ini. Hal ini menyebabkan, kampus yang seharusnya menjadi komunitas ilmiah justru berbalik menjadi sebuah lembaga yang jauh dari agenda kerakyatan. Sistem yang berlaku di Perguruan Tinggi saat ini tidak lebih dari layaknya sebuah pabrik, sebagai pridusen bagi tenaga kerja. Pendidikan yang seharusnya menjadi tranformasi nilai-nilai moral yang humanis-religius malah mentaransformasikan nilai-nilai mesin yang mekanistis, sehingga menjadikan manusia yang oportuni, berpikir jangka pendek, dan materelistis. Sejauh pengalaman yang pernah ada, Perguraun Tinggi (baik negeri maupun swasta) masih dominan berdiri di alam lain yang justeru kontra produktif dengan kepentingan rakyak. Kenyataan seperti senada dengan kritikan Ivan Illick dan Paulo Freire terhadap dunia pendidikan di negara berkembang yang justeru tidak menghasilkan apa-apa. Perguruan Tinggi belum menemukan urgensi-nya dalam menyediakan produk unggulan dalam negeri, yaitu mahasiswa. Melihat permasalahan yang ada maka langkah-langkah yang efektif dan konferhensif dengan didukung oleh seluruh civitas akademik. Perlu adanya

perubahan paradigma secara struktural maupun kultural tentang esensi pendidikan. Institusi perguraun tinggi harus sadar betul bahwa peningkatan sarana dan prasarana sangatlah penting bagi tercapainya tujuan pendidikan, serta semaksimal mungkin pada usahanya menyelenggarakan proses belajar mengajarkan. Tentunya orientasi studinya terfokus pada pamahaman dan pengembangan ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai