Anda di halaman 1dari 2

Prinsip-Prinsip Hukum Adat tentang Hak Atas Tanah

Pandangan dasar yang dianut suatu negara turut menentukan isi aturan-aturan hukumnya termasuk aturan yang menyangkut persoalan arti tanah dalam hubungannya dengan penguasaan tanah oleh seseorang di negara tersebut. Dan di negara kita pandangan dasar rakyat tentang orang dan tanahnya adalah sederhana dan berwujud di dalam cerita rakyat sebagai suatu mythos. Mythos yang berisi khayalan aneh tersebut bila diperhatikan dengan hati-hati adalah hasil kemampuan berpikir yang sangat abstrak dan adanya perasaan totalitas terhadap hal yang dihadapinya secara mendalam dimana mythos tersebut mengandung arti dan nilai kemanusiaan yang dalam. Mythos tersebut dimulai dari adanya dua fenomena, yang satu sama lain berlainan secara prinsipil. Yang pertama ialah langit dan yang kedua adalah bumi atau tanah. Langit merupakan bapak alam semesta dan bumi adalah ibunya. Perkawinan langit dan bumi, sama artinya dengan perkawinan bapak dan ibu. Dari perkawinan itu menghasilkan anak-anak yakni segala apa yang ada diatas bumi seperti benda-benda mati, tumbuh-tumbuhan, binatang dan juga manusia. Sebagai anak dalam satu keluarga, hubungan antara mereka adalah saling menyayangi, saling menjaga keberadaan dan keselamatannya, saling bantu membantu dan saling tolong menolong. Manusia sebagai anak dalam wujudnya sebagai rakyat yang tinggal dan hidup diatas tanah lingkungan itu, ada kewajiban untuk menjaga, membela, mempertahankan dan memelihara kelestarian, kesejahteraan, kehormatan tanah lingkungan tempat tinggalnya bersama segala isinya. Dalam hubungan antara langit-bumi dan manusia, kemesraan sifat hubungan rakyat dari suatu lingkungan tempat tinggal dimana ia dilahirkan, dibesarkan dan melaksanakan kehidupannya, yang seterusnya juga diteruskan dengan keinginannya untuk juga dikubur disitu bila nanti sudah meninggal dunia merupakan kodrat alam yang mesti berlaku bagi manusia. Hukum kodrat tersebut merupakan hubungan yang penuh cinta kasih sayang antara ibu dan anak kandungnya. Hubungan tersebut oleh rakyat dilihat sebagai hubungan yang didalamnya mengandung hak dan kewajiban dasar. Tentang tugas pokok rakyat yang mendasar yang berhubungan dengan tanah lingkungannya, yang perlu diketahui ialah apa dan siapa yang dimaksud dengan rakyat, bagaimana cara melaksanakan tugas itu dan isi tugas pokok tersebut. Sesuai dengan pandangan adat, seorang individu menurut kodratnya adalah makhluk sosial dan tidak hidup sendiri-sendiri terlepas dan bebas satu dengan yang lain. Dan sebagai makhluk sosial, seorang individu dalam hidup bersama saling hormat-menghormati, saling menghargai dan saling membantu dalam menghadapi segala persoalan hidup dan kehidupan bersama. Dan isi tugas pokok rakyat terhadap ibu pertiwi meliputi menjaga kelestarian tanah lingkungan beserta isinya, membelanya dari ancaman luar, memelihara dengan sebaik-baiknya dan memanfaatkannya menurut kepatutan serta mengatur segalanya dengan sebaik-baiknya.

Penguasaan tanah lingkungan oleh rakyat sebagai satu kesatuan dalam hukum adat disebut sebagai Ulayat. Sedangkan penambahan kata hak dalam kata Hak Ulayat merupakan pengaruh pengetahuan hukum dari luar. Hak dalam sistem hukum adat merupakan hak pakai dari masyarakat sesuai dengan fungsinya yang dimaksud bagi masyarakat yang bersangkutan. Hak-hak itu tidak dapat dialihkan kepada siapapun. Bilamana hak itu selesai pemanfaatannya oleh masyarakat, tanah tersebut kembali menjadi tanah ulayat. Penguasaan atas tanah lingkungan melalui hak ulayat oleh masyarakat hukum atau persekutuan hukum adalah penguasaan yang isi utamanya adalah menjaga, mengurus serta mengatur tentang bagaimana tanah lingkungan yang bersangkutan dapat memenuhi fungsinya bagi masyarakat sesuai dengan tujuan yang dicanangkan di dalam Adat ide yang bersumber pada Hukum Kodrat. Penguasaan atas tanah lingkungan melalui hak ulayat oleh masyarakat hukum tersebut bukan berarti wilayah itu adalah hak milik dalam arti yang sama dengan hak perorangan. Penguasaan itu adalah merupakan hak asasi masyarakat hukum yang dasarnya ialah prinsip yang bersumber pada ketentuan alam. Mempersoalkan bukti hak ulayat yang ada pada masyarakat hukum adalah menanyakan suatu hal yang mustahil. Adanya hak ulayat pada suatu masyarakat hukum adat hanya dapat diketahui dengan memperhatikan proses yang dijalani masyarakat hukum adat yang bersangkutan tentang kapan mulai adanya dan bagaimana adanya masyarakat hukum adat yang bersangkutan. Selain itu dalam sistem hukum adat pemberian hak atas tanah dilakukan dengan memperhatikan macam golongan warga yang bersangkutan, jenis peruntukannya, dan kualitas hubungan individu dengan tanah tersebut. Hak atas tanah dalam lingkungan hukum adat merupakan hak yang menumpang

Anda mungkin juga menyukai