Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN PERSALINAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN PERSALINAN NORMAL 1.

KONSEP DASAR PERSALINAN

NORMALASUHAN

1.1. Pengert ian Persalinan dan Persalinan Normal Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan yaitu janin, p l a s e n t a d a n s e l a p u t k e t u b a n k e l u a r d a r i d a l a m u t e r u s m e l a l u i v a g i n a k e d u n i a l u a r (Farrer,1999). Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan premature atau postmatur), mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi), selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya, mempunyai janin tunggal dengan presentase puncak kepala, terlaksana tanpa bantuan artificial, tidak mencakup komplikasi, plasenta lahir normal. Menurut Mochtar (1998), Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi(janin + uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalanlain. Persalinan normal disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan dimulai (inpartu) pada saatuterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu. Secara normal persalinan dimulai ketika janin sudah cukup mature untuk dapat mempertahankan dirinya dari kehidupan intrauterine kepada kehidupan ekstrauterine (Viable). Sejak itu maka kehidupan seorang wanita hamil yang usia kehamilannya aterm (37-42 minggu) harus mampu melahirkan janin secara spontan dari rahim melalui jalan lahir tanpa membahayakan ibu maupun janin. Namun demikian pada masa persalinan dan kelahiran ini merupakan saat yang berisiko baik terhadap ibu maupun janinnya (Bobak, 2000; Pilliteri, 2003). Proses http://www.scribd.com/doc/67031354/2/KONSEP-DASAR-PERSALINAN-1-1-PengertianPersalinan-dan-Persalinan-Normal http://www.scribd.com/doc/67031354/2/KONSEP-DASAR-PERSALINAN-1-1-PengertianPersalinan-dan-Persalinan-Normal Defenisi persalinan Menurut Mochtar (1998), Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi(janin + uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalanlain.

Anamnesa

y y y y y y y y y y y

Menentukan faktor resiko Memeriksa tanda tanda vital Penilaian kontraksi uterus Detik jantung janin Pemeriksaan urine Perkiraaan berat badan janin Dilatasi dan pendataran Posisi janin Maneuver Leopold Selaput ketuban Pemeriksaan hitung darah

Tujuan utama dari perawatan intrapartum adalah : 1. Dengan mengamati keadaan ibu dan janin selama persalinan diharapkan akan dapat memberikan outcome ibu dan janin yang sehat 2. Dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan diharapkan dapat memperbaiki perawatan intrapartum seperti : penghilang rasa nyeri, pencegahan dan rekonsitruksi robekan perineum, menurunkan keletihan parturien, mencegah terjadinya anemia dan resiko infeksi serta cedera lebih lanjut pada ibu dan atau anak. Pemeriksaan pada awal persalinan Tujuan :
y y y

Menilai status kesehatan ibu dan janin Identifikasi faktor resiko yang dapat mempengaruhi penatalaksanaan persalinan dan Menentukan status persalinan ibu

Anamnesa Melakukan anamnesa segera setelah masuk kamar bersalin / rumah sakit. Beberapa pertanyaan untuk menentukan status kehamilan dan status ibu saat itu :
y y y

Apa yang menyebabkan ibu datang ke rumah sakit Apakah anda merasakan perut yang tegang dan kapan itu mulai terjadi? Apakah ibu merasa nyeri

Apakah ibu sudah mengeluarkan cairan atau darah dari vagina, bila ya kapan itu terjadi?

y y y y y y

Apakah ada masalah kesehatan selama kehamilan ? Apakah gerakan anak normal ? Kapan ibu makan terakhir dan jenis makanan apa yang dimakan ? Riwayat alergi obat ? Riwayat pemakaian obat yang diberi dokter secara rutin Apakah ibu pernah dirawat di rumah sakit sebelum ini ?

Mengukur Tanda Vital Lakukan pemeriksaan tanda vital ibu antara lain : tekanan darah, frekuensi nadi dan respirasi serta suhu tubuh.
y y

Kenaikan tekanan darah : pre eklampsia Hipertensi : TD sistolik lebih dari atau sama dengan 140

mmHg dan TD diastolik lebih atau sama dengan 90 mmHg


y y

Kenaikan suhu tubuh : infeksi

Kenaikan frekuensi nadi : hipovolemia

Kontraksi Uterus

Periksa frekuensi dan durasi kontraksi uterus


y

Letakkan telapak tangan pada dinding depan abdomen ibu dan rasakan kontraksi uterus yang terjadi . Cacat awal dan akhir kontraksi uterus.

Kontraksi uterus juga dapat diperiksa dengan menggunakan kardiotokografi .

Detik Jantung Janin

Dilakukan dengan Doppler , monitor janin elektronik , visualisasi ultrasonografi atau dengan sthetoscope fetal DeLee

Angka normal 120 160 dpm (pada kehamilan postmatur frekuensi detik jantung janin kurang dari 110 dpm )

Irama detik jantung janin harus regular

Pemeriksaan Urine Dan Glukosa

Pemeriksaan protein urine dan glukosa Proteinuria +1 atau lebih besar menunjukkan adanya pre eklampsia. Nilai +1 setara dengan :
y y

30 mg dL 300 999 mg dalam 24 jam sediaan urine Glukosuria 1+ atau 2+ : diabetes

Tafsiran Berat Janin

Memperkirakan berat badan janin dapat dilakukan melalui palpasi abdomen Berat rata rata janin aterm adalah 3.1 kg Tafsiran berat janin dapat ditentukan melalui palpasi abdomen.
y y y y y y y y

500 gm: Batas terendah viabilitas 1000 gm: Mungkin masih bisa hidup 1500 gm: Kemungkinan hidup besar 2500 gm: Batas prematuritas 3100 gm: Berat rata rata janin aterm 3400 gm: Berat rata rata janin aterm laki-laki 4000 gm: Makrosomia pada diabetes 4500 gm: Batasan umum makrosomia

Dilatasi Dan Pendataran Servik

Menggunakan sarung tangan steril dan lubrikan dilakukan pemeriksaan vaginal untuk menentukan dilatasi dan pendataran servik. Beberapa hari atau jam menjelang persalinan dapat terjadi pengeluaran lendir bercampur darah yang dinamakan show Dilatasi dinyatakan dalam sentimeter dan pendataran dinayatakan dalam prosentase.
y y y y y y y y

1.5 cm : satu jari sempit dan dapat menyentuh bagian terendah janin 2.0 cm : 1 jari longgar 3.0 cm : 2 jari sempit 4.0 cm : 2 jari longgar 6 cm : bagian servik yang masih dapat diraba 2 cm 8 cm : bagian servik yang masih dapat diraba 1 cm 9 cm : tersisa sebagian dari servik 10 cm : sudah tidak dapat diraba bagian servik

Pendataran lebih mudah ditentukan dimana tebal 2 cm = 25 % dan 1 cm = 50% Presentasi Janin Melalui pemeriksaan abdomen dan pemeriksaan panggul dapat ditentukan presentasi dan posisi j Sebagian besar persalinan berlangsung pada presentasi kepla ( belakang kepala vertex ) Posisi janin ditentukan melalui pemeriksaan vagina dengan menentukan denominator. Denominator pada presentasi kepala : ubun ubun kecil (fontanella posterior/minor ) dan ubun ubun besar ( fontanella anterior / major) Denominator pada presentasi sungsang : sacrum Denominator pada presentasi muka : dagu ( mentum ) Penilaian Panggul Ibu Umumnya dikerjakan pada masa prenatal namun kadang kadang dilakukan pada awal persalinan. Disproporsi sepalopelvik adalah masalah klinik dimana terjadi ketidaksesuaian

antara ukuran dan bentuk bagian terendah janin ( presenting part ) dengan ukuran dan bentuk panggul keras ataupun dengan jaringan lunak sekitar jalan lahir. Masalah disproporsi bisa terletak pada ukuran atau berkaitan dengan bagaimana perjalanan fetus saat melalui jalan lahir. Posisi oksiput anterior dalam persalinan merupakan keadaan normal namun bila oksiput berputar kearah posterior maka akan terjadi kesulitan dalam persalinan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa masalah sepalopelvik disproporsi adalah sesuatu hubungan yang lebih bersifat relatif, meskipun kadang kadang dapat bersifat absolut. Peristiwa sepalopelvik disproporsi dapat pula disebabkan oleh jaringan lunak sekitar jalan lahir

seperti misalnya kista ovarium atau mioma uteri. Sangat sulit untuk menentukan apakah proses persalinan pervaginam spontan dapat berlangsung atau tidak semata-mata berdasarkan ukuran panggul saja. Seringkali kesempitan panggul ringan dapat diatasi dengan molase atau bila ukuran anak tidak terlampau besar. Kesempitan panggul dapat diduga pada keadaan tertentu :
y y y y

Cara berjalan Perut gantung Kifosis Tinggi badan < 140 cm

Pelvimetri Klinik Pelvimetri klinik dapat dilakukan dengan cara sederhana atau rumit. Pemeriksaan digital memungkinkan pemeriksa menilai kapasitas panggul dikaitkan dengan janin yang akan melewatinya.
y

Mengukur

conjugata

diagnonalis

dengan

meraba

promontorium.

Umumnya

promontorium tidak dapat diraba. Ukuran CD harus lebih besar dari 11.5 cm
y

Mengukur pintu bawah panggul dengan menepatkan kepalan tangan diantara kedua tuber ischiadica. Ukuran normal harus lebih dari 8 cm

Meraba dinding pelvis untuk menentukan apakah sejajar , divergen ( bagus ) , konvergen ( buruk ). Obstruksi pintu bawah panggul jarang terjadi

Keadaan Selaput Ketuban

Melalui pemeriksaan vaginal dapat ditentukan keadaan selaput ketuban. Bila sudah pecah : tentukan
y y y

Warna Bau Jumlah Konfirmasi pecahnya selaput ketuban dilakukan dengan tes nitrazin menggunakan kertas lakmus, cairan ketuban bersifat asa sehingga dapat memberikan warna biru opada kertas lakmus Kertas lakmus berubah warna menjadi biru tua ( reaksi air ketuban yang bersifat basa Dengan mikroskop , cairan ketuban yang kering akan

memperlihatkan gambaran ferning (kristalisasi) dan gambaran tersebut tidak dijumpai pada cairan vagina. Pemeriksaan Darah Pemeriksaaan darah lengkap :
y y y y y y

Hematocrit Hemoglobin WBC (White Blood Cell Count) WBC differential RBC (Red Blood Cell Count) RBC Indices:
o o o

MCV (Mean Corpuscular Volume) MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) MCHC (Mean Corpuscular Hemoblogin Concentration)

y y

Stained Red Cell Examination (Peripheral Smear) Platelet Count

Nilai Normal Pada Wanita Dewasa

Hematokrit Hemoglobin

37 47% 12.0 16.0 g/dL

Sel darah putih - Netrofil - Stab - Eosinofil - Basofil - Monosit - Limfosit Eritrosit MCV MCH MCHC Trombosit

5000 10.000 /uL 1800 7700 ( 50 60%) 05% 0 450 ( 0 4% ) 25 100 ( 0.5 1.0% ) 0 800 ( 0 8 % ) 1000 48000 ( 20 50% ) 3.6 5.0 x 100.000 /Ul 87 103 cu pm/eritrosit 26 34 pg/sel 31 37 HgB/dl 150.000 350.000/cu.m

1. JELASKAN TEORI-TEORI PERSALINAN! a. Teori Penurunan Progesteron Penuaan plasenta telah dimulai sejak usia kehamilan 30-60 minggu sehingga terjadi penurunan konsentrasi progesteron dan estrogen pada saat hamil, terjadi perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron yang menimbulkan kontraksi Braxton Hicks, yang selanjutnya akan bertindak sebagai kontraksi persalinan. Kenyataan menunjukkan bahwa saat menjelang persalinan, tidak terjadi penurunan konsentrasi progesteron. b. Teori Oksitosin Menjelang persalinan terjadi peningkatan reseptor oksitosin dalam otot rahim sehingga mudah terstimulasi saat disuntikkan oksitosin dan menimbulkan kontraksi. Diduga bahwa oksitosin dapat meningkatkan pembentukan prostaglandin dan persalinan dapat berlangsung terus atau minimal melakukan kerjasama. c. Teori Keregangan Otot Rahim

Induksi persalinan dapat dilakukan dengan memecahkan ketuban sehingga keregangan otot rahim makin pendek dan kekuatan untuk berkontraksi makin meningkat. d. Teori Janin Sinyal yang diarahkan pada maternal sebagai tanda bahwa janin telah siap lahir, belum diketahui dengan pasti. Kenyataan menunjukkan, bila terdapat anomaly hubungan hipofisis dan kelenjar supraneal, persalinan akan menjadi lebih lambat. Diduga bahwa keutuhan hipofisis dan glandula suprarenal sangat penting walaupun bentuk diketahui bentuk sinyalnya. e. Teori Prostaglandin Menjelang persalinan, diketahui bahwa prostaglandin sangat meningkat pada cairan amnion dan desidua. Diperkirakan bahwa terjadinya penurunan progesterone dapat memicu interleukin -1 untuk melakukan hidrolisis gliserofosfolofid sehingga terjadi pelepasan dari asam arakidonat menjadi prostaglandin, PGE2, dan PGF2 alfa. Terbukti pula bahwa saat mulainya persalinan terdapat penimbunan dalam jumlah besar asam arakidonat dan prostaglandin dalam cairan amnion. Selain itu, terjadi pembentukan prostasiklin dalam miometrium desidua dan korion leave.

Anda mungkin juga menyukai