Anda di halaman 1dari 1

Peran Agama dalam Membentuk Keluarga Sakinah Mendefinisikan agama sangat sulit untuk dirumuskan, etapi secara umum

agama adalah ketentuanketentuan yang ditetapkan Tuhan guna membimbing manusia menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Peran agama ini sebenarnya ditentukan oleh penganutnya. Ketentuan dan anjuran agama sama sekali tidak berarti kalau penganutnya tidak memahami, tidak menghayati, dan tidak mengamalkan tuntunan agama. Dalam membentuk keluarga sakinah maka peran agama yang dituntut disitu adalah peran penganut agama itu sendiri. Kesalahpahaman menyangkut tuntunan agama justru bisa menimbulkan dampak yang bertolak belakang dengan sakinah. Salah satu yang perlu kita pahami adalah makna sakinah itu. Kalau dalam bahasa agama Islam, kata sakinah terdiri dari tiga huruf asalnya sin, kaf, dan nun. Semua kata yang dibentuk oleh tiga huruf ini menggambarkan ketenangan, setelah sebelumnya ada gejolak. Mengapa perkawinan dianggap bertujuan menciptakan sakinah? Cinta itugelora, cinta yang hangat menimbulkan ketidak pastian. Orang-orang berkata bahwa kalau anda sudah begitu yakin, jika pasangan anda mencintai anda maka ketika itu cinta berkurang. Yakin itu artinya hilangnya keraguan di dalam hati. Ketika yakin bahwa pasangan anda telah sepenuhnya mencintai anda, gelora yang ada di dalam hati anda itu berkurang. Itu sebabnya, kalau dalam AlQuran kita menemukan istilah mawaddah dan rahmah. Bisa saja seseorang itu kejam kepada orang lain, tapi kalau dia memiliki mawadah kepada pasangannya, dia tidak ingin pasangannya itu tersentuh oleh sesuatu yang negatif. Ada penjahat kejam, tetapi dia punya mawadah terhadap istrinya. Jadi mawadah itu cinta plus, bukan sekedar cinta. Agama menghendaki itu, dan harus diperjuangkan. Ada perbedaan antara mawadah dan rahmah. Rahmah itu keperihan hati melihat penderitaan., kekurangan pihak lain. Itu berarti di pihak lain ada kekurangannya. Ketika melihat kekurangan itu, hati merasa perih dan hati terdorong untuk menanggulangi kekurangan itu. Sedangkan mawaddah itu mencurahkan segala sesuatu, kasih sayang, walaupun tidak dibutuhkan orang bersangkutan. Karena itu jangan berkata, aku butuh dirimu, sehingga aku mencintaimu . Tidak ada itu kebutuhan saya, memberikan secara tulus dan saya tidak melihat pada diri anda kekurangan untuk saya berikan. Maka bisa disebutkan dulu mawaddah baru rahmah. Biasanya mengapa ini

Anda mungkin juga menyukai