Anda di halaman 1dari 2

Teruntuk Kekasihku, Disuatu ketika langkah kaki membawaku kesuatu tempat, di sebuah padang bukit yang indah, sejuk,

dan damai. Lembayung menapakkan garis-garis ekspresifnya pada wajah alam. Pada sebuah gundukan batu kecil, kuistirahatkan pandanganku dan disana aku tuliskan beberapa bait kata yang ingin aku sampaikan kepadamu melalui sentuhan semilir angin senja dan kusandarkan tubuh yang penat dengan bayang-bayang . Adakalanya aku termenung mengingat masa-masa indah kita. Aku sepertinya menemukan sebuah titik dari ujung perjalananku selama ini diantara serpihan hati yang sempat bertebaran. Aku justru merasakan dirimulah yang pertama kali membuat jantung ini berdetak pertama kali. Aku tergila-gila untuk terus mengejar dirimu. Pertama kali pula begitu aku membanggakan dirimu disetiap bait kata yang aku buat. Tahukah kamu cinta yang terjalin menghapuskan keraguan selama ini. Kuciptakan bait aroma sebuah rasa. Dari rasa perbedaan yang ingin kita satukan. Selalu terucap aku sayang kamu dan aku cinta kamu, terkadang ada desiran ucapan ingin

memiliki kamu selamanya. Diantara kesempurnaan cinta yang terjalin, aku selalu bisa dan ada tatkala dirimu membutuhkan aku. Walaupun terkadang sekejap aku merasa seperti pria yang dikungkung dan terbelenggu karena cintamu. Tapi aku tahu... Cintamu bukanlah sebuah penjara hati, tapi cintamu adalah kunci semua harapan yang aku impikan, sebuah harapan untuk mengunci hati ini dari hati yang lainnya. Sayangku, andai kelak engkau baca kumpulan kata yang terangkai dalam bait-bait sebuah ungkapan, dan engkau menemukannya, ketahuilah bahwa rasa itu masih kusimpan rapih di sudut hatiku yang terdalam.

Dari Yang Terkasih Jakarta, Senja hari diBukit Batu Biru

Anda mungkin juga menyukai