Edisi 41 (Juli 2007)
Edisi 41 (Juli 2007)
AGROFUEL
Gelombang Kedua Involusi Pertanian
SALAM
Penanggung Jawab: Henry Saragih Pemimpin Umum: Zaenal Arifin Fuad Pemimpin Redaksi: Achmad Yakub; Dewan Redaksi: Ali Fahmi, Agus Rully, Tejo Pramono, M Haris Putra, Indra Lubis, Irma Yani; Redaktur Pelaksana: Cecep Risnandar Redaktur: Muhammad Ikhwan, Tita Riana Zen, Wilda Tarigan, Syahroni; Reporter: Elisha Kartini Samon, Susan Lusiana (Jakarta), Tyas Budi Utami (Jambi), Harry Mubarak (Jawa Barat), Muhammad Husin (Sumatera Selatan), Marselinus Moa (NTT). Sekertaris Redaksi: Tita Riana Zen Keuangan: Sriwahyuni Sirkulasi: Supriyanto, Gunawan; Penerbit: Federasi Serikat Petani Indonesia (FSPI) Alamat Redaksi: Jl. Mampang Prapatan XIV No.5 Jakarta Selatan 12790. Telp: +62 21 7991890 Fax: +62 21 7993426 Email: pembaruantani@fspi.or.id website: www.fspi.or.id
DAFTAR ISI
Agrofuel: pertarungan manusia melawan mesin Perjuangan petani di jalur Pantura APBN-P 2007 tidak berpihak pada rakyat UU Penanaman Modal digugat ke Mahkamah Konstitusi Impor Benih khianati petani Rakyat Korea melawan Free Trade Agreement (FTA)
6 8 10 11 12 14
Redaksi menerima tulisan, artikel, opini yang berhubungan dengan perjuangan agraria dan pertanian dalam arti luas yang sesuai dengan visi misi Pembaruan Tani. Bila tulisan dimuat akan ada pemberitahuan dari redaksi.
UTAMA
AGROFUEL
UTAMA
UTAMA
rakyat
Bagi masyarakat Indonesia pada umumnya hal ini amat sangat merugikan. Minyak kelapa sawit merupakan bahan baku utama untuk minyak goreng yang merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi hampir semua rumah tangga di Indonesia. Langkanya persediaan CPO di dalam negeri telah menyebabkan harga minyak goreng meningkat drastis dalam waktu singkat. Pada pertengahan Mei tahun 2007 ini harga minyak goreng meningkat 35 persen dari harga semula di awal tahun ini, dari sekitar Rp 6500 hingga mencapai Rp 10.000. Kenaikan harga ini tentu amat memberatkan bagi masyarakat kecil yang hampir 75 persen pengeluarannya dihabiskan untuk kebutuhan pangan. Kenaikan harga minyak goreng ini amat erat kaitannya kenaikan harga CPO di pasar internasional yang mencapai US$780 per tonnya pada pertengahan tahun ini, dari sebelumnya rata-rata harga CPO selama tahun 2005-2006 adalah US$500 per ton. Ini merupakan kenaikan harga CPO tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Sekurangnya 1,5 juta ton CPO dari Indonesia diekspor ke Eropa dan hampir semuanya diolah menjadi agrofuel. Para pengusaha yang bergerak di sektor ini tengah menikmati untung besar. Sementara di sisi lain ratusan orang harus rela mengantri berjam-jam demi mendapatkan minyak goreng dengan harga lebih murah yang diberikan pemerintah melalui Operasi Pasar sebagai usaha meredam kekacauan yang timbul di masyarakat akibat kelangkaan minyak goreng. Situasi ini mengindikasikan adanya persaingan antara kendaraan dengan manusia. Dan manusia serta lingkungan akan kalah dalam persaingan ini. Karena jelas bahwa para pemilik kendaraan jauh lebih
Nursery bibit kelapa sawit. Bibitnya saja sudah memakan lahan begitu luas bagaimana kalau gedenya?
kuat dibandingkan orang-orang yang menderita kelaparan. Selain dampaknya terhadap kenaikan harga minyak goreng dalam negeri, perluasan perkebunan kelapa sawit untuk agrofuel dapat dipastikan akan meningkatkan konflik lahan antara petani kecil dengan para pengusaha perkebunan sawit. Perkebunan sawit di Indonesia yang dimulai sejak jaman Belanda telah lama menjadi pemicu terjadinya berbagai konflik lahan di negeri ini. Sebagai contoh, di Sumatera Selatan saja dari 81 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang luas pencadangan arealnya mencapai 554.000 ha, seluruhnya terkait masalah sengketa lahan dengan penduduk setempat. Lahan yang menjadi sengketa dalam perkebunan besar kelapa sawit tersebut seluas 83 ribu ha atau 11% dari luas seluruhnya. Kebijakan yang dilakukan pemerintah terkait perluasan lahan perkebunan sawit untuk bahan bakar nabati semakin mempertajam
ketidakberpihakan pemerintah pada masyarakat kecil. Para petani membutuhkan untuk segera dilaksanakannya reforma agraria yang merupakan solusi mendasar untuk menjawab masalah ekonomi dan sosial yang semakin diperuncing dengan isu agrofuel yang berkembang pesat saat ini. Pelaksanaan reforma agraria juga penting dilaksanakan demi tercapainya kedaulatan pangan, agar baik para petani dapat memperoleh hak mereka untuk menentukan tanaman apa yang ingin mereka produksi tanpa dikontrol oleh para pengusaha agribisnis. Pemerintah di sisi lain perlu untuk turut memperjuangkan hak rakyatnya atas pangan dengan mencegah ketimpangan agraria dan sungguh-sungguh melaksanakan reforma agraria daripada terusmenerus memenuhi permintaan pasar dunia demi mengejar pertumbuhan ekonomi yang semu. Elisha Kartini Samon
PENDAPAT
PENDAPAT
KARIKATUR
Karikatur diatas ,menjelaskan proses pembuatan biofuel/agrofuel. Untuk membuat agrofuel perlu lahan yang luas, dan intensifikasi pertanian dengan berbagai pupuk kimia dan obat-obatan yang hanya bisa dikerjakan oleh perusahaanperusahaan besar. Dalam pengolahannya memerlukan banyak bahan bakar lagi. (Sumber: www.treehugger.com)
NASIONAL
NASIONAL
pantura
menyewa lahan tanah kas desa dan lahan yang dimiliki oleh para tuan tanah tersebut. Perjuangan secara legal sudah dilakukan oleh anggota kelompok tani di desa tersebut, namun putusan hukum lebih berpihak pada kaum penguasa feodal. Meskipun demikian, sempat terjadi kesepakatan dengan perwakilan dari ahli waris keluarga ningrat untuk memberikan kesempatan kepada petani untuk mengangsur tanah yang petani garap, sehingga suatu saat petani akan mendapatkan hak milik atas tanah tersebut. Namun, hal tersebut tidak memungkinakan bagi petani mengingat pemilik lahan menghargai lahannya dengan harga yang sangat tinggi. Justru sekarang ini, petani ditakut-takuti dengan adanya pengukuran lahan sawah yang digarap oleh petani oleh perwakilan ahli waris keluarga nigrat tersebut. Saat ini masih ada 42 hektar tanah yang justru dikukasai oleh pemerintah daerah kabupaten dan pemerintah desa yang sebenarnya merupakan hak rakyat. Berbeda dengan desa Tegal sari yang sudah banyak mendapatkan pengikisan budaya agraria akibat meningkatnya sektor industri, proporsi masyarakat desa Depok yang masih menggantungkan hidupnya di sektor pertanian masih lebih banyak. Namun, permasalahn tanah juga masih menjadi kendala. Dari 205 hektar lahan sawah yang seharusnya dibagikan kepada petani, saat ini tinggal tersisa 33 hektar sawah saja yang saat ini digarap oleh petani. Sisanya dikuasai oleh para tuan tanah dan sebgaian besar telah berubah menjadi pemukiman, pertokoan, dan kantor-kantor pemerintahan. Berbeda dengan desa Tegal sari, para petani di desa Depok berhasil menempati lahan sawah tersebut tanpa harus menyewa. Karena awalnya status tanah merupakan tanah milik pemerintah daerah maka
Biaya produksi pertanian semakin mahal, ini dirasakan oleh petani Pantura
pada tahun 1998 petani berhasil mendesak pemerintah untuk membagikan hak garap lahan kepada petani dengan perjanjian bagi hasil untuk kepentingan pembangunan desa. Namun, dalam perjalanannya pemerintah desa seringkali membohongi para petani dalam hal bagi hasil ini. Uang hasil bagi hasil bukan digunakan untuk pembangunan desa, melainkan dijadikan sebagai alat untuk menumpuk kekayaan aparat desa. Selain hambatan yang berasal dari aparat desa, pertanian di desa ini juga terancam dengan adanya penjualan kembali lahan yang sudah mendapatkan surat kuasa garap tersebut secara ilegal. Hal ini dikarenakan oleh semakin tidak menjanjikannya tingkat pengembalian dari sektor pertanian sawah ini. Dari gambaran perjuangan yang dilakukan oleh petani pantura tersebut bisa dimengerti bahwa kendala perjuang petani saat ini sangat besar. Perubahan psikologis masyarakat dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industrialis telah mempengaruhi pola pandang akan pentingnya pertanian dan lahan pertanian bagi keberlanjutan kehidupan. Selain itu, masih kentalnya kekuasaan warisan feodalisme serta mental kesewenangan birokrat telah menjadi batu sandungan perjuangan tani. Masyarakat Jawa yang pada dasarnya memiliki falsafah bertani, justru malah semakin tergerus dengan semakin meningkatnya perluasan kawasan industri yang justru ltidak mensejahteraan sebagian besar golongan masyarakat yang ada dijalur pantura ini. Hal ini jelas menyalahi perkembangan ekonomi yang mensyararatkan adanya transformasi ekonomi dari sektor pertanian ke sektor industri yang disertai juga dengan transformasi sosial masyarakatnya. Dari kasus ini, disatu sisi perubahan kontribusi berubah ke sektor industri, disisi lain secara interaksi dan budaya, masyarakat masih memiliki psikologis dan kemampuan agraria. Parahnya, masyarakat yang masih membutuhkan agraria ini semakin ditekan dengan adanya konsentrasi penguasaan lahan yang sangat timpang. Secara otomatis, paradigma pembangunan yang tidak menjadikan tanah untuk petani tidak akan membawa masyarakat kedalam suatu pembangunan yang menghasilkan kesejahteraan. Tegasnya, suatu program redistribusi tanah kepada petani yang diikuti proses-proses sosial ekonomi yang mapu memberikan insentif bagi pertanian mutlak harus dilaksanakan. Jika tidak, kehidupan rakyat akan keropos dan tinggal menunggu kehancuran. Susan Lusiana | Syahroni
10
NASIONAL
UNDANG-UNDANG
ini terjadi meskipun total komitmen utang tersebut sebagian besar belum dicairkan. Melihat kondisi demikian, penambahan utang baru bukanlah solusi tepat. Seharusnya pemerintah menghapus komitmen utang yang belum dicairkan sehingga alokasi untuk membayar commitment fee dapat digunakan untuk menutup defisit APBN P 2007. Ditempat terpisah, Sekjen FSPI Henry Saragih mengatakan dalam Nota Keuangan (NK) RUU APBNP 2007 terlihat jelas sikap pemerintah yang memandang pertanian hanya sebagai sektor yang menyumbang devisa negara saja. Pandangan tersebut telah membuat pemerintah hanya melihat potensi ekspor sektor pertanian. Utamanya terlihat ketika pemerintah menjadikan tanaman karet dan kelapa sawit sebagai prioritas kebijakan. Padahal, kedua jenis tanaman ini tidak pernah memberi keuntungan bagi para petani yang umumnya hanya menjadi buruh di perkebunan-perkebunan karet dan kelapa sawit yang dikuasai oleh
perusahaan-perusahaan agribisnis besar. Selain itu, kami memandang bahwa kebijakan ini hanya akan menjauhkan usaha rakyat menegakkan kedaulatan pangan dan sumbersumber agraria yang bermanfaat bagi rakyat banyak. "Kebijakan yang dituangkan dalam NK-RUU APBN-P 2007 ini jelasjelas tidak berpihak kepada masyarakat pada umumnya dan petani pada khususnya," ujar Henry. Ketidak berpihakan kebijakan pemerintah kepada petani khususnya petani kecil yang merupakan mayoritas (56,5%) rumah tangga tani di Indonesia, amat berpengaruh terhadap pertumbuhan sektor pertanian. Hal ini bahkan jelas-jelas termuat dalam NK-RUU APBN-P 2007 yang menggambarkan betapa pertumbuhan sektor pertanian telah menurun drastis dari 6,4% pada triwulan I tahun 2006 menjadi -0,5% pada triwulan I tahun 2007 ini. Cecep Risnandar
NASIONAL
Doc. PEMBARUAN TANI
11
UNDANG-UNDANG
Aksi petani, buruh, mahasiswa dan pemuda memprotes RUU Penanaman Modal, di depan Mahkamah Konstitusi, Kamis (5/7)
ini akan berdampak pada upah buruh murah sebagai keunggulan komparatif, perampasan tanah rakyat dan terjadinya kemiskinan serta kekerasan struktural secara massif. Strategi ini diambil pemeintah karena memang struktur kekuasaan nasional tidak terletak di Jakarta, melainkan di kantor-kantor pusat lembaga keuangan internasional dan perusahaan-perusahaan transnasional. Pengadilan Rakyat Beberapa perwakilan massa aksi didampingi tim pengacara menemui Mahkamah Konstitusi untuk menyerahkan materi gugatan. Setelah itu, massa aksi menggelar pengadilan rakyat didepan gedung Mahkamah Kosntitusi. Hakim Ketua pengadilan rakyat yaitu, Jhonson Panjaitan dari PBHI membuka pengadilan dengan menghadirkan saksi-saksi dari FSPI, FSJB, Solidaritas Perempuan dan lainlainnya. Sekjen FSPI Henry Saragih, dalam kesaksiannya mengatakan bahwa UU Penanaman Modal sudah menindas rakyat tani. Dalam UU tersebut, Hak Guna Usaha (HGU) bagi perusahaanperusahaan perkebunan dan Kehutanan bisa diperpanjang sampai 95 tahun. Padahal, di massa penjajahan saja maksimal 70 tahun. UU ini mempunyai watak kolonial bahkan lebih kejam dari penjajahan itu sendiri, ujar Henry. Lebih jauh Henry menegaskan, UU Penanaman Modal akan menjadikan rakyat sebagai kuli di negeri sendiri. Kaum tani dan kalangan rakyat lainnya makin sengsara. Biaya sosial yang ditimbulkan oleh UU ini telah menyebabkan ribuan konflik agraria, kekerasan terhadap petani, perusakan lingkungan dan pemiskinan terhadap rakyat. Mahkamah Konstitusi harus berani mencabut UU Penanaman Modal. Pemerintah juga harus segera menyelenggarakan ekonomi nasional yang mandiri untuk kesejahteraan rakyat dengan melaksanakan Pembaruan Agraria dan membangun industri nasional yang kuat sesuai amanat UUD 1945, tegas Henry. Atas dasar itu, berbagai organisasi rakyat dan LSM merapatkan barisan dan menuntut pencabutan UU Penanaman Modal demi terwujudnya kemandirian ekonomi dan kesejahteraan rakyat banyak. Gerak Lawan terdiri dari, FSPI (Federasi Serikat Petani Indonesia), ABM (Aliansi Buruh Menggugat), FSBJ (Federasi Serkat Buruh Jabotabek), PBHI (Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia), API (Aliansi Petani Indonesia), FPPI (Front Perjuangan Pemuda Indonesia), STN (Serikat Tani Nasional), FMN (Front Mahasiswa Nasional), SMI (Serikat Mahasiswa Indonesia), Bina Desa Sadajiwa, KPA (Konsorsium Pembaruan Agraria), KAU (Koalisi Anti Utang), Solidaritas Perempuan, IGJ (Institute for Global Justice), ASPPUK, SHMI (Suara Hak Asasi Manusia Indonesia), WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia), KAM (Kesatuan Aksi Mahasiswa) LAKSI 31, SAINS (Sayogyo Indtitute), LS ADI. Cecep Risnandar
12
NASIONAL
PEMBANGUNAN PERTANIAN
NASIONAL 13
petani
(subsisten, berlahan kecil, buruh tani) berada dalam kondisi kritis. Dilihat dari logika anggaran (APBN) pun, pertanian bersama kehutanan, perikanan dan kelautan hanya diberi alokasi sebesar 10.5 trilyun rupiah. Bandingkan dengan sektor indusri, konstruksi, transportasi dan ekonomi lainnya (26.2 trilyun) atau pertahanan (32.7 trilyun). Untuk itu, dalam masalah benih ini FSPI memandang bahwa: (a) Jika ingin menghasilkan benih unggul, harus benarbenar dari keinginan petani dan petani sebagai subjeknya, bukan menjadikan kaum tani sekadar end-user atau konsumen belaka (b) Negara dengan perpanjangan tangan pemerintah harus memproduksi benih unggul sendiri, bisa dengan membuat BUMN atau koperasi benih yang distribusinya hingga ke tingkat lokal. Jangan biarkan benih dikuasai perusahaanperusahaan raksasa (c) Jika stok benih unggul belum memadai seperti alasan impor baru-baru ini, hendaknya diberikan batas waktu sampai kapan impor diberlakukan. Hal ini berguna untuk mematok target kemandirian pasokan benih untuk kemajuan pertanian Indonesia. Misalnya benih impor hanya bisa bertahan beberapa tahun ke depan (3 hingga 5 tahun saja), selanjutnya harus mandiri! (d) Menggalakkan bank benih, atau pertukaran benih di tingkat lokal dengan merujuk kearifan lokal dan budaya Indonesia atas dasar gotong-royong (e) Dan akhirnya, sektor pertanian harus menjadi prioritas pembangunan. Dengan struktur tanah yang subur, air yang melimpah dan kekayaan alam yang seakan tiada habisnya, negeri yang gemah ripah loh jinawi ini sangat visible menjadikan pertanian sebagai basis ekonomi. Rakyat dan negara harus berdaulat dan menguasai pertanian dari hulu hingga hilir. Mengutip dari Sajogyo, ahli sosiologi pertanian kita, bahwa benih, sebagai salah satu produksi akhir dari industri pertanianharuslah dimiliki petani sendiri!
14 INTERNASIONAL
PERDAGANGAN BEBAS
dilakukan EU yang ditujukan bagi negara negara tujuan untuk membangun pasar bebas mereka yaitu ; mengangkat issu lingkungan, kesehatan, kemampuan pasar/ daya beli konsumen, hak kekayaan intelektual (HAKI), jasa dan investasi dan persaingan. Mengapa semua isu tersebut dijadikan strategi oleh EU ? alasannya adalah negara negara berkembang sekarang sedang pesat dan berlomba lomba melaksanakan pembangunan, maka sangat membutuhkan dukungan dalam hal investasi, perbaikan pelayanan publik, dll. Paska matinya perundingan WTO, maka target para pengusung pasar bebasr sendiri adalah menghidupkan pasar pasar bilateral, yaitu perjanjian
kerjasama pasar bebas antar negara (di Indonesia sendiri sudah mulai dibuka hubungan Jepang, dan segera akan dibuka dengan Amerika Serikat). Dalam mandat yang dalam kerjasama EU dengan Korea memuat tentang investasi, kompetisi, non-tarif, fasilitas publik, HAKI dan jasa. FTA merupakan WTO plus, karena perjanjian perjanjian yang dibuat tidak diatur dalam sistem global tapi lebih pada hubungan dua negara. Bagi pemerintah Korea, alasan membuka FTA EU Korea adalah untuk meningkatkan GDP (grouth domestic produc) sebanyak 0,7 %. Tapi kenyataanya, GDP-Korea hanya meningkat 0,2 %. Korea tidak pernah membuka pasar dengan EU, tapi sebaliknya EU-lah yang membuka pasarnya dengan Korea. Sebelum dibukanya pasar bebas dengan EU, sekitar 16% produk Korea sudah masuk ke EU, karena itu EU takut kehilangan pasarnya. Korea mengirim produk elektronik dan komputer ke EU, tapi pasar itu hanya dikuasai oleh para konglomerat. Dibukanya FTA EU Korea juga berarti akanterjadi ekspansi investasi ke Korea, yang juga berarti industri akan dikuasai EU, dan mengurangi pasar industri Korea ke EU. Melemahnya industri Korea yang juga akan mengakibatkan semakin banyak buruh yang kehilangan pekerjaan. FTA US Korea mengakibatkan banyak petani da peternak yang mengalami kebangkrutan, dan bagi petani di Korea, kehancuran dunia pertanian juga merupakan kehancuran bagi proses re-generasi dunia pertanian mereka, baik dari sisi budaya bertani maupun profesi sebagai petani. Pasalnya, anak anak muda Korea kini tidak berkenan berprofesi sebagai petani. Karena bagi kalangan muda, hidup sebagai petani tidak menjamin kesejahteraan mereka, parahnya lagi, remaja putri Korea
INTERNASIONAL
14
FTA
tidak berkenan dipersunting oleh pemuda tani, sehingga banyak dari pemuda tani memilih mendapatkan istri dari negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, Fhilipina dan beberapa negara miskin di wilayah Asia lainnya. Seperti yang disampaikan Kim, ketua KWPA (Korean Woman Peasant Assosiation), bahwa perkawinan antar bangsa tersebut banyak melahirkan tindak kekerasan dalam rumah tangga, yang dialami oleh perempuan imigran tersebut. Karena para istri tereksploitasi sebagai pekerja di lahan pertanian dan sebagai buruh di rumah tangga mereka. Banyak kasus mereka mendapat perlakuan kasar atau di pukul oleh pasangannya apabila dianggap kurang becus mengelola pertaniannya, sedangkan di sisi lain, undang undang negara tidak mampu memberikan perlindungan terhadap mereka. Langkah langkah perlawanan yang akan dilakukan oleh gerakan rakyat Korea salah satunya adalah membentuk Forum Sosial rakyat Korea melawan Perjanjian pasar bebas (Anti FTA -WTO Forum). Aliansi ini merupakan salah satu alternatif perjuangan bersama seluruh rakyat Korea dalam melawan arus neoliberalisme. Forum sosial rakyat korea melawan FTA ini merupakan aliansi dari berbagai sektor gerakan rakyat di Korea, seperti; sektor petani, buruh, nelayan, konsumen, pencinta lingkungan, perempuan, kelompok penyedia katering sekolah, dan pemuda. Forum ini juga bertujuan untuk membangun aliansi internasional terhadap anti FTA dan WTO, karena harus disadari bahwa FTA ini merupakan WTO jilid II dan jauh lebih berbahaya dari WTO. Karena FTA tidak memuat aturan dan perjanjian mengikat secara global tetapi mampu berselimut dibalik
istilah hubungan persahabat antar negara, akan tetapi memuat prinsip dan kepentingan yang sama diusung oleh WTO. perempuan Korea Selain forum sosial rakyat tersebut, membangun solidaritas rakyat juga merupakan langkah strategis dalam melawan neoliberalisme. Salah satunya seperti yang baru di deklarasi oleh kalangan perempuan Korea, yaitu forum solidaritas perempuan Korea. Mengapa perempuan membentuk forum solidaritas secara khusus? Menurut Ibu Kimshelee, salah satu inisiator forum tersebut ini merupaka bentuk perjuangan perempuan dari
berbagai sektor seperti petani perempuan, buruh perempuan, ibu rumah tangga, pelajar dan berbagai sektor lainnya untuk bersama sama memperkuat dan melindungi hak-hak rakyat Korea, karena pangan adalah bagian dari pada hak azasi manusia. Sama dengan forum sosial rakyat Korea, dua pilar utama perjuangan gerakan ini adalah anti globalisasi dan penyatuan kembali Korea. Dan kunci dari perjuangan forum adalah perlindungan terhadap hak hak rakyat, sehingga rakyat Korea mampu memenuhi kebutuhannya sendiri dalam mendapatkan makanan yang sehat dan lingkungan yang bersih. Wildajulia Tarigan
16
SERIKAT
SEKOLAH PASAWAHAN
bekerja keras dan serius untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dengan dibarengi kegigihan usaha para gurunya juga. Walaupun kebanyakan guru yang mengajar di Sekolah ini adalah guru relawan, yang tidak memperdulikan soal honor atau gaji. Dan itu yang membuat saya sangat terharu dan banyak bersyukur pada Allah SWT, bahwa perjuangan Serikat Petani Pasundan dalam membangun anak bangsanya tidaklah sia-sia dan saya do'akan pula untuk perjuangan pendidikan ini terus berlanjut . Tegasnya pada Pembaruan Tani, Rabu (27/06). Siap membantu Acara perpisahan alumnus SMP Plus Pasawahan yang berlangsung pada hari Rabu (27/06) dilangsungkan secara sederhana tetapi sangat meriah, dimana para alumni itu juga yang membuat dan memeriahkannya dengan berbagai acara hiburan seperti baca puisi, drama dan kesenian daerah yang ditampilkan dengan secara apik. Disamping itu, selain dihadiri oleh para siswa kelas satu dan dua, orang tua murid dan masyarakat, juga dihadiri oleh Jeje Wiradinata selaku Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Ciamis. Hal ini tentu merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi Keluarga
Besar Sekolah SMP Plus khususnya dan umumnya masyarakat sekitar. Dalam sambutannya, Jeje merasa sangat bangga atas keberhasilan sekolah ini bisa menciptakan siswasiswi dengan kapasitas ilmu pengetahuan dan mencapai kelulusan yang maksimal.Saya sangat bangga dan terharu atas lulusnya para siswa dan siswi sekolah yang dibangun dengan keswadayaan Organisasi Tani Lokal (OTL) yang tergabung di Serikat Petani Pasundan dengan mendapatkan nilai yang sangat memuaskan. Saya juga mendukung dan akan berusaha membantu untuk pengembangan sekolah ini, dimana dalam perubahan APBD bulan Agustus nanti saya akan mencoba memplot anggaran biaya untuk pengadaan mebeler sekolah. Tuturnya. Selain berbicara tentang sekolah, Jeje juga memberikan pernyataan sikapnya didepan masyarakat petani yang tergabung di Serikat Petani Pasundan (SPP) dalam kontek agraria, dimana perjuangan SPP yang sudah hampir tujuh tahun ini tinggal menunggu dibukanya satu pintu lagi dalam Program Pembaharuan Agraria Nasional (PPAN). Saya sangat mendukung dan berjanji untuk terlibat apabila dalam proses PPAN tersebut sudah dijalankan di Kabupaten Ciamis dan sudah ada payung hukum yang jelas. Dan apabila ada yang harus ditandatangani oleh beberapa pajabat pemerintahan serta dewan dalam prosesny, maka sayalah yang akan pertama kali menandatanganinya. Ujarnya dengan tegas seraya disambut tepuk tangan meriah dari peserta yang hadir. Sebelum acara berakhir dan ditutup dengan do'a bersama, siswasiswi SMP Plus Pasawahan memberikan kenang-kenganan berupa buku hasil karya tulisan Siswa-Siswi SMP Plus Pasawahan alumni perdana yang berjudul Aku bangga jadi anak desa dan sebuah VCD yang berisi sebuah film dokumenter serta Profil tentang SMP Plus Pasawahan. Harry Mubarak