Anda di halaman 1dari 7

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK a.

Ketajaman penglihatan (visus)

Visus adalah ketajaman atau kejernihan penglihatan, sebuah bentuk yang khusus dimana tergantung dari ketajaman fokus retina dalam bola mata dan sensitifitas dari interpretasi di otak. Visus adalah sebuah ukuran kuantitatif suatu kemampuan untuk mengidentifikasisimbol-simbol berwarna hitam dengan latar belakang putih dengan jarak yang telah distandardisasi serta ukuran dari simbol yang bervariasi. Ini adalah pengukuran fungsi visual yang tersering digunakan dalam klinik. Istilah visus 20/20 adalah suatu bilangan yang menyatakan jarak dalam satuan kaki yang mana seseorang dapat membedakan sepasang benda. Satuan lain dalam meter dinyatakan sebagai visus 6/6. Dua puluh kaki dianggap sebagai tak terhingga dalam perspektif optikal (perbedaan dalam kekuatan optis yang dibutuhkan untuk memfokuskan jarak 20 kaki terhadap tak terhingga hanya 0.164 dioptri). Untuk alasan tersebut, visus 20/20 dapat dianggap sebagai performa nominal untuk jarak penglihatan manusia, visus 20/40 dapat dianggap separuh dari tajam penglihatan jauh dan visus 20/10 adalah tajam penglihatan dua kali normal. Visus terbagi menjadi dua yaitu visus sentralis dan visus perifer. Visus sentralis dibagi dua yaitu visus sentralis jauh dan visus sentralis dekat. 1. Visus sentralis jauh merupakan ketajaman penglihatan untuk melihat benda benda yang letaknya jauh. Pada keadaan ini mata tidak melakukan akomodasi. 2. Visus sentralis dekat yang merupakan ketajaman penglihatan untuk melihat benda benda dekat misalnyamembaca, menulis dan lain lain. Pada keadaan ini mata harus akomodasi supaya bayangan benda tepat jatuh di retina. Visus perifer menggambarkan luasnya medan penglihatan dan diperiksa dengan perimeter. Fungsi dari visus perifer adalah untuk mengenal tempat suatu benda terhadap sekitarnya dan pertahanan tubuh dengan reaksi menghindar jika ada bahaya dari samping.

Dalam klinis visus sentralis jauh tersebut diukur dengan menggunakan grafik huruf snellen yang dilihat pada jarak 20 kaki atau sekitar 6 meter. Jika hasil pemeriksaan tersebut visusnya 20/20 maka tajam penglihatannya dikatakan normal dan jika visus <20/20 maka tajam penglihatanya dikatakan kurang. Pada glaucoma sudut terbuka, kerusakan saraf dimulai dari tepi lapang pandang dan lambat laun meluas ke tengah. Dengan demikian penglihatan sentral (fungsi macula) bertahan lama walaupun penglihatan perifer sudah tidak ada, sehingga penderita seolah-olah melihat seperti melalui teropong (tunnel vision) dan visusnya dapat tetap 5/5 karena belum tentu penderita glaucoma visusnya buruk. Prosedur pemeriksaan visus : y Klien berdiri 5-6 meter dari kartu snellen chart, menutup mata kiri dan menggunakan mata kanan untuk membaca baris yang tampak paling jelas y Jika klien dapat membacanya dengan akurat, perawat meminta klien membaca baris dibawahnya dan begitu seterusnya sampai baris terbawah y Tahapan ini terus diulang sampai klien tidak dapat mengidentifikasi secara benar lebih dari separuh jumlah karakter dalam satu baris y Ulangi prosedur diatas untuk mata yang lain y Hasil yang dicatat merupakan perbandingan antara apa yang dapat dibaca klien pada jarak 5 meter dan jarak yang dibutuhkan oleh orang normal untuk membaca baris yang sama misalnya 5/20 artinya bahwa klien dapat membacanya dari jarak 5 meter dari kartu apa yang mata normal dapat membacanya pada jarak 20 meter dengan mencatat jumlah karakter karena klien gagal untuk mengidentifikasikannya pada baris tersebut, seperti 5/20(-2) b. Tonometri

Tujuan dari pemeriksaan dengan tonometer adalah untuk mengukur TIO. Tonometer ada 3 macam, yaitu : tonometer digital, tonometer schiotz, dan tonometer aplanasi goldman. 1. Cara pemeriksaan menggunakan tonometer digital y Klien diinstruksikan untuk melihat kea rah bawah tanpa menutup mata

Palpasi daerah interkalare dengan 2 telunjuk jika normal pasti terdapat fluktuasi atau aliran

Tonometer Digital

2. Cara pemeriksaan menggunakan Tonometer Schiotz Cara pemeriksaannya adalah klien berbaring tanpa bantal, kemudian matanya ditetesi pantocain 1-2% satu kali. Instruksikan klien untuk melihat ibujarinya yang diacungkan didepan matanya dan letakkan tonometer di puncak kornea. Tekanan normalnya antara 10-20 mmHg atau 7/7,5 - 10,5/7,5.

Tonometer Schiotz

3. Cara pemeriksaan menggunakan Tonometer Aplanasi Paling akurat, cara pemeriksaannya dengan klien duduk dan langsung ditempelkan pada korneaklien dan membutuhkan anestesi local dan sebelumnya klien diberikan fluoressein lalu dilihat skalanya (mmHg).

Tonometer Aplanasi

Indikasi tonometri yaitu pada penderita glaucoma akut atau kronis, setiap orang berusia 35 tahun, penderita diabetes mellitus, keluarga penderita glaucoma, dan klien yang buta sebelah mata pada klien pemeriksaan harus berkala setiap 1-2 tahun. c. Gonioskopi

Adalah suatu cara untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan. Dengan demikian dapat dibedakan glaucoma sudut terbuka atau tertutup, juga dapat dilihat apakah ada perlekatan iris bagian perifer. Alat ini menggunakan baterai atau dengan goniolens (three mirror goldman). Indikatornya yaitu jika sudut menempel, berarti sudut menempel dengan keadaan darurat dan harus iridektomi.

Mengukur ketebalan kornea mata dan menganalisa sudut mata menggunakan alat imaging Anterior Segment Oct. Kornea adalah jendela mata kita yang terdapat dibagian depan sebelah luar mata. Dengan mengukur ketebalan kornea mata akan membantu pengukuran tekanan bola mata secara lebih akurat. Dalam menganalisa sudut mata terkadang memerlukan alat imaging (pencitraan) untuk hasil yang akurat dapat menggunakan alat imaging Anterior Segment Oct. Glaukoma dengan sudut sempit harus dioperasi. d. Oftalmoskopi

Oftalmoskop adalah alat yang memencarkan seberkas sinar kedalam mata, memungkinkan dokter memeriksa retina atau bagian belakang bola mata melalui pupil. Pemeriksaan oftalmoskopi dan penafsiran pemeriksaan hasil pemeriksaan ini merupakan bagian terpenting dari rangkaian pemeriksaan medik yang komprehensif. Dengan prosedur ini dapat dilihat gejala-gejala yang dapat menunjukkan adanya retina lepas, glaukoma, tekanan darah tinggi, penyakit diabetes melitus, tumor otak dan penyakit-penyakit lain. Yang harus diperhatikan adalah papil, yang mengalami perubahan penggaungan dan degenerasi saraf optic. Harus diwaspadai adanya glaucoma apabila terdapat penggaungan > 0,3 diameter papil (Cup and Disc Ratio), terutama bila diameter vertical lebih besar dari diameter horizontal. Jika keadaan ini dibiarkan terus lama kelamaan akan terjadi atrofi papilla NH dan akan mengkaji fundus saat ruangan gelap karena pupil akan dilatasi. Saat menggunakan

oftalmoskop direk, perawat memegang instrument dengan tangan kanan saat mengkaji OD dan tangan kiri saat mengkaji OS. Perawat berdiri pada sisi yang nyaman dan sama dengan mata klien yang akan diperiksa. Klien diminta melihat ke depan pada objek yang terletak di dinding belakang perawat.

e. Pemeriksaan Lapang Pandang (Kampimetri) Dibedakan atas lapang pandang sentral, seluas 30 derajat, diperiksa dengan layer hitam Byerrum, pada jarak 1 m dengan menggunakan obyek putih 1 mm (isopter 1/1000) atau pada jarak 2 m dengan obyek sebesar 2 mm (2/2000); dan lapang pandang perifer yang diukur dengan perimeter atau kampimeter pada jarak 330 mm dengan menggunakan obyek sebesar 3 mm (isopter 3/3000). Pada glaucoma, kelainan lapang pandang disebabkan oleh kerusakan serabut saraf. Yang paling dini berupa skotoma relative atau absolute yang terletak pada 30 derajat sentral. Humphrey Visual Field Test Pemeriksaan secara kasarnya adalah dengantes konfrontasi dimana pada jarak 0,5 m, pasien dan pemeriksa saling berhadapan dan pemeriksa menggerakkan tangannya dari luar kedalam sedangkan mata pasien dan pemeriksa yang saling berhadapan ditutup sebelah. Pasien memperhatikan kapan gerak mata itu mulai terlihat dan diulangi sampai tercapai 360 derajat pemeriksaan ini dapat dikerjakan dengan catatan mata pemeriksa harus normal. f. Tes Provokasi Untuk glaucoma sudut terbuka, yang umum dilakukan adalah tes minum air (water drinking test) dimana pasien puasa 4 jam sebelum test dan diukur TIO (Tekanan Intra Okuler) awal, kemudian pasien disuruh minum 1 liter air dalam waktu 5 menit. TIO diukur setiap 15 menit selama 1 jam, kemudian setiap 30 menit selama 1 jam. Bila TIO 38 mmHg, provokasi (+) glaucoma. Untuk glaucoma sudut tertutup, yang umum dilakukan adalah tes kamar gelap (karena pupil akan midriasis dan pada sudut bilik mata yang sempit, ini akan menyebabkan tertutupnya sudut bilik mata). Caranya adalah ukur TIO awal, kemudian pasien masuk kamar gelap selama 60-90 menit. Ukur segera TIO nya. Kenaikan 38 mmHg, tes provokasi (+).

Daftar Pustaka
http://www.rsmyap.com/content/view/5/29/ http://id.wikipedia.org/wiki/Oftalmoskop http://kamuskesehatan.com/definisi/gonioskopi/ http://akatsuki-ners.blogspot.com/2011/02/tonometer.html http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/01ea47f0778c3774e5f6613aa366998eeb5ec744.pdf

Anda mungkin juga menyukai