Mazhab atau denominasi ini muncul setelah protes Martin Luther pada tahun 1517 dengan 95 dalil nya. Kata Protestan sendiri diaplikasikan kepada umat Kristen yang menolak ajaran maupun otoritas Gereja Katolik. Pada kenyataannya, gerakan Reformasi (Pembaharuan) yang dilakukan oleh Martin Luther bukanlah yang pertama kali terjadi di kalangan Gereja Katolik, sebab sebelumnya sudah ada gerakan-gerakan serupa seperti yang terjadi di Perancis yang dipimpin oleh Peter Waldo (dan kini para pengikutnya tergabung dalam Gereja Waldensis) pada pertengahan abad ke-12, dan di Bohemia (kini termasuk Ceko) di bawah pimpinan Yohanes Hus (13691415). Gereja Waldensis banyak terdapat di Italia dan negara-negara yang mempunyai banyak imigran dari Italia, seperti Uruguay. Sementara para pengikut Yohanes Hus di Bohemia kemudian bergabung dengan Gereja Calvinis. Pada 2005, sekitar 5,9%14.276.459 dari 241.973.879 penduduk Indonesia, beragama Protestan1. Karena pengaruh para misionaris dari Belanda, kebanyakan gereja Protestan di Indonesia sangat diwarnai oleh ajaran Calvin, dan sebagian lagi mempunyai corak Lutheran.
Alkitab adalah kitab suci umat Kristiani. (Kadang-kadang disebut pula dengan istilah Injil, meskipun sesungguhnya hanya keempat kitab pertama dalam Perjanjian Baru yang disebut dengan Injil). Alkitab dibagi atas dua bagian utama, yaitu Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Bagianbagian utama ini disebut "Perjanjian" karena Allah bangsa Israel membuat perjanjian kepada manusia. Pertama kalinya antara Musa dan bangsa Israel dan kedua kalinya antara Yesus Kristus dan seluruh umat manusia. Hampir semua buku Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani, kecuali beberapa bagian yang ditulis dalam bahasa Aram contohnya kitab Daniel sedangkan semua buku Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani.
Sebuah Alkitab milik sebuah keluarga Amerika terbitan tahun 1859. Istilah Alkitab berasal dari kata "Al-Kitab" (bahasa Arab: )berarti "buku" atau "kitab". Di negeri-negeri berbahasa Arab sendiri Alkitab disebut sebagai "Al-Kitab AlMuqaddas" (bahasa Arab: .) Dalam bahasa Indonesia, Alkitab kadang disebut dengan istilah Bibel.Filo (20 SM 50 M) dan Yosefus menyebut Perjanjian Lama sebagai bibloi hirai. Hieronimus, seorang Bapak Gereja yang disuruh oleh Paus Damasus untuk merevisi Alkitab Latin, berkali-kali menyebut Alkitab dengan nama Biblia yang merupakan kata dari bahasa Latin yang berarti "buku". Alkitab dalam bahasa Inggris menyebut kitab suci sebagai the Bible, dan dalam bahasa Jerman sebagai die Bibel.
Kekristenan
Alkitab Perjanjian Baru Perjanjian Lama Kanon Deuterokanonika Teologi Allah Bapa Allah Putra Allah Roh Kudus Trinitas Keselamatan Baptisan Maria Ajaran Sepuluh Perintah Allah Hukum Kasih Amanat Agung Kotbah di Bukit: Ucapan Berbahagia Doa Bapa Kami Sejarah Kekristenan Gereja mula-mula Konsili Pengakuan iman Misi Skisma Timur-Barat Perang Salib Reformasi Kontra Reformasi Denominasi Kristen
Alkitab terdiri dari 66 bagian yang disebut dengan kitab atau buku, 39 termasuk dalam Perjanjian Lama dan 27 dalam Perjanjian Baru yang diakui oleh seluruh denominasi Kristen, serta kitab tambahan Deuterokanonika yang jumlahnya bervariasi menurut denominasi Kristen (kaum Protestan hanya mengakui ke-66 kitab non-Deuterokanonika). Berdasarkan isinya dan gaya penulisan, Perjanjian Lama dapat dikelompokkan menjadi 5 bagian utama yaitu Kitab Taurat (5 kitab), Kitab Sejarah (12 kitab), Kitab Puisi (5 kitab), Kitab Nabi-nabi Besar (5 kitab) dan Kitab Nabi-nabi Kecil (12 kitab). Sementara pengelompokan untuk Perjanjian Baru adalah Kitab Injil (4 kitab), Kitab Sejarah (1 kitab), Surat-surat Rasuli (21 kitab) dan Kitab Wahyu (1 kitab).
Masing-masing kitab atau buku dibagi lagi menjadi beberapa pasal (mulai dari yang paling pendek 1 pasal: Obaja, Filemon, 2 Yohanes, 3 Yohanes, Yudas; dan yang paling panjang 150 pasal: Mazmur) dan masing-masing pasal dibagi menjadi beberapa ayat (mulai dari yang paling pendek 2 ayat: Mazmur 117; dan yang paling panjang 176 ayat: Mazmur 119). "Alamat Alkitab" adalah cara yang digunakan untuk memudahkan pencarian lokasi ayat di dalam Alkitab. Kejadian 1:1, misalnya, menunjuk pada ayat pertama pada pasal pertama pada kitab Kejadian, yaitu kitab pertama dalam Alkitab. Kitab-kitab di Alkitab disusun secara semi-kronologis. Semi-kronologis karena beberapa kitab tidak diketahui waktu penulisannya, dan beberapa lainnya merupakan kumpulan tulisan yang dikelompokkan menurut gaya penulisannya. Kitab Amsal yang ditulis oleh Salomo, misalnya, tidak ditempatkan setelah kitab 1 Raja-raja yang membahas riwayat Salomo, namun dikelompokkan bersama-sama dengan kitab-kitab puisi lainnya. (Ayub, Mazmur, Pengkhotbah, Kidung Agung). Kitab nabi Yeremia yang hidup di zaman raja Yosia, contoh lainnya, tidak ditempatkan setelah kitab 2 Raja-raja yang membahas riwayat raja Yosia, namun bersama-sama dengan kitab-kitab nabi nabi besar lainnya (Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, dan Daniel. Kitab-kitab lainnya, terutama kitab-kitab sejarah, disusun secara kronologis dan urutannya memengaruhi cara pembacaan agar tidak membingungkan. Kitab Keluaran, misalnya, tidak dapat dibaca sebelum membaca kitab Kejadian karena pembaca tidak akan mengerti latar belakangnya. Demikian juga kitab Kisah Para Rasul tidak dapat dibaca sebelum membaca keempat kitab Injil, karena kitabkitab itu merupakan latar belakang penulisan Kisah Para Rasul. Namun beberapa kitab, seperti Amsal dan Pengkhotbah, dapat dibaca secara lepas, walaupun pembaca akan lebih memahaminya jika mengetahui riwayat penulisnya, Salomo, yang dibahas di kitab-kitab sebelumnya (1 & 2 Raja-raja dan 1 & 2 Tawarikh). Pembagian Alkitab ke dalam buku, pasal, dan ayat, dan pengurutannya merupakan hasil dari kanonisasi oleh bapak gereja mula-mula. Struktur tersebut tidak berubah selama ratusan tahun, namun beberapa terjemahan Alkitab kadang-kadang memiliki konvensi yang sedikit berbeda, misalnya dalam kitab Mazmur Alkitab bahasa Indonesia nama penggubah Mazmur dan judul lagu dijadikan ayat yang pertama dalam suatu pasal, sedangkan dalam bahasa Inggris tidak. Oleh karena itu Alkitab bahasa Indonesia memiliki beberapa puluh ayat lebih banyak dari bahasa Inggris. Selain itu setiap terjemahan Alkitab memiliki bagian sub-pasal yang disebut dengan perikop, yaitu yang membahas suatu topik tertentu. Selain itu semenjak dahulu ada diskusi tentang kanon Alkitab: buku apa saja yang bisa dianggap bagian dari Alkitab. Pada abad ke-3 SM, Alkitab Ibrani atau Tanakh diterjemahkan dalam bahasa Yunani. Terjemahan ini disebut Septuaginta, tetapi memuat sejumlah buku yang tidak terdapat dalam versi Yahudi. Buku-buku ini disebut buku-buku Deuterokanonika.
39 kitab Perjanjian Lama atau kitab-kitab bahasa Ibrani; karena 97% isinya ditulis dalam bahasa Ibrani dan sisanya dalam bahasa Aramaik. 27 kitab dan surat Perjanjian Baru atau kitab-kitab bahasa Yunani; karena ditulis dalam bahasa Yunani oleh para pengikut Kristus (disebut sebagai orang Kristen). Kitab-kitab Deuterokanonika atau Apokrif (hanya dipakai oleh gereja Katolik Roma dan Ortodoks dan jumlahnya berbeda-beda menurut denominasi. Kristen Katolik memakai 7 kitab dan 2 tambahan pada kitab-kitab Perjanjian Lama lainnya.) Deuterokanonika Kitab Tobit Kitab Yudit Kitab 1 Makabe Kitab 2 Makabe Kitab Kebijaksanaan Salomo Kitab Yesus bin Sirakh Kitab Barukh Surat Yeremia Tambahan Daniel Perjanjian Baru Injil Matius Injil Markus Injil Lukas Injil Yohanes Kisah Para Rasul Surat Paulus kepada Jemaat di Roma Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Korintus Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia
Perjanjian Lama Kitab Kejadian Kitab Keluaran Kitab Imamat Kitab Bilangan Kitab Ulangan Kitab Yosua Kitab HakimHakim Kitab Rut Kitab 1 Samuel
Kitab 2 Samuel Kitab 1 Raja-raja Kitab 2 Raja-raja Kitab 1 Tawarikh Kitab 2 Tawarikh Kitab Ezra Kitab Nehemia Kitab Ester Kitab Ayub Kitab Mazmur Kitab Amsal Kitab Pengkhotbah Kitab Kidung Agung Kitab Yesaya Kitab Yeremia Kitab Ratapan Kitab Yehezkiel Kitab Daniel Kitab Hosea Kitab Yoel Kitab Amos Kitab Obaja Kitab Yunus Kitab Mikha Kitab Nahum Kitab Habakuk Kitab Zefanya Kitab Hagai Kitab Zakharia Kitab Maleakhi
Tambahan Ester
Surat Paulus kepada Jemaat di Efesus Surat Paulus kepada Jemaat di Filipi Surat Paulus kepada Jemaat di Kolose Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Tesalonika Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Tesalonika Surat Paulus yang Pertama kepada Timotius Surat Paulus yang Kedua kepada Timotius Surat Paulus kepada Titus Surat Paulus kepada Filemon Surat kepada Orang Ibrani Surat Yakobus Surat Petrus yang Pertama Surat Petrus yang Kedua Surat Yohanes yang Pertama Surat Yohanes yang Kedua Surat Yohanes yang Ketiga Surat Yudas Wahyu kepada Yohanes
Matius 6 Pembagian dan statistik ke-66 kitab dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru Alkitab Perjanjian Lama Taurat kitab 1 Kel. 2 Im. 3 Bil. 4 Ul. 5 Yos. 6 Hak. 7 Rut 8 1Sam. 9 2Sam. 10 1Raj. 11 2Raj. 12 1Taw. 13 2Taw. 14 Ezr. 15 Neh. 16 Est. 17 Ayb. 18 Mzm. 19 Ams. 20 Pkh. 21 Kid. 22 Yes. 23 Yer. 24 Rat. 25 Yeh. 26 Dan. 27 Hos. 28 Yl. 29 Kej. 50 pasal 40 27 36 34 24 21 4 31 24 22 25 29 36 10 13 10 42 150 31 12 8 66 52 5 48 12 14 3 1533 ayat 1213 859 1288 959 658 618 85 810 695 816 719 942 822 280 406 167 1070 2461 915 222 117 1292 1364 154 1273 357 197 73 31831 kata[1] 26962 20068 26857 23015 15281 15785 2162 20745 16794 20016 19090 16879 20989 6176 8706 4785 14474 35156 11871 4496 1974 30632 34516 2514 31797 9747 4297 1617
Nabi-nabi kecil
Injil Sejarah
Am. Ob. Yun. Mi. Nah. Hab. Zef. Hag. Za. Mal. Mat. Injil Sinoptik Mrk. Luk. Yoh. Kis. Rom. 1Kor. 2Kor. Gal. Ef. Flp. Surat-surat Paulus Kol. 1Tes. 2Tes. 1Tim. 2Tim. Tit. Flm. Ibr. 1Ptr. Surat-surat Petrus 2Ptr. Yak. 1Yoh. Surat-surat 2Yoh. Yohanes 3Yoh. Yud.
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65
9 1 4 7 3 3 3 2 14 4 28 16 24 21 28 16 16 13 6 6 4 4 5 3 6 4 3 1 13 5 5 3 5 1 1 1
146 21 48 105 47 56 53 38 211 55 1071 678 1151 879 1007 433 437 257 149 155 104 95 89 47 113 83 46 25 303 108 105 61 105 13 14 25
3414 507 1095 2496 979 1152 1322 947 5142 1481 20168 13079 22259 17067 22066 8846 8943 5897 2959 2725 1953 1866 1749 954 2184 1558 898 390 6483 1838 2328 1517 2410 285 316 638
Akhir Why. 66 22 404 10396 zaman Total Statistik Perjanjian Lama atau Kitab-Kitab 39 929 23145 496485 Ibrani Total Statistik Perjanjian Baru atau Kitab-Kitab 27 260 7957 161772 Yunani Kristen
[sunting] Ketersediaan
Terhitung tanggal 1 Januari 2007, terdapat 2.436 jumlah bahasa dan dialek yang telah digunakan dalam menerbitkan sedikit-dikitnya satu buku dari Alkitab[2]. Alkitab telah dicetak lebih dari 4.700.000.000 eksemplar dan merupakan "buku" yang paling banyak diterjemahkan dan dicetak di dunia. (sebagai catatan, jumlah bahasa yang digunakan di seluruh dunia tercatat 6.912 bahasa dari 39.491 bahasa yang pernah ada[3].)
Herodotus Sejarah tulisan Thucydides Tulisan Plato Gallic Wars tulisan Caesar
c. 900 M c. 900 M c. 900 M fragmen - c.114 beberapa buku c.200 hampir lengkap c.250 lengkap - c.325
1300 tahun 1300 tahun 1000 tahun +50 tahun 100 tahun 150 tahun 225 tahun
8 7 10
Perjanjian Baru
50-100
5.366
Kelompok Jesus Seminar berpendapat bahwa Injil ditulis paling awal tahun 130 hingga 150 oleh penulis yang tidak diketahui, jika hal tersebut benar, maka ada kira-kira 100 tahun setelah kematian Yesus (oleh sejarawan diperkirakan antara tahun 30-33). Namun hampir semua sejarawan Kristen lainnya telah mencapai konsensus bahwa Injil ditulis oleh para rasul pada abad pertama. Tiga bukti kuat mengenai hal tersebut adalah:
Dokumen-dokumen ajaran sesat seperti pengikut Marsion dan Valentinus yang mengutip dari Perjanjian Baru. Dokumen-dokumen yang ditulis oleh sumber sejarah mulal-mula, seperti Klementinus dari Roma, Ignatius, dan Polikarpus. fragmen Injil yang ditemukan dan dengan penanggalan-karbon diperkirakan berasal dari paling akhir tahun 117
Arkeologis Alkitab William Albright menyimpulkan bahwa keseluruhan Perjanjian Baru ditulis "sangat mungkin antara tahun 50 M dan 75 M"[8], sementara skeptis John A. T. Robinson bahkan memberikan tanggal yang lebih awal daripada kaum konservatif, yaitu sekitar tahun 40 dan 65[9]. Jika benar bahwa Perjanjian Baru ditulis pada pertengahan hingga akhir abad pertama, maka para rasul yang pada saat itu masih hidup dapat membuktikan kebenarannya dan segala kesalahan sejarah akan segera tampak baik oleh para saksi mata maupun penentang orang Kristen. Tulisan asli para rasul disimpan secara seksama oleh para gereja, namun penyimpanan yang paling seksama pun tidak dapat bertahan terhadap pendudukan Romawi, perjalanan waktu selama 2000 tahun, dan proses disintegrasi. Saat ini tidak ada yang tersisa dari tulisan-tulisan asli tersebut. Manuskrip asli semuanya hilang, meskipun para ahli masih berharap suatu ketika kejadian Gulungan Laut Mati terulang kembali. Namun tidak hanya Alkitab yang bernasib demikian; tidak ada dokumen asli lainnya dari zaman kuno yang selamat hingga saat ini. Para sejarawan tidak terganggu dengan hal tersebut asalkan mereka memiliki salinan yang dapat dipercayai. Pada awal sejarah kekristenan, jumlah gereja yang semakin bertambah menghasilkan semakin banyak salinan yang ditulis di bawah pengawasan ketat oleh para pemimpin gereja. Mengikuti tradisi Yahudi dalam menyalin Perjanjian Lama, setiap kata dengan hati-
hati disalin dan apabila ada satu kata yang salah maka seluruh perkamen atau papirus tersebut harus dimusnahkan. Jadi sekarang ini para ahli dapat mempelajari tulisan asli para rasul dari salinan dari salinan yang disalin dengan hati-hati, untuk menentukan keotentisitasan sehingga tiba pada sebuah perkiraan yang sangat dekat dengan dokumen aslinya. Tes yang digunakan untuk menentukan keabsahan salinan yang selamat antara lain: 1. Tes bibliografis. Tes ini membandingkan dengan dokumen kuno lain dari periode yang sama. Yang dibandingkan adalah jumlah salinan yang eksis saat ini, jarak waktu antara tulisan asli dan salinan paling awal yang selamat, dan perbandingan sejarah dengan dokumen kuno yang lain. Lebih dari 5000 manuskrip salinan dalam bahasa Yunani telah ditemukan, dan jika dihitung dalam bahasa-bahasa lain, jumlah tersebut menjadi 24000, semuanya berasal dari abad kedua hingga abad keempat. Selain itu selisih waktu tulisan asli dan salinan paling awal juga tidak begitu jauh (lihat tabel). Codex Vaticanus dan Codex Sinaiticus merupakan dua salinan Alkitab yang hampir lengkap dari abad ketiga hingga abad keempat. 2. Tes bukti internal. Tes ini mempertanyakan konsistensi saksi mata, detail nama orang, nama tempat, dan nama kejadian, surat kepada individu atau kelompok kecil, kejadian yang memalukan sang penulis, kehadiran materi yang tidak relevan atau kontraproduktif, dan tidak adanya materi yang relevan. Jika keempat Injil menulis hal yang sama persis, maka hal itu menjadi patut dicurigai. Para saksi mata yang menuliskan Injil menceritakan kisah Yesus dari perspektif yang berbeda-beda, namun catatan mereka tetap konsisten satu dengan yang lain, sehingga secara keseluruhan, keempat Injil memberikan gambaran yang jelas dan utuh tentang Yesus. Sejarawan juga menyukai detail karena hal tersebut mempermudah pelacakan kebenaran. Surat-surat Paulus dan keempat Injil penuh dengan detail nama orang, nama tempat, dan kejadian dan banyak di antaranya telah dibuktikan oleh sejarawan dan arkeologis. Nama-nama yang dikarang oleh penulis Injil akan dengan mudah ditemukan oleh orang-orang yang menentang mereka, para imam Yahudi dan tentara Romawi. Ahli sejarah Louis Gottschalk berpendapat bahwa surat yang tidak dipublikasikan secara umum dan ditujukan pada seseorang atau sekelompok kecil orang memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk dapat dipercaya, sedangkan sejarawan lain mengemukakan bahwa kebanyakan penulis tidak ingin mempublikasikan sesuatu yang memalukan mereka sendiri, oleh karena itu dokumen yang menuliskan hal yang memalukan para penulisnya secara umum lebih dapat dipercayai. Penyangkalan Petrus, kejahatan Paulus, dan banyak contoh yang lain tidak akan dicantumkan kecuali jika mereka benar-benar ingin memberikan laporan mengenai kejadian yang sesungguhnya. Selain tes-tes di atas, sejarawan juga mencari materi-materi kontraproduktif dan tidak relevan. Hasil yang tidak sesuai dengan yang diharapkan (Yesus mati disalib padahal dianggap akan menyelamatkan Israel, kubur Yesus yang kosong ditemukan oleh wanita padahal zaman itu kesaksian wanita tidak dianggap sama sekali) dan detail-detail yang tidak berhubungan dengan cerita utama dan hanya disinggung
sekali saja dianggap sebagai tanda bahwa materi-materi tersebut memang benarbenar terjadi atau mereka tidak akan dituliskan. Demikian pula dengan isu-isu yang dihadapi oleh gereja abad pertama pengabaran Injil kepada non-Yahudi, karunia Roh Kudus, sakramen baptis, kepemimpinan gereja sedikit sekali disinggung oleh Yesus. Adalah masuk akal jika para rasul hanya ingin menyelesaikan masalah tersebut dengan menambahkan materi-materi ke dalam Injil yang ditulis. Dalam satu masalah, Paulus dengan terus terang berkata, "Untuk mereka aku tidak mendapat perintah dari Tuhan" 3. Tes bukti eksternal. Tes ini mengukur reliabilitas suatu dokumen dengan membandingkan dengan catatan sejarah yang lain. Dalam hal ini yaitu catatan sejarah non-Kristen tentang Yesus. Paling tidak ada tujuh belas tulisan non-Kristen yang mencatat lebih dari lima puluh detail tentang kehidupan, pengajaran, kematian, dan kebangkitan Yesus, ditambah dengan detail gereja mula-mula[10] Lebih jauh lagi, reliabilitas Perjanjian Baru didukung oleh lebih dari 36.000 dokumen non-Alkitab (kutipan dari pemimpin gereja tiga abad pertama) sehingga jika seluruh salinan Perjanjian Baru hilang, maka para ahli dapat merekonstruksi ulang menggunakan dokumendokumen tersebut dengan perkecualian beberapa ayat saja.[11] Dengan bukti-bukti yang telah ada, maka dapat disimpulkan bahwa Alkitab yang beredar saat ini dapat dipercayai kebenarannya / tidak ditambah-tambahi dalam rentang waktu 2000 tahun.
Alkitab Edisi Studi Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah teks Alkitab bahasa Indonesia
Teks Alkitab Bahasa Indonesia sudah ada sejak lama. Sejak awal abad ke-17 (tahun 1612 di Batavia) hingga saat ini sudah ada paling sedikit 22 versi dan porsi Alkitab yang pernah diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Melayu-Indonesia (modern dan kuno, rendah, dan tinggi) [12], di antaranya yang paling sering digunakan dewasa ini adalah Terjemahan Baru (TB), Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS), dan Firman Allah Yang Hidup (FAYH).
yang berasal dari berbagai negeri dan berbagai generasi, di mana masing-masing penulis selain berfungsi sebagai penyalin, juga berfungsi sebagai penyunting dan menambahkan gagasan-gagasan baru ke dalam naskah yang telah ada karena motif tertentu yang tidak selamanya negatif. Perbedaan sudut pandang al Qur'an dengan pandangan para teolog terutama dalam menyikapi proses dan hasil penyuntingan dan perubahan tersebut, di mana al Qur'an memandang perubahan yang terjadi sebagai sebuah bentuk distorsi yang tidak layak dilakukan terhadap firman Allah, sehingga hasil yang didapatkan bukan lagi firman Allah yang murni karena telah terkontaminasi pikiran dan kehendak manusia. Sementara para teolog memandang proses penyuntingan dan perubahan yang mengikuti tradisi Yahudi ini sebagai bagian dari inspirasi Allah untuk menghasilkan suatu naskah final yang standar.