Anda di halaman 1dari 16

Pengumpulan Spesimen Urine

Posted by Riswanto on Sunday, February 21, 2010 Labels: Pengumpulan Spesimen, Tes Urine

Hasil pemeriksaan urine tidak hanya dapat memberikan informasi tentang ginjal dan saluran kemih, tetapi juga mengenai faal berbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pancreas, dsb. Namun, untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat, diperlukan specimen yang memenuhi syarat. Pemilihan jenis sampel urine, tehnik pengumpulan sampai dengan pemeriksaan harus dilakukan dengan prosedur yang benar.

Jenis sampel urine :

Urine sewaktu/urine acak (random) Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan secara khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau hipertonik dan mungkin mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa sebagai kontaminan. Jenis sampel ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.

Urine pagi Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum makan atau menelan cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Urine pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin serta tes kehamilan berdasarkan adanya HCG (human chorionic gonadothropin) dalam urine.

Urine tampung 24 jam Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus-menerus dan dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk analisa kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya ureum, kreatinin, natrium, dsb. Urine dikumpulkan dalam suatu botol besar bervolume 1.5 liter dan biasanya dibubuhi bahan pengawet, misalnya toluene.

Wadah

Spesimen

Wadah untuk menampung spesimen urine sebaiknya terbuat dari bahan plastik, tidak mudah pecah, bermulut lebar, dapat menampung 10-15 ml urine dan dapat ditutup dengan rapat. Selain itu juga harus bersih, kering, tidak mengandung bahan yang dapat mengubah komposisi zat-zat yang terdapat dalam urine.

Prosedur

Pengumpulan

Pengambilan spesimen urine dilakukan oleh penderita sendiri (kecuali dalam keadaan yang tidak memungkinkan). Sebelum pengambilan spesimen, penderita harus diberi penjelasan tentang tata cara pengambilan yang benar.

Spesimen urine yang ideal adalah urine pancaran tengah (midstream), di mana aliran pertama urin dibuang dan aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Aliran pertama urine berfungsi untuk menyiram sel-sel dan mikroba dari luar uretra agar tidak mencemari spesimen urine.

Sebelum dan sesudah pengumpulan urine, pasien harus mencuci tangan dengan sabun sampai bersih dan mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue. Pasien juga perlu membersihkan daerah genital sebelum berkemih. Wanita yang sedang haid harus memasukkan tampon yang bersih sebelum menampung spesimen.

Pasien yang tidak bisa berkemih sendiri perlu dibantu orang lain (mis. keluarga atau perawat). Orang-orang tersebut harus diberitahu dulu mengenai cara pengumpulan sampel urine; mereka harus mencuci tangannya sebelum dan sesudah pengumpulan sampel; menampung urine midstream dengan baik. Untuk pasien anak-anak mungkin perlu dipengaruhi/dimaotivasi untuk mengeluarkan urine. Pada pasien bayi dipasang kantung penampung urine pada genitalia.

Pada kondisi tertentu, urine kateter juga dapat digunakan. Dalam keadaan khusus, misalnya pasien

dalam keadaan koma atau pasien gelisah, diperlukan kateterisasi kandung kemih melalui uretra. Prosedur ini menyebabkan 1 - 2 % risiko infeksi dan menimbulkan trauma uretra dan kandung kemih. Untuk menampung urine dari kateter, lakukan desinfeksi pada bagian selang kateter dengan menggunakan alkohol 70%. Aspirasi urine dengan menggunakan spuit sebanyak 10 12 ml. Masukkan urine ke dalam wadah dan tutup rapat. Segera kirim sampel urine ke laboratorium.

Untuk mendapatkan informasi mengenai kadar analit dalam urine biasanya diperlukan sampel urine 24 jam. Cara pengumpulan urine 24 jam adalah :

Pada hari pengumpulan, pasien harus membuang urin pagi pertama. Catat tanggal dan waktunya. Semua urine yang dikeluarkan pada periode selanjutnya ditampung.

Jika pasien ingin buang air besar, kandung kemih harus dikosongkan terlebih dahulu untuk menghindari kehilangan air seni dan kontaminasi feses pada sampel urin wanita.

Keesokan paginya tepat 24 jam setelah waktu yang tercatat pada wadah, pengumpulan urin dihentikan.

Spesimen urine sebaiknya didinginkan selama periode pengumpulan.

Biakan

Urine

Spesimen urine apabila ditampung secara benar mempunyai nilai diagnostic yang besar, tetapi bila tercemar oleh kuman yang bersal dari urethra atau peritoneum dapat menyebabkan salah penafsiran. Sampel urine acak cukup baik untuk biakan kuman. Namun, bila specimen urine acak tidak menunjukkan pertumbuhan, urine pekat atau urine pagi dapat digunakan.

Sampel urine yang dikumpulkan adalah urine midstream clean-catch. Biakan kuman dengan sampel ini dapat menentukan diagnosis secara teliti pada 80% penderita wanita dan hampir 100% penderita pria, apabila lubang uretra dibersihkan sesuai persyaratan. Urine clean-catch adalah spesimen urin midstream yang dikumpulkan setelah membersihkan meatus uretra eksternal. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk tes biakan kuman (kultur). Sebelum mengumpulkan urine, pasien harus membersihkan daerah genital dengan air bersih atau steril. Jangan gunakan deterjen atau desinfektan. Tampung urine bagian tengah ke dalam wadah yang steril. Kumpulkan urin menurut

volume direkomendasikan, yaitu 20 ml untuk orang dewasa dan 5-10 ml untuk anak-anak.

Pada keadaan yang mengharuskan kateter tetap dibiarkan dalam saluran kemih dengan sistem drainase tertutup, urine untuk biakan dapat diperoleh dengan cara melepaskan hubungan antara kateter dengan tabung drainase atau mengambil sampel dari kantung drainase.

Bila tidak memungkinkan memperoleh urine yang dikemihkan atau bila diduga terjadi infeksi dengan kuman anaerob, aspirasi suprapubik merupakan cara penampungan yang paling baik.

Spesimen yang menunjukkan pertumbuhan lebih dari satu jenis kuman, dianggap sebagai tercemar, kecuali pada penderita dengan kateter yang menetap.

Cara pengambilan sampel urine clean-catch pada pasien wanita :

Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue.

Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu tangan Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan arah dari depan ke belakang Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan kasa steril yang lain. Selama proses ini berlangsung, labia harus tetap terbuka dan jari tangan jangan menyentuh daerah yang telah dibersihkan.

Keluarkan urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah steril yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar wadah.

Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium.

Cara pengambilan urine clean-catch pada pasien pria :

Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue.

Jika tidak disunat, tarik preputium ke belakang. Keluarkan urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah steril yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar wadah.

Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium

Aspirasi jarum suprapubik transabdominal kandung kemih merupakan cara mendapatkan sampel urine yang paling murni. Pengumpulan urine aspirasi suprapubik harus dilakukan pada kandung kemih yang penuh.

Lakukan desinfeksi kulit di daerah suprapubik dengan Povidone iodine 10% kemudian bersihkan sisa Povidone iodine dengan alkohol 70%

Aspirasi urine tepat di titik suprapubik dengan menggunakan spuit Diambil urine sebanyak 20 ml dengan cara aseptik/suci hama (dilakukan oleh petugas yang berkompenten)

Masukkan urine ke dalam wadah yang steril dan tutup rapat. Segera dikirim ke laboratorium.

Perhitungan Koloni Bakteri Dan Isolasi


05:02 DAUN JATI NO COMMENTS

Materi 3 Perhitungan Koloni Bakteri dan Isolasi 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Pertumbuhan mikroorganisme terdiri dari beberapa fase yaitu fase adaptasi, pertumbuhan awal, pertumbuhan logaritmik, pertumbuhan lambat, pertumbuhan tetap (stationer), menuju kematian, serta fase kematian. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah nutrient, air, pH, suhu dan oksigen. Suatu sampel yang diperkirakan mengandung lebih dari 300 sel mikroba per ml, per g, atau per cm permukaan, memerlukan perlakuan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium agar di dalam cawan petri, sehingga setelah dihitung, dimana jumlah yang terbaik adalah antara 30 300. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloni dapat dihitung sebagai satu koloni dan satu deretan (rantai) koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni. Untuk mendapatkan atau menumbuhkan jenis mikroorganisme tertentu, maka dilakukan isolasi. Dengan isolasi inilah dapat diidentifikasi jenis bakteri tertentu baik dari kelimpahan maupun morfologinya. Isolasi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode cawan tuang dan metode cawan gores. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah agar praktikan Mikrobiologi dasar dapat mengetahui cara-cara perhitungan koloni dsn mengisolasi sel bakteri. Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan mampu melakukan perhitungan koloni bakteri dan mampu melakukan isolasi terhadap bakteri. 1.3 Waktu dan Tempat Praktikum Mikrobiologi Dasar dengan materi perhitungan koloni bakteri dan isolasi dilaksanakan pada hari Rabu, 6 Oktober 2010 mulai pukul 15.00 17.00 WIB di Laboraturium Mikrobiologi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang. 2. Metode 2.1 Alat dan Fungsi Alat-alat yang digunakan pada praktikum Mikrobiologi Dasar materi perhitungan koloni bakteri dan isolasi antara lain : - Jarum Loop : untuk memindahkan/menginokulasi mikroba dari media padat ke cair atau sebaliknya. - Cawan petri : sebagai wadah untuk penanaman bakteri dan jamur. - Bunsen : untuk pengkondisian aseptis. - Incase : untuk menginkubasi media pada suhu kamar. - Colony Counter : untuk menghitung jumlah koloni bakteri.

2.2 Bahan dan Fungsi Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum Mikrobiologi Dasar materi perhitungan kolonii bakteri dan isolasi antara lain : - NA : sebagai media untuk bakteri. - Alkohol : untuk pengkondisian steril alat/lingkungan. - Kapas : untuk menutup lubang pangkal pipet serologis saat akan diinkubasi. - Koran : untuk membungkus cawan petri. - Tali : untuk mengikat alat yang telah dibungkus Koran. 2.3 Skema Kerja 2.3.1 Perhitungan Koloni Bakteri

2.3.2 Isolasi

3. Tinjauan Pustaka 3.1 Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri Dalam Edukasi (2010), pertumbuhan pada bakteri mempunyai arti perbanyakan sel dan peningkatan ukuran populasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri/kondisi untuk pertumbuhan optimum adalah: 1. Suhu 4. Sumber Nutrisi 2. pH 5. Zat-zat sisa metabolism 3. Konsentrasi garam 6. Zat kimia Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah penyediaan nutrient yang sesuai untuk aktivitas bakteri faktor fisika dan faktor kimia. Faktor fisika yaitu tekanan osmosis dan suhu. Sedangkan fakktor kimia yaitu pH. Setiap jenis bakteri mempunyai pH lingkungan yang optimal (Neutrofil 6,0-8,0), minimal (Asidofil 2,0-5,0) dan maksimal (Alkofil 8,4-9,5) (Fauzi, 2009). Menurut Pelczar et al., (2005) istilah pertumbuhan umum digunakan untuk bakteri dan mikroorganisme lain dan biasanya mengacu pada perubahan di dalam hasil panen sel (pertambahan total masa sel) dan bukan perubahan individu organisme. Menurut Rahmat (2010), istilah pertumbuhan pada bakteri mengacu pada perubahan dalam populasi total dan bukan perubahan dalam satu individu. Reproduksi bakteri merupakan pembelahan biner melintang, sehingga pertambahan populasi bekteri akan bertambah secara geometrik. Selang waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk membelah diri atau untuk populasi menjadi dua kali lipat disebut waktu generasi. 3.2 Fase-fase Pertumbuhan Bakteri dan Kurva Pertumbuhan Menurut Fauzi (2009), fase pertumbuhan bakteri sebagai berikut : 1. Fase Log adalah fase dimana bakteri beradaptasi dengan lingkungannya dan mulai bertambah sedikit demi sedikit. 2. Fase Logaritmik adalah fase dimana pembiakan bakteri berlangsung paling cepat. Jika ingin mengadakan piaraan yang cepat tumbuh, maka bakteri dalam fase ini baik sekali untuk dijadikan inokulum. 3. Fase Stationer adalah fase dimana jumlah bakteri yang berkembang biak sama dengan jumlah bakteri yang

mengalami kematian. 4. Fase Autolysis (Kematian) adalah fase dimana jumlah bakteri yang mati semakin banyak, melebihi jumlah bakteri yang berkembang biak. Menurut Zubaidah (2006), fase-fase pertumbuhan bakteri antara lain : 1. Fase adaptasi, untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar. 2. Fase pertumbuhan awal, mikroba mulai membelah dengan kecepatan yang rendah. 3. Fase pertumbuhan logaritmik, mikroba membelah dengan cepat dan konstan. 4. Fase pertumbuhan lambat, pertumbuhan populasi mikroba diperlambat. 5. Fase pertumbuhan tetap (statis), jumlah populasi sel tetap. 6. Fase menuju kematian dan fase kematian, sebagian populasii mikroba mulai mengalami kematian. Menurut Rahmat (2010), Selama inkubasi atau fase pertumbuhan seimbang, pertumbuhan bakteri akan mengalami beberapa fase yaitu : - fase lamban (lag fase) , hampir tanpa pertumbuhan - fase log, periode pertumbuhan yang cepat - fase statis (stationary), pertumbuhan tetap (mendatar) - fase kematian, mulai penurunan sel-sel hidup. 3.3 Pengertian dan Tujuan Isolasi Di alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Di dalam laboraturium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat, dan kemampuan biokimiawinya (Saurus, 2008). Tujuan isolasi adalah untuuk mengisolasi bakteri serta menguji aktivitass nukleasies dari sejumlah isolate yang dihasilkan (Amsi, 2010). Isolasi secara definitif adalah memisahkan suatu mikroba dari lingkungannya di alam. Kemudian ditumbuhkan sebagai bahan murni dalam media buatan dengan metode aseptis (Nursyam, 1985). Menurut Sutedjo (1991), isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Dengan menumbuhkan dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara penggoresan dan penaburan.

3.4 Macam Metode Perhitungan Koloni Perhitungan Koloni Pour plate : 1 x koloni Faktor pengenceran Spread plate : 1 x 10 x koloni Faktor pengencer Standard plate count : 30-300 koloni Perhitungan koloni akan lebih mudah dan cepat jika pengenceran dilakukan secara decimal (Caeva, 2010). Metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam bahan pangan terdiri dari metode hitungan cawan, most propable number (MPN) dan metode hitungan mikroskopik langsung. Metode lainnya yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam suatu larutan adalah metode turbidimetri (kekeruhan) menggunakan spektrofotometer (Fardiaz, 1993). Menurut Rochima (2005), metode perhitungan Jumlah Bakteri Total berdasarkan Fardiaz (1993) dengan

menggunakan cawan pembiakan (plate count), caranya semua koloni yang tumbuh di dalam cawan media SSW dihitung. Misalnya, pada pengenceran 10-3 terdapat 280 koloni, kemudian pada pengenceran 10-4 terdapat 96 koloni, dan pada pengenceran 10-5 terdapat 32 koloni, maka perhitungannya adalah sebagai berikut: Jumlah bakteri/ml bahan yang diperiksa = (280x10-3) + (96x10-4) + (32x10-5) 3 Hasil hitungan koloni bakteri yang dapat diandalkan adalah antara 30-300 koloni pada setiap cawan biakan.

4. Pembahasan 4.1 Analisa Prosedur Cawan petri diambil dari incase setelah diinkubasi selama semalam, dibuka bungkusnya dan dihitung jumlah koloni bakteri. Jumlah yang terbaik atau ragennya adalah antara 30-300. Perhitungan cawan petri menggunakan colony counter yaitu pertama diambil cawan petri yang telah diinkubasi semalam dan terdapat bakteri, kemudian kabel dicolokkan dan ditaruh cawan petri diatas tempat pengamatan setelah itu tunjuk bakteri yang ada pada cawan petri dengan menggunakan balpoin maka jumlah bakteri akan tercantum secara otomatis pada penghitungan digital dan dicatat hasilnya. Apabila terdapat bentuk bulat, garis, bercak yang besar, atau bentuk apapun, koloni tersebut dihitung dengan 1 koloni. Pengisolasian bakteri, hal utama yang dilakukan adalah disemprotkan alkohol 70% pada tanngan dan lingkungan sekitar agar tetap aseptis. NA yang sudah steril, dituangkan 15-20 ml kedalam 4 cawan petri yang sudah disterilkan didekat Bunsen agar bakteri dri luar tidak ikut masuk kedalam cawan (terkontaminasi). Didinginkan hingga beku. 4 cawan petri yang sudah beku dimasukkan kedalam plastik untuk dibungkus dan diikat dengan dengan karet agar lebih erat bungkusnya dan tidak ada udara luar yang masuk. Setelah itu dimasukkan kulkas selama kurang lebih 24 jam dan didapatkan media isolasi. Sedangkan untuk isolasi bakteri, disiapkan jarum loop dan dipijarkan diatas Bunsen agar jarum loop steril hingga berwarna merah dan didiamkan sebentar karena jika langsung diambil bakterinya akan mati karena jarum loop terlalu panas. Sehingga setelah jarum loop memerah diatas Bunsen sebaiknya jarum loop ditauh pada media yang tidak ada bakterinya sampai bunyi cesh itu tanda kalau jarum loop sudah tidak sepanas tadi. Diambil 1 sel bakteri dari koloni yang bentuknya bulat dan besar bagus dari cawan petri (pengambilan tersebut setelah dihitung jumlah dihitung jumlah koloni yang tumbuh). Digoreskan pada media isolasi dengan metode gores (zigzag) agar bakteri yang diisolasi dapat terlihat dengan bentuk zigzag setelah itu diinkubasi pada suhu ruang (diincase) selama 24 jam. Pembuatan media isolasi, disiapkan 4 cawan yang sudah disterilisasi. NA 5,6 gramdituangkan 15-20 ml kedalam cawan petri yang sudah disterilisasi. Pada saat penuangan cawan petri didekatkan dengann Bunsen bertujuan agar tetap terjaga kondisi yang aseptis, didinginkan hingga memadat lalu dimasukkan/dibungkus plastik dan diikat karet agar tidak terkontaminasi dari udara luar. Kemudian dimasukkan kulkas selama kurang lebih 24 jam. 4.2 Analisa Hasil Pada praktikum Mikrobiologi Dasar materi perhitungan koloni bakteri dan isolasi, hasil data dari perhitungan jumlah koloni dan TPC kelompok 10 adalah : Sampel 10-3 10-4 10-5 TPC ABABAB Ikan kembung 292 191 267 322 125 248 2.4 x 105 Perhitungan : AB

10-3 292 191 10-4 267 322 10-5 125 248

Hasil perhitungan dibandingkan dengan tiap kelompok. Data Perhitungan Koloni Klmpk Sampel 10-3 10-4 10-5 TPC ABABAB 1 Nila 156 205 47 62 36 49 1.805 x 105 2 Lele 48 137 13 61 1 8 0.925 x 105 3 Mas 21 14 10 8 1 2 0 4 Bandeng 300 280 90 70 45 56 2.9 x 105 5 Nila 156 205 47 62 36 49 1.805 x 105 6 Lele 48 46 13 44 1 8 0.47 x 105 7 Mas 29 31 7 7 8 105 0.31 x 105 8 Bandeng 153 176 77 67 5 22 1.645 x 105 9 Bawal 282 258 269 207 279 157 2.7 x 105 10 Kembung 292 191 267 322 125 248 2.4 x 105 11 Kuniran 44 Spreader 103 103.44 x 105 Range yang digunakan dalam praktikum Mikrobiologi Dasar materi perhitungan koloni bakteri dan isolasi adalah 30300 koloni.

- Perhitungan Kelompok 1 (Nila) AB 10-3 156 205 10-4 47 62 10-5 36 49 TPC = TPC = Kelompok 2 (Lele) AB 10-3 48 137

10-4 13 61 10-5 1 8 TPC = TPC = Kelompok 3 (Mas) AB 10-3 21 14 10-4 10 8 10-5 1 2

TPC = 0 Kelompok 4 (Bandeng) AB 10-3 300 280 10-4 90 70 10-5 45 56 TPC = TPC =

Kelompok 5 (Nila) AB 10-3 156 205 10-4 47 62 10-5 36 49

TPC = TPC = Kelompok 6 (Lele) AB 10-3 48 46 10-4 13 44 10-5 1 8 TPC = TPC = Kelompok 7 (Mas) A B 10-3 29 31 10-4 7 7 10-5 8 105 TPC = 31 x TPC = = 0.31 x 105 Klompok 8 (Bandeng) AB 10-3 153 176 10-4 77 67 10-5 5 22 TPC = TPC =

Kelompok 9 (Bawal) AB 10-3 282 258 10-4 269

207 10-5 279 157 TPC = TPC = Kelompok 10 (Kembung) AB 10-3 292 191 10-4 267 322 10-5 125 248 TPC = TPC = Kelompok 11 (Kuniran) AB 10-3 44 Spreader 10-4 Spreader Spreader 10-5 Spreader 103 TPC I = 44 x 103 = 0.44 x 105 TPC II = = 103 x 105 + TPC = 103.4 x 105 5. Kesimpulan Dari praktikum mikrobiologi dasar materi perhitungan koloni bakteri dan isolasi dapat ditarik kesimpulan : - Pertumbuhan adalah sebagai pertambahan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. - Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah nutrient, air, pH, suhu, dan oksigen. - Fase-fase pertumbuhan bakteri antara lain : fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan logaritmik, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap (statis), fase menuju kematian, dan fase kematian. - Tujuan dari isolasi adalah untuk mengisolasi bakteri serta menguji aktivitas nukleasies daari sejumlah isolate yang dihasilkan. - Isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. - Isolasi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode cawan tuan dan metode cawan gores. - Dari data perhitungan koloni disemua kelompok, dapat dilihat TPC tertinggi didapatkan dari sampel ikan kuniran kelompok 2 dengan nilai TPC = 103.44 x 105, sedangkan TPC terendah didapatkan dari sampel ikan mas pada kelompok 3 dengan nilai TPC = 0.

Daftar Pustaka Amsi. 2010. Review. Http://amsiku.muliply.com. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2010 pukul 16.00 WIB. Ceeva. 2010. Perhitungan Koloni Bakteri. Http://ceeva.wordpress.com. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2010 pukul 19.10 WIB. Edukasi. 2010. Pertumbuhan Bakteri. Http://www.e-dukasi.net. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2010 pukul 16.45 WIB. Fardiaz, Srikandi. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo. Jakarta. Fauzi, Syarif. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri. Http//syariffauzi.wordpress.com. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2010 pukul 07.00 WIB. Nursyam, Happy; Ahmad Soewarso dan Murachan. 1985. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Universitas Brawijaya. Malang. Pelczar, Michael J; SJR dan ECS Chan. 2005. Microbiology. Mc Grawwell Company. Newyork. Rahmat, Dedi. 2010. Kelenturan Fenotif Bakteri Streptococcus lactis pada Berbagai Kondisi Lingkungan (Phenotypic Elasticity of Streptococcus lactis on Various Enviromental Condition). Fakultas Peternkan UNPAD. Semarang. Rochima, Emma. 2005. Dinamika Jumlah Bakteri Selama Fermentasi Selama Prosesing Ikan Asin Jambal Roti. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Jatinangor. Bandung. Saurus, Ekmon. 2008. Kolasi Mikroorganisme. Http://ekmon-saurus.blogspot.com. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2010 pukul 06.13 WIB. Sutedjo. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rhineka Cipta. Jakarta. Zubaidah, Elok; Dian Widyaningtyas dan Mokhamad Nur. 2006. Diktat Kuliah Mikrobiologi Umum. Universitas Brawijaya. Malang.

Pemeriksaan Angka Kuman - SERIAL DILUTION


Diposkan oleh eema di 23:25 Label: bakteriologi

Serial Dilution adalah pengenceran bertahap dari suatu zat dalam larutan. Biasanya faktor pengenceran di setiap langkah adalah konstan, sehingga dalam perkembangan geometris dari konsentrasi dalam mode logaritmik. Sebuah pengenceran sepuluh kali lipat serial dapat 1 M, 0,1 M, 0,01 M, 0,001 M. .. Pengenceran serial digunakan untuk menciptakan solusi yang sangat akurat diencerkan serta solusi untuk percobaan menghasilkan kurva konsentrasi dengan skala logaritmik. Sebuah pengenceran sepuluh kali untuk setiap langkah ini disebut pengenceran logaritmik atau log-pengenceran, pengenceran (100,5 kali lipat) 3.16 kali lipat disebut pengenceran setengah-logaritmik atau setengah-log pengenceran, dan pengenceran (100,25 kali lipat) 1,78 kali lipat disebut pengenceran seperempatseperempat-logaritmik atau pengenceran log. Pengenceran serial yang banyak digunakan dalam ilmu pengetahuan eksperimental, termasuk biokimia, farmakologi, mikrobiologi, dan fisika.

Karena ukuran bakteri sangat kecil, menghitung jumlah bakteri dalam sampel bisa sulit di terbaik. Meskipun jumlah langsung mungkin dengan mikroskop, mereka memerlukan banyak waktu dan keahlian. Sebuah metode yang lebih mudah adalah untuk menyebarkan bakteri di wilayah yang luas (plate agar yaitu nutrisi) dan menghitung jumlah koloni yang tumbuh. Jika bakteri ini menyebar cukup, setiap selbakteri dalam sampel asli harus menghasilkan koloni tunggal. Biasanya, sampel bakteri harus diencerkan jauh untuk mendapatkan jumlah yang wajar. Ketika seseorang bermaksud untuk menentukan jumlah sel dalam kultur bakteri salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan melakukan pengenceran serial. Karenajumlah sel bakteri biasanya sangat tinggi dalam sampel asli Anda.

Jumlah sel bakteri perlu dikurangi, yang dilakukan dengan berulang kali menipiskanjumlah bakteri yang Anda miliki dalam sampel Anda. Sejumlah kecil sampel bakteridicampur dengan larutan pengencer (kaldu steril tersebut), dan kemudian berturut-turut dibuat pengenceran. Sejumlah kecil dari masing-masing sampel diencerkanbakteri ini kemudian menyebar ke sebuah plate agar. Jumlah koloni bakteri yangtumbuh pada piring masingmasing dihitung. Dengan bekerja mundur menggunakanperkalian dengan "faktor pengenceran" (berapa kali Anda telah diencerkan sampelbakteri dengan larutan pengencer), Anda akan dapat membuat penentuan jumlahbakteri dalam sampel asli Anda. Metode ini memiliki beberapa kelemahan, namun. Cedera bakteri mungkin tidak selalumembentuk koloni. Juga, karena tidak ada solusi tunggal yang pengencer mendukungpertumbuhan semua jenis bakteri, beberapa bakteri dapat dibiarkan keluar dari setiapprosedur penghitungan yang diberikan.

CARA KERJA

Kirimkan Ini lewat Email

Anda mungkin juga menyukai