Anda di halaman 1dari 3

Matahari pagi bersinar dengan cahaya yang menghatkan tubuh di dingin nya pagi.

Kira sebut saja begitu, anak yang baru berusia 16 tahun. Setelah shubuh kira sudah disibukan membantu ibunya yang membuat sarapan untuk ayah dan Kira sendiri. Jam terus berdetak dan menunjukan pukul 05.30 membuat kira untuk bersiap-siap untuk sekolah dan mandi. Seusai mandi kira langsung berganti pakaiannya dan sarapan. Jam sudah menunjukan pukul 06.15 akhirnya kira setelah berpamitan kepada kedua orang tuanya ia berangkat menuju sekolahnya denga sepeda buntutnya yang satu-satunya alat transpotasi ke sekolah. Dengan semangat pagi dan perasaan yang begitu senag karna mendapat uang saku yang lebih dari ayahnya ia mengayuh sepedanya dengan cepat. Sampailah kira di sekolah nya lalu kira memakirkan sepedanya. Kira tak langsung menuju kelasnya tetapi ia menyempatkan untuk sholat dhuha terlebih dahulu di mushola sekolahnya. Bel tanda masukpun berbunyi! (Tut tet tot) Kira yang seusai sholat dhuha langsung menuju kelasnya, dengan berjalan cepat karna biasanya bu wida guru ipa biologi sudah terlebih dahulu masuk kelasnya. Namun pagi itu sangat berbeda ketika kira sampai di kelasnya gurunya belum tampak wajah ibu wida. Setelah kira masuk kelas langsung saja kira duduk di paling belakang bersama rendi yang sedang mencotek pr temannya. Baru dua menit kira duduk akhirnya bu wida masuk kelas bu wida membawa siswi baru yang membuat anak lelaki semua terpana karena anak perempuan yang putih cantik dan sholeha bahkan aurat tertutup semua. Anak perempuan yang sangat sangat berbeda dari anak perempuan yang lain. Saat itu semua tertarik pada perkenalan siswi baru itu namun tidak bagi kira karena kira selalu menjaga izzah dan pandangan jika dengan perempuan, kira malah asyik dengan buku bacaan yang iya keluarkan dari tas. Bu wida kemudian memperkenlakan anak perempuan itu. Nama siswi baru itu adalah aisyah, anak pindahan dari Sumatra barat. Pindah ke Yogyakarta karena ayahnya dipindahkan tugasnya. Aisyah sendiri ternyata mempunyai prinsip yang sama dengan kira yaitu menjaga izzah dan menjaga pandangan. Setelah perkenalan aiyah di persilahkan duduk dan pembelajaranpun di mulai. Sepert biasa pelajarn begitu terasa lama namun bagi kira itu adalah hal yang mengasyikan, tetapi bagi teman-teman yang lain adalah hal yang membosankan bahkan teman-teman ada yang sampai tertidur ketika berlangsung pelajaran. Bel pulang sekolahpun berbunyi (tut tet tot). kira langsung menuju mushola untuk melaksanakan sholat dzuhur karena waktu sudah memasuki sholat dzuhur. Sampainya di mushola

tak seperti biasanya, karena biasanya hanya terdapat Pak Aji dan Pak Reno yang keduanya guru agama di sekolahnya, tetapi siang itu ada satu anak perempuan yaitu tak lain tak bukan adalah aisyah. Kemudian mereka sholat dzuhur berjamaah. Seusai sholat dan dzikir pak Aji berbincangbincang dengan pak Reno di dalam mushola. Ternyata hasil pembicaraan kedua guru itu adalah pembentukan kerohanian islam di SMA itu.

Tiga bula kemudian Siang itu pak Aji sebagai guru agama islam meremiskan kerohanian islam (rohis) yang di bernama AL-JIHAD karena berarti perjuangan dalam menegakan syariat islam di sekolah itu. Sedangkan anggotanya ada 3 anak yaitu Kira dan Aisyah yang duduk di kelas 2 dan Linda yang masih duduk di kelas 1. Kegiatan awal di organisasi tu sebatas merawat mushola, namun seiring berjalannya waktu akhirnya pak Aji memberikan sedikit ilmunya dalam kajian. Dan ketika kajian pertama menambah siswa dari kelas 1 yang ikut yaitu Ken dan Roy. Pak Aji memberikan ilmu tentang agama islam yang lebih mendetail agar anggota rohis tidak menjadi orang awam. Di situlah kira dan anggota yang lain mendapat ilmu tentang VMJ, menejemen ilmu, ada takdir dll. Dan bagi kira ilmu terpenting di situ adalah menejemen cinta dan menejemen ilmu karena itu sebagai dasar dan ilmu yang juga dikuasai oleh ayahnya. Lima bulan berlalu Kira yang sudah cukup mempunyai banyak ilmu dari tidak bolehnya pacar sampai ilmu islam mendetail namun cobaan mesti slalu dating dari terlihat banyak cewek yang menyatakan cinta padanya namun kira tak bias menerima karena itu pantangan baginya. Begitu juga Aisyah iya semakin terlihat aura ke Akhwatannya. Hari demi hari dilalui dengan seperti biasa bagi siswa yang lain, namun tidak bagi kira dan aisyah berawal dari tugas guru yang menuntun mereka sekelompok membuat ada benih benih godaan setan untuk ber-vmj. Mereka berdua sangat-sangatlah bingung karena mereka gak mau berpacaran tetapi mereka mempunyai rasa yang berbeda. Akhirnya mereka memutuskan untuk tidak berpacaran, namun mereka berkomitmen. Dari keputusan itu mereka semakin dekat dari sms tugas sampai sms gak penting. Dan mereka ternyata tak sadar bahwa mereka sedang terperosok dalam VMJ atau jatuh cinta. Walu mereka gak pernah berpandangan tetapi kedekatan mereka terjadi lewat sms. Suatu sore di mushola, waktu itu ada jadwal kajian. Pak aji sore itu mengisi kajian dengan bertemakan definisi pacaran. Ilmu yang terdapat dalam kajian itu pacaran tidak selalu jalan berdua

atau tidak berpegangan tangan atau apapun namun yang di maksud pacaran adalah komitmen. Saat itulah kira langsung terdiam seribu bahasa merasakan takut kesalahannya. Sepulang dari kajian pada malamnya kamar kira pun gelap gulita yang membuat ayah dan ibunya heran. Namun kedua orang tua itu diam karena mereka sedang sibuk mengurus kepindahan merekan karena satu minggu lagi mereka pindah ke kota Malang, Jawa Timur. Di dalam kamar, Kira hany a terus berdzikir dan berdoa iya menyesali yang ia lakukan selama ini dia takut bahwa slama ini dia di istridat oleh ALLAH. Di lain tempat namun dalm waktu bersamaan aisyah langsung mengambil keputusan untuk memutusasakan hubungan komitmen itu. Dan aisyah mencoba untuk tegar menghadapi masalah itu. Pagi hari nya kira berangkat sekolah dengan hati yang bimbang, sampainya di sekolah kira berlagak seperti biasa namun dia terus merenung. Sampai ketika ketika shalat dzuhur untuk memustusasakan yang telah terjadi. Waktu terus berlalu, ketua rohis yang di pegang kira di serahkan kepada ken karena kira akan pindah keluar kota. Dan akhirnya sampailah di hari terakhir kira bersekolah, kira berpamitan pada temanteman nya dan guru-gurunya. Ketika seusai berpamitan kira tak langsung pulang namun ia menuju kantor pos untuk mengirim surat pertama terakhir dan perpisahan bagi aisyah. Seusai mengirim surat kira langsung menuju rumah untuk perjalanan ke Malang. Di perjalanan menuju Malang kira berharap dia teteap istiqomah pada Jalan-Nya. Surat pertama, terakhir dan perpisahan sampailah di tangan aisyah. Kemudian aisyah menuju kamarnya untuk membacanya. Setelah membaca surat itu aisyah mengambil air wudhu dan kemudian sholat taubat. Dan hari kembali menjadi normal dan KEEP ISTIQOMAH

Anda mungkin juga menyukai